DIABETES MELLITUS TIPE II DI DESA NYATNYONO, KECAMATAN UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG
Lalu Muhammad Hairi*)
Raharjo Apriatmoko, SKM., M.Kes**) Lia Novita Sari S.Kep., Ns. **)
*) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa darah atau hyperglikemia. Hal ini bisa ditangani dengan memperbaiki gaya hidup yang tidak sehat. Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Gaya hidup adalah gambaran keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Diabetes Mellitus dengan gaya hidup penderita Diabetes Mellitu tipe II di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Penelitian dengan pendekatan cross sectional dengan populasi 53 dan sampel 53 penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Desa Nyatnyono Kecamata Ungaran Barat Kabupaten Semarang, diambil dengan cara total sampling. Alat ukur tingkat pengetahuan tentang Diabetes Mellitus dan gaya hidup penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yaitu menggunaka kuesioner. Hasil uji Chi Square didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan gaya hidup penderita Diabetes Mellitus tipe 2 pada masyarakat di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Dengan p-value = 0,010 < (0,05). Masyarakat bisa menggali informasi tentang Diabetes Mellitus dan merubah gaya hidup yang tidak sehat sehingga bisa terhindar dari komplikasi Diabetes Mellitus dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menurunkan angka kematian bagi penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
Kata Kunci : Pengetahuan, DM tipe 2, Gaya Hidup.
Kepustakaan : 39 (2001-2012) PENDAHULUAN diproyeksikan akan meningkat Latar belakang Masalah menjadi 366 juta pada tahun 2030 Diabetes melitus merupakan (WHO, 2011). sekelompok kelainan yang ditandai Menurut estimasi data WHO oleh kenaikan kadar glukosa darah maupun IDF (International Diabetes atau hyperglikemia (Smletzer dan Federation), memaparkan data angka Bare, 2002). Diabetes melitus atau kasus diabetes di Indonesia biasa disebut kencing manis dapat berdasarkan hasil survey tahun 2008 disebabkan oleh faktor lingkungan menempati urutan ke empat tertinggi seperti kegemukan, makan-makanan di dunia setelah Cina, India dan yang berlebihan, penyakit infeksi, Amerika, yaitu 8,4 juta jiwa dan dan sebagainya atau disebabkan oleh diperkirakan jumlahnya melebihi 21 faktor keturunan yang mengganggu juta jiwa pada tahun 2025 hormon insulin. Pada penderita mendatang. Dalam profil Kesehatan diabetes melitus pada gejala awalnya Indonesia tahun 2005, Diabetes akan sering dijumpai yang disebut Mellitus berada pada urutan ke enam 3P, yaitu Poliuri (banyak kencing), dari 10 penyakit utama pada pasien polidipsi (banyak minum), dan rawat jalan di rumah sakit di polifagi (banyak makan). Diabetes Indonesia (Departemen Kesehatan RI, melitus adalah penyakit 2007). Antara berbagai propinsi yang hiperglikemia yang ditandai dengan ada di Indonesia, jawa tengah ketiadaan absolut insulin atau memiliki prevalensi DM yang cukup penurunan relative insensitivitas sel tinggi. Berdasarkan laporan program terhadap insulin (Corwin, 2008). yang berasal dari rumah sakit dan Penelitian-penelitian puskesmas di Jawa tengah tahun epidemiologi menunjukkan bukti 2005, kasus DM secara keseluruhan adanya peningkatan insiden DM di sebanyak 209.319. kasus tersebut seluruh dunia termasuk Indonesia. dibagi dua yaitu kasus DM yang Data WHO menyebutkan bahwa tidak tergantung insulin sebanyak pada tahun 2011 kemarin jumlah 182.172 dan kasus DM yang penderita DM diseluruh dunia tergantung insulin sebanyak 26.147. sebanyak 346 juta orang dan Kasus tertinggi untuk DM tidak tergantung insulin adalah Kota hormon insulin yang cukup untuk Semarang yaitu sebesar 25.129 kasus menetralkan gula darah. Adapun (14,66%) dibanding dengan jumlah faktor-faktor yang dapat keseluruhan Diabetes Mellitus di menyebabkan diabetes melitus yaitu Kabupaten atau kota lain di jawa faktor keturunan, obesitas tengah. Pada tahun 2010 terjadi (kegemukan), megkonsumsi