Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

REHABILITASI JANTUNG DAN GELANG PASIEN


Di Ruang 5 CVCU RSU Dr.Saiful Anwar Malang

Oleh :
TIM PKRS

R. 5 CVCU
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SYAIFUL ANWAR


MALANG
2017

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
REHABILITASI JANTUNG DAN GELANG PASIEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Departemen Medikal di R. 5 CVCU RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh:
Rakelli A. L 150070300011047
RekySulistiono 150070300011155
WennyTrisnaningtyas 150070300011044
TrirezikaDianingrum 150070300011103

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

2
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
REHABILITASI JANTUNG DAN GELANG IDENTIFIKASI PASIEN
DEPARTEMEN MEDIKAL
RUANG 05 CVCU RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen Medikal

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

__________________________ __________________________
NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruangan

________________________
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
REHABITASI JANTUNG DAN GELANG PASIEN

3
Pokok Bahasan: Rehabilitasi Jantung dan Gelang Pasien
Sasaran : Keluarga Pasien di ruang 5,5a,5b RSU Syaiful Anwar Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Lantai 2 RSU Saiful Anwar Malang
Penyuluh : Mahasiswa PSIK UB, STIKES MATARAM, UMM, UNIK, dan STIKES
BANYUWANGI

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien.


Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan
hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal tahun 1900, institusi
rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur, proses, dan
outcome dengan berbagai macam program regulasi yang berwenang misalnya
antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO, Indikator Klinis dan lain
sebagainya. Namun harus diakui, pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi Kejadian
Tidak Diduga (KTD) (Dep Kes R.I 2006).
Program keselamatan pasien disusun dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan
pasien, mengurangi risiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan cedera terhadap
pasien. Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi efektif, peningkatan kewaspadaan penggunaan obat Higth
Alert, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, penurunan resiko
infeksi, penurunan resiko jatuh.
Dalam peningkatan keselamatan pasien tenaga kesehatan kuhusnya perawat harus
bekerja sama dengan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga pasien harus
mengetahui hal hal yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Sasaran keselatan
pasien yang pertama yaitu ketepatan identifikasi pasien. Salah satu cara
pengidentifikasian pasien yaitu penggunaan gelang identitas. Perawat harus menjelaskan
kepada pasien dan / atau keluarga tentang tujuan dari semua gelang dan alasan
penggunaannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengidentifikasi kesalahan dan mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi
dalam upaya mencegah kesalahan.

4
Rumah Sakit dr. Syaiful Anwar Malang merupakan rumah sakit dengan akreditas
Paripurna, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit.
Semua pasien harus menggunakan gelang identitas, namun masih ada pasien yang tidak
menggunakannya dengan berbagai alasan, seperti melepas gelang identitas.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penyuluhan tentang
keselamatan pasien khususnya ketepatan identifikasi pasien (penggunaan
gelang identitas) di ruang lima (5) RSSA Malang.

B. Analisa Situasi
1. Peserta Penyuluhan
Keluarga Pasien di ruang 5,5a,5b CVCU RSU Syaiful Anwar Malang dengan latar
belakang pendidikan SD, SMP, SMA dan peguruan tinggi
Minat dan perhatian dalam menerima penyuluhan baik
2. Penyuluh
Mahasiswa PSIK UB, STIKES MATARAM, UNIK, STIKES BANYUWANGI dan UMM
yang praktek di ruang 5 CVCU RSU Dr.Saiful Anwar Malang
Mampu menyampaikan materi tentang Rehabitasi Jantung dan Gelang Pasien
Mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan perhatian
3. Ruangan
Tempat / ruang tunggu lantai 2
Penerangan dan ventilasi cukup baik untuk dilakukan penyuluhan

C. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang rehab jantung diharapkan pengunjung
dapat memahami tentang rehabitasi Jantung dan gelang keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang rehabilitasi jantung dan gelang
keselamatan pasien dengan baik dan benar diharapkan pasien dan keluarga mampu:
a) Pengunjung dapat menjelaskan definisi rehabilitasi jantung dan gelang pasien
b) Pengunjung dapat menyebutkan manfaat rehabilitasi jantung dan gelang pasien
c) Pengunjung dapat menyebutkan kriteria-kriteria untuk pasien rehabilitasi jantung
d) Pengunjung dapat menyebutkan tujuan rehabilitasi jantung gelang pasien

