Anda di halaman 1dari 4

Deka Danyawan

5202414080

PTO Rombel 2

1. - Menurut John D Millet, manajemen industri adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.
Inti manajemen berada pada proses pengarahan atau actuating dan leading terhadap sumber daya
organisasi agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
- James A.F. Stoner dan Charles Wankel
Berbeda dengan John, Stoner dan Wankel memberikan batasan manajemen industri adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapai tujuan organisasi.
-Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard
Paul dan Blanchard membatasi manajemen industri sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan
dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

2. a) Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik


peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan

b) Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi, kehadiran


serikat pekerjan, dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan

c) Nilai-nilai kemanusiaan. Pondasi yang utaman dalam membangun komitmen karyawan


adalah adanya kesungguhan dari organisasi untuk bisa memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan.

d) Komunikasi dua arah yang komprehensif. Komitmen organisasi dibangun atas dasar
kepercayaan, dan kepercayaan pasti membutuhkan komunikasi dua arah. Tanpa adanya
komunikasi dua arah mustahil komitmen organisasi dapat dibangun dengan baik.

f) Rasa kebersamaan dan kerukunan. Penelitian yang dilakukan oleh Kantar (dalam Dessler,
1995) menemukan bahwa seperti dalam masyarakat utopis, organisasi yang ingin meraih
kebersamaan, seluruh faktor ini bersama-sama menciptakan rasa senasip dan kerukunan, yang
pada tahap selanjutnya memberi kontribusi pada komitmen karyawan.

g) Visi dan Misi. Dessler (1995) menyatakan bahwa pwmimpin dapat memberi inspirasi bagi
tumbuhnya performansi dan komitmen karyawan yang tinggi dengan cara memberi kesempatan
pada karyawan untuk dapat mengerti dan memahami visi dan misi bersama dalam sebuah
organisasi.

h) Nilai sebagai dasar perekrutan. Nilai personal merupakan dasar kesesuaian seseorang untuk
menunjukkan kesesuaian dengan organisasi.

i) Kestabilan kerja. Karyawan dengan kestabilan yang tinggi akan memperoleh komitmen
organisasi yang tinggi pula.
j) Pengahayatan finansial. Herzberg et.al (1959) menyatakan bahwa faktor hygiene seperti gaji
hanya akan menghasilkan motivasi dalam jangka yang pendek. Oleh karena itu insentif yang
diberikan kepada individu yang telah berhasil melampaui target dari apa yang ditetapkan perlu
dihargai jerih payah kerja kerasnya.

3. Jika organisasi bekerja tanpa manajemen yang baik tentu akan mengalami kesulitan dan
hambatan yang berat dalam usaha mencapai tujuannya bahkan bisa berakibat fatal tidak dapat
mencapai tujuan yang diiginkan. Fungsi Manjemen diperlukan dalam organisasi untuk:

Mencapai tujuan
Tujuan organisasi akan tercapai dengan baik jika manajemen diterapkan dengan baik dengan
meminimasi trial and erroratau coba-coba. Melalui ilmu dan seni, sumber daya yang ada dapat
dioptimalkan demi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang bertentangan.


Kadang dalam suatu organisasi terdapat kepentingan, tujuan, sasaran dan kegiatan yang berbeda
dari para anggota dan pengurusnya. Hal ini akan menimbulkan benturan yang sangat hebat.
Dengan manajemen yang baik permasalahan ini dapat diseimbangkan sehingga prioritas tujuan
bersama dapat diutamakan.

Mencapai efisiensi dan efektivitas.


Kinerja suatu organisasi merupakan ukuran baik tidaknya suatu organisasi, salah satu cara untuk
mengukur kinerja suatu organisasi yaitu dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja

4. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian.


Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada
membangun iklim organisasi, yaitu berdampak kepada membangun budaya organisasi
yaitu nilai dan kepercayaan yang manjadi titik pusat organisasi. Budaya organisasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi karena
keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama banyaknya dengan jumlah
individu yang ada dalam organisasi. Umumnya budaya organanisasi sangat dipengaruhi
oleh lingkungan eksternal organisasi. Suatu organisasi memerlukan satu budaya yang
merupakan kumpulan persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota
organisasi, yang akan dijadikan sebagai suatu system yang menggabungkan beberapa
pengertian yang secara eksplisit dianggap sebagai definisi budaya organisasi. (Rahmi
Yuliana, 2012).