makan peningkatan penderita Diabetes instan, kelainan hormon, hipertensi Mellitus di Kabupaten Semarang (tekanan darah tinggi), angka yaitu sebanyak 11.725 jiwa dari Triglycerid yang tinggi, merokok, 10.796 pada tahun 2009 dan 8.107 setres, terlalu banyak mengkonsumsi penderita pada tahun 2008 (Depkes karbohidrat, kerusakan sel pankreas, RI, 2010). level kolestrol yang tinggi, kelainan Penyakit Diabetes Melitus horman (Susilo dan Wulandari, secara umum diakibatkan oleh 2011). konsumsi makanan yang tidak Menurut Smletzer dan Bare terkontrol atau sebagai efek samping (2002), tipe diabetes berdasarkan dari pemakain obat-obat tertentu. penyebabnya yaitu: diabetes melitus Diabetes Melitus disebabkan oleh tipe I tergantung insulin (insulin- tidak cukupnya hormon insulin yang dependent diabetes melitus (IDDM), dihasilkan pankreas untuk tipe II tidak tergantung insulin (non- menetralkan gula darah pada tubuh. insulin-dependent diabetes melitus Hormon insulin berguna untuk (NIDDM), diabetes melitus yang memproses zat gula atau glukosa berhubungan dengan keadaan atau yang berasal dari makanan dan sidrom lainya, dan diabetes minuman yang anda konsumsi. gestasional (gestational diabetes Apabila pankreas sudah normal atau melitus (GDM), diabetes melitus tipe produksi insulin sudah cukup, maka 2 ini (adull-onset diabetes, obesity- gula darah akan terproses dengan related diabetes, non-insulin- baik, artinya orang yang dependent diabetes melitus, NIDDM) bersangkutan telah kerusakan kerja merupakan tipe diabetes melitus pankreas tidak sempurna. Akibatnya yang terjadi bukan di sebabakan oleh pankreas tidak menghasilakan rasio insulin, serta penekanan pada penyerapan glukosa oleh otot lurik, diabetes melitus tipe 2, diperlukan yang meningkatkan sekresi gula juga usaha mengkoreksi faktor-faktor darah oleh hati. Pada tahap awal, risiko penyakit kardiovaskuler yang kelainan muncul adalah sering menyertai diabetes melitus berkurangnya sensitivitas terhadap tipe 2 seperti hipertensi, insulin atau mengurangi produksi dislipedemia, resistensi insulin. glukosa dari hati. Semakin parah Pengendalian kadar glukosa darah penyakit, sekresi insulin pun tetap manjadi fokus utama berkurang, dan terapi dengan insulin (Hankwins, 2007). kadang dibutuhkan. Beberapa teori Tingginya jumlah penderita menyebutkan penyebab pasti dan diabetes melitus antara lain mekanisme terjadinya resistensi ini, disebabkan karena perubahan gaya tetapi obesitas diperkirakan sebagai hidup masyarakat, tingkat penyebab utamanya. Obesitas pengetahuan yang rendah, dan ditemukan kira-kira 90% dari pasien kesadaran untuk melakukan deteksi di dunia dan dikembangkan dini penyakit diabetes melitus yang diagnosis dengan diabetes melitus kurang, minimnya aktivitas fisik tipe 2 (Susilo dan Wulandari, 2011). pengaturan pola makan tradisional Diabetes melitus tipe 2 yang mengandung banyak merupakan penyakit metabolik yang karbohidrat dan serat dari sayuran ke prevalensinya meningkat dari tahun pola makan ke barat-baratan, dengan ke tahun. Indonesia dengan jumlah komposisi makan yang terlalu penduduk yang melebihi 200 juta banyak mengandung protein, lemak, jiwa, sejak awal abad ini telah gula, garam, dan sedikit mengandung menjadi Negara dengan jumlah serat (Sudoyo, 2006). penderita diabetes melitus nomor 4 Tingkat pengetahuan yang terbanyak di dunia. Diabetes melitus rendah akan dapat mempengaruhi tipe 2 merupakan penyakit progresif pola makan yang salah sehingga dengan komplikasi akut maupun menyebabkan kegemukan. kronik. Pengelolaan yang baik, angka Diperkirakan sebesar 80-85% morbiditas dan mortalitas dapat penderita diabetes melitus tipe II diturunkan. Dalam pengelolaan mengalami kegemukan. hal ini terjadi karena tingginya asupan dengan pernyataan dr. Ida (salah satu karbohidrat dan rendahnya asupan dokter yang ada di Desa Nyatnyono) serat (Nurrahmani, 2012). bahwa masyarakat sebagian besar Kurangnya pengetahuan masyarakat belum memahami benar tentang tentang diabetes melitus, penyakit diabetes melitus, selain