Anda di halaman 1dari 18

TK141351

Bahan Konstruksi dan


Korosi
Sifat Rekayasa Bahan

Prof. Heru Setyawan


Departemen Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
http://elkimkor.com
Densitas

Sifat dasar semua Masuk dalam banyak


bahan rekayasa rumus rekayasa

Densitas r

Salah satu faktor


pemilihan bahan Didefinisikan sebagai
untuk perancangan rasio massa/volume
berat minimum
3
Sifat Thermal
Sifat rekayasa thermal yang dibutuhkan
Sifat rekayasa thermal
untuk menjawab pertanyaan:

Bagaimana komponen rekayasa


ukurannya berubah ketika Ekspansivitas panas
dipanaskan?

Seberapa baik ia memindahkan


Konduktivitas panas
panas?

Bagaimana suhunya berubah


Kapasitas panas spesifik
ketika dipanaskan?

Pada suhu berapa bisa


Titik lebur
digunakan?
4
Sifat Thermal: Ekspansivitas Panas

Definisi (dimensi linier): Ekspansivitas panas volume b:

1 dl l = panjang
a= T = suhu
Untuk bahan isotropi:
l dT
b = 3a
Jika a tidak tergantung suhu:

l - l0 Perubahan densitas r dengan suhu T:


a=
l (T - T0 )
dr
= - br
Nilai tipikal a:
dT
Logam, 10-20 106 K1
Keramik & gelas, 1-10 106 K1
Polimer, 30-300 106 K1
5
Sifat Thermal: Ekspansivitas Panas

dr
= - br
dT
Dari suhu ambient sampai 700C
Slope = b ekspansi besi mendekati fungsi
linier dari suhu, sehingga nilai
tunggal a menggambarkan dengan
sesuai perilaku ekspansi.

Densitas besi vs suhu


6
Sifat Thermal: konduktivitas panas

Hukum Fourier:
dT
q = -k
dx

Chart Ashby
7
Sifat Mekanis
Robert Hooke 1635-1703
Kontribusi ilmiah utama Hooke adalah dalam menulis buku pertama tentang mikroskopi
dan penelitian orisinil tentang pegas dan jam. Hukum liniernya tentang pegas merupakan
basis hukum konstitutif paling sederhana elstisitas linier.

Thomas Young 1773-1829


Young memberikan kontribusi penting pada mekanika padatan, mekanika fluida dan optik.
Warisannya yang berharga dalam elastisitas adalah dalam mengidentifikasi modulus
sebagai sifat bahan daripada sifat sistem. Kerja pentingnya dalam fenomena kapilaritas
dbersama dengan Laplace melalui persamaan Young-Laplace untuk tekanan dalam
gelembung.

Simeon Denis Poisson 1781-1840

Poisson adalah ilmuwan Perancis abad ke-19 yang memiliki kontirbusi luar biasa dalam
pengembangan matematika dari mekanika padatan.
Tujuan pembelajaran

Mendefinisikan stress teknik dan strain teknik.


Menyatakan hukum Hooke, dan mengingat kondisi dimana hukum ini berlaku.
Mendefinisikan rasio Poison.
Dengan diberikan diagram stress-strain, menentukan: (i) modulus elastisitas, (ii) yield strength (offset
strain 0,02), dan (iii) kekuatan regangan (tensile stregth), dan (iv) menerka persen pemanjangan
(percent elongation).
Untuk deformasi regangan spesimen berbentuk silinder ulet, menggambarkan perubahan profil
spesimen ketitik rusak.
Menghitung duktilitas dalam istilah persen pemanjangan dan persen pengurangan luas untuk bahan
yang dibebani dalam regang sampai rusak.
Memberikan deifnisi singkat dan satuan untuk modulus resillience (kemampuan kembali ke bentuk
dan ukuran setelah deformasi) dan keuletan (toughness) (statis).
Untuk spesimen yang dibebani dalam regangan, dengan diberikan beban yang dikenakan, ukuran luas
penampang sesaat, maupun panjang awal dan sesaat, mampu menghitung nilai stress sebenarnya dan
strain sebenarnya.
Tujuan pembelajaran

Menyebutkan dua teknik uji kekerasan yang paling umum; mengingat dua perbedaan diantara
keduanya.
(a) menyebutkan dan menguraikan secara singkat dua teknik uji kekerasan mikro-identikasi yang
berbeda, (b) menyebutkan dua keadaan dimana teknik tersebut biasanya digunakan.
Menghitung stress kerja untuk bahan ductile (ulet).
Stress & Strain
Tiga cara dasar beban dikenakan: (a) tension (regang), (b) compression
(tekan), dan (c) shear
Stress & Strain

Sress teknik didefinisikan oleh:


F MPa (SI) (1 MPa = 106 N/m2),
s= pounds force per square inch, psi (Customary U.S.).
A0

Strain teknik didefinisikan oleh:

tidak bersatuan,
l -l Dl
e= i 0= meter per meter atau inchi per inchi;
l0 l0 tidak tergantung sistem satuan.
kadang-kadang dinyatakan dalam %.
Uji regang
Spesimen regangan standar dengan penampang lingkaran

Representasi skema alat yang digunakan untuk


melakukan uji stress-strain regang
Uji tekan

Dilakukan dengan cara yang sama seperti uji regang, kecuali bahwa gaya
adalah tekan dan spesimen mengerut kearah stress.
Dengan perjanjian, gaya tekan diambil negatif, yang menghasilkan stress
negatif strain tekan yang dihitung juga negatif.
Uji regang lebih umum karena lebih mudah dilakukan;
Sangat sedikit informasi tambahan yang diperoleh dari uji tekan.
Uji tekan digunakan jika:
Perilaku bahan pada strain besar dan permanen (mis.: plastik) diinginkan, atau
Bahan getas dalam regang.
Uji Shear dan torsi

Untuk uji yang dilakukan menggunakan gaya geser murni, shear stress dihitung menurut:
F
t=
A0
Shear strain didefinisikan sebagai gari singgung sudut strain .
Torsi adalah variasi shear murni, dimana bagian struktur dipelintir.
Gaya torsi menghasilkan gerak rotasi disekitar sumbu longitudinal, mis.: gardan mesin, as penggerak
umumnya dilakukan pada as ilinder atau buluh shear strees = fungsi torsi T, shear strain
idihubungkan dengan sudut pelintir f.

Torsi

Shear
Pertimbangan geometri keadaan stress

Keadaan stress merupakan fungsi orientasi bdang dimana stress yang diambil bekerja.

1 + cos 2q
s ' = s cos 2 q = s
2
sin 2q
t ' = s sin q cos q = s
2
Simple tension: cable

F
s=
Ao
Ski lift (photo courtesy P.M. Anderson)
Simple shear: drive shaft

Fs
t =
Ao
Catatan: disini t = M/AcR.
5
Simple compression:

Ao

Canyon Bridge, Los Alamos, NM


(photo courtesy P.M. Anderson)

Catatan: badan struktur


Balanced Rock, Arches tekan (disini s < 0).
National Park
(photo courtesy P.M. Anderson)
Bi-axial tension: Hydrostatic compression:

Pressurized tank Fish under water (photo courtesy


(photo courtesy P.M. Anderson)
P.M. Anderson) sq > 0

sz > 0 sh < 0

Anda mungkin juga menyukai