Anda di halaman 1dari 20

24

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

A. PT. Kimia Farma Tbk


1. Sejarah PT. Kimia Farma Tbk

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang

didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817 sebagai perusahaan

industry farmasi pertama, dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa

awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan

peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara

Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971,

bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama

perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah

statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam

penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,

Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

(sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).

Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi

perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian

diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,


25

khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Dan pada tahun 2014,

menjadi Health Care Company.

Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola

perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana

diamanatkan Undang-Undang Nomor 19/2003 tentang BUMN. Pada 4 Januari

2003 PT. Kimia Farma membentuk dua anak perusahaan, yaitu:

a. PT. Kimia Farma Health & Care / Kimia Farma Apotek

b. PT. Kimia Farma Trading & Distribution

PT. Kimia Farma merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang

terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu industri, marketing, ritel,

laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi perusahaan healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan

menghasilkan nilai yang berkesinambungan.

b. Misi

1) Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia farmasi,

perdagangan, jaringan distribusi, dan layanan kesehatan serta optimalisasi

asset.

2) Mengelola perusahaan secara Good Governance and Operational

Excellent didukung oleh SDM professional.

3) Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.


26

c. Budaya Perusahaan

Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai

inti Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi acuan/pedoman

bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan

kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Berikut adalah budaya perusahaan

(corporate culture) perseroan :

Innovative

Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk

unggulan.

Customer First

Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja

Accountable

Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh

perusahaan dengan memegang teguh profesialisme, integritas dan kerja

sama.

Responsible

Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran

dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana

dalam menghadapi setiap masalah.

Eco-friendly

Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang

ramah lingkungan.
27

5 AS Sebagai ruh budaya perusahaan yang terdiri dari:

Kerja Ikhlas

Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.

Kerja Cerdas

Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi yang

tepat.

Kerja Keras

Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk

mendapatkan hasil terbaik.

Kerja Antusias

Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk

mencapai tujuan bersama.

Kerja Tuntas

Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk menghasilkan output

yang maksimal sesuai dengan harapan.

3. PT. Kimia Farma Apotek

PT Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan Perseroan sejak

tanggal 4 Januari 2003 berdasarkan akta pendirian No.6 tahun 2003 yang dibuat di

hadapan Notaris Ny. Imas Fatimah, S.H di Jakarta dan telah diubah dengan akta

No.42 tanggal 22 April 2003 yang dibuat di hadapan Notaris Nila Noordjasmani

Soeyasa Besar, S.H. Akta ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
28

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No: C-09648

HT.01.01 TH 2003 tanggal 1 Mei 2003.

Sejak tahun 2011. KFA menyediakan layanan kesehatan yang terintegrasi

meliputi layanan farmasi (apotek), klinik kesehatan, laboratorium klinik dan optik,

dengan konsep One Stop Health Care Solution (OSHcS) sehingga semakin

memudahkan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas. Komposisi

pemegang saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk yaitu 99.99% dan Yayasan

Kesejahteraan Keluarga Kimia Farma (YKKKF) 0.01%.

Kimia Farma Apotek melayani penjualan langsung dan melayani resep

dokter dan menyediakan pelayanan lain misalnya praktek dokter, optik, dan

pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Kimia Farma

Apotek dipimpin oleh tenaga apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat

melayani informasi obat dengan baik.

Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek Administrator yang

sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek Pelayanan. Apotek

BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah.

Apotek BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang dan

administrasi apotek pelayanan yang berada di bawahnya. Dengan adanya konsep

BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari apotek dalam satu area

menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga kemudahan dalam pengambilan

keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian masalah.

Pada tahun 2010 dibentuk PT. Kimia Farma Diagnostika dan merupakan

anak perusahaan PT. Kimia Farma Apotek yang melaksanakan pengelolaan


29

kegiatan usaha Perseroan di bidang laboratorium klinik. Saat ini PT. Kimia Farma

Apotek bertrasnformasi menjadi healthcare provider company, suatu perusahaan

jaringan layanan kesehatan terintegrasi dan terbesar di Indonesia yang pada akhir

tahun 2015 memiliki 725 apotek, 300 klinik dan praktek dokter bersama, 42

laboratorium klinik, dan 10 optik, dengan visi menjadi perusahaan jaringan

layanan kesehatan yang terkemuka dan mampu memberikan solusi kesehatan

masyarakat di Indonesia.

