Objek

- Pasien hipertensi dengan TD 170/110 mmHg

- Osteoporosis
- Osteoporosis
- Obesitas
- Pembessaran prostat jinakAnemia dengan Hb 9,8
- Dyspepsia (terinfeksi H. pylori)Kadar TG, kolesterol total dan LDL tinggi
- HDL rendah
- Asam urat tinggi

Assessment
1. Over dosis
Alendronate 2 x 1
Dosis untuk osteoporosis adalah digunakan dalam dosis tunggal 10 mg
per hari atau dapat diberikan 70 mg per minggu
Sangobion 3 x 1
Cardura 2 x 2 mg
Dosis doxazosin untuk pembesaran prostat jinak adalah 1 mg yang
digunakan 1 x sehari untuk initial dose dan maintenancenya dapat
digunakan 1-8 mg 1 x sehari.
Avodart (Dutasteride) 2 x 1 (0,5 mg)
Dosis anjuran dutasteride adalah 0,5 mg 1 x sehari.
Simvastatin 2 x 1
Simvastatin diberikan dalam dosis tunggal (1 x sehari)
Allopurinol
Allopurinol diberikan dalam dosis tunggal (1 x sehari)
Famotidine
Dosis untuk pengobatan ulcer akut adalah 20 mg tiap 12 jam atau 40 mg
pada saat sebelum tidur.
2. Pemilihan obat yang tidak tepat
Natrium Diklofenak 50 mg 3 x 1
3. Adverse Drug Reaction
Alendronate
Nyeri abdomen, susah menelan, heartburn, iritasi atau nyeri esophagus,
nyeri otot,
Natrium diklofenak
nyeri abdomen konstipasi, diare, perforasi Gastrointestinal.
Simvastatin
abdominal pain, gastritis, mual, peningkatan enzim transaminase
Gemfibrozil
dyspepsia, abdominal pain, nausea
Captopril
batuk kering, mual, muntah
Lasix (furosemide)
 hipokalemia, hiponatremia, hiperurikemia, hipomagnesia, diare, mual, iritasi gastric,
pancreatitis
Antasida (aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida)
konstipasi (Al), diare (Mg)
Braxidin (chlordiazepoxide dan clidinium bromide)
Gangguan mental dan penglihatan, mengantuk, amnesia,
ketergantungan, retensi urin, hipotensi.
Famotidine
sakit kepala, pusing, konstipasi, diare, trombositopenia, ruam kulit
Diazepam
hipersensitivitas, miastenia gravis, sleep apnea
Haloperidol
gejala ekstrapiramidal, anorexia, konstipasi, diare, dyspepsia, hipersaliva, mual
muntah
Avodart (dutasterid)
Impotensi, penurunan libido, gangguan ejakulasi, gangguan pada
payudara termasuk pembesaran dan/atau perlunakan, reaksi alergi
termasuk ruam, pruritus, edema yang terlokalisir, dan angioedema.
Cardura (doxazosin)
Astenia, kelelahan menyeluruh, edema, pusing, sakit kepala, mual,
somnolen, panas dan kemerahan paada kulit, hipotensi, ginekomastia,

4. Interaksi obat
Captopril dan allopurinol (major)
Kombinasi kedua obat ini dapat meningkatkan resiko reaksi alergi dan
infeksi berat. Gejalanya antara lain nafas pendek, gatal, kemerahan,
demam, nyeri atau lemah otot, bengkak (pada wajah, bibir, dan lidah)
Simvastatin dan Gemfibrozil (Major)
Meningkatkan resiko efek samping seperti kerusakan liver dan
rhabdomyolysis yang berkaitan dengan pemecahan jaringan otot skeletal.
Captopril dan natrium diklofenak
Dapat menurunkan efek captopril dalam menurunkan tekanan darah..
Allopurinol dan antasida (aluminium hydroxide)
Dapat menurunkan efek allopurinol. Allopurinol harus diberikan minimal 1-
2 jam sebelum pemberian antasida.
Haloperidol dan antasida (magnesium hydroxide)
Dapat menyebabkan ritme jantung yang irregular. Efek dapat meningkat
jika kadar magnesium atau potassium dalam darah rendah.
Alendronate dan natrium diklofenak
Dapat meningkatkan resiko perkembangan gastrointestinal ulcer dan
bleeding.
 Alendronate dan antasida
Antasida dapat mempengaruhi absorpsi dari alendronate dan menurunkan
efektifitasnya. Antasida diberikan paling tidak 30 menit setelah pemberian
alendronate.
5. Obat tanpa indikasi
Haloperidol
Haloperidol digunakan untuk manajemen psychotic disorder (contohnya
skizofrenia) dan delirium
Braxidin
Mengandung chlordiazepoxide dan clidinium yang diindikasikan untuk
terapi gangguan saraf otonom dan somatic karena cemas. Clidinium
digunakan untuk pengobatan spasme atau kram abdominal karena
colicky abdominal pain, diverticulitis, dan irritable bowel syndrome
Diazepam
Digunakan untuk treatment anxiety disorder, hipnotik pada manajemen
insomnia untuk jangka pendek, sedative, antikonvulsan dan manajemen
alcohol withdrawal syndrome

Dipiro edisi 9