Anda di halaman 1dari 3

4.2.

5 Kimia

1. Pra Analitik

- Persiapan pasien : Untuk pemeriksaan glukosa puasa, OGTT, kolesterol total,


HDL, LDL, protein, albumin, ureum, asam urat pasien diharuskan berpuasa selama
10 sampai 12 jam. Sedangkan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien diharuskan
puasa selama 12 jam. Berbeda halnya untuk pasien dengan pemeriksaan glukosa
2 jam PP, petugas harus memastikan bahwa pasien telah makan dan saat akan
diambil darah pasien telah berpuasa selama 2 jam. Untuk membatalkan puasa
pada pemeriksaan glukosa 2 jam PP, porsi makanan yang dikonsumsi pasien
idealnya adalah porsi makan yang memang biasa dikonsumsi pasien. Hal ini
dikarenakan porsi makanan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan glukosa.
Baik pemeriksaan GDN maupun 2 jam PP, waktu toleransi keterlambatan pasien
diambil darah setelah berpuasa adalah selama 15 menit. Apabila memang pasien
tidak bersedia mengulang puasa, makan batas maksimal toleransinya adalah
selama 30 menit dengan memberikan catatan yang kemudian dilaporkan pada
dokter perujuk.

- persiapan alat :
Untuk persiapan alat sebelum pemeriksaan dilakukan di pagi hari, biasanya alat-alat
untuk pemeiriksaan kimia klinik terlebih dahulu dilakukan quality control (QC). .
Untuk alat COBAS, digunakan 2 kontrol yaitu PCC level 1 dan PCC level 2. Untuk
penggunaan kontrol. Yang pertama kali digunakan adalah PCC level 1. Kemudian
setelah kontrol habis barulah digunakan PCC level 2. Setelah dilakukan kontrol,
petugas lab akan melihat grafik quality kontrol yang tertera pada hasil quality kontrol.
Hasil quality control yang masuk akan ditandai dengan diagram titik yang berwarna
hijau. Sedangkan, hasil quality control yang tidak masuk akan ditandai dengan
diagram titik yang berwarna merah. Kriteria masuk dan tidaknya hasil quality contol
ditentukan dari hukum Westgard, yaitu apabila hasil berada di atas ataupun di
bawah 2 SD maka hasil tersebut dikatakan tidak masuk. Apabila adasalah satu
parameter yang tidak masuk, maka petugas laboratorium akan melakukan quality
control ulang sampai semua parameter nilainya masuk. Namun, apabila setelah di
kontrol dua kali nilai masih tidak masuk, maka biasanya dilakukan evaluasi terhadap
reagen, alat dan kontrol itu sendiri. Misalnya tanggal kadaluarsa serta suhu reagen
dan kontrol serta rusaknya salah satu sparepart alat. Namun, apabila setelah
dilakukan evaluasi ternyata tidak ditemukan ketidaksesuaian padareagen, kontrol
maupun alat, maka biasanya petugas laboratorium akan melakukan kalibrasi namun
hanya untuk jenis pemeriksaan yang nilai kontrolnya tidak masuk saja. Untuk
kalibrasi, tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan, namun apabila dilakukan
pergantian sparepart alat dan kuvet, maka kalibrasi wajib dilakukan. Selain itu,
terkadang alat akan meminta kalibrasi apabila dibutuhkan. Hal ini ditandai dengan
adanya tanda abu-abu pada pada parameter tertentu yang membutuhkan kalibrasi.
Untuk alat Cobas 411, rak nomor 1-89 digunakan untuk sampel poli dan ruangan
Rak nomor 90-98 digunakan untuk kontrol, kalibrasi dan blanko.
Rak nomor 99- 108 untuk sampel CITO dan sampel dari IGD