5
e) Pengunjung dapat mengetahui waktu memulai rehabilitasi
f) Pengunjung dapat mengetahui peringatan rehabilitasi jantung
g) Pengunjung dapat menyebutkan program rehabilitasi PJK
h) Pengunjung mengetahui jenis-jenis gelang identitas pasien
i) Pengunjung mengetahui tujuan penggunaan gelang identitas
j) Pengunjung mengetahui bahaya penolakan dan pelepasan gelang identitas pasien.

D. Manfaat
a. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan penyuluhan ini bermanfaat bagi pasien dan keluarga dalam mengetahui
tentang pentingnya penggunaan gelang pada pasien
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan penyuluhan ini bermanfaat bagi rumah sakit membantu dalam menerapkan
patient safety.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam menerapkan patient safety.
d. Bagi Mahasiswa
Sebagai tambahan ilmu dan refrensi untuk pedoman dalam menjaga patient safety.

E. Materi Peyuluhan/Sub Pokok Bahasan


a. Definisi rehabilitasi jantung dan gelang pasien
b. Manfaat rehabilitasi jantung dan gelang pasien
c. Kriteria-kriteria untuk pasien rehabilitasi jantung
d. Tujuan rehabilitasi jantung dan gelang pasien
e. Waktu memulai rehabilitasi
f. Peringatan rehabilitasi jantung
g. Program rehabilitasi PJK
h. Pengertian, tujuan, dan manfaat gelang keselamatan pasien
i. Jenis-jenis gelang keselamatan pasien
j. Pelepasan gelang keselamatan pasien

F. Rencana Kegiatan
a. Metode
Ceramah
Tanya jawab (diskusi)
b. Media

6
Laptop
PPT
Leaflet
LCD
c. Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 20 januari 2017
Pukul : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang 5 CVCU RSSA
d. Pemateri
Penyaji : mahasiswa UMM
Moderator : mahasiswa PSIK UB
Fasilitator : mahasiswa UMM
Observer : mahasiswa PSIK UB
e. Peserta
Keluarga/ wali pasien yang dirawat di ruang 5 CVCU RSSA.

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan audien Metode Waktu
Kegiatan
Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam Ceramah 2,5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan umum 3. Menjawab
dan khusus dari penyuluhan pertanyaan
4. Melakukan kontrak waktu 4. Mendengarkan
5. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
6. Mengenali pengetahuan awal
audiens
Pelaksanaan 1. Menjelaskan kepada audien 1. Mendengarkan Ceramah 10 menit
a. Penyajian 2. Memperhatian
tentang definisi rehabilitasi
3. Memahami
jantung
2. Menjelaskan kepada audien
tentang manfaat rehabilitasi
jantung
3. Menjelaskan kepada audien
tentang kriteria-kriteria untuk
pasien rehabilitasi jantung
4. Menjelaskan kepada audien
tentang tujuan rehabilitasi
jantung
5. Menjelaskan kepada audien
tentang waktu memulai

7
rehabilitasi
6. Menjelaskan kepada audien
tentang peringatan
rehabilitasi jantung
7. Menjelaskan kepada audien
tentang program rehabilitasi
PJK
8. Menjelaskan kepada audien
tentang definisi, tujuan,
manfaat gelang keselamatan
pasien
9. Menjelaskan kepada audien
tentang jenis-jenis gelang
dan pelepasan gelang
keselamatan pasien Tanya jawab 10 menit
10. Menjawab pertanyaan yang
diajukan audien
11. Memberikan pertanyaan
kepada audien tentang apa
Tanya jawab 5 menit
yang sudah dijelaskan
12. Mengobservasi tingkat
antusias audien tentang
penyuluhan

b. Diskusi Menanyakan materi


yang belum jelas
Bertanyan tentang
hal seputar
rehabilitasi jantung

c. Evaluasi Menjawab
pertanyaan yang
diberikan penyuluh
Penutup 1. Menarik kesimpulan 1. Mendengarkan Ceramah 2,5 menit
2. Memberikan tindak lanjut 2. Menjawab salam Tanya jawab

