TINJAUAN PUSTAKA
menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor
atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan, dua faktor tersebut
diselesaikan dan masalah disadari ada saat seorang individu menyadari keadaan
sedangkan dalam ilmu fisika kendala adalah hal (khususnya bentuk geometri
lingkungan) yang membatasi keleluasaan gerak sebuah benda atau suatu sistem.6
2.1.3. Bidan
10
11
Ikatan Bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956,
yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan
27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut :
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia
adalah : seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.8
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
2.1.4. Persalinan
2.1.4.1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).9
konsepsi (janin dan uri) yang variabel / dapat hidup, dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar. Partus Immaturus adalah proses persalinan dimana janin
dalam uterus berusia kurang dari 28 minggu dan lebih dari 20 minggu dengan
berat janin antara 500-1000 gram. Sedangkan partus prematur adalah proses
13
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm / cukup bulan,
umumnya berat janin antara 1000-2500 gram dengan umur kehamilan 28-36
minggu. Partus prematrus atau serotinus adalah prose persalinan yang terjadi 2
A. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa usaha
B. Persalinan Buatan
C. Persalinan Anjuran
dan teratur.
pembukaan.
14
Dimulai dari adanya his sampai pembukaan lengkap, terdiri dari 2 fase yaitu
fase laten dan fase aktif. Fase laten berlangsuns selama 8 jam dari
pembukaan 0-3 cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi (3-4
cm), dilatasi maksimal (4-9 cm), deselerasi (9-10 cm). Pada primigravida
Kala II persalinan ditandai dengan his semakin kuat dan cepat kira-kira 2-3
menit sekali, dengan durasi 50 sampai 100 detik dalam hal ini kepala janin
2. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
3. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi dapat dibantu
dengan cara kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, ditarik
ke bawah untuk melahirkan bahu kanan (atas), dan curam ke atas untuk
4. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan seluruh badan
janin.
15
Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan berkontraksi lagi untuk
waktu 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar dengan spontan. Pengeluaran
Kala ini adalah kala 2 jam setelah plasenta lahir, dan perlu diamati apakah
lahir.
lengkap.
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. 9
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
B. Dukun bayi:
Tidak terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan
lulus.
masalah dan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan
17
A. Persalinan kasep
C. Ruptur uteri
E. Infeksi berat
persalinan.
(secara terbalik) dengan angka kematian ibu, dengan demikian bahwa semakin
tinggi persalinan oleh tenaga kesehatan maka akan semakin berkurang kejadian
kematian ibu. Kematian ibu karena kehamilan dan persalinan sangat erat kaitnnya
bahwa semakin tinggi persalinan oleh tenaga kesehatan, maka akan semakin
rendah angka kematian ibu (safe Motherhood, 2006). Target AKI 102 per 100.000
Strategi pelayanan kesehatan ibu yang belum efektif terlihat dari :10
efektif.
akan peran bidan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu belum
optimal.
KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan di
Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah menanda-tangani Perjanjian Kerja
pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan
rujukan.1
19
A. Ibu hamil
B. Ibu bersalin
C. Ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan)
D. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
Diperkirakan jumlah ibu hamil mencapai 60% dari estimasi proyeksi jumlah
persalinan, atau sekitar 2,6 juta jiwa dari total estimasi kelahiran per tahun yang
20
sebesar 4,8 juta jiwa. Jumlah itu berdasarkan estimasi kelahiran yakni 1,05 angka
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan rujukan tingkat lanjutan (RS) di kelas III
yang sudah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola
pengelolaan Jamkesmas.
B. Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan dari
manajemen Jamkesmas.
C. Peserta Program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum
Sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim
Pengelola/Dinas Kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal ibu hamil
tersebut.
H. Fasilitas kesehatan seperti Bidan Praktik, Klinik Bersalin, Dokter praktik
sebanyak 497.1
di fasilitas kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama dengan Tim
Pengelola yang meliputi dokter praktik swasta, klinik swasta, bidan praktik
diberikan di Puskesmas, rumah sakit rujukan kelas III milik Pemerintah atau RS
swasta yang mempunyai kerja sama dengan Pemerintah, termasuk di bidan mitra
1. Pemeriksaan kehamilan.
2. Pertolongan persalinan normal.
3. Pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.
4. Pelayanan bayi baru lahir.
23
lahir.
B. Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh
kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama
tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, tahun 2011
persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan
ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir; serta terselenggaranya pengelolaan
Jampersal adalah salah satu program andalan di bidang kesehatan yang salah
satunya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ). Menurut data
Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007, Angka Kematian Ibu ( AKI )
di Indonesia adalah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang artinya dalam
setiap 100.000 kelahiran hidup terdapat 228 ibu melahirkan meninggal dunia.
Angka tersebut masih terbilang cukup tinggi, meski dalam lingkup Asia Tenggara.
Padahal AKI adalah salah satu indikator utama yang menunjukkan keberhasilan
pelayanan kesehatan, dan tidak terbatas pada masyarakat miskin atau kurang
jamkesmas dan jampersal adalah pada jenis pelayanan yang diberikan, dimana
jampersal hanya melayani ibu hamil (empat kali pemeriksaan selama hamil),
Mandiri (BPM) atau klinik bersalin yang mengikuti program jampersal, atau
bahkan di rumah sakit pemerintah atau di rumah sakit swasta yang mengikuti
indikasi), pemeriksaan ibu nifas dan bayinya (empat kali pemeriksaan), rujukan ke
25
rumah sakit atas indikasi, termasuk fasilitas layanan KB satu kali untuk ibu yang
yang diarahkan kepada kontrasepsi jangka panjang seperti alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) atau kontrasepsi mantap/kontap (MOP dan MOW) untuk tujuan
26
pembatasan dan IUD untuk tujuan penjarangan, secara kafetaria disiapkan alat dan
Kesehatan selaku Tim Pengelola serta SKPD yang menangani masalah keluarga
A. Sumber Dana
Kementerian Kesehatan.1
B. Alokasi Dana
pertama.1
28
jawab program, maka status dana tersebut berubah menjadi dana masyarakat
daerah.16
F. Setelah dana sebagaimana dimaksud angka 3 digunakan oleh Puskesmas
Tabel 2.2. Besaran Tarif Pelayanan Jaminan Persalinan Pada Pelayanan Tingkat
Pertama
Jenis Jumlah
No. Frek Tarif (Rp) Ket
Pelayanan (Rp)
Pelayanan
nifas termasuk
3 pelayanan bayi 3 kali 10.000 30.000 Standar 3x
baru lahir dan
KB pasca
persalinan
Pelayanan
persalinan tak
maju dan atau Pada saat menolong
pelayanan pra- persalinan ternyata ada
4 1 kali 100.000 100.000
rujukan bayi komplikasi, wajib
baru lahir segera dirujuk
dengan
komplikasi
Pelayanan
pasca
keguguran,
persalinan per
5 vaginam 1 kali 500.000 500.000
dengan
tindakan
emergensi
dasar
Sumber : Permenkes Nomor 631 Tahun 2011 Juknis Jampersal. 1
31
Keterangan :1
a) Klaim persalinan ini tidak harus dalam paket (menyeluruh) tetapi dapat dilakukan
klaim terpisah, misalnya ANC saja, persalinan saja atau PNC saja.
b) Pelayanan nomor 5 dilakukan pada Puskesmas yang mempunyai kemampuan dan
sesuai kompetensinya.
c) Apabila diduga/diperkirakan adanya risiko persalinan sebaiknya pasien sudah
dipersiapkan jauh hari untuk dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih baik dan
mampu seperti Rumah Sakit.
d) Sedangkan besaran biaya untuk pelayanan Jaminan persalinan tingkat lanjutan
menggunakan tarif paket Indonesia Case Base Group (INA-CBGs).
Dasar
kas umum) dan dilengkapi dengan buku kas pembantu untuk mencatat
32
setiap uang masuk dan keluar dari kas yang terpisah dengan sumber
Kabupaten/Kota.
3. Pengelola keuangan Jamkesmas (termasuk Jaminan Persalinan)
Kabupaten/ Kota.
d. Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas
klaim.
5.Sesuai dengan ketentuan pengelolaan keuangan negara, Jasa Giro/Bunga
Kas Negara.
6.Seluruh berkas rincian bukti-bukti yakni;
a. Dokumen pengeluaran dana dan dokumen atas klaim Jamkesmas dan
swasta serta,
33
Provinsi.
