Anda di halaman 1dari 2

PIDATO INDONESIA BERKEMAJUAN

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Yang Terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru SD Muhammadiyah 6 Genteng.
Dan teman teman kelas 6 yang saya cintai.
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat -Nya, dan karena Ridho
serta Barokah-Nya lah pada hari yang cerah ini kita semua dapat berkumpul dalam
keadaan sehat wal afiat.
Sholawat dan salam Allah semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kita dari alam kegelapan ke dalam dunia yang terang
benderang sekarang ini.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato bertema Indonesia
Berkemajuan, teks ini saya dapatkan dari internet, yang merupakan cuplikan dari pidato
bapak Din Syamsudin dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar 3 Agustus 2015.

Hadirin yang berbahagia.


Bagi umat Islam, perlombaan mengisi dan mewarnai Negara Pancasila dengan sibghah
Islamiyah merupakan perjuangan kebangsaan dan keagamaan sekaligus. Sebagai bagian
terbesar dari bangsa, umat Islam memiliki tanggung jawab terbesar pula untuk menjadi
faktor determinan (penentu) atau paling tidak menjadi faktor efektif di Indonesia.
Umat Islam sebagai penentu ditunjukkan bahwa maju mundurnya Indonesia di masa depan
harus ikut ditentukan oleh maju mundurnya umat Islam. Hal inilah yang belum menjadi
kenyataan dewasa ini.
Ini bisa dilihat dari terjadinya perubahan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan
kebangsaan Indonesia. Perubahan itu kini semakin menyata dan membawa dampak
sistemik ke dalam kehidupan bangsa, termasuk di dalamnya umat Islam.
Tentu perubahan itu berdimensi positif dan negatif sekaligus. Dimensi positif ditandai oleh
antara lain relatif meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat terutama kelas menengah.
Bahkan terjadi ledakan kelas menengah atau middle class booming.
Perubahan positip ini karena semakin terbukanya masyarakat kepada akses informasi dan
ilmu pengetahuan serta semakin terbukanya ruang kebebasan berekspresi bagi
masyarakat. Namun hal-hal demikian bukan tanpa sisi negatif, sisi negatifnya karena arus
liberalisasi politik, ekonomi dan budaya juga semakin deras melanda bangsa Indonesia.
Era reformasi yang mendorong arus liberalisasi juga membawa kecenderungan-
kecenderungan lain yang berdampak pada peran organisasi massa, termasuk di dalamnya
Muhammadiyah. Ada beberapa efek negatif yang dapat dicatat:
Pertama, menguatnya kecenderungan hidup individualistik, materialistik dan hedonistik
dalam masyarakat. Ini merupakan tantangan dakwah dan kendala besar bagi terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kedua, tumbuhnya perekonomian nasional yang memunculkan kekuatan ekonomi baru.
Kekuatan ekonomi ini meski minoritas tapi menguasai mayoritas aset ekonomi. Akibatnya
kekuatan uang merajalela mendorong pemilik modal memasuki dunia politik. Politik uang
ini membawa daya rusak kuat terhadap kualitas demokrasi dan berpotensi mendorong
demoralisasi rakyat.
Ketiga, sebagai akibat amandemen konstitusi yang antara lain memberi kewenangan besar
bagi partai-partai politik untuk menentukan keputusan politik strategis. Karenanya, proses
politik dimonopoli oleh partai-partai politik. Akibatnya organisasi masyarakat yang banyak
memiliki anggota acapkali terseret kepada kepentingan partai politik, menjadi sub ordinat
dan menjadi pelengkap penyerta.
Inilah tantangan Visi Kebangsaan Indonesia Berkemajuan.
Demikian pidato saya, mudah-mudahan bermanfaat, atas kurang lebihnya saya mohon
maaf, Wallahul muafiq illa akwamithoriq, Wassalamualaikum WR. WR

Anda mungkin juga menyukai