Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mengajar merupakan suatu kegiatan dimana memerlukan pengetahuan dan
keterampilan profesional. Sebab apa yang harus dikerjakan guru didalam kelas
maupun di luar kelas melibatkan berbagai keputusan edukatif yang perlu di lakukan
secara cermat. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran pada saat melakukan
proses belajar mengajar seperti memilih dan mengorganisasikan bahan ajar yang tepat
berkomunikasi dengan anak baik secara individu maupun secara klasikal, melakukan
pendekatan pembelajaran yang efektif, mengelola waktu dan sebagainya tidak bisa di
lakukan secara amatiran tetapi diperlukan secara ilmiah.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta
penuh tanggung jawab dan dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak sehingga
timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-
citakan dan berlangsung terus menerus.
Biologi adalah ilmu yang memperlajari tentang segala hal yang berhubungan
dengan makhluk hidup dan kehidupan. Biologi merupakan satu ilmu dasar yang ikut
menentukan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena
dengan belajar biologi siswa akan memiliki kemampuan berpikir logis, sistematis dan
kreatif dalam memecahkan masalah. Ilmu biologi sangat berpengaruh dan berguna
bagi manusia .
Batasan dalam pengertian biologi bukan hanya sekedar penghafalan informasi
saja, namun juga diserta dengan pemahaman konsep dan pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kebanyakan siswa di sekolah masih hanya menerima
informasi dan mengingat-ingatnya saja. Padahal jika hanya mengingat-ingat saja,
materi tersebut tidak akan bertahan lama dan akan cepat lupa. Biologi memerlukan
ketrampilan berpikir logis. Sesuatu yang logis dan masuk akal cepat diterima dan
diserap otak sehinga bisa bertahan lama.

1
Dalam belajar biologi memerlukan pemahaman yang kuat serta kejelian dalam
mengingat setiap istilah-istilah asing yang pertama kali didengar. Selain itu, untuk
memperlajari materi lebih jauh, haruslah memahami konsep. Suatu konsep dapat
dimengerti dengan mudah apabila siswa tersebut merasa antusias dan memiliki
ketertarikan yang tinggi terhadap materi yang disajikan. Karena ketika seseorang
belajar dan terjadi guncangan emosi pada diri mereka, apa yang mereka pelajari pada
saat itu akan lebih mudah terserap ke dalam otak dan biasanya akan menjadi memori
jangka panjang.
Antusiasme siswa kelas XI SMAN 1 Berastagi dalam pembelajaran memang
berbeda-beda, ada yang sangat antusias dengan pelajaran yang diberikan, tetapi ada
juga yang tidak semangat ketika belajar biologi. Daya tangkap, tingkat
pemahaman,dan kecakapan siswa dalam memahami materi juga beragam. Ada siswa
yang langsung bisa menangkap penejelasan dari guru , ada juga siswa yang belajar
dengan temannya baru dia akan memahami materi yang diberikan. Keaktifan siswa
di dalam kelas juga masih minim, banyak siswa yang hanya diam ketika guru
memberi kesempatan untuk bertanya maupun berpendapat. Banyaknya faktor-faktor
dari dalam maupun dari luar menjadi kunci utama seorang guru dapat menerangkan
dengan baik atau tidak kepada siswanya .
Untuk mengatasi beberapa hal yang telah dibahas, diperlukan sebuah metode
pembelajaran khusus untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
diberikan. Metode yang akan menjadi objek penelitian adalah penerapan
metode Student Team Achievment Division (STAD). STAD merupakan salah satu
metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif sederhana dan baik untuk
guru yang baru memulai menggunakan pendekatan kooperatif di dalam kelas, STAD
juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Alasan
menggunakan metode STAD dikarenakan adanya reward dalam metode ini dapat
meningkatkan partisipasi siswa. Pada proses pembelajaran dengan metode STAD,
masing-masing kelompok termotivasi untuk berkompetisi secara aktif dalam kegiatan
diskusi sehingga dapat memperoleh reward dari guru . Pada pelaksanaan metode
STAD dituntut adanya hubungan kerja sama yang baik serta keterampilan siswa