B. Pengelolaan Dana Pada Fasilitas kesehatan Lanjutan
CBGs
3. Selanjutnya laporan pertanggungan jawaban/klaim tersebut sebagaimana
pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan.
Apabila tidak terdapat buku KIA pada daerah setempat dapat digunakan bukti-
bukti yang syah yang ditandatangani ibu hamil/bersalin dan petugas yang
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) adalah buku yang berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan
anak.13
35
Buku KIA merupakan buku wajib yang harus dimiliki oleh setiap ibu yang
baru hamil sampai dengan anak tumbuh menjadi balita, manfaat dari buku KIA
1. Untuk mengetahui kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, KB, bayi
Jika anda sudah tau manfaat BUKU KIA maka anda juga harus tau apa saja
isi yang terkandung dalam buku KIA, berikut ini adalah isi dari buku KIA : 13
1. Identitas Keluarga
2. Pemeriksaan Kehamilan 7 T yang meliputi :
a. TD
b. Timbang BB
c. TB dan ukur LILA
d. Tetanus Toxoid
e. Tambah Darah
f. Tes Laboratorium
g. Temu Wicara
Dari kelima hal diatas dapat dilihat dalam cacatan kesehatan anak dan KMS
Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu) Buku KIA. Jika ibu melahirkan bayi
Poskesdes, Pustu, Puskesmas, bidan, dokter praktik, rumah bersalin, dan rumah
sakit).13
utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
normal. Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap
kemungkinan terjadinya partus lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten,
persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan
sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu
dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu.
lebih sederhana dan ebih mudah digunakan. Fase laten telah ditinggalkan, dan
pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan servik 4 cm.10
Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam faseaktif kala satu
(rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dan lain-lain), digunakan
juga untuk semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obtetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter
D. Fotokopi identitas diri (KTP atau identitas lainnya) dari ibu hamil/yang
melahirkan.
bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kartu ini wajib dimiliki bagi Warga
Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki Izin
Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin atau
telah kawin. Anak dari orang tua WNA yang memiliki ITAP dan sudah berumur
38
17 tahun juga wajib memilki KTP. KTP bagi WNI berlaku selama lima tahun dan
bersangkutan. KTP bagi WNA berlaku sesuai dengan masa Izin Tinggal Tetap.
Khusus warga yang telah berusia 60 tahun dan ke atas, mendapat KTP seumur
hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali. KTP berisi informasi
1. N.I.K.
2. Nama Lengkap
4. Jenis Kelamin
5. Agama
6. Status
7. Golongan darah
9. Pekerjaan
klaim (reimbursement). Proses klaim dilakukan oleh klinik, rumah bersalin swasta
dan Polindes berdasarkan pelayanan yang telah diberikan kepada ibu hamil.
persalinan harus ditandatangani pasien (ibu hamil, bersalin dan nifas). Kemudian
rujukan, identitas ibu hamil, SJP (Surat Jaminan Persalinan), bukti penunjang lain
independen di RS.1
Bukti Penunjang
Jenis
No. Kartu Buku
Pelayanan Partograf Surat Rujukan
Identitas KIA
Pemeriksaan
1 + +
kehamilan
Pertolongan
2 Persalinan + +
normal
Pertolongan +
3 Persalinan + + (Kecuali
emergensi tidak
resiko tinggi diperlukan)
Pemeriksaan
pasca
4 + +
persalinan
(nifas)
Sumber : Permenkes Nomor 631 Tahun 2011 Juknis Jampersal1
Keterangan :1
a) Klaim persalinan ini tidak harus dalam paket (menyeluruh) tetapi dapat dilakukan
klaim terpisah, misalnya ANC saja, persalinan saja atau PNC saja.
b) Apabila diduga/diperkirakan adanya risiko persalinan sebaiknya pasien sudah
dipersiapkan jauh hari untuk dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih baik dan
mampu seperti Rumah Sakit.
40
c) Besaran biaya untuk pelayanan persalinan tingkat lanjutan menggunakan tarif paket
Indonesia Case Base Group (INA-CBGs).
KIA, partograf, kohort ibu, kohort bayi, formulir MTBM, format pencatatan KB,
melalui dana BOK. Pembiayaan transportasi petugas untuk ANC dan PNC
Lainnya.1
A. Dana jamkesmas dan dana persalinan terintegrasi dan merupakan dana
yang membutuhkan.
B. Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D ke rekening
kesehatan.
D. Dana yang telah menjadi pendapatan Puskesmas sebagaimana dimaksud
Bupati/Walikota atas usul Kepala Dinas Kesehatan yang didasari atas surat
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan dan anggota
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
f. Pegawai swasta;
negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan dan
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
pensiun; Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
43
pensiun; Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun; janda, duda,
atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun;
d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan;
f. janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan
Anggota keluarga meliputi istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari
perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang. 18
Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang
sendiri; dan
B. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh
Anggota keluarga yang lain meliputi anak ke 4 (empat) dan seterusnya, ayah, ibu,
dan mertua.
C. Hak peserta 18
BPJS Kesehatan;
dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
D. Kewajiban peserta 18
1. membayar iuran;
Kesehatan.
yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
B. praktik dokter;
Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim
diterima lengkap.
berlaku; dan
b. memberikan laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
dan
b. menerima laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis
Manfaat Jaminan Kesehatan terdiri atas Manfaat medis dan Manfaat non
medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan,
Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan
Campak.
C. Keluarga berencana. Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling,
yang mencakup: 17
1. rawat jalan yang meliputi:
a. administrasi pelayanan;
b. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis;
c. tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
d. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
e. pelayanan alat kesehatan implan;
f. pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
g. rehabilitasi medis;
h. pelayanan darah;
i. pelayanan kedokteran forensik; dan
j. pelayanan jenazah di Fasilitas Kesehatan.
2. rawat inap yang meliputi:
a. perawatan inap non intensif; dan
b. perawatan inap di ruang intensif.
C. pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
dijamin. Dalam hal diperlukan, selain pelayanan kesehatan Peserta juga berhak
mendapatkan pelayanan berupa alat bantu kesehatan. Jenis dan plafon harga alat
keluarganya;
3. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai
keluarganya;
4. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri
penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak,
beserta
6. anggota keluarganya; dan
7. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan
Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota
keluarganya;
4. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota
keluarganya;
50
keluarganya;
6. Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya;
7. Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali penghasilan
tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta
Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi dari pada
tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS
Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan.17
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan
kerja;
D. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
E. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
F. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
G. pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
H. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;
I. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
(eksperimen);
L. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
M. perbekalan kesehatan rumah tangga;
N. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian
(sepuluh) setiap bulannya pada Bank yang telah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan.
Nilai Nominal
PBI Rp. 19.225,- Kelas III
(per jiwa)
Kelas I
PNS/TNI/POLRI/ 5% 2% dari pekerja
Dan
Pensiun (per keluarga) 3% dari pemberi kerja
Kelas II
s/d 30 Juni 2015:
Pekerja Penerima 0,5% dari pekerja
4,5 % (per keluarga) Kelas I
Upah Selain 4% dari pemberi kerja
dan Dan
PNS/TNI/POLRI/ Mulai 1 Juli 2015:
5% (per keluarga) Kelas II
Pensiun 1% dari pekerja
4% dari pemberi kerja
52
Pekerja Bukan
Rp. 25,500,- Kelas III
Penerima Upah Nilai Nominal
Rp. 42,500,- Kelas II
dan Bukan Pekerja (per jiwa)
Rp. 59,500,- Kelas I
(Mandiri)
tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.20
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima
lengkap. 20
tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang
kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan
meliputi: 20
1. Tarif Kapitasi
peraturan perundang-undangan. 20
Tabel 2.7. Tarif Kapitasi Di RS Pratama, Klinik Pratama, Dokter Praktek, dan
Dokter Gigi Praktek. 20
Tarif Non Kapitasi merupakan nilai besaran yang sama bagi seluruh
kepada Peserta Program Jaminan Kesehatan berupa Rawat Inap Tingkat Pertama
terpencil dan kepulauan dibayar oleh BPJS Kesehatan yang diatur lebih lanjut
Tarif Non Kapitasi Untuk Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama
Tabel 2.8. Tarif Non Kapitasi Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama20
Tabel 2.9. Tarif Non Kapitasi Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal. 20
Penyelesaian
Program
Administrasi
Jampersal
Jampersal
56