itu mengakibatkan masyarakat baru kurangnya penyuluhan tentang sadar terkena penyakit diabetes penyakit diabetes melitus dan melitus setelah mengalami sakit pencegahanya. parah (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan fenomena di Dari hasil studi pendahuluan atas maka peneliti bermaksud untuk yang dilakukan oleh peneliti pada mengetahui lebih jauh tentang tanggal 8 oktober 2012 di desa hubungan antara pengetahuan Nyatnyono Kecamatan Ungaran tentang diabetes melitus dengan gaya Barat Kabupaten Semarang hidup penderita DM tipe II di desa didapatkan 53 penderita diabetes Nyatnyono Kecamatan Ungaran mellitus dari bulan Januari sampai Barat Kabupaten Semarang. Desember 2011. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan METODE PENELITIAN warga yang menderita diabetes Desain Penelitian mellitus yang dilakukan oleh peneliti Jenis penelitian yang pada 10 (5,3%) orang, didapatkan digunakan adalah deskriptif korelasi sebanyak 7 (3,7%) orang penderita yakni suatu metode penelitian yang memiliki gaya hidup yang tidak dilakukan dengan tujuan untuk sehat, dan mereka memiliki membuat gambaran atau deskripsi pengetahuan yang baik tentang tentang suatu keadaan secara objektif diabetes mellitus dari tanda gejala, untuk melihat hubungan antara dua faktor resiko, komplikasi dan diet veriabel pada situasi atau kelompok sehari- hari, terdiri dari 3 (1,6%) tertentu (Notoatmodjo, 2005). Desain orang penderita yang memiliki gaya penelitian yang digunakan dalam hidup yang sehat dan mereka tidak penelitian ini adalah dengan studi memiliki pengetahuan tentang potong lintang (cross-sectional diabetes mellitus. Hal ini diperkuat study) yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data Desa di bawa ke kader kesehatan variabel independen dan variabel yang terkait. dependen hanya sekali, yaitu pada 4. Peneliti memilih 2 orang asisten saat pengukuran (Nursalam, 2003). peneliti untuk membantu Metode penelitian ini digunakan penenlitian, kemudia peneliti dan untuk mengetahui hubungan antara asisten peneliti menyatukan tingkat pengetahuan tentang Diabetes persepsi, setelah mendapat Mellitus dengan gaya hidup kesepakantan kemudian peneliti penderita Diabetes Mellitus tipe II Di dan asisten peneliti berangkat ke Desa Nyatnyono Kec. Ungaran Barat tempat penelitian. Kabupaten Semarang. 5. Peneliti dan asisten peneliti Metode pengumpulan data mewawancarai masing- masing Peneliti mengumpulkan data melalui responden dan kuesioner di isi tahapan sebagi berikut: oleh peneliti ataupun asisten. 1. Peneliti meminta surat ijin studi 6. Setelah peneliti atau asisten pendahuluan dari kampus peneliti selesi mewawancarai STIKES Ngudi Waluyo Ungaran responden, kemudian peneliti untuk melakukan penelitian di mengecek kembali kelengkapan Desa Nyatnyono Kec. Ungaran jawaban kuesioner. Barat Kab. Semarang. 7. Peneliti kemudian 2. Setelah mendapatkan surat ijin mengumpulkan kuesioner untuk dari STIKES Ngudi Waluyo diolah kedalam komputer melalui Ungaran, peneliti kemudian progran SPSS. meminta surat ijin ke kantor KESBANGPOL serta membawa PEMBAHASAN proposal penelitian. Pada bab ini akan dibahas hasil 3. Setelah peneliti mendapatkan penelitian yang telah dilaksanakan di surat ijin dari kantor Desa Nyatnyono Kecamatan KESBANGPOL selanjutnya Ungaran Barat Kabupaten Semarang surat ijin penelitian ditembuskan yang dilakukan pada bualan februari ke kantor Desa Nyatnyono. 