2
dengan kelompoknya sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Penulis
meyakini strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas siswa dan
hasil belajar adalah yang menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe
STAD.
Pendekatan cooperatif tipe STAD menitik beratkan siswa pada
aktivitas dan kreativitas untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental
bahkan pendekatan ini memberi kesempatan bagi para siswa untuk menjadi penemu
serta dapat membantu siswa memahami konsep-konsep biologi yang sulit serta
menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan dapat mengembangkan
proses sosial anak dengan teman-teman di dalam kelasnya. Sehingga diharapkan
Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif terhadap siswa yang
hasil belajarnya rendah.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian di
SMA Negeri Purwodadi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Team Achievment Division (STAD) Dalam Proses Peningkatan
Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Berastagi

1.2 Identifikasi Masalah


a. Pada kegiatan pembelajaran,semangat dan minat siswa untuk mengikuti
pelajaran rendah . Sehingga berdampak kepada keaktifan siswa di dalam
minim, sehingga partisipasi siswa untuk mendengarkan maupun mencatat
materi yang diberikan menjadi rendah
b. Kurangnya variasi metode yang digunakan dapat mempengaruhi minat siswa
untuk mengikuti proses belajar. Kebanyakan guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan informasi.

1.3 Rumusan Masalah


Apakah terdapat peningkatan terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Berastagi dalam materi fungsi dan struktur jaringan
tumbuhan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student

3
Team Achievement Divisions (STAD)

1.4 Batasan Masalah


a. Subjek penelitian adalah siswa SMAN I Berastagi kelas XI tahun ajaran
2017/2018
b. Sebagai pembanding adalah pembelajaran dengan metode ceramah yang biasa
diterapkan oleh guru
c. Hasil belajar yang diukur meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotor yang diukur dengan Cooperative learning Method tipe STAD
d. Konsep atau materi pembelajaran yang dipelajari yaitu fungsi dan struktur
jaringan tumbuhan

1.5 Tujuan Penelitian


a. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam peningkatan proses belajar biologi
serta peningkatan keaktifan, antusias siswa.

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dapat menambah kasanah keilmuan, khususnya
berkaitan dengan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan pembelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 1 Berastagi.

1.6.2 Manfaat Praktis


a. Bagi siswa : diharapkan metode Srudent Teaching Achievment
Division (STAD) dapat memotivasi siswa dalam belajar sehari-hari. Serta
dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran .
b. Bagi guru : sebagai masukan bagi guru untuk dapat memilih metode
pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah : bagi sekolah yang bersangkutan terutama dalam mata pelajaan
biologi diharapkan mampu meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

5
2.1 Pembelajaran
Menurut Miarso (dalam Djamarah, 2010: 324-325) pembelajaran adalah usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk dirinya secara
positif dalam kondisi tertentu.
Sedangkan menurut Hamdani (2010:23) pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau
stimulus.
Pembelajaran merupakan peristiwa eksternal peserta didik yang
dirancanakan untukmendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini
dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses inforamsin nyata
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan Gagne ( dalam Anni
dkk , 2012: 157 ) .
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk
mendukung proses belajar melalui usaha guru dalam membentuk tingkah laku positif
siswa dalam kondisi tertentu agar mencapai tujuan dan kompetensi yang dikuasai
dalam berinterksi dengan lingkungan.
Perolehan tujuan belajar sebenarnya juga dapat dilakukan secara alamiah
dimana peserta didik membaca buku-buku , majalah, surat kabar, jurnal, dan mungkin
bisa dari mengamati fenomena yang terjadi di sekitarnya. Namun dalam proses
belajar perlu dirancang dengan baik dan dipersiapkan yang sering disebut
pembelajaran, maka perolehan tujuan belajar itu akan dapat dicapai secara efektif dan
efisien jika aktivitas belajar itu dirancan secara baik. Setiap komponen pembelajaran
hendaknya saling berhubungan dan berkaitan dengan proses internal belajar peserta
didik agar terjadi peristiwa belajar. Untuk mencapai tujuan belajar, pendidik
hendaknya benar-benar menguasai cara-cara merancang belajar agar peserta didik
mampu belajar optimal.

