Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Pengembangan Pendidikan Sekolah Dasar terbagi dua paparan besar, yaitu


paparan tentang pengembangan pendidikan secara horizontal dan secara vertical.
Perkembangan Horizontal
Arah perkembangan pend Sekolah Dasar secara horizontal mengandung harapan agar
pendidikan dapat menjangkau semua orang berusia SD tanpa kecuali, selain itu juga
mampu menjangkau daerah terpencil.
Bentuk pengembangan pendidikan Sekolah Dasar mencakup 4 rumpun pendidikan
diantarannya:
1. Rumpun Sekolah Dasar konvensional diantaranya
a. Sekolah Dasar Biasa
Memiliki gedung
Tempat belajar rata rata sebanyak 6 ruang dsb
Kurikulum yang digunakan kurikulum nasional
Proses belajar langsung setiap hari, pagi, siang
( satu minggu 33 jam, jumlah hari yang efektif 240 s.d 245 dalam 1 tahun)
b. Sekolah Dasar Kecil
Sekolah Dasar ini di kembangkan dengan ciri memiliki bangunan yang terdiri
atas 2 atau 3 ruang dengan 2 guru / 3 guru yang melayanai enam tingkat
kelas. Proses belajarnya menggunakan modul atau petunjuk penggunaan buku
paket

c. Sekolah Dasar Pamong


Pamong ( Pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua dan guru ) system
pamong berusaha untuk menampilkan anak tidak sebagai subjek pendidikan.
Sekolah Dasar Pamong memiliki tingkat kelas yang sama dengan Sekolah
Dasar biasa bedanya ialah kegiatan belajar mengajarnya yang di sesuaikan
dengan kondisi masing masing anak atau orang tuanya, sehingga tidak
mengganggu kegiatan orang tua sekolah pamong di peruntukan bagi anak usia
7 12 tahun yang putus Sekolah Dasar dan tidak bersekolah yang di sebabkan
oleh faktor social ekonomi.
System Sekolah Dasar Pamong dapat berlangsung di mana saja , sekolah
dasar pamong merupakan wadah untuk meningkatkan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak didik untuk belajar

1
Sistem sekolah Dasar Pamong menggunakan 10 Prinsip
Tujuan pendidikan memberikan semangat kepada anak untuk belajar
Belajar berlangsung dimana saja
Pendidikan merupakan proses sosialisasi
Berfungsi sebagai tempat latihan kepemimpinan
Materi di sajikan dalam bentuk modul
Belajar menurut lama masing-masing dan belajar tuntas
Partisipasi masyarakat memiliki keterangan
Struktur Personal kelas 1 dan 2 di kelola oleh seorang guru
Pendidikan tanggung jawab orangtua, masyarakat dan pemerintah
Guru sebagai Pembina pendidikan, peran guru adalah sebagai pengelola
pengajaran

2. Rumpun Sekolah Dasar Luar Biasa Meliputi


a. Sekolah Dasar Luar Biasa : Siswanya terdiri atas anak anak penyandang
cacat dengan berbagai macam ketentuan ( tuna netra, tuna rungu, tuga graliti
dan tuna daksa )
Rasio guru dan murid di harapkan 1 : 5 10
Tenaga pendidik harus lulusan sekolah pendidikan luar biasa

b. Sekolah luar biasa (SLB)


Merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan untuk menangani dan
memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak penyandang kelainan
misalnya kelainan fisik, mental, dan emosi/sosial
Sekolah Luar Biasa terbagi 2 Sekolah luar biasa Pembina dan SLB
Konvensional ( biasa ) Sekolah luar biasa Pembina terbagi atas SLB Pembina
Tingkat Nasional dan SLB Pembina Tingkat Provinsi.
SLB adalah sekolah bagi anak menyandang cacat yang jenjang pendidikanya
meliputi tingkat persiapan, dasar dan lanjutan. Jenis Sekolah Luar Biasa
terbagi atas
SLB A bagi anak tunanetra
SLB B bagi anak tuna rungu
SLB C bagi anak tuna grahita ( terbelakang mental )
SLB D bagi anak tuna deksa ( kelainan otot, tulang sendi dan
penyerap )