Sedangkan untuk alat SIEMENS....... kontrol dilakukan dengan menggunakan
Sama seperti cobas, hasil kontrol akan dilihat oleh petugas laboratorium. Apabila
dari hasil kontrol terdapat tanda low atau high maka, kontrol akan diulangi kembali
hingga hasil kontrol dinyatakan masuki. Ketentuan lainnya sama seperti alat COBAS
411.
2. Analitik
Pada Alat Dimension XL 200 maupun Cobas 411, sampel yang terlihat lisis, lipemik
maupun ikterik tetap dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pada alat Dimension,
bila hasil yang keluar terdapat tulisan Assay range, sampel harus diencerkan
secara manual dengan perbandingan 1:1. Selain itu, untuk sampel yang lisis,
biasanya pada kertas hasil akan muncul tanda Hb. Apabila terdapat hasil demikian,
maka petugas laboratorium harus menghubungi dokter perujuk dan menanyakan
apakah hasil tersebut akan dikeluarkan atau tidak. Apabila tidak dikeluarkan,
biasanya hal tersebut akan ditulis pada buku sample tracking yang berisi data-data
sampel yang ditolak serta alasannya. Setelah itu, apabila dokter menyarankan untuk
melakukan pengambilan sampel ulang, maka petugas laboratorium akan melakukian
hal tersebut. Namun, apabila dokter perujuk sudah menyetujui untuk mengeluarkan
hasil, maka hasil dapat dikeluarkan. Pada Cobas, apabila sampel bermasalah
(lipemik, ikterik ataupun hemolitik), akan muncul tanda O yang berarti pemeriksaan
harus diulangi dengan melakukan pengenceran atau pemekatan. Untuk ketentuan
harus diencerkan atau dipekatkan, hal tersebut akan diberi tanda oleh lalat. Apabila
terdapat panah ke atas, itu berarti sampel harus dipekatkan begitu sebaliknya. Untuk
memekatkan ataupun mengencerkan sampel. Terdapat menu Diluent yang dapat
diganti menjadi increase, decrease, normal dan beberapa perbandingan sampel
dengan pengencer yaitu . . . . . . Apabila akan dipekatkan, maka petugas
laboratorium harus menggantinya menjadi increase sedangkan apabila akan
diencerkan, maka petugas laboratorium harus menggantinya menjadi decrease.
Selain itu, untuk sampel yang terlihat lipemik, ikterik atau hemolitik, biasanya sampel
akan diperiksa terlebih dahulu besar serum indeksnya. Apabila nilai serum indeks
melebihi ketentuan, maka sampel harus ditolak. Kriteria serum indeks disajikan pada
tabel di bawah ini.
PARAMETER LIPEMIK (L) HEMOLITIK (H) IKTERIK (I)
GDN 1000 1000 60
SGOT 150 40 60
SGPT 150 200 60
UREUM 1000 1000 60
CREAT 2000 800 15
CHOLESTEROL 2000 700 14
TRIGLISERIDA 0 700 10
ASAM URAT 1500 1000 40
HDL 1800 1200 30
LDL 200 1000 60
BILIRUBIN TOTAL 300 50 0
BILIRUBIN DIREK 750 25 0
CALCIUM 1000 1000 60
ALBUMIN 550 1000 60

Bila saat nilai sampel serum indeks keluar dan melebihi batas, sampel tersebut
harus di REJECT dan dilaporkan ke buku sample tracking.
Sampel dikerjakan secara Duplo bila hasil sampel :

- Creatinin > 3
- Glukosa > 400
- OT PT > 350
- BUN > 100
- Trigliserida > 350
- Asam Urat > 9
- Bilirubin Total Dewasa > 12
- Bilirubin Total Bayi > 17
- Albumin < 2

3. Post Analitik
- penulisan hasil pada Logbook dan kertas Hasil : Untuk hasil Creatinin, asam urat,
Billirubin, Calcium, dan Albumin ditulis sesuai dengan hasil print out alat, sedangkan
untuk pemeriksaan yang lainnya ditulis secara dibulatkan.

Anda mungkin juga menyukai