8
3. Memberikan ucapan terima
kasih
4. Menutup penyuluhan (salam)

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Adanya koordinasi dengan CI klinik ruang 5 RSSA untuk menentukan tempat dan waktu
edukasi.
Pengorganisasian kegiatan edukasi dilakukan sebelum kegiatan.
Media dan bahan-bahan untuk edukasi telah siap sebelum edukasi dilakukan.
2. Evaluasi Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan kooperatif.
Peserta antusias dan aktif selama kegiatan edukasi dilakukan.
Peserta memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab 80 % pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang disampaikan oleh pemateri. :
a. pengertian dari rehabilitasi jantung dan gelang pasien
b. manfaat rehabilitasi jantung dan gelang pasien
c. kriteria-kriteria untuk pasien rehabilitasi jantung
d. tujuan rehabilitasi jantung dan gelang pasien
e. waktu memulai rehabilitasi
f. Peringatan rehabilitasi jantung
g. program rehabilitasi PJK

9
DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC
Soeharto, Imam. 2004. Penyakit Jantung Dan Serangan Jantung. Jakarta : Gramedia
Prof Dr. Peter Kabo. 2008. Mengungkap Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
WHO. 1993. Rehabilitation after cardiovascular disease with special emphasis on developing
countries. Geneva: WHO.
Kusmana D. 2009. Rehabilitasi Jantung Komprehensif, Pengalaman Pengelolaan Selama 31
Tahun. In: Minicourse on Cardiac Prevention and Rehabilitation; 21st Weekend Course
on Cardiology; 2009; Jakarta
Jolliffe, J. A., K. Rees, R. S. Taylor, D. Thompson, N. Oldridge and S. Ebrahim 2001.
"Exercisebased rehabilitation for coronary heart disease." Sports Medicine Journal 1:
87.
Marchionni, N., F. Fattirolli, S. Fumagalli, N. Oldridge, F. Del Lungo, L. Morosi, C. Burgisser
and G. Masotti 2003. "Improved exercise tolerance and quality of life with cardiac
rehabilitation of older patients after myocardial infarction: results of a randomized,
controlled trial." Circulation 107(17): 2201.
Oldridge, N. B. 1988. "Cardiac rehabilitation exercise programme." Sports Medicine 6: 45

10
Potter and Perry (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan. (Edisi IV). Jakarta. EGC

Lampiran 1
Materi Penyuluhan
REHABILITASI JANTUNG

Definisi
Rehabilitasi jantung serangkaian kegiatan diperlukan untuk mempengaruhi penyebab
penyakit jantung dan mencapai kondisi fisik, mental dan sosial terbaik, sehingga mereka dapat
mempertahankan atau mencapai kehidupan seoptimal mungkin dimasyarakat dengan
usahanya sendiri (WHO 1993).

Manfaat rehabilitasi jantung


Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, program-program exercise dan psiko-
edukasi membantu menurunkan mortalitas penyakit jantung dalam jangka waktu yang lama,
mengurangi kambuhnya miokard infark, memperbaiki faktor-faktor resiko utama penyakit
jantung. (Benson G, 2000).
Latihan melindungi jantung dengan : Menurunkan tekanan darah, Menjaga agar berat
badan tetap stabil, Menjaga kadar kolesterol yang sehat, Menurunkan kadar gula, Menurunkan
stres, depresi dan anxietas, Meningkatkan sirkulasi, kekuatan otot; Meningkatkan semangat
untuk tetap sehat.

11
Kriteria-kriteria untuk Pasien Rehabilitasi jantung
1. Kriteria Inklusi : Paska miokard infark, Paska PTCA, Paska CABG, CHF Stabil, Pacu
Jantung, Penyakit Katup Jantung, Transplantasi Jantung, Penyakit Jantung Bawaan,
Penyakit gangguan vaskular.
2. Kriteria Eksklusi : Unstable Angina, Gagal jantung kelas 4, Tachyaritmia-Bradiaritmia tidak
terkontrol, Severe Aortic-Mitral Stenosis, Hypertropic-obstructive cardiomyopathy, Severe
pulmonary hypertension, Kondisi Lainnya

Tujuan rehabilitasi jantung


1. Medical Goals : Meningkatkan fungsi jantung; Mengurangi resiko kematian mendadak dan
infark berulang; Meningkatkan kapasitas kerja; Mencegah progresivitas yang mendasari
proses atheroskeloris; Menurunkan mortalitas dan morbiditas.
2. Psychological goals : Mengembalikan percaya diri; Mengurangi anxietas and depressi;
Meningkatkan managemen stres; Mengembalikan fungsi seksual yang baik.
3. Social Goals : Bekerja kembali; Dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari hari secara
mandiri.
4. Health Service Goals : Mengurangi biaya medis; Mobilisasi dini dan segera pasien bisa
pulang; Mengurangi pemakaian obat-obatan; Mengurangi kemungkinan dirawat kembali.

Waktu memulai rehabilitasi jantung


Pasien kondisi hemodinamik stabil : Tidak ada sakit dada berulang dalam 8 jam, Tidak
ada tanda-tanda gagal jantung yang tidak terkompensasi ( sesak pada saat istirahat dengan
ronki didasar paru bilateral), Tidak ada perubahan signifikan yang baru pada EKG dalam 8 jam
terakhir.

Peringatan rehabilitasi jantung


Aktivitas/latihan harus dihentikan jika : HR level sebelum latihan > 100 bpm; Sistolik BP
>200 mmHg; Diastolik BP > 110 mm Hg; Penurunan diastolik BP > 10 mmHg; Perubahan
Signifikan pada Ventricular atau atrial aritmia; Blok jantung derajat 2 atau 3.

Program Rehabilitasi PJK


1. Program Fase I : Fase Rawat Inap (Inpatient)
Fase I dilaksanakan selama pasien masih tinggal di rumah sakit, dan meliputi latihan
rehabilitasi awal, yang menekankan pada pendidikan pasien, terdiri dari diskusi informal

12
dengan dokter dan juru rawat. Terapi latihan menyerupai aktivitas kehidupan sehari-hari
seperti duduk, berdiri, dan berjalan.
Tujuan dari rehabilitasi fase I dipusatkan pada uapaya untuk :
- Menhindari problem yang diakibatkan tinggan di tempat tidur (bedrest) terlalu lama.
- Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya perihal pola hidup yang benar.
Pelaksanaan rehabilitasi fase I dimulai segera setelah kondisi pasien stabil : biasanya
24-48 jam sehabis serangan jantung atau CABG.
Tujuan diatas dapat diperinci sebagai berikut :
- Memebatu pasien untuk dapat memulai gerakan fisik
- Mengurangi beban mental, emosional yang biasanya mengikuti seseorang setelah
serangan jantung, CABG, dan mereka yang sudah mengidap tanda-tanda PJK.
- Mulai mengidentifikasi factor-faktor resiko dari PJK
- Menumbuhkan sifat positif yang dapat memotivasi pasien untuk komitmen jangka panjang
kea rah hidup normal.
Langkah-langkah melakukan fase I :
1. Latihan melemaskan otot leher. Kepala ditundukkan perlahan-lahan dengan
mendekatkan dagu ke dada. Muka lurus ke depan dan diteruskan dengan melihat ke
atas.
2. Kepala diputar ke kiri dan ke kanan. Kepala digelengkan ke kiri dank e kanan dengan
mendekatkan telingan ke pundak yang bersangkutan
3. Pundak ditarik ke atas dan ke bawah
4. Letakkan tangan kanan ke paha kanan dan tangan kiri ke paha kiri. Angkat bergantian
lurus ke depan
5. Tangan dibelakang kepala dan siku mengarah ke depan. Perlahan-lahan siku dibuka
dan ditutup
6. Tangan bertolak pinggang. Putar tangan bertumpu pada persendian pundak/bahu.
Demikian gerakan-gerakan di atas diulang berkali-kali
Pada hari ke-3 pasien dilatih berdiri dan berjalan perlahan-lahan. Diukur nadi dan tensi
setiap mulai dan selesai latihan, serta dicatat pada lembaran kertas (log) yang tersedia.
Hari-hari berikutnya intensitas latihan ditingkatkan dengan berjalan kaki di koridor di antara
kamar, selanjutnya diadakan latihan di ruang khusus untuk rehabilitasi. Ruang ini dilengkapi
dengan peralatan seperti sepeda statis, dan berjalan, barbell, tongkat dan lain-lain.

13
Pasien yang menjalani latihan fase I dilengkapi dengan monitor jarak jauh (telemeter)
sehingga dapat dicatat EKG yang bersangkutan saat melakukan kegiatan latihan.
Menjelang akhir fase rawat, pasien diharapkan sudah mampu berjalan sekitar 1 kilometer.
Kelas gerakan Contoh aktivitas
Kelas I Duduk di tempat tidur dengan bantuan
Duduk di kursi 15-30 menit, 2-3 kali sehari
Kelas II Duduk di tempat tidur tanpa bantuan
Berjalan di dalam ruangan
Kelas III Duduk dan berdiri secara mandiri
Berjalan dengan jarak 15-30 meter dengan bantuan 3 x sehari
Kelas IV Melakukan perawatan diri secara mandiri
Berjalan dengan jarak 50-70 meter dengan bantuan 3-4 x sehari
Kelas V Berjalan dengan jarak 80-150 meter mandiri 3-4 x sehari
Tabel 1. Contoh aktivitas pada fase I (inpatient)

2. Program Fase II : Out Patient


Program out-patient dilakukan segera setelah kepulangan pasien dari rumah sakit.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembalikan kemampuan fisik pasien pada
keadaan sebelum sakit. Pasien yang pernah mengalami infark myocard dan atau operasi
bypass arteri memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami dysritmia, dypnea dan
angina. Pada pasien yang pernah menjalani operasi bypass sering terjadi rasa pusing dan
diyrrhitmia supraventricular sedangkan pasien yang pernah mengalami infark myocard
sering mengalami perubahan segmen ST pada EKG. Hal inilah yang mendorong perlunya
pengawasan program latihan pada orang dengan riwayat gangguan jantung tersebut (Jolliffe
et al., 2001:87).
Seperti yang telah dikemukakan program rehabiliatasi sebaiknya diawali beberapa hari
sebelum fase I berakhir. Biasanya fase II dimulai pada minggu kedua atau ketiga setelah
serangan myocardial infark. Program ini diharapkan dapat memberi dukungan dan dapat
membimbing penderita gangguan jantung untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatannya. Idealnya, program fase II dijalankan di fasiloitas kesehatan yang memiliki
fasilitas EKG untuk pengawasan latihan, peralatan dan staf yang dapat mengatasi kondisi
darurat. Apabila fase rehabilitasi ini terpaksa dijalankan di rumah ataupun di tempat dengan
sarana minimal, seyogyanya tetap dilakukan pemeriksaan periodik pada pusat pusat
kesehatan. Pada prinsipnya, tujuan dari fase ini adalah untuk memberi latihan rehabilitasi
fisik seseorang penderita gangguan jantung agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-

14
hari seperti sedia kala. Program ini sebaiknya dikepalai oleh dokter yang dapat melakukan
kontak secara teratur dengan pasien, dapat melayani panggilan rumah atau dapat
melakukan pengawasan pada program latihan (Marchionni et al., 2003:2201).
Ades (2001:894) memberikan beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara
mandiri terdapat pada gambar 2 sampai 10. Pada tiap latihan dilakukan pengulangan
sebanyak 10 kali dan dilakukan dua kali sehari. Pada tiap latihan dilakukan pengaturan
nafas yang baik karena apabila dilakukan penahanan nafas dapat terjadi peningkatan
tekanan darah dan meningkatkan beban kerja jantung. Pada hari ke 4 dan ke 5 dapat
ditambahkan beban sebesar 250 gram pada tangan. Pada hari ke 6 beban dapat
ditingkatkan menjadi 500 gram.
1. Latihan I (Latihan Siku), Cara :
o Berdiri dengan siku menekuk dan dikatupkan pada dada
o Luruskan siku ke arah depan.
o Tekuk kembali siku.
o Ulangi sampai dengan 10 kali

2. Latihan Elevasi Lengan, Cara :


o Berdiri dengan siku menekuk di dada.
o Luruskan siku dan lengan ke arah atas
o Tekuk kembali ke posisi semula.
o Ulangi sampai dengan 10 kali

15
3. Latihan Ekstensi lengan, Cara :
o Berdiri dengan siku menekuk ke arah dada.
o Lengan direntangkan ke arah disamping pinggang.
o Katupkan kembali lengan pada dada
o Ulangi sampai dengan 10 kali.

4. Latihan Elevasi Lengan II, Cara :


o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping badan.
o Dengan tetap meluruskan siku angkat lengan keatas kepala.
o Turunkan lengan kembali ke samping badan.
o Ulangi sampai dengan 10 kali.

5. Latihan Lengan Gerak Melingkar, Cara :


o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping badan.
o Rentangkan tangan setinggi bahu.
o Gerakakan secara melingkar tangan dan lengan dengan arah depan dengan tetap
meluruskan siku.
o Ulangi sampai dengan 10 kali

16
o Lakukan gerakan memutar kebelakang sampai dengan 10 kali

6. Latihan Jalan Di Tempat (Mulai hari ke-5), Cara:


o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dengan lengan ditekuk ke depan
o Angkat satu kaki dengan menekuk lutut seperti saat berbaris.
o Ayunkan lengan untuk membantu menjaga keseimbangan
o Ulangi sampai dengan 10 kali.

7. Latihan Menekuk Pinggang, Cara :


o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu
o Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kanan
o Pertahankan kaki dan punggung tetap lurus.
o Ulangi sampai dengan 10 kali.
o Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kiri.
o Ulangi sampai 10 kali

17
8. Latihan Memutar Pinggang, Cara:
o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tekuk lengan dan tempatkan tangan di
o pinggang
o Putar tubuh ke kanan dan kemudian kembali.
o Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
o Ulangi sampai dengan 10 kali.

9. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7), Cara:


o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, lengan diangkat diatas kepala.
o Tekuk punggung sampai tangan menyentuh lutut.
o Angkat kembali lengan keatas kepala
o Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
o Ulangi sampai dengan 10 kali.

18
10. Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3), Cara:
o Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tangan menyentuh
pinggang.
o Tekuk punggung ke depan dengan lutut juga menekuk.
o Kembali luruskan punggung
o Ulangi sampai dengan 10 kali.

3. Program Fase III : Pemeliharaan


Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melanjutkan ke fase pemeliharaan adalah
kapasitas fungsional pasien, status klinis serta tingkat pengetahuan pasien tentang
gangguan jantung yang dialaminya. Kapasitas fungsional minimal yang dimiliki oleh pasien
adalah sekitar 5 METs yang memungkinkan seseorang dapat menjalankan aktivitas sehari-
hari tanpa kesulitan yang berarti. Secara klinis, pasien harus sudah memiliki respon
hemodinamik dan kardiovaskular yang stabil. Pasien juga diharapakn sudah memiliki
pengetahuan dasar tentang gejala-gejala yang dialami, pilihan terapi yang dapat dilakukan,
karakteristik perjalanan alamiah penyakit serta rentang aktivitas yang aman untuk dilakukan
(Oldridge, 1988:45).

