Daya Hambat
Daya Hambat
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk
menetukan tingkat kerendahan bakteri terhadap zat anti bakteri dan untuk mengetahui senyawa
murni yang memiliki aktifitas anti bakteri. Metode uji sensifitas bakteri adalah metode cara
bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti
bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri
pada kosentrasi yang rendah. Uji sentsitiifitas bakteri merupakan satuan metode untuk
menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri dan untuk mengetahui senyawa
murni yang memiliki aktivitas anti bakteri (Hastowo, 1992).
Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri menunjukan sensitifitas bakteri terhadap
zat anti bakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin tebar diameter zona tambatan yang
terbentuk bakteri tersebut semakin sansitif (Hastowo, 1992).
Yang melatar belakangi percobaan ini yaitu praktikan dapat mengetahui beberapa zat
anti mikrobial yang mempunyai daya hambat, kekuatan klasifikasi anti bacterial, pengukuran zat
anti bakterial dan faktor-faktor yang mempunyai ukuran diameter zona hambatan.
Antibakteri yang efektif bagi banyak spesies, baik kokus, basil maupun
spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibiotik yang hanya
efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spketrumnya sempit. Penisilis
hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin
dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil
dan jenis spiril tertentu oleh karena tetrasiklin dikatakan mempunyai spektrum luas
(Dwidjoseputro, 2005).
Pada umumnya bakteri yang muda itu kurang daya tahannya terhadap
desinfektan daripada bakteri yang tua. Pekat encernya konsentrasi, lamanya berada
dibawah pengaruh desinfektan, merupakan factor-faktor yang masuk pertimbangan
pula. Kenaikan temperatur menambah daya desinfektan, selanjutnya medium dapat
juga menawar daya desinfektan susu, plasma darah, dan zat-zat lain yang serupa
protein sering melindungi bakteri terhadap pengaruh desinfektan tertentu
(Dwidjoseputro, 2005).
b. Komponen-komponen medium
c. Stabilitas obat
d. Takaran inakalum
e. Lamanya inkubasi
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan zat zat
dalam jumlah yang sedikitpun mempunyai daya hambat penghambat kegiatan
mikroorganisme yang lain (Dwidjoseputro, 2005).
Zat seperti air raksa, perak, tembaga dan zat-zat organik seperti fenol,
formaldehida, etanol menyebabkan penggumpalan protein yang merupakan
konsitutuen dari protoplasma. Protein yang telah menggumpal itu protein yang
mengalami denatirasi, dan didalam keadaan yang demikian itu protein tidak
berfungsi (Dwidjoseputro, 2005).
uterus muncul dipasaran. Oleh karena itu, tidak ada bahan kimia yang ideal atau
yang dapat dipergunakan untuk segala macam keperluan, maka pilihan jatuh pada
bahan kimia yang mampu membunuh organisme yang ada dalam waktu yang
tersingkat dan tanpa merusak segala bahan yang didisinfeksi. Beberapa hal yang
a. Logam-logam Berat
logam berat berfungsi sebagai antimikrobe oleh karena dapat mempresipitasikan
enzim-enzim atau protein esensial dalam sel. Logam berat yang umumnya dipakai
fenol (asam karbol) untuk pertama kalinya dipergunakan lister didalam ruang bedah
c. Alkohol
Alcohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan
d. Aldehid
Cara bekerjanya aldehid ialah dengan cara membunuh sel mikroba dengan
mendenaturasikan protein.
e. Yodium
Larutan yodium baik dalam air maupun dalam alcohol bersifat sangat antiseptic dan
telah lama dipakai sejak lama sebagai antiseptic kulit sebelum proses pembedahan.
f. Detergen
Sabun biasa tidak banyak khasiatnya sebagai zat pembunuh bakteri (bakterisida)
tetapi kalu dicampur dengan hesaklorofen daya bunuhnya menjadi besar sekali.
g. Antibiotik
Antibiotik adalah suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari atau dibentuk dan
dihasilkan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikitpun
Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri baik kakus, basil maupun
spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya suatu antibiotik yang hanya efektif untuk
spesies bakteri tertentu disebut antibiotik yang spektrumnya sempit (Dwijdoseputro, 2005).
Staphylococcus aureus adalah bakteri yang mempunyai sifat bakteri bentuk cocus, gram
positif, formasi staphylae, mengeluarkan endotoxin, tidak bergerak tidak mampu membentuk
spora. Fakultatif anaerob, sangat tahan terhadap pengeringan, mati pada suhu 60C setelah 60
menit. Merupakan flora pada kulit dan saluran pernapasan bagian atas. Di alam terdapat pada
tanah, air dan debu diudara (Entjang, 2003).
Penyakit yang dapat ditimbulkan adalaf infeksi bernanah dan abses. Infeksinyakan lebih
berarti bila menyerang anak -anak, usia lanjut dan orang yang daya tahan tubuhnya menurun,
seperti penderita diabetes melitus, luka bakar dan AIDS (Entjang, 2003).
Dari percibann ini didapatkan data dari antibiotik ampisilin diameter zona beningnya
adalah 42,25mm dan indeks daya hambatnya 61,04mm, antibiotik chloramfenicol diameter zona
beningnya adalah 26mm dan indeks daya hambatnya 3,33mm, pada antibiotik amoxilin diameter
zona beningnya adalah 0 mm dan indeks daya hambatnya 0m, sedangkan pada deterjen diameter
zona beningnya adalah 49,75mm. Dari data ini didapatkan bahwa pada amoxilin tidak terdapat
zona bening maupun indeks daya hambat.
Dari desinfektan, detol dimeter zona beningnya 47,74mm dan indeks zona hambatnya
6.96mm. Bayclin diameter zona beningnya 0 dan indeks zona hambatnya -1, pada wipol
diameternya zona bening 0 dan indeks daya hambatnya -1, sedangkan pada listerin diameter zona
beningnya dan indeks zona hambatnya masing-masing adalah 0mm dan -1mm, dari data ini
didapatkan bahwa pada bayclin, wipol, dan listerin tidak terdapat diameter zona beningnya.
Dalam pratikum ini digunakan antibakterial yang terdiri dari 3 antibiotik dan 1 detejen,
yang dimana amoxilin merupakan salah satu antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
dengan mengikat salah satu atau lebih pada ikatan penisilin -protein sehingga menyebabkan
penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel
bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah (lisis)
(Anonim, 2011).
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh organisme (mikroorganisme) hidup, yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya
(Irianto, 2006).
Berdasarkan sifatnya (daya hancutnya) antibiotik dibagi menjadi dua :