4. Sejarah Kimia Farma Apotek Palembang

Kimia Farma Apotek didirikan pertama kali di Rumah Sakit Umum Dr.

Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 1 September 1983. Apotek Kimia

Farma merupakan salah satu jaringan distribusi dari PT Kimia Farma Persero dan

memiliki tujuan untuk mendekatkan, meratakan, dan meningkatkan mutu

pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat memperoleh kemudahan dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan di bidang obat-obatan. Pada tahun 1996

Kimia Farma Apotek cabang Palembang pindah lokasi ke Jalan Kolonel Atmo No.

1250 dengan Manager Bisnis merangkap Manager Apotek Pelayanan (MAP).

Untuk memperluas pemasarannya maka Kimia Farma Apotek membuka

beberapa cabang lagi, yaitu Kimia Farma Apotek Rosarum Cindo, Kimia Farma

Apotek Dempo, Kimia Farma Apotek Diatari, Kimia Farma Apotek Jaya, Kimia

Farma Apotek Symponi, Kimia Farma Apotek Celentang, Kimia Farma Apotek

Nifido, Kimia Farma Apotek Amelia, Kimia Farma Apotek Plaju, dan Kimia

Farma Apotek Rama.


30

B. Kimia Farma Apotek Amalia

1. Struktur Organisasi Kimia Farma Apotek Amalia

PhM /APA

AA AA AA AA

Tugas dari masing-masing pegawai dalam melaksanakan kegiatan di apotek

adalah:

a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan

telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai

apoteker. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No.922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan

tata cara pemberian izin apotek pada pasal 1 dijelaskan bahwa APA adalah

seorang apoteker yang telah diberikan Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek

berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan

kegiatan dan APA dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi

persyaratan.
31

Dalam melakukan pelayanan kefarmasian seorang apoteker harus

menjalankan peran, yaitu:

1) Pemberi Layanan

Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien.

Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan

secara berkesinambungan.

2) Pengambil Keputusan

Apoteker harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan

dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3) Komunikator

Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesi

kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus

mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.

4) Pemimpin

Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.

Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang

empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil

keputusan.

5) Pengelola

Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran

dan informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan teknologi

informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang

berhubungan dengan obat.


32

6) Pembelajar Seumur Hidup

Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

profesi melalui pendidikan berkelanjutan (Continuing Professional

Development/CPD).

7) Peneliti

Apoteker harus selalu menerapkan prinsip/kaidah ilmiah dalam

mengumpulkan informasi sediaan farmasi dan pelayanan kefarmasian dan

memanfaatkannya dalam pengembangan dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian.

b. Asisten Apoteker
Tugasnya adalah:
1) Melayani pembelian alat kesehatan dan obat baik berupa resep dari dokter

ataupun secara bebas.


2) Menerima resep, memeriksa keabsahan dan kelengkapan resep sesuai

dengan peraturan kefarmasian.


3) Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya berdasarkan

resep yang diterima.


4) Menghitung harga obat pada setiap resep, dan menjelaskan kepada pasien

tentang harga obat serta meminta persetujuan pasien tentang harga obat

tersebut.
5) Mencatat nama, alamat dan nomor telepon pasien pada resep yang

bersangkutan serta memberikan nomor antrian resep kepadda pasien.


6) Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan fisiknya.
7) Menyerahkan resep yang telah disetujui harganya kepada AA bagian

peracikan.
8) Menerima obat yang telah diracik dan memeriksa ulang obat tersebut

apakah sudah sesuai dengan resepnya.


33

9) Menyerahkan obat kepada pasien dan mencocokkan nomor yang ada

ditangan pasien dengan nomor yang ada diresep kemudian menjelaskan

bagaimana cara penggunaanya, khasit, efek samping, dan lain-lain yang

kurang dimengerti pasien.