2013 pada penderita Diabetes Kemudian surata dari kantor Mellitus tipe 2. Berdasark an penelitian yang dilakukan tentang pendidikan, pekerjaan dan umur, Hubungan antara tingkat sedangkan faktor eksternalnya pengetahuan tentang Diabetes yaitu meliputi lingkungan dan Mellitus dengan gaya hidup sosial budaya. Sebagian besar Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 masyarakat yang memiliki tingkat diperoleh hasil sebagai berikut: pengetahuan tentang Diabetes A. Tingkat Pengetahuan Tentang Mellitus yang sedang di Desa Diabetes Mellitus Nyatnyono Kecamatan Ungaran Berdasarkan hasil Barat Kabupaten Semarang adalah penelitian yang telah dilakukan masyarakat yang memiliki terhadap 53 responden didapatkan pendidikan SMA sejumlah 29 sebagian besar tingkat orang 54,7% dari 53 responden, pengetahuan masyarakat tentang karena pada umumnya semakin Diabetes Mellitus di Desa tinggi tingkat pendidikan Nyatnyono Kecamatan Ungaran seseorang maka semakian tinggi Barat Kabupaten Semarang dalam pula tingkat pengetahuannya dan kategori sedang, yaitu sejumlah pekerjaan wiraswasta sejumlah 26 23 orang (43,4%) dari 53 orang 59,1% dari 53 responden, responden, dibandingkan dengan sedangkan yang bekerja sebagai responden dengan pengetahuan IRT sejumlah 19 orang 35,8% baik sejumlah 19 orang (35,8%) dari 53 responden dan dan yang dari 53 responden dan responden bekerja sebagai buruh sejumlah 4 dengan pengetahuan kurang orang 7,5% dari 53 responden, sejumlah 11 orang dari 53 sehingga mereka hanya fokus responden (20,8%). untuk bekerja, sehingga tidak Berdasarkan hasil cukup waktu untuk mencari observasi peneliti tentang tingkat informasi tentang Diabetes pengetahuan masyarakat tentang Mellitus. Diabetes Mellitus disebabkan oleh Adapun sumber belajar 2 faktor yang saling berhubungan untuk meningkatkan pengetahuan yaitu faktor internal dan eksternal. antara lain: Sumber pertama yaitu Faktor internal yang meliputi kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama warisan nenek pengalaman batin yang bersifat moyang. Sumber ini berupa langsung. Artinya, tanpa melalui norma norma dan kaidah sentuhan indera maupun olahan kaidah baku yang berlaku didalam akal pikiran (Suhartono, 2008). kehidupan sehari hari. Jadi Pengetahuan merupakan hasil dari harus diikuti dengan tanpa tahu dan ini terjadi setelah keraguan , dengan percaya secara seseorang melakukan bulat dan pengetahuan yang penginderaan terhadap suatu berdasarkan pada otoritas obyek tertentu. Penginderaan kesaksian orang lain, juga masih terjadi melalui panca Indera diwarnai oleh kepercayaan. manusia, yakni indra penglihatan, Pihak- pihak yang kebenaran pendengaran, penciuman, rasa dan pengetahuannya dapat dipercayai raba. Sebagian besar pengetahuan adalah orang tua, guru, ulama, manusia diperoleh melalui mata orang yang dituakan dan dan telinga (Notoatmodjo, 2002). sebagainya. Kesaksian pengetahuannya itu merupakan B. Gaya Hidup Penderita Diabetes hasil pemikiran dan pengalaman Mellitus Tipe II yang telah teruji kebenarannya. Hasil penelitian Bagi manusia, pengetahuan berdasarkan gaya hidup penderita indriawi adalah alat vital diabetes mellitus menunjukkan penyelengaraan kebutuhan hidup bahwa dari 53 penderita DM tipe sehari hari. Dengan mata, 2 di Desa Nyatnyono Kecamatan telinga, hidung, lidah dan kulit Ungaran Barat Kabupaten ,orang bisa menyaksikan secara Semarang, penderita diabetes langsung dan bisa pula melakukan mellitus yang memiliki gaya kegiata hidup. Akal pikiran hidup tidak sehat sebanyak 15 memiliki sifat lebih rohani, yang orang dari 53 responden (28,3%), mampu menembus batas batas Sedangkan penderita diabetes fisi sampai pada hal hal yang mellitus dengan gaya hidup sehat bersifat metafisis. Gerak hati yang sebanyak 38 orang dari 53 paling dalam. Pengetahuan dari responden (71,7%). Gaya hidup modern yang serba santai, serba diabetes melitus. Tidur cukup, instan, dan serba canggih banyak sangatlah baik bagi kesehatan, pakar melihat urbanisasi, sebaliknya kurang tidur akan westrenisasi atau bahkan meningkatkan kadar glukosa cocacolanization sebagai akibat darah dan mendorong orang untuk timbulnya diabetes. Semua serba makan makanan dengan otomatis, makanan makin karbohidrat tinggi. Olahraga juga beragam, semakin banyak dapat mengurangi stres dan tentu makanan yang berkolesterol saja dapat membantu mengurangi tinggi, manis serta mengandung konsumsi obat DM. Melakukan lemak. Dengan gaya hidup seperti pemeriksaan gula darah secara itu menyebabkan seorang yang berkala sangatlah penting dan tidak memiliki riwayat Diabetes dapat menghindarkan anda dari Melitus dalam keluarganya