2.1.1 Komponen pembelajaran

6
Komponen Pembelajaran untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran ada
bagian-bagian yang melaksanakan masing-masing fungsi yang disebut komponen.
Menurut Anni ( 2012 : 159-161 ) ada enam komponen dalam pembelajaran di mana
satu dengan yang lain saling terintegrasi. enam komponen tersebut akan dijabarkan
dalam penjelasan dibawah ini.
a. Tujuan
Tujuan pada dasarnya merupakan suatu harapan dan merupakan aspek pertama
dan terpenting dalam memulai sebuah aktivitas pembelajaran karena tujuan
merupakan sebuah landasan di mana suatu pembelajaran akan ditempuh dan dijalani.
Tujuan di sini dapat pula diartikan sebagai kurikulum. Kurikulum merupakan suatu
rancangan pendidikan dengan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek
kegiatan pendidikan. Jadi, tujuan pembelajaran harus berdasarkan standart
kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang telah ditentukan dalam
kurikulum, dan tujuan pembelajaran ini tertuang dalam RPP. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan
manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
menggunakan landasan yang kokoh dan kuat
b. Subyek belajar
Subyek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena
berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah
individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek
belajar. Untuk itu peserta didik diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Partisipasi aktif subyek belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi
faktor kemampuan yang telah dimiliki hubungannya dengan materi yang akan
dipelajari, Oleh karena itu untuk kepentingan perencanaan pembelajaran yang efektif
diperlukan pengetahuan pendidik tentang diagnosis kesulitan beljar dan analisis tugas
c. Materi pelajaran
Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran,
karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran.

7
Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses
pembelajaran. Materi pembelajaran dalam sistem pembelajaran berada dalam silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , dan buku sumber. Maka pendidik
hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pembelajran agar proses
pembelajaran dapat berlangsung intensif.
d. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran
yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
menerapkan strategi pembelajaran pendidik perlu memilih model-model
pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai, dan teknik-teknik mengajar
yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan strategi
pembelajaran yang tepat pendidik mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik
peserta didik, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut
berfungsi maksimal.
e. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan pendidik dalam
proses pembelajan untuk membantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran.
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan
strategi pembelajaran . Sebab media pembelajaran menjadi salah satu komponen
pendukung strategi pembelajaran di samping komponen waktu dan metode mengajar.
Menurut Suparman (dalam Anni, 2012 : 161) media digunakan dalam kegiatan
instruksional antara lain karena:
- Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata menjadi dapat terlihat jelas
- Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar
- Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi
sistematik dan sederhana, sehingga mudah diikuti.
f. Penunjang

8
Komponen penunjang yang dimaksud dalam system pembelajaran adalah
fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacanya.
Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi, dan mempermudah
terjadinya proses pembelajaran. Sehingga sebagai salah satu komponen pembelajaran
pendidik perlu memperhatikan, memilih, dan memanfaatkannya.

2.2 Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitik
beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang
berada ke dalam kelompok-kelompok kecil.(Saptono,2003:58). Kepada siswa
diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik
dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman-teman sekelompoknya,
menghargai pendapat teman , berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu
siswa yang kurang,dsb
Menurut Johnson dalam B. Santoso (dalam Rofiq, 2010) Cooperative
Learning adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa
belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik
pengalaman individu maupun kelompok.
Menurut Nurhadi (dalam Rofiq, 2010) mengartikan Cooperative Learning sebagai
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interkasi yang silih
asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permasalahan.
Davidson dan Kroll ( dalam Rofiq, 2010 ) sebagaimana yang dikutip oleh
Hamdun, Cooperative Learning diartikan dengan kegiatan yang berlangsung dalam
lingkungan belajar sehingga siswa dalam kelompok kecil saling berbagi ide-ide dan
bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas akademik.
Metode Cooperative Learning diterapkan melalui kelompok kecil pada
semua mata pelajaran dan tingkat umur disesuaikan dengan kondisi dan situasi
pembelajaran. Keanggotaan kelompok terdiri dari siswa yang berbeda (heterogen)
baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin dan etnis, latar belakang sosial dan