10) Melaporkan semua hasil penjualan harian baik tunai ataupun kredit.
11) Menyerahkan uang hasil penjualan tunai kepada kasir besar disertai bukti

penyetoran.

2. Sistem Pemasaran di Kimia Farma Apotek

Dalam melakukan pemasaran apotek harus memperhatikan bauran

pemasaran yang meliputi product, price, place, and promotion. Kegiatan tersebut

dapat mempengaruhi tingkat pemasaran suatu apotek.

a. Product (Produk)

Produk di Kimia Farma Apotek terbagi atas alat kesehatan, obat dan

minuman. Berikut beberapa produk OTC Kimia Farma, yaitu Batugin, Magasida,

Bedak Salicyl KF, Bedak Salicyl KF fresh, Bedak Marcks, Marcks Venus,

Enkasari, Fitocare, MyCare, Vidisep, Supraflu, Nodiar, Neurovit E, Calcidol,

Dasabion, Trimate E, Fituno, Asifit.

b. Price (Harga)

Harga obat di Kimia Farma Apotek Amalia diatur berdasarkan kebijakan

dari BM sehingga mudah mengatur modal dan keuntungan dari apotek tersebut

dan harga ini sama dengan harga di Kimia Farma Apotek cabang Palembang

lainnya.

c. Place (Tempat)
34

Kimia Farma Apotek Amalia sangat strategis karena dekat dengan

permukiman penduduk dan terletak di pinggir jalan raya. Selain itu juga mudah

diakses menggunakan kendaraan umum, dekat dengan fasilitas kesehatan

masyarakat seperti klinik, praktek dokter maupun fasilitas kesehatan umum, dan

Kimia Farma Apotek Amalia juga menjalin kerjasama dengan pihak tertentu.
d. Promotion (Promosi)
Selain produk, harga, dan juga lokasi penting yang perlu diperhatikan yaitu

promosi. Promosi ini menyangkut pelayanan, baik pelayanan penerimaan resep

sampai pelayanan pemberian obat kepada pasien yang disertai dengan informasi

obat. Hal ini juga ditunjang dengan fasilitas yang ada di apotek. Kimia Farma

Apotek cabang Palembang ini menerapkan promosi yang baik, yaitu ditinjau dari

pelayanan resep yang disertai informasi obat oleh apoteker, waktu pelayanan

apotek yang lama, serta papan plang apotek yang jelas dan besar.
Kimia Farma Apotek cabang Palembang juga mengadakan sale dan diskon

untuk obat dan alat kesehatan pada hari besar atau peringatan tertentu, seperti Hari

Kartini, Hari Kesehatan Nasional, Hari Pelanggan Nasional, dan Hari Jadi Kimia

Farma.

3. Pengelolaan Ruangan Apotek Kimia Farma


a. Pembagian Ruangan Apotek
1) Bagian Penerimaan Resep
Merupakan tempat penerimaan resep pasien dan juga melayani pasien dalam

membeli obat atau alat kesehatan secara bebas serta penyerahan obat kepada

pasien dan tempat pembayaran. Kimia Farma Apotek Amalia melayani pembelian

obat melalui dua jalur, yaitu:


a) Dengan Resep Dokter
35

Yaitu pelayanan yang merupakan permintaan tertulis dari seseorang dokter

kepada Kimia Farma Apotek Amalia. Sistem pembayarannya terbagi menjadi dua,

yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.

b) Tanpa Resep Dokter

Yaitu pelayanan yang merupakan permintaan langsung dari masyarakat,

meliputi obat bebas dan obat bebas terbatas serta obat keras yang pemakaiannya

dalam jangka waktu yang lama pada pasien yang terbiasa menggunakannya.

Namun, pelayanan ini harus disertai pemberian informasi yang jelas.

2) Bagian Peracikan

Ruangan ini merupakan tempat penyiapan dan peracikan obat. Resep dari

bagian penerimaan setelah divalidasi kemudian diracik sesuai permintaan resep

kemudian diberi etiket oleh TTK. Obat yang tidak perlu diracik dapat langsung

dikemas setelah obat selesai disiapkan, maka diperiksa oleh apoteker kemudian

diserahkan kepada pasien. Untuk obat yang diberikan setengah, resep sesuai

dengan permintaan pasien maka dibuatkan salinan resepnya.