dapat penyakit diabetes melitus. menderita Diabetes Melitus II Berhenti dari kebiasaan merokok, (Guztaviani, 2006). berhenti merokok dapat Mengatur asupan menurunkan risiko terjadinya karbohidrat, karbohidrat adalah DM, jadi lakukan dengan perlahan sumber penting bagi energi tubuh, untuk berhenti merokok. Orang baik dari biji-bijian, kacang- dengan DM yang merokok, tiga kacangan, dan buah-buahan. Yang kali lebih cepat meninggal karena harus diperhatikan adalah pola penyakit jantung daripada makan yang benar dengan memreka yang tidak merokok. pengaturan jumlah karbohidrat Mengkonsumsi makanan gizi setiap kali makan. Mengontrol sehat dan seimbang, faktor nutrisi berat badan, Menjaga merupakan faktor yang penting keseimbangan berat badan dalam timbulnya DM tipe 2. Gaya sangatlah penting. Menurunkan hidup kebarat-baratan dan hidup berat badan dengan perlahan dan santai serta panjangnya angka mulai dari yang terkecil, sekitar 4- harapan hidup merupakan faktor 6 kg setiap bulan, dapat yang meningkatkan prevalensi mengurangi risiko komplikasi DM. Dari uraian tentang hasil kerusakan sistem syaraf penelitian yang dilakukan oleh (Badawai, 2009). Gaya hidup dan peneliti, banyak diantara penderita makan yang berlebih yang Diabetes Mellitus yang masih berakibat timbulnya obesitas menjalani gaya hidup tidak sehat. merupakan faktor pemicu utama Gaya hidup pada saat sekarang ini Diabetes Mellitus tipe II merupakan salah satu faktor (Buraczynska et.al., 2007). penting yang mempengaruhi Berbagai macam kesehatan, penyakit atau pun kebiasaan yang tidak sesuai masalah masalah kesehatan lainya dengan prinsip dan pola hidup dapat di timbulkan oleh gaya sehat telah menimbulkan jenis hidup yang tidak sehat, hal ini penyakit baru yang tidak ada bisa terjadi hanya karena sebelumnya, atau jumlahnya kebiasaan hidup yang tidak meningkat dibandingkan dengan teratur. Ada beberapa hal yang sebelumnya. Cara pandang yang sering dilewatkan dalam salah melahirkan berbagai menjalani hidup, sehingga akibat berbagai kebiasaan yang salah, buruk dari kebiasaan ini akan yang berakhir menjadi sebuah datang mengganggu kesehatan musibah (Susilo & wulandari, kita, seperti melewatkan sarapan, 2011). Pola hidup penderita DM kurang mengkonsumsi buah dan yang baik seperti pola makan, sayur, kurang minum air putih, mengonsumsi makanan gizi sehat kurang gerak dan olahraga. dan seimbang, mangatur asupan Berdasarkan pendapat Guztaviani karbohidara dalam setiap (2006) Selain itu ada faktor makanan yang dimakan, keturunan, stres dan faktor usia menghindari mengonsumsi serta banyak menonton TV dan makana siap saji dan mengandung kurang aktivitas atau tidak pernah kolestrol tinggi dan pola berolahraga. Bahaya Diabetes kebiasaan sehari- hari seperti, Mellitus yang kronis dapat Berolahraga secara teratur, olah menyebabkan komplikasi seperti fisik sangat baik untuk kesehatan stroke, jantung, gagal ginjal dan dan memperlancar peredaran darah dalam tubuh. Olahraga tidak Faktor eksternal harus yang berat, yang penting diantaranya adalah : Kelompok rutin dan terus-menerus. refrensi memberikan pengaruh Mengontrol berat badan secara langsung atau tidak langsung teratur dapat mengurangi risiko terhadap sikap dan perilaku komplikasi diabetes melitus. seseorang. Keluarga memegang Menurut Nugraheni peranan terbesar dan terlama (2003), faktor yang dalam pembentukan sikap dan mempengaruhi gaya hidup ada 2, perilaku individu. Kelas sosial yaitu faktor yang berasal dari adalah sebuah kelompok yang dalam diri individu (internal) dan relatif homogen dan bertahan faktor yang berasal dari luar lama dalam sebuah masyarakat, (eksternal). Faktor Internal yang tersusun dalam sebuah diantaranya adalah: Sikap, sikap urutan jenjang dan para anggota berarti suatu keadaan jiwa dan dalam setiap jenjang itu memiliki keadaan pikir yang dipersiapkan nilai, minat, dan tingkah laku untuk memberikan tanggapan yang sama. Kebudayaan yang terhadap suatu objek yang meliputi pengetahuan, diorganisasi melalui pengalaman