Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Stresdan Dukungan Sosial di kalangan

Wanita Depresi Postpartum di Indonesia

AbstrakDepresi postpartum (pasca melahirkan) adalah kondisi


mental dan emosional yang tidak hanya dapat mempengaruhi ibu
tetapi juga pasangan sekaligus anak. Pengaruh negatif dari depresi
postpartum adalah dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi dan
hubungan dengan suami. Untuk menghindari kondisi yang berkaitan
dengan depresi postpartum, identifikasi pengaruh stres juga
dukungan sosial memerlukan informasi yang lebih lanjut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres dan dukungan
sosial terhadap wanita depresi postpartum di Indonesia. Metode:
Penelitian deskriptif korelasional dilakukan pada bulan Februari-Maret
2015. Peserta sebanyak 138 orang direkrut dari Puskesmas Sokaraja II
di daerah Banyumas, Jawa Tengah, dari kunjungan pasca kelahiran di
bidang kesehatan masyarakat dan kunjungan ke rumah dengan
menggunakan convenience sampling. Penelitian ini menggunakan 3
instrumen yaitu Skala Depresi Pasca Kelahiran Edinburgh (EPDS),
Perceived Stress Scale (PSS-10), Daftar Evaluasi Dukungan
Interpersonal (ISEL) termasuk data demografi. Hasil: Pengaruh stres
pada depresi postpartumyang dirasakan dari stres dan dukungan
sosial berbeda secara signifikan antara kelompok tidak depresi dan
depresi dengan mean PSS -3.195 (t = 4.573, df = 136), ISEL mean
3,676 (t = 3,336, df = 136). Kesimpulan: pengaruh stres juga
dukungan sosial yang dilibatkan dengan prevalensi depresi
postpartum. Penelitian lebih lanjut tentang intervensi berbasis budaya
di Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan perawat.

Kata kunci-depresi postparum, pengaruh stres, dukungan sosial

I. PENDAHULUAN

Depresi postpartum adalah salah satu masalah kesehatan


masyarakat global yang dapat menyebabkan pembunuhan bayi serta
kematian ibu, seringkali dengan bunuh diri. Gejala kesusahan dan
depresi berdampak pada ratusan ribu wanita setiap tahunnya di AS
dan mempengaruhi wanita dari semua latar belakang ras/etnis dan
sosial ekonomi. Setelah wanita melahirkan, dia akan memasuki
periode postpartum. Pada periode ini wanita rentan terhadap depresi
yang mempengaruhi sekitar 10 sampai 20% ibu selama tahun
pertama setelah melahirkan. Namun, hanya 50% wanita dengan
gejala menonjol yang didiagnosis. Depresi partpartum secara
langsung dapat mempengaruhi kapasitas wanita di lingkungan yang
tidak sehat untuk perkembangan psikologis dan sosial.

Prevalensi depresi postpartum berkisar 3,5% sampai 63,3%


dimana Malaysia dan Pakistan masing-masing memiliki kasus depresi
postpartum terendah dan tertinggi. Di Indonesia, berdasarkan
RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2013, depresi postpartum
dikategorikan sebagai salah satu gangguan kesehatan mental yang
mengganggu. Andajani-Sutjahjo, Manderson, dan Astbury melakukan
penelitian terhadap wanita Jawa di Indonesia dan menemukan bahwa
keadaan emosional yang bervariasi pada wanita postpartum awal dan
faktor terkait yang berhubungan dengan depresi postpartum adalah
masalah perkawinan, kurangnya dukungan dari pasangan atau
keluarga, pendapatan keluarga yang tidak mencukupi, dan penyakit
kronis dalam keluarga. Selain itu, Andajani-Sutjahjo dkk. meneliti
faktor yang terkait yang dapat berhubungan dengan kondisi stres dan
dukungan sosial yang perlu diperiksa lebih lanjut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menguji pengaruh hubungan stres dan dukungan sosial
wanita depresi postpartum di Indonesia.