3) Bagian Administrasi

Ruangan ini merupakan tempat pembukuan mengenai masuk dan keluarnya

obat, surat-menyurat, pemesanan obat dan pelaporan keuangan.

4) Swalayan Obat Bebas

Pada bagian ini dijual obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetik, suplemen.

Pembeli dilayani oleh SPG Kimia Farma Apotek atau dapat juga memilih dan

mengambil sendiri barang yang ingin dibeli.

5) Ruang Tunggu Pasien


36

Ruangan ini merupakan tempat tunggu pasien selama resepnya sedang

dikerjakan. Ruang ini dilengkapi dengan kursi dan televisi.

4. Pengelolaan Kimia Farma Apotek


a. Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan

Pengadaan atau pembelian obat dan alat kesehatan di Kimia Farma Apotek

Amalia dilakukan oleh bagian pengadaan di Bisnis Manajer (BM) Palembang.

Petugas pengadaan apotek pelayanan membuat daftar permintaan barang dalam

bentuk Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA), berdasarkan buku defekta dan

catatan penolakan obat atau resep. Sistem pengadaan di Kimia Farma Apotek

terdiri dari tiga sistem, yaitu:

1) Sistem Satu Pintu

Pada sistem ini, pemesanan obat dan alat kesehatan yang dilakukan oleh

Kimia Farma Apotek cabang Palembang disatukan di BM terlebih dahulu,

kemudian BM yang akan memesan barang tersebut ke Pedagang Besar

Farmasi (PBF) yang dituju.

2) Dropping

Pada sistem ini, Kimia Farma Apotek Amalia meminta obat dari Kimia

Farma Apotek dalam satu area. Dari Kimia Farma Apotek tersebut

dikeluarkan surat dropping antar Kimia Farma Apotek sedangkan apotek

yang memesan akan diberi tanda terima.

3) Pemesanan Langsung Ke PBF


37

Pada sistem ini, Kimia Farma Apotek melakukan pemesanan barang

langsung ke PBF yang dituju dengan mengirimkan SP melalui sales PBF

yang datng ke apotek langsung .

Dalam pengadaan di Kimia Farma Apotek Amalia menggunakan sistem

pareto yang terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Pareto A

Merupakan suatu sistem dimana item tersebut berkontribusi sebesar 80%

terhadap total penjualan.

2) Pareto B

Merupakan suatu sistem dimana item tersebut berkontribusi sebesar 15%

terhadap total penjualan.

3) Pareto C

Merupakan suatu sistem dimana item tersebut berkontribusi sebesar 5%

terhadap total penjualan.

Adapun alur dan prosedur pengadaan di Kimia Farma Apotek Amalia

sebagai berikut:

1) Pengadaan berdasarkan pareto satu bulan.


2) Lihat stok barang yang ada di apotek. Lihat pengeluaran satu bulan dengan

sisa stok barang kemudian baru dapat diketahui barang yang harus dipesan

dan berapa jumlahnya.


3) Bagian pengadaan di apotek pelayanan membuat daftar kebutuhan barang

dalam bentuk Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) setiap seminggu

sekali dan dikirim ke bagian pembelian BM secara online pada hari selasa.
4) Bagian penerimaan BM mengirim BPBA ke gudang untuk mengecek

ketersediaan barang di gudang. Setelah itu barang yang tersedia disiapkan.


38

Apabila barang tidak tersedia, maka BM membuat Surat Pesanan (SP)

kemudian dikirimkan ke PBF.


5) PBF membawa faktur serta barang yang dipesan ke BM.
6) Barang yang diterima dari PBF oleh BM dicocokkan dengan faktur dan

salinan SP serta diperiksa kesesuaian barang dengan jumlah dan spesifikasi

yang dipesan, keadaan fisik barang dan tanggal kadaluarsanya.


7) Bagian pemasok menyerahkan barang pesanan ke Kimia Farma Amalia

disertai dengan dokumen faktur dari PBF yang bersangkutan.