kepercayaan, kesenian, moral, dan mempengaruhi secara hukum, adat istiadat, dan langsung pada perilaku. kebiasaan-kebiasaan yang Pengalaman dapat mempengaruhi diperoleh individu sebagai pengamatan sosial dalam tingkah anggota masyarakat. laku, pengalaman dapat diperoleh Jika dilihat dari faktor dari semua tindakannya dimasa eksternal yang mempengaruhi lalu dan dapat dipelajari, melalui gaya hidup para penderita belajar orang akan dapat Diabetes Mellitus yang ada di memperoleh pengalaman. Desa Nyatnyono Kec. Ungaran Kepribadian dan cara berperilaku Barat Kabupaten Semarang, yang menentukan perbedaan kebanyakan dari penderita yang perilaku dari setiap individu. tinggal di daerah pedesaan yang rata- rata mereka memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah lebih banyak terjadi pada tangga dan bekerja di PT, penderita DM tipe 2 dengan sehingga dari segi gaya hidupnya, pengetahuan baik sejumlah 18 mereka sangat terpengaruh oleh orang (94,7%) dari 38 responden, lingkungan sekitar mereka seperti sedangkan gaya hidup tidak sehat kelompok dan lingkungan sosial. penderita DM tipe 2 dengan Untuk masalah makan, biasanya pengetahuan sedang sejumlah 8 mereka tidak terlalu orang (65,2%) dari 15 responden mempersoalkan apa yang mereka ataupun penderita DM tipe 2 makan, seperti mengonsumsi pengetahuan kurang dengan gaya makanan instan, tidak mengatur hidup tidak sehat sejumlah 6 asupan karbohidrat dan tidak orang (45,5%) dari 15 responden. mengonsumsi makanan seha gizi Pada penelitian ini seimbang, sedangkan untuk digunakan analisis bivariat untuk masalah perilaku seperti merokok, mengetahui Hubungan Tingkat jarang berolahraga, stres, tidak Pengetahuan Tentang Diabetes tidur yang cukup, tidak mementau Mellitus dengan Gaya Hidup kadar gula darah dan tidak Penderita Diabetes Mellitus di mengontrol berat badan. Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten C. Hubungan Tingkat Semarang. Untuk mengetahui Pengetahuan Tentang Diabetes hubungan ini digunakan uji chi Mellitus dengan Gaya Hidup square, dan didapatkan nilai Pendrita Dibetes Mellitus di sebesar 9,179 dengan p-value Desa Nyatnyono Kecamatan sebesar 0,010. p-value =0,010 < Ungaran Barat Kabupaten (0,05), maka Ho ditolak, dan Semarang. dapat disimpulkan bawha ada Berdasarkan hasil hubungan yang signifikan antara penelitian yang dilakukan oleh tingkat pengetahuan tentang peneliti didapatkan hasil bahwa diabetes melitus dengan gaya penderita Diabetes Mellitus tipe 2 hidup penderita diabetes mellitus yang memiliki gaya hidup sehat tipe 2 pada masyarakat di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran menitikberatkan pada faktor- Kabupaten Semarang. faktor yang memepengaruhi Dari uraian tersebut bisa upaya pencegahan komplikasi disimpukan bawah semakin tinggi DM, sedangkan penelitian yang tingkat pendidikan seseorang peniliti lakukan menitikberatkan maka semakin tinggi pula tingkat pada gaya hidup penderita DM pengetahuannya dan semakin baik tipe 2 di Desa Nyatnyono pula gaya hidup yang mereka Kecamatan Ungaran Kabupaten jalani. Pengetahuan merupakan Semarang. hasil dari tahu, dan ini terjadi Hubungan antara tingkat setelah orang melakukan pengetahuan tentang Diabetes penginderaan manusia, yakni Mellitus dengan gaya hidup indera penglihatan, pendengaran, penderita Diabetes Mellitus tipe 2 penciuman, rasa dan raba. pada masyarakata di Desa Sebagian besar pengetahuan Nyatnyono. Responden yang manusia diperoleh melalui mata memiliki pengetahuan sedang dan dan telinga. Pengetahuan memiliki gaya hidup yang sehat mengenai penyakit DM sangatlah sejumlah 15 orang 65,2% dari 38 diperlukan agar tercipta suatu responden dan membuktikan kesadaran masyarakat untuk bahwa semakin tinggi tingkat melakukan deteksi dini DM pengetahuan seseorang maka (Notoatmojo. 