I. METODE

A. Peserta

Penelitian deskriptif korelasional digunakan untuk


mengidentifikasi karakteristik depresi postartum dengan teknik
purposive sampling 138 peserta yang dilakukan dari bulan Februari
sampai akhir Maret 2015 di Puskesmas Sokaraja II, Jawa Tengah,
Indonesia. Semua peserta direkrut dari departemen rawat jalan dan
kunjungan ke rumah. Peserta yang memenuhi syarat dalam penelitian
ini adalah ibu postpartum yang telah melahirkan dalam waktu 3
minggu sampai dengan 1 bulan, dengan usianya yang lebih dari 18
tahun, melahirkan bayi usia normal (38 - 42 minggu), bayi sehat
normal (berat >2,600 gram) peserta juga mampu menulis dan
membaca dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, dalam penelitian ini
dikecualikan peserta ibu postpartum yang sebelumnya memiliki
gangguan kejiwaan dan komplikasi yang jelas saat melahirkan.

B. Pengukuran

Penelitian ini menggunakan 3 instrumen yaitu Skala Depresi


Pasca Kelahiran Edinburgh (EPDS), Perceived Stress Scale (PSS-10),
Daftar Evaluasi Dukungan Interpersonal (ISEL) termasuk data
demografi.

1) Perceived Stress Scale (PSS-10)

Perceived Stress Scale adalah instrumen yang digunakan untuk


mengukur efek stres. Penelitian ini menggunakan ukuran dengan
mengadaptasi dari Dr. Cohen dan sudah dilakukan validitas juga
reliabilitasnya. Indeks Validitas Isi (CVI) digunakan untuk memeriksa
validitas isi dari kuesioner yang diterjemahkan. Rata-rata I-CVI dari
PSS-10 yang diterjemahkan dari 3 ahli adalah 1 dan S-CVI dari
pertanyaan termasuk pertanyaan demografis dan terbuka adalah
0,97, dianggap dapat diterima.Validitas dan reliabilitas PSS-10 setiap
item dalam kuesioner PSS-10 mencapainilai yang signifikan yaitu
lebih dari 5% (0,44), berkisar antara 0,569 sampai 0,678, dengan kata
lain versi PSS-10 versi Bahasa Indonesia bagus untuk digunakan.
Ukuran reliabilitas untuk PSS-10, dengan menggunakan alpha
Cronbach adalah 0,837, jadi jelas kuesioner ini siap digunakan dalam
penelitian ini.

2) Dukungan Interpersonal Sosial (ISEL)

Instrumen ini telah diterjemahkan ke dalam versi Bahasa


Indonesia. Versi pendek ISEL tersedia yang terdiri dari 16 item dari
skala penuh, empat dari masing-masing subskala. Prosedur
terjemahan ISEL serupa dengan PSS. Versi asli ISEL telah
diterjemahkan oleh penerjemah yang merupakan penutur asli bahasa
Inggris dan ahli bahasa Inggris.Selanjutnya, terjemahan balik
dilakukan dan setelah itu ISEL yang baru diterjemahkan diuji sebelum
digunakan dalam penelitian ini Mean dari I-CVI dan S-CVI yang
diterjemahkan ISEL adalah 0,97 yang mengindikasikan memiliki nilai
validitas yang baik. Kuesioner ISEL memiliki 16 item signifikan dengan
masing-masing item lebih dari 5 persen (0,44) berkisar antara 0,560
sampai 0,733. Reliabilitas ISEL dengan menggunakan alpha Cronbach
memiliki nilai total 0,876.