8) Barang yang sudah diterima di Kimia Farma Apotek Amalia dicocokkan

dengan faktur dan salinan SP serta diperiksa kesesuaian barang dengan

jumlah dan spesifikasi yang dipesan, keadaan fisik barang dan tanggal

kadaluarsanya.
9) Barang yang sudah diperiksa dicatat langsung ke kartu stok masing-masing

barang dan dilakukan entry penerimaan barang.

b. Penyimpanan

Kimia Farma Apotek Amalia melakukan penyimpanan obat dan alat

kesehatan di ruang peracikan dan di tempat penjualan bebas. Untuk obat-obat

yang dapat dibeli secara bebas diletakkan di swalayan farmasi.

1) Penyimpanan di Ruang Peracikan


Penyimpanan obat dan alat kesehatan di ruang peracikan dilakukan oleh

asisten apoteker. Setiap pemasukan dan penggunaan barang harus dimasukkan ke

dalam komputer dan untuk ketelitian sebaiknya dicatat pada kartu stok yang

meliputi tanggal pengisian/pengambilan, nomor dokumennya, jumlah barang yang

diisi/diambil, sisa barang, paraf petugas yang melakukan pengisian/pengambilan

barang, dan tanggal kadaluarsa. Kartu stok ini diletakkan di masing-masing


39

obat/barang. Setiap asisten apoteker bertanggung jawab terhadap stok barang yang

ada di lemari. Penyimpanan barang disusun berdasarkan suhu penyimpanan,

bentuk sedian, farmakologi dan alfabetis. Penyimpanan obat/barang di ruang

peracikan disusun sebagai berikut:

a) Lemari penyimpanan obat ethical.

b) Lemari penyimpanan obat generik.

c) Lemari penyimpanan khusus obat prekursor, psikotropika.

d) Lemari penyimpanan sediaan sirup atau suspensi.

e) Lemari penyimpanan obat tetes/drops, salep dan tetes mata.

f) Lemari penyimpanan ampul, syringe dan infus.

g) Lemari es untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti suppositoria,

serum dan vaksin.

h) Lemari penyimpanan alat kesehatan.

2) Penyimpanan Obat yang dapat Dibeli Bebas

Obat atau barang yang dapat dibeli secara bebas disimpan di rak-rak

penjualan obat bebas atau etalase obat agar mudah dilihat dan tampak menarik

oleh konsumen. Pengaturan penyimpanan didasarkan pada bentuk dan jenis

sediaan serta kelas terapinya, seperti vitamin, obat bebas, obat bebas terbatas,

produk keperluan bayi, dan produk fitofarmaka.

c. Penjualan

Kegiatan penjualan di Kimia Farma Apotek Amalia meliputi penjualan

tunai, penjualan kredit, penjualan obat bebas, dan penjualan obat wajib apotek.
1) Penjualan Tunai
40

Resep dari pasien diterima oleh asisten apoteker dan dilihat kelengkapan

resepnya, kemudian resep diberi nomor dan dihitung harganya. Penjualan tunai

ialah penjualan obat kepada pasien dengan pembayaran langsung.


Prosedurnya adalah sebagai berikut:
a) Asisten apoteker menerima resep dari pasien lalu memeriksa kelengkapan

dan keabsahan resep tersebut.


b) Asisten apoteker memeriksa ketersediaan stok obat di apotek, bila tersedia

selanjutnya dilakukan pemberian harga dan diberitahukan kepada pasien.

Setelah pasien setuju dilakukan pembayaran atas obat.


c) Asisten apoteker meminta keterangan pasien meliputi nama pasien, umur,

alamat dan nomor telepon. Setelah itu resep diberi nomor urut resep dan

diberikan kepada pasien sebagai nomor tunggu pengambilan obat.


d) Kemudian resep diserahkan kepada asisten apoteker bagian peracikan atau

penyiapan obat.
e) Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket, label dan dikemas.
f) Sebelum obat diberikan, dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor

resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya.


g) Jika pasien hanya ingin menebus sebagian obat atau salah satu obat tidak

tersedia di apotek maka harus diberi salinan resep.


h) Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep dan nama pasien.