9
ekonomi. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaranCooperative
Learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang dengan
kemampuan sedang dan satu yang lainnya dari kelompok kemampuan akademis
kurang. Cooperative Learning bertujuan untuk mengkomunikasikan siswa belajar,
menghindari sikap persaingan dan rasa individualitas siswa, khususnya bagi siswa
yang berprestasi rendah dan tinggi.
2.2.1 Prinsip pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif menurut Saptono (2003 : 56) menyatakan
bahwa prinsip penbelajaran kooperatif ada 4 jika ingi menerapkan, yaotu :
a. Terjadinya saling ketergantungan secara postof (positive
Interdependence) yaitu siswa berkelompok, saling bekerja sama dan saling
menyadari bahwa mereka saling membutuhkan.
b. Terbentuknya tanggunga jawab personal (Individual Accountabillity)yaitu
setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk belajar dan
mengemukakan pendapat sebagai sumbang saras kelompok.
c. Terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok(equal
participation) yaitu dalam kelompoktidak hanya seorang atauorang tertentu
saja yang berperan, melainkan ada keseumbangan antar personal dalma
kelompok.
d. Interaksi menyeluruh ( Simulateneous interaction) yaitu setiap anggota
kelompok memiliki tugas masing-masing secara proposional dan secara
simultan mengerjakan tugas atau menjawab peretanyaan.

2.3 Metode STAD (Student Team Achievement Divisions)


Metode STAD adalah metode yang dikembangkan oleh Slavin, merupakan
metode yang didasarkan pada teori belajar kognitif. Pendidik hanya berperan sebagai
fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi, maka guru hanya menciptakan suatu
lingkungan yang konduksif bagi peseta didik STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode kooperatif
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menerapkan model
pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan metode ini dapat meningkatkan partisipasi

10
karena siswa belajar melalui kelompok diskusi, pada kegiatan diskusi menuntut siswa
untuk berpartisipasi dan terlibat secara aktif dalam tim untuk mendapatkan skor yang
tinggi bagi masing-masing kelompok. Tim. Skor yang didapatkan menentukan reward
yang diberikan guru kepada tim yang mampu memberikan nilai perkembangan
tinggi dari anggota timnya reward yang diberikan dalam bentuk kartu dan terbagi
menjadi 3 jenis, antara lain super team, great team dan good team.
STAD kependekan dari Student Team Achievement Divisions. Metode ini
dikembangkan oleh Robert Slavin dkk. dari Universitas John Hopkins. Dalam
metode STAD guru membagi siswa suatu kelas menjadi beberapa kelompok
kecil atau tim belajar dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang
siswa secara heterogen. Setiap anggota tim menggunakan lembar kerja
akademik dan saling membantu untuk menguasai materi ajar melalui tanya
jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Secara individual atau kelompok
setiap satu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui
penguasaan mereka terhadap materi yang telah mereka pelajari. Setelah itu
seluru siswa dalam kelas tersebut diberikan materi tes tentang materi ajar yang
telah mereka pelajari. Pada saat menjalani tes mereka tidak diperbolehkan
saling membantu (Trianto, 2007)
Menurut (Saptono, 2003) secara garis besar model pembelajaran STAD terdiri
dari 4 Langkah , yaitu :
a. Pembentukan kelompok heterogen
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru lebih tahu siswa mana
yang pandai dan yang lemah. Secara heterogen (memperhatikan gender, pandai-
lemah, leader-anggota) guru membuat kelompok-kelompok kecil, 3-5 siswa untuk
setiap kelompok.
c. Pelaksanaan kuis atau evaluasi
Setelah diskusi, guru memberikan tes/kuis yang harus dikerjakan oleh siswa
secara individu.
d. Pemberian penghargaan

11
Kelompok yang rata-rata nilai tiap anggotanya paling bagus pantas diberkan
penghargaan. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok
baru untuk topik selanjutnya .