Komunikasi organisasi memegang peran penting untuk mendukung efektifitas


operasional organisasi. Aspek penting dari komunikasi organisasi adalah potensi dari
komunikasi itu sendiri sebagai alat (tool) yang dapat dirancang manajemen untuk
pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat dari manfaat bagi
organisasi meliputi fungsi pengendalian (kontrol dan pengawasan), motivasi,
pengungkapan emosional dan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan
(Robbins, 2001:312).

Unsur-unsur komunikasi dalam organisasi yaitu :


-Komunikator (communicator) yaitu memberi berita,dalam hal ini adalah orang yang berbicara,
pengirim berita atau orang yang memberitakan.

-Menyampaikan Informasi atau berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengatakan,mengirim ataupun menyiarkan.

-Berita-berita ( Message ) yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah,laporan atau saran.

-Komunikan (communicate) yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung yang
menerima informasi atau berita.

-Reaksi atau tanggapan (respon) yaitu dalam bentuk tanggapan atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila
salah satu unsur tidak ada maka komunikasi tidak akan terjadi.

Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan saling ketergantungan. Dan
keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya.
Sebenarnya, ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi
dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau
sumber, berkaitan erat dengan ragsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Stewart L
Tubbs & Sylvia Moss, 2000).

Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat
berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu
menerapkan pengetahuan kita secara kreatif (Kincaid dan Schramm, 1977:2). Komunikasi yang
efektif adalah komunikasi dalam makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang
dimaksudkan komunikator. Pendeknya, komunikasi efektif adalah makna bersama (Verderber,
1978:7).

5. Terdapat empat fungsi pengawasan: (Griffin, dalam Sule 2006:318) menjelaskan keempat fungsi
tersebut adalah adaptasi lingkungan, memenimalkan kegagalan, memenimumkan biaya, dan
mengantisipasi kompleksitas dan organisasi.
1. Adaptasi lingkungan
Tujuan awal dari fungsi pengawasan adalah agar perusahan terus beradabtasi dengan perubahan
yang terjadi dilingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun yang
bersifat eksternal. Sebagai contoh ketika teknologi informasi dan komputer belum secanggih saat
ini, kualifikasi minimum tenaga kerja sebuah perusahaan hanya dibatasi pada kemammpuan
mengetik, atau kualifikasi pendidikan umum seperti SMU dan lain-lain. Namun ssat ini, ketika
hampir seluruh perusahaan mengunakan komputer sebagai ujung tombak kegiatan sehari-harinya
yaitu dari mulai pengetikan, pemrosesan data, laporan keuangan dan lain sebagainya.
2. Meminimumkan Kegagalan
. ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi misalnya, perusahaan berharap agar
perusahaan kegagalan semenimal mungkin. Ketika perusahan memiliki target produksi sebanyak
20.000 Unit perhari, maka perusahaan menginginkan bahwa bagian produksi dapat menghasilkan
produk sebanyak unit tersebut. Bisa dikatakan, ketika bagian produksi ternyata hanya mampu
menghasilkan 19.000 Unit yang tidak memenuhi standar, maka perusahaan mengalami 1.000 Unit
kegagalan dalam produksi, dan hal tersebut akan sangat merugikan perusahaan karna target tidak
tercapai.
3. Meminimumkan Biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk meminimumkan biaya. Sebagaimana
contoh di kemukakan diatas, krtika perusahaan mengakami kegagalan sebanyak 1000 Unit, maka
akan ada pemborosan biaya sebanyak 1.000 unit yang tidak memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Oleh karena itu, fungsi pengawasan melalui penetapan standar tertentu dalam
meminimumkan kegagalan dalam produksi misalnya, akan dapat meminimumkan biaya yang
akan di keluarkan oleh perusahaan.
4. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Tujuan terakhir dari fungsu pengawasan adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi
berbagai kegiatan organisasi yang kompleks. Ketika kegiatan perusahan hanya memproduksi satu
jenis barang, atau 10 orang pekerja, atau dua
bagian dalam struktur organisasi, barangkali kegiatan manajemen dapat relatif mudah untuk di
lakukan.

Coordinating dengan controlling berbeda fungsi sesuai dengan penjelasan dibawah :

Coordinating / koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja
sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mencapai itu antara lain dengan memberi intruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk
memberikan kejelasan bimbingan dan nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi
teguran.

Anda mungkin juga menyukai