19
Program latihan pada fase pemeliharaan pada dasarnya sama dengan individu normal
dengan penekanan pada latihanb jenis aerobik. Pada pasien dengan kapasitas fungsional
diatas 5 METS, pemrograman latihan dengan menggunakan frekuensi denyut jantung dan
RPE (rating of perceived exertion) dapat dilakukan. Frekuensi latihan sebaiknay berkisar 3
sampai 4 kali dalam seminggu. Durasi latihan dapat dimuai dari 10 menit an kemudian
dapat ditingkatkan secara bertahap sampai dengan mencapai 60 menit. Pada saat terjadi
peningkatan kapasitas fungsional dan status klinis (Jolliffe et al., 2001:87).
Beberapa metode latihan yang dapat dijalankan pada penderita gangguan jantung
adalah latihan interval, sirkuit, sirkuit-interval dan kontinyu:
1. Latihan interval didefinisikan sebagai latihan yang kemudian diikuti oleh periode
istirahat. Beberapa manfaat dari jenis latihan ini adalah dapat dilakukannya latihan fisik
dengan intensitas tinggi pada fase aktif dan secara keseluruhan intensitas latihan rata-
rata meningkat.
2. Latihan sirkuit merupakan latihan dengan melakukan beberapa jenis aktivitas fisik tanpa
istirahat. Latihan sirkuit biasanya meliputi latihan beban dengan sasaran otot tangan dan
kaki. Manfaat dari latihan jenis ini adalah dapat melatih otot tangan dan kaki.
3. Latihan sirkuit interval merupakan latihan tipe sirkuit dimana seseorang menjalankan
beberapa aktivitas akan tetapai diselingi oleh istirahat pada saat dilakukan peralihan
aktivitas. Manfaat dari latihan jenis ini meliputi manfaat yang didapat dari altihan sirkit
dan interval.
4. Latihan kontinyu menekankan penggunaan energi submaksimal yang diajaga terus
samapai dengan latihan berakhir. Manfaat dari latihan jenis ini adalah bahwa latihan ini
lebih mudah untuk dijalankan.

20
Lampiran 2
Materi Penyuluhan
GELANG PASIEN

1. Pengertian
Pemasangan gelang pasien adalah kegiatan identifikasi dengan memasang gelang
identifikai pasien rawat inap pada pergelangan tangan kiri yang tercanrum nama.

2. Tujuan
Tujuan penggunaan gelang identitas
a. Untuk memudahkan identifikasi pasien dan mencocokkan layanan dan perawatan
kesehatan untuk pasien tersebut.
b. Untuk mencegah terjainya kesalahan identifikasi pasien, kesalahan prosedur,
kesalahan medikasi, kesalahan transfuse, dan kesalahan pemeriksaaan diagnostic.

3. Jenis-Jenis Gelang Berdasarkan Warna


a. Biru Muda
Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis
kelamin laki-laki.
b. Merah Muda/Pink
Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis
kelamin perempuan.
c. Kuning
Gelang kuning menandakan bahwa pasien mempunyai resiko jatuh tinggi. Artinya
pasien tersebut perlu diawasi lebih ketat. Misalnya pasien pasca operasi, pasien
dengan penurunan kesadaran, atau pasien dengan alat bantu.
d. Merah
Gelang merah menandakan pasien mempunyai riwayat alergi obat atau makanan.
Gunanya agar dokter atau perawat waspada bahwa si pasien punya riwayat alergi
terhadap obat atau makanan tertentu.
e. Putih
Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien (biasanya bayi
yang baru lair) yang tidak/belum jelas jenis kelaminnya.
f. Ungu
Gelang warna ungu menandakan bahwa si pasien harapan hidupnya rendah atau
dikenal dengan istilah Do Not Resuscitation (DNR).

4. Bahaya Penolakan Penggunaan Dan Pelepasan Gelang Identitas


1) Kesalahan dalam pemberian obat
2) Kesalahan dalam melakukan tindakan

21
5. Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi Pasien
1) Pemberian obat
2) Prosedur pemeriksaan radiologi
3) Intervensi pembedahan (prosedur infasif)
4) Transfusi darah
5) Pengambilan sampel (darah, urin)
6) Transfer pasien
7) Konfirmasi kematian

6. Melepas Gelang Identitas


Gelang identitas hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
Yang bertugas melepas gelang identitas adalah perawat shift yang bertanggung
jawab terhadap pasien selama dirawat di rumah sakit.

22

Anda mungkin juga menyukai