2.4 Hakekat Biologi dan Pembelajarannya


Biologi diperlukan suatu kajian kritis. Tentu saja, hal ini akan membawa
konsekuensi pada bagaimana cara pandang orang dalam menanggapi dan menghayati
masalah. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru, khususnya yang berhubungan dengan IPA, sangat
dipengaruhi oleh presepsi guru tentang IPA (termasuk biologi) itu senmdiri, terlepas
dari materi apa yang akan diajarkan. Hal semacam inilah yang sering terjadi di
lapangan . adapun hal-hal yang dapat mengarahkan kita pada apa hakikat biologi,
sehingga kita akan lebih arif ketika mengembangkan pembelajaran biologi.
a. Biologi sebagai kumpulan pengetahuan
Biologi adalah baggian dari IPA, biologi merupajan terminolologi yang berasal
dari dua kata yaitu bios yang berarti hidup, dan logos yang berarti
ilmu/pengetahuan. Dari pengertian tersebut biologi mencakup ilmu-ilmu atau
pengetahuan yang berhubungan dengan kehisupan di alam semesta ini. Pengetahuan
ini termasuk yang telah ditemukan sejak jaman dahulu, hingga penemuan
pengetahuan yang paling baru. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep,
teori, maupun generalisasi yang menjelaskan tentang kehidupan.
b. Biologi sebagai suatu proses investigasi
Pemahaman bahwa biologi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses investigasi
(penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang selalu berhubungan
dengan laboratorium beserta perangkatnya. Para ilmuan melibatkan metode ilmiah
dalam mengembangkan biologi. Proses pengamatan gejala alam, merumuskan
hipotesa , melakukan pengujian serta membuat generalisasi merupakan serangkaian
yang seharusnya diperhatikan oleh guru pada saat melakukan aktivitas
pembelajaran biologi.
c. Biologi sebagai kumpulan nilai

12
Pandangan ini lebih menitik beraktakan bahwa dalam biologi melekat nilai-nilai
ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti, keterbukaan akan berbagai fenomena yang
baru sekalipun. Dengan demikian dalam mengembangkan pembelajarn biologi
hendaknya guru juga mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat
dikembangkan.
d. Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Orang menyadari bahwa apa yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari\ tidak terlepas dari penemuan- penemuan yang memanfaatkan
pendektan ilmiah.Kontribusi biologi di dalamnya banyak memberikan manfaat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan sehari-sehari seperti dalam bidang kesehatan,
perbaikan gizi, kebersihan , hingga sumber makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

2.5 Kerangka Berfikir


Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup dan
kehidupan yang ada di bumi. Materi-materi dalam biologi mengandung konsep-
konsep yang sulit dipahami dengan baik jika penerapannya hanya sebatas teori oleh
siswa sekolah menengah atas meskipun mereka sudah tergolong siswa kelas tinggi.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang
dipelajari. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi pada umumnya guru cenderung
mengalami kesulitan karena minimnya sarana dan prasarana praktikum yang tersedia
di sekolah, maupun alat peraga untuk menunjang pembelajaran, sehingga keaktifan
siswa akan menjadi kurang. Dalam pembelajaran, siswa hanya mendengarkan materi
yang dipaparkan oleh guru menggunakan metode ceramah . Akibatnya siswa tidak
dapat memahami materi biologi yang diterima dengan maksimal, siswa menjadi pasif
dan hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk mengolah informasi yang
dipaparkan oleh guru. Interaksi antar siswa kurang terbangun, sehingga siswa
menjadi kurang tertarik dan berminat mempelajari materi biologi.

13
Berpijak pada permasalahan dalam pembelajaran biologi tersebut , maka
perlu adanya suatu inovasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran. Guru perlu menciptakan strategi pembelajaran maupun metode
pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa, membangkitkan minat dan perhatian
siswa, serta memudahkan siswa dalam memahami materi biologi terutama fungsi dan
struktur jaringan tumbuhan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

14
3.1 Metodologi penelitian
Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak di dalam suatu penelitian
ilmiah. Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung
jawaban metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat
dan mengarah pada tujuan serta dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana data dikumpulkan dan
dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan dokumentasi yang disusun dalam kalimat,
misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomena dari sudut perspektif partisipan.Partisipan
adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan
data, pendapat, pemikiran, persepsinya.

3.2 Lokasi dan Sasaran penelitian


Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Berastagi
Kabupaten Karo. Sasaran penelitian atau disebut objek penelitian adalah
Guru, dan Murid kelas XI IPA 1, XI IPA 5, XI IPA 7 SMA Negeri 1 Berastagi
Kabupaten Karo.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat (instrumen) yang dipergunakan peneliti
dan observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau
informasi dari hasil pelaksanaan tindakan.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah manusia. Ciri-ciri
umum manusia sebagai instrumen mencakup responsif, dapat menyesuaikan diri,
menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan
mengiktisarkan dan memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim
(Meleong : 2008).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