Lalu asisten apoteker memberikan informasi tentang aturan pakai dan cara

penggunaan obat serta informasi lain yang diperlukan pasien. Lembaran

resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep.


2) Penjualan Kredit

Kimia Farma Apotek Amalia juga melayani resep obat secara kredit untuk

BPJS dan Mandiri InHealth. Prosedur penjualan kredit sama dengan penjualan

tunai. Namun untuk Mandiri InHealth resep diterima disertai dengan surat
41

pengantar dari perusahaan yang bersangkutan yang menanggung biaya obat.

Pembayaran dilakukan secara kolektif tiap akhir bulan.

3) Penjualan bebas atau OTC (Over The Counter)


Meliputi penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, alat kesehatan (kecuali,

alat suntik dan jarum), kosmetik, perlengkapan bayi, suplemen, makanan dan

minuman kesehatan.
4) Penjualan OWA (Obat Wajib Apotek)

Penjualan obat wajib apotek merupakan penjualan atau penyerahan obat

keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh APA. Pada saat penyerahan

disertai pemberian informasi mengenai aturan pakai, cara penggunaan dan efek

samping obat.

d. Stock Opname

1) Fungsi Stock Opname

a) Mengetahui stok barang yang tertinggal sehingga dapat dievaluasi apakah

terjadi kekurangan barang atau tidak.


b) Mengetahui barang-barang atau obat yang fast moving, slow moving, dan

tidak laku.
c) Mengetahui barang atau obat yang akan mendekati masa kadaluarsa.

2) Proses stock opname di Kimia Farma Apotek Amalia:

a) Dilakukan setiap sebulan sekali untuk semua obat, alat kesehatan, dan

barang-barang yang berada di swalayan apotek.


b) Menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah pengeluaran obat

berdasarkan laporan penjualan tiap perbulan.


c) Hasil dari stok opname diperiksa oleh pimpinan apotek.
d) Jika hasil stok opname sesuai bisa disetujui jika tidak sesuai maka diperiksa

kembali dimana letak ketidaksamaannya.


42

e) Hasil stok opname yang telah disetujui dikirimkan ke BM secara

komputerisasi. Kemudian BM mengirimkan ke Pusat Kimia Farma Apotek

di Jakarta.

e. Pengelolaan Obat-obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor


1) Pengelolaan Narkotika
Di Kimia Farma Apotek Amalia tidak ada obat Narkotika, karena jarang ada

yang menebus ataupun meresepkan obat Narkotika di Kimia Farma Apotek

Amalia. Namun, obat narkotika tetap di laporkan.

a) Pelaporan

Kimia Farma Apotek Amalia melakukan pelaporan, yaitu laporan bulanan

rangkap enam yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang

dengan tembusan kepada:


- Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Sematera Selatan
- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
- Manager Bisnis Kimia Farma Palembang
- Penanggung jawab Narkotika PT. Kimia Farma Apotek
- Arsip Apotek
Pelaporan narkotika pada Kimia Farma Apotek Amalia sekarang sudah

secara online, tetapi masih menyimpan hardcopy sebagai arsip.

2) Pengelolaan Psikotropika

Pengelolaan psikotropika di Kimia Farma Apotek Amalia adalah sebagai

berikut:

a) Pemesanan

Untuk membeli, menyediakan, memiliki dan menyimpan psikotropika,

apotek tidak perlu punya izin khusus. Pemesanan obat psikotropika dilakukan

oleh bagian pembelian dengan menggunakan SP psikotropika yang ditandatangani

oleh APA. Satu lembar SP boleh berisi lebih dari satu jenis obat psikotropika.
43

b) Penerimaan dan Penyimpanan

Sampai saat ini penyimpanan obat psikotropika belum mempunyai

peraturan khusus, tetapi Kimia Farma Apotek Amalia memisahkan dari obat-obat

lainnya, yaitu lemari khusus Psikotropika karena obat-obat psikotropika

memiliki kecenderungan untuk disalahgunakan.

c) Pelaporan

Tata cara pelaporan psikotropika hampir sama dengan pelaporan narkotika,

tetapi pelaporannya dilakukan setiap setahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai