Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No.

2 (Juni 2014)

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT RAMBUTAN


(Nephelium lappaceum) DENGAN PELARUT METANOL

Elvi Rasida Florentina Hutapea, Laura Olivia Siahaan, Rondang Tambun


Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU Medan, 20155 Indonesia
Email : elvirasida66@gmail.com

Abstrak
Rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan sejenis buah-buahan tropika yang berasal dari Malaysia dan
Indonesia. Kulitnya yang berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Adanya warna merah
pada kulit rambutan diduga terdapat pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terbaik yang dicapai dalam perolehan pigmen antosianin
dari kulit rambutan dengan menggunakan pelarut metanol. Penelitian ini memvariasikan berbagai kondisi
operasi yaitu ukuran partikel dari kulit rambutan, temperatur dan waktu ekstraksi. Analisis antosianin
dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mengukur panjang gelombang dan nilai
absorbansinya. Ukuran kulit rambutan yang terbaik adalah kulit rambutan yang diblender dan hasil terbaik
diperoleh pada temperatur 50 0C dan waktu ekstraksi selama 6 jam. Kondisi ini memberikan nilai intensitas
warna dengan absorbansi 1,6103, konsentrasi 55,7659 mg/mL dan rendemen sebesar 0,2788%.

Kata kunci: rambutan, kulit rambutan, antosianin

Abstract
Rambutan fruit (Nephelium lappaceum) is a kind of tropical fruits which come from Malaysia and Indonesia.
Their red coloured rinds have not used yet effectively and the red coloured may be due to anthocyanin that
can be used for natural colours. The purpose of this research is to know the optimal conditions of the
extraction of anthocyanin, they are particle size of rambutan rind, temperature and extraction time. Analysis
of the anthocyanin use spectrophotometer UV-Vis to detect the wavelength and the absorbance of the
anthocyanin. The best conditions are rambutan rind milled by blender at temperature 50 0C and extraction
time for 6 hours. These conditions give the highest color intensity having 1,6103 of maximal absorbancy,
55,7659 mg/mL of anthocyanin concentration and 0,2788% of rendement.

Keywords: rambutan, rambutan rind, anthocyanin

Pendahuluan
Pewarna telah lama digunakan pada seperti pencemaran air dan tanah. Hal ini
bahan makanan dan minuman untuk berdampak secara tidak langsung bagi
memperbaiki tampilan produk pangan. Pada kesehatan manusia karena di dalamnya
mulanya zat warna yang digunakan adalah terkandung unsur logam berat seperti Timbal
zat warna alami dari tumbuhan dan hewan. (Pb), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan lain-lain
Semakin berkembangnya ilmu dan teknologi [2]. Oleh karena itu, perlu dicari sumber-
saat ini, penggunaan zat warna alami semakin sumber pewarna alami yang dapat digunakan
berkurang dalam industri pangan yang dalam pengolahan pangan sehingga
digantikan oleh zat warna sintetik. Hal ini dihasilkan pewarna yang aman dengan harga
disebabkan bahan-bahan pewarna sintetik relatif murah. Salah satu contoh pewarna
lebih murah dan memberikan warna yang alami yang bisa digunakan adalah antosianin.
lebih stabil dibandingkan pewarna alami [11]. Pada penelitian ini, kulit buah rambutan
Penggunaan pewarna sintetik untuk merah akan diteliti sebagai sumber antosianin.
bahan pangan sebenarnya bukanlah hal yang Yang menjadi permasalahan dalam penelitian
dilarang. Namun demikian, ketika harga ini adalah bagaimana pengaruh ukuran kulit
pewarna sintetik dianggap cukup mahal bagi rambutan, temperatur dan waktu ekstraksi
produsen kecil, maka produsen beralih ke dalam menghasilkan pigmen antosianin dari
pewarna tekstil yang lebih murah dan lebih kulit buah rambutan dengan menggunakan
cerah warnanya [11]. Penggunaan pewarna pelarut metanol.
sintetik ini dapat berbahaya bagi manusia
karena dapat menyebabkan kanker kulit, Teori
kanker mulut, kerusakan otak, serta Antosianin ditemukan di alam pada
menimbulkan dampak bagi lingkungan berbagai tumbuhan baik pada buah-buahan

34
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 2 (Juni 2014)

maupun sayuran, yang menyediakan berbagai memvariasikan beberapa perlakuan dan


warna yang bervariasi dari merah sampai kondisi operasi.
ungu. Antosianin merupakan senyawa
Keterangan:
flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai
1 1. Refluks kondensor
antioksidan [13]. Salah satu fungsi antosianin
2. Pengambil sampel
adalah sebagai antioksidan di dalam tubuh
3 2 3. Termometer
sehingga dapat mencegah terjadinya
4. Reaktor 1000 mL
aterosklerosis, penyakit penyumbatan
5
4 5. Magnetic stirrer
pembuluh darah. Selain itu, antosianin juga
6 6. Hotplate
dapat merelaksasi pembuluh darah,
melindungi lambung dari kerusakan, Gambar 1. Rangkaian Peralatan
menghambat sel tumor, meningkatkan
kemampuan penglihatan mata, serta berfungsi Pelarut yang digunakan adalah metanol.
sebagai senyawa anti-inflamasi yang Ukuran kulit rambutan dengan variasi ukuran
melindungi otak dari kerusakan [3]. ayakan yaitu 50, 70, 100 dan 14 mesh, kulit
Antosianin larut dalam pelarut polar rambutan yang dipotong kecil-kecil dengan
seperti metanol, aseton, atau kloroform, air, ukuran 0,5 x 0,5 cm dan kulit rambutan yang
yang diasamkan dengan asam klorida atau diblender. Untuk temperatur reaksinya
asam format. Antosianin dilihat dari adalah: T1 = 30 0C, T2 = 40 0C, T3 = 50 0C
penampakan berwarna merah, merah dan T4 = 60 0C, sedangkan waktu reaksi yang
senduduk, biru dan ungu, mempunyai diperlukan adalah: t1 = 2 jam, t2 = 4 jam, t3 =
panjang gelombang maksimum 490 - 550 nm 6 jam dan t4 = 8 jam.
[5,12]. Penelitian pendahuluan adalah
Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) pembuatan bubuk kulit rambutan dan
merupakan sejenis buah-buahan tropika yang persiapan larutan untuk diekstraksi. Kulit
berasal dari Malaysia dan Indonesia. Buah rambutan dicuci terlebih dahulu dengan air,
rambutan terbentuk pada ujung ranting yang kemudian dipotong tipis-tipis menggunakan
berbentuk bulat berukuran 5 cm yang pisau. Kulit rambutan yang telah bersih
berwarna hijau muda dan akan berubah dikeringkan dalam oven dan juga dijemur di
warna menjadi kuning atau merah apabila bawah sinar matahari hingga mencapai kadar
sudah matang. Masa kematangan dari air 9%. Setelah kering, irisan kulit rambutan
rambutan antara 100 - 130 hari. Pohon ini digiling dengan ball mill dan diayak
rambutan secara teori berbuah 275 - 300 hari dengan ukuran ayakan 50 mesh, 70 mesh,
tanam [1]. Saat ini, buah rambutan masih 100 mesh dan 140 mesh. Bubuk kulit
digemari oleh masyarakat. Namun kulitnya rambutan yang dihasilkan kemudian dikemas
yang berwarna merah masih belum dengan plastik untuk menghindari
dimanfaatkan secara maksimal, adanya warna penyerapan uap air di udara serta untuk
merah tua diduga terdapat pigmen antosianin menghindari dari bahan kontaminan lainnya.
yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Perlakuan lainnya yaitu dipotong kecil-kecil
dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm dan diblender.
Metodologi Penelitian Kulit rambutan yang akan diekstrak
Bahan baku utama yang digunakan ditimbang sebanyak 80 gram, lalu
dalam penelitian ini adalah kulit rambutan. dimasukkan ke dalam labu leher tiga 1000
Bahan baku penunjangnya adalah pelarut mL, kemudian ditambahkan pelarut metanol
organik yaitu metanol yang diasamkan dengan perbandingan 1:10. Pelarut tersebut
dengan asam klorida (HCl). Bahan analisis diasamkan dengan HCl 1%. Campuran ini
yang digunakan adalah larutan buffer diekstraksi sampai interval waktu yang
potassium klorida dan larutan buffer sodium ditentukan. Ekstrak yang diperoleh disaring
asetat. dengan kertas saring Whatman No.1. Hasil
Peralatan yang digunakan dalam penyaringan berupa ampas dan pelarut yang
penelitian ini meliputi ekstraktor sebagai mengandung antosianin. Ampas kulit
peralatan utama dan beberapa peralatan rambutan dibuang dan cairan yang diperoleh
penunjang. Rangkaian peralatan dapat dilihat kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk
pada Gambar 1. menghilangkan pelarutnya. Dari proses
Penelitian ini dilakukan untuk tersebut diperoleh pigmen antosianin yang
mendapatkan kondisi optimum ekstraksi bebas pelarut. Antosianin yang dihasilkan ini
antosianin dari kulit rambutan dengan kemudian disimpan pada suhu rendah
sebelum dianalisis dengan spektrofotometer

35
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 2 (Juni 2014)

UV-Vis. Analisis yang dilakukan adalah rendemen sebesar 0,19 %. Sedangkan kulit
analisis pH, intensitas warna, konsentrasi rambutan yang dipotong dengan ukuran 0,5 x
antosianin dan rendemen antosianin. 0,5 cm hanya menghasilkan nilai absorbansi
0,8078 dengan rendemen 0,0706 %. Umpan
Hasil dan Pembahasan kulit rambutan yang diblender mampu
Penelitian Pendahuluan menghasilkan absorbansi dan rendemen yang
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk besar karena mempunyai luas kontak yang
menentukan ukuran optimum kulit rambutan lebih besar dibandingkan dengan kulit
dalam ekstraksi antosianin dari kulit rambutan yang diblender. Luas kontak yang
rambutan. Variasi ayakan adalah 50, 70, 100 besar dengan pelarut menyebabkan lebih
dan 140 mesh. Namun, pre-treatment ini banyak terjadinya tumbukan dengan pelarut
tidak menghasilkan larutan yang yang mengakibatkan pigmen antosianin lebih
mengandung antosianin. Indikasi kegagalan banyak berdifusi sehingga rendemen
ditinjau dari warna larutan hasil ekstraksi antosianin menjadi lebih besar [8].
yang berwarna coklat, pH nya 4,5-7 dan
panjang gelombangnya tidak berada dalam Pengujian Antosianin
rentang panjang gelombang antosianin yaitu Pada penelitian ini dilakukan uji secara
490-550 nm. Kegagalan ini diduga karena fisik untuk memastikan bahwa filtrat hasil
adanya pemanasan dan paparan sinar ekstraksi kulit rambutan benar mengandung
matahari terhadap kulit rambutan yang antosianin. Pengukuran pH terhadap filtrat
menyebabkan struktur antosianin terdegradasi. yang mengandung antosianin ditunjukkan
Temperatur yang tinggi mempunyai pengaruh pada Gambar 3.
yang negatif pada jumlah antosianin dan
paparan sinar matahari juga dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan struktur
antosianin yang menyebabkan jumlahnya
menjadi berkurang [7]. Variasi perlakuan
selanjutnya adalah kulit rambutan yang
dipotong kecil-kecil dengan ukuran 0,5 x 0,5
cm diblender. Ekstraksi menggunakan pelarut
metanol yang diasamkan dengan HCl 1%,
dengan perbandingan bubuk kulit rambutan
dan pelarut 1 : 6 dan diekstraksi pada Gambar 3. Pengukuran pH terhadap
temperatur 50 oC selama 4 jam. Hasil Filtrat yang Mengandung Antosianin
penelitian pendahuluan dapat dilihat pada
Gambar 2. Pada filtrat dimungkinkan mengandung
pigmen antosianin karena dilakukan uji
kualitatif sederhana dengan menggunakan
Dipotong asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida
1.5 kecil (NaOH). Perlakuannya ialah dilakukan
Diblender
Absorbansi

penambahan NaOH terhadap filtrat, maka


1 kemudian larutan filtrat berubah menjadi
coklat kekuningan. Selanjutnya dilakukan
0.5 penambahan HCl pada filtrat, larutan tersebut
kemudian berubah warna menjadi warna
0 merah lagi. Hal ini sesuai dengan teori yang
Variasi Perlakuan menjelaskan bahwa sifat kimia antosianin
sangat dipengaruhi oleh pH [10].
Gambar 2. Perbandingan Nilai Absorbansi Selanjutnya, filtrat hasil ekstraksi kulit
dari Kulit Rambutan yang Dipotong Kecil- rambutan kemudian dianalisa dengan
kecil dan Kulit Rambutan yang Diblender spektrofotometer UV-Vis untuk memastikan
keberadaan pigmen tersebut dalam filtrat
Pada Gambar 2 terlihat jelas bahwa nilai yang dihasilkan. Hasil spektrofotometer UV-
absorbansi dari kulit rambutan yang diblender Vis yaitu berupa panjang gelombang
lebih tinggi dibandingkan dengan kulit antosianin ditunjukkan pada Gambar 4.
rambutan yang dipotong kecil-kecil. Kulit Berdasarkan hasil analisa, filtrat tersebut
rambutan yang diblender menghasilkan nilai memiliki panjang gelombang 507,5 nm. Elfi
absorbansi tertinggi yaitu 1,0775 dengan [5] menyatakan bahwa absorbansi maksimal

36
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 2 (Juni 2014)

(peak) yang dicapai antosianin adalah pada nilai absorbansinya lebih rendah daripada
panjang gelombang 490 550 nm. Ciri-ciri di waktu reaksi 8 jam, hal ini disebabkan
atas sangat sesuai dengan ciri-ciri pigmen adanya pemanasan yang tidak konstan. Nilai
antosianin yang memiliki penampakan warna absorbansi yang tertinggi dicapai pada
merah, panjang gelombang 490 550 nm dan temperatur 50 oC yaitu 1,6103.
sangat baik pada suasana asam (pH 1-4).
Maka dapat dikatakan bahwa filtrat yang 1.8
T = 30 oC
dihasilkan dari ekstraksi kulit rambutan T
T
= 40 oC
= 50 oC
1.6
mengandung antosianin. T = 60 oC

Absorbansi
1.4

1.2

0.8
2 3 4 5 6 7 8
Waktu (Jam)

Gambar 6. Pengaruh Waktu Ekstraksi


terhadap Absorbansi Maksimum
Antosianin dari Kulit Rambutan

Gambar 4. Panjang Gelombang Antosianin Pada Gambar 6 terlihat bahwa semakin


lama waktu reaksi, maka nilai absorbansi
Intensitas Warna antosianin semakin tinggi. Nilai absorbansi
Intensitas warna menunjukkan antosianin tertinggi terdapat pada ekstraksi
kepekatan warna merah dalam kulit rambutan dengan waktu reaksi selama 6 jam. Namun
[8]. pada waktu ekstraksi 8 jam, absorbansi
mengalami penurunan. Hal tersebut secara
1.8 parsial mungkin disebabkan oleh degradasi
t= 2 Jam
t= 4 Jam termal karena dilakukan pada temperatur
t= 6 Jam
1.6
t= 8 Jam tinggi dan waktu ekstraksi yang lama [4].
Gambar 7 menunjukkan pengaruh kedua
Absorbansi

1.4
variabel bebas yaitu temperatur dan waktu
1.2
ekstraksi antosianin terhadap intensitas
warnanya.
1

0.8
30 35 40 45 50 55 60
Temperatur (oC)
1.8

Gambar 5. Pengaruh Temperatur 1.6


Absorbansi

terhadap Absorbansi Maksimum 1.4

Antosianin dari Kulit Rambutan 1.2

1
8
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa 6
0.8
pada awalnya absorbansi antosianin 30
40
4

mengalami kenaikan dari temperatur 30 oC - 50


60 2
Waktu (Jam)

50 oC. Kenaikan absorbansi menunjukkan Temperatur (oC)

kenaikan intensitas warna yang terekstrak. Gambar 7. Pengaruh Temperatur dan


Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Waktu Ekstraksi terhadap Absorbansi
temperatur reaksi, maka semakin tinggi Maksimum Antosianin dari Kulit
intensitas warnanya yang berarti semakin Rambutan
pekat warna merah yang terekstrak.
Temperatur yang lebih tinggi pada umumnya Pengaruh temperatur dan waktu reaksi
menyebabkan kelarutan fitokimia yang lebih terhadap intensitas warna antosianin dapat
tinggi di dalam pelarut dan juga konstanta dilihat pada Persamaan (1).
kesetimbangan yang lebih besar [6]. Pada
temperatur 30 oC dengan waktu reaksi 2 jam I = -2,395 + 0,142 T 0,00152 T2 + 0,126 t
terjadi penyimpangan dimana seharusnya 0,008 t2 ... (1)

37
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 2 (Juni 2014)

dengan I = Intensitas warna, T = Temperatur, tinggi dan waktu ekstraksi yang lama. Waktu
dan t = Waktu reaksi. Persamaan (1) ekstraksi yang lebih lama dan temperatur
memiliki faktor korelasi 0,737. Berdasarkan yang semakin tinggi pada teknik ekstraksi
hasil penelitian di atas, maka dapat Soxhlet mungkin dapat meningkatkan yield,
disimpulkan bahwa intensitas warna yang tetapi degradasi termal dapat mengurangi
tertinggi terdapat pada ekstraksi antosianin konsentrasi dari campuran pada keadaan
dengan temperatur ekstraksi 50 oC dan waktu akhir dari sampel yang diekstraksi [4].
reaksi selama 6 jam yaitu dengan nilai
absorbansi maksimumnya sebesar 1,6103. 60
T = 30 oC
55 T = 40 oC
T = 50 oC
Konsentrasi Antosianin 50 T = 60 oC
Konsentrasi total antosianin di alam 45

Konsentrasi (mg/L)
sampel diuji dengan menggunakan metode 40

pH differensial [9]. 35

Pada Gambar 8 terlihat bahwa 30

konsentrasi antosianin tertinggi terdapat pada 25

ekstraksi pada temperatur 50 oC yaitu sebesar 20

55,7659 mg/L. Temperatur yang lebih tinggi 15


2 3 4 5 6 7 8
pada umumnya menyebabkan kelarutan Waktu (Jam)

fitokimia yang lebih tinggi di dalam pelarut


[6]. Gambar 9. Pengaruh Waktu Ekstraksi
terhadap Konsentrasi Antosianin dari
60 Kulit Rambutan
t = 2 Jam
55 t = 4 Jam
t = 6 Jam
50 t = 8 Jam
Gambar 10 menunjukkan pengaruh
45 kedua variabel bebas yaitu temperatur dan
Konsentrasi (mg/L)

40 waktu ekstraksi antosianin terhadap intensitas


35 warnanya. Pengaruh temperatur dan waktu
30 terhadap konsentrasi antosianin dapat
25 diwakilkan dengan menggunakan persamaan
20 kubik ganda. Model matematiknya dapat
15 dilihat pada Persamaan (2).
30 35 40 45 50 55 60
Temperatur (oC)

C = 734,874 - 50,641 T +1,204 T 2 - 0,009 T3


Gambar 8. Pengaruh Temperatur 21,726 t + 5,000 t2 0,323 t3 . (2)
Ekstraksi terhadap Konsentrasi
Antosianin dari Kulit Rambutan dengan C = Konsentrasi antosianin, T =
Temperatur, dan t = Waktu reaksi. Persamaan
Namun pada temperatur 60 oC, di atas memiliki faktor korelasi 0,714.
konsentrasi antosianin menurun dikarenakan
sifat dari antosianin sendiri yang tidak tahan
terhadap panas. Pada temperatur 30 oC
dengan waktu reaksi 2 jam terjadi 60
penyimpangan dimana seharusnya nilai 50
Konsentrasi (mg/L)

konsentrasi antosianin lebih rendah daripada


waktu reaksi 8 jam, hal ini disebabkan 40

adanya pemanasan yang tidak konstan. 30


Sementara itu, variabel waktu juga tidak
20
menunjukkan perubahan yang signifikan dan 10
data yang diperoleh bersifat fluktuatif, seperti 10
30 5
40
yang terlihat pada Gambar 9. 50
60 0
Waktu (Jam)
Temperatur (oC)
Apabila ditinjau secara keseluruhan,
maka waktu terbaik untuk ekstraksi
antosianin adalah selama 6 jam. Pada waktu Gambar 10. Pengaruh Temperatur dan
Waktu Ekstraksi terhadap Konsentrasi
ekstraksi 8 jam, konsentrasi antosianin pada
Antosianin dari Kulit Rambutan
umumnya mengalami penurunan. Hal
tersebut mungkin disebabkan oleh degradasi
Maka dari hasil penelitian, dapat
termal karena dilakukan pada temperatur
disimpulkan bahwa kondisi optimum untuk

38
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 2 (Juni 2014)

ekstraksi antosianin dari kulit rambutan 0.3


T = 30 oC
dengan menggunakan pelarut metanol yang T = 40 oC
diasamkan dengan HCl 0,1% adalah pada 0.25
T = 50 oC
T = 60 oC
temperatur 50 oC dengan waktu ekstraksi

Rendemen (%)
selama 6 jam yaitu dengan konsentrasi 0.2

antosianin sebesar 55,766 mg/L.


0.15

Rendemen Antosianin
0.1
Rendemen antosianin menunjukkan
persen perolehan antosianin dari kulit 0.05
2 3 4 5 6 7 8
rambutan. Gambar 11 menunjukkan pengaruh Waktu (Jam)
temperatur terhadap rendemen antosianin
pada kulit rambutan. Terlihat bahwa pada Gambar 12. Pengaruh Waktu Ekstraksi
temperatur 30 oC dan 40 oC tidak mampu terhadap Rendemen Antosianin dari Kulit
menghasilkan rendemen antosianin yang Rambutan
maksimal.
Gambar 13 menunjukkan hubungan
0.3
t = 2 jam kedua variabel bebas yaitu temperatur dan
t = 4 jam
t = 6 jam
waktu terhadap rendemen antosianin dari
0.25
t = 8 jam kulit rambutan. Gambar 13 identik dengan
Gambar 10 yang berarti bahwa konsentrasi
Rendemen (%)

0.2
antosianin kulit rambutan berbanding lurus
0.15
dengan rendemen antosianin yang dihasilkan.
Pengaruh temperatur dan waktu terhadap
0.1 konsentrasi antosianin dapat diwakilkan
dengan menggunakan persamaan kubik
0.05
30 35 40 45 50 55 60
ganda.
Temperatur (oC) Model matematiknya dapat dilihat pada
Persamaan (3).
Gambar 11. Pengaruh Temperatur
Ekstraksi terhadap Rendemen Antosianin R = 3,674 0,253 T + 0,006 T 2 4,579x10-5
dari Kulit Rambutan T3 0,108 t + 0,025 t2 0,001 t3 .... (3)

Pada temperatur 30 oC dengan waktu dengan R = Rendemen antosianin, T =


reaksi 2 jam terjadi penyimpangan dimana Temperatur, dan t = Waktu reaksi.
seharusnya rendemen antosianin lebih rendah Persamaan di atas memiliki faktor korelasi
daripada waktu reaksi 8 jam, hal ini 0,714. Maka dapat disimpulkan bahwa
disebabkan adanya pemanasan yang tidak rendemen antosianin tertinggi terdapat pada
konstan. Pada temperatur 50 oC, rendemen ekstraksi pada temperatur 50 oC dan waktu
antosianin meningkat tajam dengan rendemen reaksi selama 6 jam yaitu sebesar 0,278 %.
maksimal sebesar 0,2788 %. Temperatur
yang lebih tinggi pada umumnya
menyebabkan kelarutan fitokimia yang lebih
tinggi di dalam pelarut dan juga konstanta 0.3

kesetimbangan yang lebih besar [6]. Namun 0.25


Rendemen (%)

pada temperatur 60 oC, rendemen antosianin 0.2


mengalami penurunan karena sifat antosianin
0.15
sendiri yang tidak tahan terhadap panas.
Sementara itu, variabel waktu juga tidak 0.1
10
menunjukkan perubahan yang signifikan dan 0.05
30 5
data yang diperoleh bersifat fluktuatif seperti 40
50 0
Waktu (Jam)
60
yang terlihat pada Gambar 12. Temperatur (oC)

Apabila ditinjau secara keseluruhan,


maka waktu terbaik untuk ekstraksi
Gambar 13. Pengaruh Temperatur dan
antosianin adalah 6 jam. Pada waktu ekstraksi
Waktu Ekstraksi terhadap Rendemen
8 jam, konsentrasi antosianin pada umumnya
Antosianin dari Kulit Rambutan
mengalami penurunan.