15
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitiananya adalah
kualitatif, dimana penelitian ini mengetahui kualitatif dari suatu penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA Negeri 1 Berastagi . Adapun teknik
pengambilan data dalam penelitian ini adalah :
3.4.1 Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab
secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Peneliti menggunakan pedoman
wawancara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan proses
pembelajaran biologi terutama pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di
kelas XI IPA 1, XI IPA 5, XI IPA 7 SMA Negeri 1 Berastagi. Wawancara tersebut
dilakukan dengan teknik tanya jawab secara langsung terhadap Guru Biologi kelas XI
IPA 1, XI IPA 5, XI IPA 7 SMA Negeri 1 Berastagi. Wawancara dilakukan kapada
guru yang dianggap paling memahami karateristik masing-masing anak didiknya dan
bagaimana proses guru mengajarkan materi yang berkaitan kepada siswanya.
3.4.2. Metode Tindakan Kelas
a. Tindakan
Penelitian ini bersifat kajian tindakan kelas, tindakan berupa pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD .
Dalam penelitian ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa dengan masing-masing siswa mempunyai tugas yang berbeda
untuk setiap kelompoknya. Kemudian memberikan materi pelajaran dan kegiatan
kelompok untuk memecahkan kegiatan kelompok, kemudian pelaksanaaan kuis dan
evaluasi secara individu, di mana nantinya skor dari masing-masing individu akan di
total per kelompok. langkah terakhir adalah pemberian hadiah kepada kelompok
dengan skor tertinggi.
b. Faktor yang diselidiki
Faktor input: dilihat dari kehadiran siswa, keberanian siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat kepada guru maupun teman satu kelompoknya. Faktor
proses: dengan melihat bagaimana implementasi pembelajaran berbasis STAD di
kelas, yaitu dengan memberikan materi kepada siswa , memberi kesempatan siswa

16
untuk berdiskusi dalam satu kelompok, melaksanakan kuis secara individu untuk
menambah skor kelompok, pemberian hadiah bagi kelompok peraih skor tertinggi.
Poin terakhir adalah hal yang paling mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik,
dengan di berikan suatu hadiah seorang siswa akan merasakan hal yang tidak biasa di
dalama dirinya dan hal tersebut dapat meningkatkan keinginan siswa untuk terus
belajar dan berbagi dengan temannya. Faktor output: dengan melihat kemampuan
bagaimana siswa dapat berkoordinasi dengan baik dengan kelompoknya, sehingga
dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran.

3.4.3 Metode Dokumentasi


Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai halhal
yang dapat dijadikan sebagai bukti otentik . Metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data mengenai hal hal yang variable yang berupa catatan tertulis dapat
di pertanggung jawabkan sebagai alat bukti yang resmi. Dokumentasi merupakan
salah satu alat pengumpul data tertulis yang dapat peneliti melalui dokumen-dokumen
atau arsip-arsip yang di perlukan peneliti. Data tertulis sangatlah di butuhkan untuk
menjadikan peneliti ini menjadi lengkap dan valid. Foto merupakan salah satu sumber
informasi yang bias dijadikan data dalam penelitian ini. Ada dua kategori foto dalam
penelitian kualitatif, yaitu foto yangdi hasilkan orang dan foto yang di hasilkan oleh
peneltiti sendiri. Studi dokumentasi pada penelitian ini di peroleh dari catatan
mengenai penerapan pembelajaran koopertif tipe STAD di SMA Negeri 1 Berastagi.

3.5 Analisis Data


Teknik analisis data menurut Moleong ( 2008 : 247) adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedala pola, kategori dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif. Proses analisis data kualitatif dimulai dari menelaah
data yang terkumpul pada saat pengumpulan data. Kemudian langkah berikutnya
adalah dengan mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat

17
rangkuman. Tahap selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan keaabsahan data.
Kemudian dilakukan penafsiran data dalam mengelola hasil sementara .

DAFTAR PUSTAKA

18
Anni, C.T, dan Rifai, A. 2012. Psikologi pendidikan . Semarang : Pusat
pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES.
Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan, 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani, 2010. Strategi belajar mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
ALFABETA
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT
Remaja
Saptono,Sigit. 2003 . Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Unnes Press
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka

19

Anda mungkin juga menyukai