2003). Penelitian ini semakin mudah menerima diperkuat dengan beberapa informasi, misalnya hal-hal yang peneliti lainnya berpendapat menunjang kesehatan sehingga Ariani (2001) berkesimpulan dapat menunjang kualitas hidup menitikberatkan pada tingkat sehingga mereka memiliki gaya pengetahuan tentang DM, hidup yang sehat. Penderita DM sedangkan pada penelitian ini tipe 2 yang memiliki Pengetahuan menitikberatkan pada gaya hidup kurang dengan gaya hidup sehat penderita DM tipe 2, pada sejumlah 5 orang 45,5% dari 38 penelitian yang dilakukan oleh responden, ini bisa saja terjadi Putri (2011) berkesimpulan bahwa karena sebagian masyarakat yang mau mencari informasi tentang dan responden dengan bagaimana gaya hidup yang sehat pengetahuan kurang sejumlah 11 dalam kehidupan sehari-hari, orang (20,8) dari 53 responden. sehingga mereka memiliki gaya 2. Distribusi frekuensi Gaya Hidup hidup yang sehat. Penderita DM Pada Pnederita Dibetes Mellitus tipe 2 yang memiliki pengetahuan Tipe 2 di Desa Nyatnyono sedang dengan gaya hidup tidak Kecamatan Ungaran Kabupaten sehat sejumlah 8 orang 34,8% dari Semarang sebagian besar dalam 15 responden, walaupun mereka kategori sehat sejumlah 38 orang memiliki pengaetahuan yang (71,7%) dari 53 responden cukup tentang gaya hidup yang sedangkan yang kategori tidak sehat, tetapi mereka enggan untuk sehat sejumlah 15 orang (28,3%) mempraktekkannya dalam dari 53 responden. kehidupan sehari-hari seperti 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan berolahraga, sarapan pagi, tentang Diabtes Mellitus dengan mengonsumsi makanan sehat dan Gaya Hidup Penderita Diabetes gizi seimbang dan mengontrol Mellitus 2 di Desa Nyatnyono berat badan. Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, didapatkan nilai Chi KESIMPULAN Square sebesar 9,179 dengan p- 1. Distribusi frekuensi Tingkat value 0,010. Oleh karena p-value Pengetahuan tentang Diabetes = 0,010 < (0,05), maka Ho Mellitus pada Penderita Dibetes ditolak, dan disimpulkan bahwa Mellitus Tipe 2 di Desa ada hubungan yang signifikan Nyatnyono Kecamatan Ungaran antara tingkat pengetahuan Barat Kabupaten Semarang lebih tentang diabetes mellitus dengan banyak dalam kategori sedang gaya hidup penderita diabetes yaitu sejumlah 23 orang (43,3%) mellitus tipe II pada masyarakat dari 53 orang dibandingkan di Desa Nyatnyono Kecamatan dengan responden dengan Ungaran Barat Kabupaten pengetahuan baik sejumlah 19 Semarang. orang (35,8) dari 53 responden SARAN kelemahan dalam penelitian ini 1. Bagi Institusi pendidikan serta mempertimbangkan faktor Bagi institusi pendidikan lain yang dapat mempengaruhi diharapkan untuk dapat berfungsi gaya hidup pada penderita DM sebagai refrensi untuk bahan ajar tipe 2. dalam keperawatan komunitas. 2. Masyarakat Masyarakat bisa menggali dan mencari informasi tentang DM dan bisa merubah gaya hidup yang tidak sehat sehingga bisa mengurangi resiko terjadinya komplikasi DM. 3. Bagi Tenaga Keperawatan Komunitas Peneliti menyarankan tenaga kesehatan atau kader kesehatan dapat memantau gaya hidup penderita DM trutama diet bagi penderita DM tipe 2 dan bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kematian bagi penderita DM. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti lain diharapkan untuk mengeksplor lebih dalam tentang factor- faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup. Selain itu perlu mempertimbangkan kelemahan- DAFTAR PUSTAKA in Type 2 Diabetes Nephron Physiol 2007;106:p69p75. Corwin, Elizabet J.(2008). Alih Adam, J. M. F. (2011). Klasifikasi bahasa Pendit Brahm. U. Dan Criteria Diagnosis Buku saku patofisiologi. Diabetes Mellitus Yang Baru, Jakarta: EGC,. cermin dunia kedokteran, Juli 2012, from Depkes RI. (2010). Rencana kerja http://www.kompas.com/kese menengah nasional hatan/news/.htm. penanganan Diabetes Alimul, A. (2003). Riset Mellitus tahun 2010-2011. Jakarta: keperawatan & teknik Departemen Kesehatan penulisan ilmiah. Jakarta: Republik Indonesia Salemba Medika Departemen Kesehatan RI. (2007). Arikunto, S. (2006). Prosedur Profil Kesehatan Indonesia Penelitian Suatu Pendekatan 2005. Praktek , Rineka Cipta,Edisi Gustaviani R. (2006). Diagnosis dan Revisi VI , Jakarta. Klasifikasi Diabetes Melitus. Ariani, Y. (2001). Pengetahuan Dalam : Buku