2
SLB E bagi anak tuna laras sulit menyesuaikan diri terhadap
lingkunagan sosial

c. Sekolah Terpadu
Ialah sekolah yang duproyeksikan untuk dapat menampung siswa sekolah
dasar, termasuk ke dalamnya anak berkelainan dan anak berbakat
Perbedaan kegiatanya
Adanya usaha pengintragasian ( pembauran ) dengan anak berkelainan
Adanya guru pembimbing khusus
Anak anak penyadang ketunaan di haruskan mengikuti pendidikan
formal
Siswa terdiri dari anak usia 7 / 12 tahun

3. Rumpun Pendidikan Luas Sekolah


Rumpun pendidikan luar sekolah meliputi kelompok belajar (kejar) paket A dan
kursus persamaan sekolah dasar.
Program kejar paket A adalah jenis kegiatan pendidikan berbentuk kegiatan
bekerja dan belajar untuk mengejar ketinggalan
Program ini ditugaskan untuk memberantas 3 buta, yaitu buta aksara latin dan
angka , buta bahasa Indonesia, dan buta pendidikan dasar penyelenggaraanya
dapat dilaksanakan oleh organisasi atau lembaga masyarakat yang ada di desa /
kelurahan seperti : LKMD,PKK / Darma Wanita.

4. Rumpun Sekolah Keagamaan


Rumpun Sekolah Keagmaan meliputi MI dan Pondok Pusantren
a. Madrasah Ibtidayah ( MI )
Adalah satuan pendidikan yang bersifat umum setingkat SD yang di kelola
oleh Depertemen Agama, serta lulusanya dapat melanjutkan ke sekolah yang
lebih tinggi kurikulum yang digunakan 30% pelajaran Agama dan 70 %
pelajaran umum berstandar sama dengan kurikulum SD yang berlaku

b. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren memiliki dua nilai yang mendasari pola perilaku dan
intraksi edukatifnya yaitu nilai religius dan nilai kultur tradisional
Keunggulan lain dari lembaga pesantram
Merujuk langsung ke sumber nilai
Memberi peluang kea rah edukatif yang demokratis

3
Interaktif yang akrab antara santri dan kiyai
Kiyai sebagai panutan yang di teladani
Pembinaan di siplin melalui pendidikan shalat, shaum dsb
Menampilkan kesederhanaan dan kewajaran hidup
Mengembangkan pribadi yang mandiri dan anggota social yang saling
menolong
Sifat responsive terhadap perkembangan dan pemantapan kehidupan
muslim

B. Pembembangan Vertikal
Pengembangan vertical mengandung arti penyelenggaraannya merupakan
perwujudan pendidikan yang adil dan merata juga harus mempertimbangkan
keragaman peserta didik baik dalam aspek kemampuan, pola hidup maupun
lingkup social budaya dimana mereka tinggal.
Ciri perkembangan Vertikal
1. Pengembangan kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan merujuk pada 3 hal yaitu berkaitan dengan memasukan
( input ), proses dan produk ( output )
Input pendidikan mencakup siswa, guru, lingkungan, alat (instrument) dengan
segala karakteristik seperti : Intelegensia, Bakat, Minat, kebiasaan siswa
keempat faktor tersebut menurut penalaran logis diprediksi akan
menghasilkan produk yang bermutu dengan bercirikan
Peserta didik menunjukan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap
tugas-tugas belajar
Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan khusus dunia
kerja
2. Pengembangan Rekransi Pendidikan
Upaya peningkatan revansi dalam system pendidikan berharap agar hasil
pendidikan sesuai dengan kebutuhan artinya dapat memberi dampak bagi
pemenuhan kebutuhan peserta didik, bail kebutuhan kerja, kehidupan di
masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Pengembangan Efisiensi Pendidikan


Pendidikan disebut efesien apabila hasil yang dicapai maksimal dalam
konteks yang luas efisien berkaitan dengan professional dalam manajemen

4
nasional pendidikan yang di alaminya terkadang antara lain disiplin, keahlian,
etos kerja dan cost effectivenss

Anda mungkin juga menyukai