39
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, No. 2 (Juni 2014)

Kesimpulan Journal homepage : www.elsevier.com


Berdasarkan hasil penelitian dapat 181 (2011): Hal 479 484.
disimpulkan bahwa kulit rambutan diblender [8] Laura Meidiyanti, Pengaruh Jenis
menghasilkan nilai absorbansi tertinggi Pelarut dan Rasio Perbandingan Pelarut
dengan kondisi optimum pada temperatur 50 dengan Bubuk Kulit Manggis Dalam
o
C dan waktu reaksi selama 6 jam, yaitu nilai Ekstraksi Pigmen Antosianin pada Kulit
absorbansi maksimumnya sebesar 1,6103, Manggis, Laporan Penelitian, Jurusan
konsentrasi antosianin sebesar 55,766 mg/L Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
dan rendemen antosianin sebesar 0,278 %. Industri, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung, 2004.
Daftar Pustaka [9] Lee et al, Determination of Total
[1] Anem, M., Rambutan, Agronomist Monomeric Anthocyanin Pigment
Gersik Muar Johor, Malaysia, Content of Fruit Juices, Beverages,
http://animhosnan.blogspot.com, Natural Colorants, and Wines by the pH
Diakses pada 15 Maret 2013. Differential Method: Collaborative
[2] Asep Muhammad Samsudin dan Study, Journal of AOAC International
Khoiruddin, Ekstraksi, Filtrasi Vol. 88, No. 5, 2005.
Membran dan Uji Stabilitas Zat Warna [10] Lydia S. Wijaya, Simon B. Widjanarko,
dari Kulit Manggis (Garcinia dan Tri Susanto, Ekstraksi dan
mangostana), Laporan Penelitian, Karakterisasi Pigmen dari Kulit Buah
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Rambutan (Nephelium Lappaceum) Var.
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Binjai, Jurnal Teknologi Pangan dan
Diponegoro, Semarang, 2009. Gizi, Vol.2, No.1, 2001.
[3] Bes Arinaldo, Pengaruh Penambahan [11] Rene Nursaerah Mulki Lazuardi,
Konsentrasi Asam Asetat pada Pelarut Mempelajari Ekstraksi Pigmen
Etanol terhadap Efektifitas Ekstraksi Zat Antosianin dari Kulit Manggis
Warna Antosianin Terung Belanda, (Garcinia mangostana L) dengan
Skripsi, Jurusan Teknologi Hasil Berbagai Jenis Pelarut, Tugas Akhir,
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas
Universitas Andalas, Padang, 2011. Teknik, Universitas Pasundan, Bandung,
[4] Diego T. Santos, Rodrigo N. Cavalcanti, 2010.
Maurcio A. Rostagno, Carmen L. [12] Santi Wibiani, Isolasi dan Identifikasi
Queiroga, Marcos N. Eberlin, M. Senyawa Antosianin dari Kulit Buah
Angela A. Meireles, Extraction of Angggur (Vitis vinifera var.Prabu
Polyphenols and Anthocyanins from the Bestari), Skripsi, Jurusan Kimia,
Jambul (Syzygium cumini) Fruit Peels, Fakultas Sains Teknologi, Universitas
Food and Public Health J. 2013, 3(1): Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Hal 12-20. Malang, 2010.
[5] Elfi Anis Saati, Identifikasi dan Uji [13] Setyaningrum Ariviani, Total
Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Antosianin Ekstrak Buah Salam dan
Merah (Hylocareus costaricensis) pada Korelasinya dengan Kapasitas Anti
Beberapa Umur Simpan dengan Peroksidasi pada Sistem Linoleat,
Perbedaan Jenis Pelarut, Laporan Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Penelitian, Fakultas Pertanian, UNS, Jurnal Agrointek Vol. 4 No. 2,
Universitas Muhammadiyah Malang, 2010.
Malang, 2002.
[6] Eugene Emile Nicoue, Sylvain Savard,
Khaled Belkacemi, Anthocyanins in
Wild Bluberries of Quebec: Extraction
and Identification, Journal
Agricultural and Food Chemistry, Vol.
55, No. 14, 2007.
[7] Hee-Ock Boo, Buk-Gu Heo, Shela
Gorinstein, Sang-Uk Chon, Positive
Effects of Temperature and Growth
Conditions on Enzymatic and
Antioxidant Status in Lettuce Plants,

40

Anda mungkin juga menyukai