3) Skala Depresi Pasca Kelahiran Edinburgh (EPDS)

Skala Depresi Pasca Kelahiran Edinburgh (EPDS) yang


digunakan, paling sering dianjurkan sebagai tes penyaringan untuk
depresi pasca kelahiran EPDS adalah kuesioner 10 item yang dinilai
sendiri yang digunakan untuk mengukur tingkat gejala depresi
wanita, yang meliputi kurangnya minat, rasa bersalah, kegelisahan,
dan pemikiran tentang menyakiti diri sendiri. Skala ini pada awalnya
dikembangkan untuk digunakan pada populasi wanita pasca
melahirkan untuk mengukur mood wanita setelah melahirkan dan
merupakan alat penyaringn yang berguna. Skor maksimal adalah 30,
dengan kisaran 0-3 per individu item skala depresi (0 = normal, 3 =
berat). Skala tersebut telah terbukti memiliki reliabilitas dan validitas
yang baik. Terjemahan EPDS Indonesia telah divalidasi dan dianggap
dapat diandalkan oleh Edward, dkk (2006). Validasi EPDS di Indonesia
untuk depresi pascakelahiran adalah positif bila nilai EPDS lebih dari
10 (permulaan 10/11, sensitivitas 91,7, dan spesifisitas 76,9, nilai
prediktif positif 46,7%, permulaan 11/12, sensitivitas 79,2, spesifisitas
82,0, prediktif nilai positif 47,0%).

C. Pertimbangan etis

Persetujuan etis untuk penelitian ini diterima dari Fakultas


Kedokteran Sultan Agung Semarang. Selain itu, izin dari Dinas
Kesehatan Purwokerto dan juga Puskesmas Sokaraja diperoleh untuk
melakukan penelitian. Informasi dari penelitian ini, yang terdiri dari;
Judul penelitian, tujuan, prosedur, tanggung jawab prinsip peniliti dan
hak peserta, telah diberikan kepada peserta yang terlibat dalam
penelitian ini.

D. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai pada bulan Februari dan berlanjut


sampai akhir Maret 2015. Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti
utama menyewa dua asisten penelitian untuk mengumpulkan data.
Asisten penelitian dilatih oleh peneliti utama mengenai informasi dan
bagaimana melaksanakan penelitian, selama proyek percontohan
dilaksanakan. Informasi para peserta diambil dari catatan medis
mereka dan juga melibatkan bidan di pusat perawatan kesehatan
utama.Setelah menjelaskan tujuan dan juga proses penelitian kepada
peserta yang memenuhi syarat, asisten penelitian membagikan
lembar persetujuan tindakan medis kepada peserta secara pribadi.
Untuk memastikan anonimitas, para peserta diminta untuk tidak
menuliskan nama awal atau namanya pada instrumen. Peserta yang
setuju untuk mengisi kuesioner, telah menandatangani formulir
persetujuan tindakan medis. Untuk memberi penghargaan kepada
para peserta, setelah mengisi kuesioner mereka diberi suvenir.
Sebanyak 138 kuesioner diisi, dengan tingkat pengembalian
berjumlah seratus.
E. Analisis statistik

Semua analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat


lunak SPSS versi 17 untuk Windows dan nilai-p kurang dari 0,05
dianggap signifikan secara statistik. Chi-Square digunakan untuk
memeriksa karakteristik demografi dan depresi postpartum antara
dua kelompok. Untuk menganalisis apakah wanita postpartum yang
tidak depresi dan depresi dengan pengaruh stres dan dukungan sosial
berbeda, uji t independen diterapkan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Uji chi square dianalisis untuk menguji hubungan antara


karakteristik demografi kelompok tidak depresi dan depresi.
Perbandingan dilakukan antara karakteristik sampel dari kedua
kelompok tidak depresi dan depresi.Kunci pembantu postpartum
dalam penelitian ini untuk wanita yang tidak mengalami depresi
postpartum adalah ibu mertua (n = 56, 49,6%) dan untuk wanita
yang mengalami depresi postpartum adalah suami (n = 20, 80%)
suami. Penolong kunci postpartum dalam penelitian ini untuk wanita
yang tidak mengalami depresi postpartum adalah ibu mertua (n = 56,
49,6%) dan untukwanita yang mengalami depresi postpartum adalah
suami (n = 20, 80%) suami.

Untuk menguji perbedaan signifikan antara tidak depresi dan


depresi pada wanita postpartum, tes independen diterapkan, seperti
yang ditunjukkan oleh tabel 2. Ada pengaruh stres yang signifikan
antara wanita postpartum tanpa depresi dan depresi (rata-rata 3,195
dengan p<0,001). Dalam dukungan sosial hal tersebut menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok depresi dan
tidak depresi untuk dukungan sosial (perbedaan rata-rata 3.679
dengan p<.0.001).

B. Pembahasan
PSS-10 digunakan untuk memanfaatkan bagaimana responden
yang tidak dapat diprediksi, tidak terkendali, dan kelebihan responden
menemukan kehidupan mereka, di sisi lain, PSS-10 juga mengukur
sejauh mana situasi dalam kehidupan seseorang dinilai mengalami
stres. Dalam penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan
antara tidak depresi dan depresi akibat stres (t = -4,573, df = 136).
Kelompok depresi secara signifikan berhubungan dengan pengaruh
stres dengan nilai p<0.001. Penelitian sebelumnya tentang pengaruh
stres yang berkaitan dengan postpartum telah ditemukan di Taiwan.
Penelitian telah menemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan
stres postpartum yang diidentifikasi dengan faktor-faktor yang
dianalisis meliputi pencapaian peran bersalin, kurangnya dukungan
sosial dan citra tubuh. Penelitian lain menemukan bahwa wanita yang
memiliki tingkat stres lebih tinggi dan kurangnya dukungan sosial
yang memadai cenderung merasa kurang kompeten dan puas dalam
memiliki peran sebagai ibu, sesuai dengan gagasan Bandura (1989)
bahwa umpan balik dari anggota keluarga dan teman di jejaring sosial
itu penting. Untuk memvalidasi kinerja yang kompeten dalam
mengasuh dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang
memiliki stres lebih rendah dan mendapat dukungan dan bantuan
dalam perawatan anak dari jaringan sosial mereka menunjukkan
kompetensi dan kepuasan yang lebih baik dalam peran mereka
sebagai ibu.

Dukungan sosial yang diteliti menggunakan Daftar Evaluasi


Dukungan Interpersonal (ISEL) dengan hasil perbedaan yang
signifikan antara tidak depresi dan depresi terhadap dukungan sosial
(t = 3.336, df = 136). Interpretasi penelitian ini adalah bahwa
perbedaan yang signifikan ditemukan antara dua kelompok (tidak
depresi dan depresi) yang dirasakan dari stres dan dukungan sosial.
Penelitian sebelumnya tentang dukungan sosial menjelaskan bahwa
dukungan sosial memiliki pengaruh positif terhadap pengalaman
melahirkan anak pada wanita dan terbukti menjadi faktor pencegahan
depresi postpartum. Penelitian lain dari Chen (1994) menemukan
bahwa dukungan sosial adalah subset terbaik untuk memprediksi
depresi postpartum dari stres. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan
pengaruh stres dan dukungan sosial terkait prevalensi depresi
postpartum wanita di Indonesia. Selanjutnya, lingkungan yang baik
berawal dari sumber penghasilan keluarga dan berhubungan dengan
depresi postpartum. Implikasi dari penelitian ini adalah perawat dapat
mendidik keluarga yang berhubungan dengan wanita yang
melahirkan, ibu mertua juga suami untuk mencegah wanita dari
depresi postpartum. Penelitian lebih lanjut mengenai wanita
postpartum tentang intervensi untuk wanita depresi. Hasil penelitian
ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang
perawatan depresi postpartum terutama wanita postpartum yang
tinggal di Indonesia

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami sangat berhutang budi kepada semua peserta yang


mengambil bagian dalam penelitian ini. Juga untuk mereka para ahli
diantataranya Ibu Haryani, Bapak Diswandy dan Ibu Mekar Dwi
Anggraini, PhD yang melibatkan diri dalam penelitian untuk memberi
dan berbagi pendapat tentang CVI ISEL instrumen dan PSS-10.

Anda mungkin juga menyukai