diabetes melitus dengan Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat kadar gula darah pada Penerbitan Ilmu Penyakit pasien dm tipe 2: Fakultas Dalam FKUI Jakarta:1857- Keperawatan Universitas 1859. Sumatera Utara Hawkins, Mothersbaugh, Best. Asdie, HAH. (2006). Hubungan (2007). Consumer Behavior : LDL Dengan Hipertesi pada Building Marketing Diabetes Mellitus Strategy, McGraw-Hill, New York. Tipe 2 Dalam The International Journal of Internal Medicine, Kotler, Philip. (2002). Manajemen Palembang. Pemasaran 2, Edisi Milenium, Penerbit Badawi. (2009). Melawan Dan Prenhallindo, Jakarta. Mencegah Diabetes. Araskah. Jogjakarta. Mowen .(2002). Perilaku Konsumen,Penerbit Brotoharsojo et. al. (2005). Psikologi Erlangga,Yakarta, Ekonomi & Konsumen. Fakultas Psikologi Notoatmodjo. 2012. Promosi Universitas Indonesia. Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Buraczynska M, Gaszczyk I. B, Cipta Borowicz E, Ksiazek A. TGF- 1 and TSC-22 Notoatmodjo.( 2010). Metodologi penelitian kesehatan . Gene Polymorphisms and Jakarta: PT Rineka Cipta Susceptibility to Microvascular Complications Notoatmodjo. S. (2007). Promosi Pudiastuti, Ratna D. (2011). Penyakit Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Pemicu Stroke. yogyakarta: Jakarta : Rineka Cipta Nuha medika. Notoatmodjo. (2005). Metodelogi Purti, D. M. (2011). faktor-faktor Penelitian Kesehatan. yang berhubungan dengan Jakarta: PT. Rineka Cipta. upaya Notoatmodjo. (2003). Pendidikan pencegahan komplikasi DM oleh dan Perilaku Kesehatan. pasien DM di poliklinik Jakarta : Rineka Cipta khusus penyakit dalam rsup dr m.djamil padang: program Notoatmodjo S. (2002). Prosedur studi ilmu keperawatan Penelitian Kesehatan,(edisi Fakultas kedokteran revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Universitas andalas 2011 Nugraheni,P.N.A. (2003). Perbedaan Sudoyo, A. W. (2006). Buku Ajar Kecenderungan gaya Hidup Ilmu Penyakit Dalam Edisi Hedonis Pada IV, Pusat Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Penerbitan Departemen Ilmu Tinggal. Diakses tanggal 29 Penyakit Dalam Fakultas Oktober 2010 dari Kedokteran Universitas http://www.masbow.com Indonesia, Jakarta. Nurrahmani. (2012). Stop Diabetes Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Mellitus. Yogyakarta : familia Kuantitatif, Kualitatif dan Nursalam. (2003). Konsep & R&D, Bandung : Alfabeta Penerapan Metodologi Sugiyono. (2003). Cetakan Kelima, Penelitian Ilmu Keperawatan Statistik Untuk Penelitian, :Pedoman Skripsi, Tesis, dan Bandung : Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Alfabeta Salemba Medika. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Riyadi, S. (2011). Keperawatan Brenda G. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah. Yogyakarta : Keperawatan Medikal Bedah Pustaka pelajar Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Perkeni. (2006). Konsesus Agung Waluy. (dkk), EGC, Pengelolaan Diabetes Jakarta. Millitus Tipe 2 Di Indonesia Suratno, B., & Rismiati, C. (2001). 2002. PB PERKENI. Pemasaran Barang dan Jasa. Pinzon R. (2009). Melanjutkan Yogyakarta Hidup Pasca Stroke. Jumat, :Kanisius. 20 Oktober. Suhartono. (2008). Analisis Data Available at: Statistik dengan R, http://artikelindonesia.com/m Laboratorium Statistik elanjutkan-hidup-pasca- Komputasi, Jurusan Statistika stroke .html (Diposkan FMIPA ITS, Surabaya. tanggal 18 desember 2009) Susilo, Y., Wulandari, A. (2011). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Suwanvijit, W. & Promsa, S. (2009). The Insight Study of Consumer Life-stylesand Purchasing Behaviors in Songkla Province, Thailand. International Journal of Marketing Studies, Vol. 1, No. 2, 66-73. Soegondo S. (2005). Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit FKUI. Jakarta. Wawan, A dan Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Wijoyo. (2012). Menyembuhkan Diabetes Mellitus Dengan Herbal. Jakarta : Pustaka Argo WHO. (2011). Penanganan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Kecil Negara Berkembang, EGC, Jakarta