Anda di halaman 1dari 9

SISTEM IMUN

URTIKARIA & ALERGI MAKANAN

1. Sistem imun
Sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respons imun
(humoral dan selular) untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus,
toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap bukan bagian diri.
Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan
manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau
serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan
juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang
terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2009) Kebutuhan
tubuh dipertahankan oleh sistem pertahanan yang terdiri atas sistem imun nonspesifik
(natural/innate) dan spesifik (adaptive/acquired). Imunologi dasar, yaitu sistem imun,
antigen dan antibodi, dan reaksi hipersensitivitas.
a. Sistem imun nonspesifik
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2009) Sistem imun
nonspesifik merupakan pertahan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan
berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum
memberikan respons. Sistem tersebut disebut nonspesifik, karena tidak ditujukan
terhadap mikroorganisme tertentu.
Pertahanan fisik. Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin
dapat mencegah berbagai kuman patogen masuk kedalam tubuh. Kulit yamg rusak
misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh karena asap rokok akan
meningkatkan risiko infeksi. Pertahanan larut. Pertahanan biokimia. Bahan yang
disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sabaseus kulit, kelenjar kulit, telinga,
spermin dalam semen meerupakan bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh.
Asam hidroklorik dalam cairan lambung, lisosim dalam keringat, ludah, air mata dan
air susu dapat melingdungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan
mencancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung pula laktoferin dan
asam neuraminik yang mempunyai sifat anti bakteri terhadap E. Coli dan stafilokok.
Lozosim yang dilepasi makrofag dapat menghancurkan kuman negatif-Gram dengan
bantuan kompelem. Laktoferin dan stansferin dalam serum dapat mengikat zat besi
yang dibutuhkan untuk hidup kuman pseudomomas.

b. Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam badan yang segera dikenal
sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel sistem imun tersebut.
2. Antibodi
Antibodi atau imunoglobulin (Ig) adalah golongan protein yang dibentuk sel
plasma (proliferasi sel B) setelah terjadi kontak dengan antigen.Antibodi
ditemukan dalam serum dan jaringan dan meningkat antigen secara spesifik.

3. Urtikaria

(Marwali Harahap, 2000) Urtikaria (hives, nettle rash, cnidosis) merupakan


suatu reaksi vaskular pada kulit yang timbul mendadak dengan gambaran lesi yang
eritem, edema, dan sering disertai rasa gatal. Umumnya ukuran lesi dan bentuknya
bervariasi dari beberapa milimeter sampai plakat. Lesi dapat timbul pada kulit atau
membran mukosa.
Urtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang dikelilingi
oleh haloeritematosa. Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau berfigurata, dan
seringkali menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)
(Evelyn C. Pearce, 2009) Urtikaria dapat timbul karena sentuhan setempat
dengan bahan yang merangsang, seperti sengatan tawon atau duri tanaman. Juga
dapat timbul secara terbatas pada orang yang peka terhadap benda-benda yang
disentuhnya, seperti sabun bubuk atau kosmetik. Juga sering karena menelan
makanan yang menimbulkan alergi.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2009) Urtikaria:
suatu kelai nan yang terbatas pada bagian super pisial kulit berupa bintul (wheal)
yang terbatas jelas dengan dikelilingi daerah yang eritemaous. Pada bagian tengah
timbul tampak kepucatan. Biasanya kelainan ini bersifat sementara (transient), gatal
dan bisa terjadi dan dimanapun di seluruh permukaan kulit. Urtikaria merupakan
edama non pitting yang dapat terjadi secara sendiri atau bersamaan, selain dikulit,
kelainan yang sama dapat terjadi pada permukaan mukosa gastrointestinal atuapun
saluran nafasan atas. Episode urtikaria yang berlangsung kurang dari 6 minggu
disebut urtikaria akut. Dan bila proses tersebut cenderung menetap lebih dari 6
minggu disebut kronik.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2009) Dalam
sejarah, urtikaria dikenal oleh pertama kali oleh pengamatpengamat di bidang medis
seperti hippocreates, pilny dan celcus. Termonologi urtikaria pertama kali
dipergunakan secara luas pada abad 18 masehi. Urtikaria dikenal juga sebagai
penyakit kulit dengan bintulbintul dengan kemerahan sebagai akibat proses alergi.
Bentuk kelainan klinisnya amat bervariasi dengan ukuran beberapa meli meter
sehingga berdiameter dan beberapa sentimeter.
A. Klasifikasi
Jenis urtikaria : (Mark,1996)

1. Idiopatik adalah kelompok terbesar, merupakan sepertiga dari kasus urtikaria

akut dan dua pertiga dari urtikaria kronik.

2. Fisik. Sekitar 15% kasus. Biasanya dapat ditemukan penyebab yang dikenali.

Terdapat beberapa jenis ;

a. Dermatografisme : reaksi terhadap goresan keras pada kulit yang

timbul dalam 1 sampai 3 menit dan berlangsung 5 sampai 10 menit.

b. Urtikaria kolinergik. Olahraga atau berkeringat merupakan agen

pencetusnya, menyebabkan timbulnya 10% reaksi, mengenai orang


muda, dan dapat berlangsung selama 6 sampai 8 tahun. Lesi timbul

sebagai wheal berukuran 1 sampai 2 mm pada dasar eritematosa yang

menyaru serta ditemukan pada batang badan dan lengan tanpa

mengenai telapak tangan, telapak kaki, dan aksila.

c. Urtikaria dingin. Reaksi terhadap pajanan dingin atau penghangatan

kembali setelah terpajan dingin

d. Urtikaria sinar matahari. Reaksi yang jarang terjadi, disebabkan oleh

pajanan sinar matahari. Penyakit ini timbul sebagai pruritus dan

eritema, yang diikuti oleh urtikaria. Awitan mendadak dan timbul pada

setiap kelompok usia.

e. Urtikaria tekanan lambat. Reaksi yang jarang terjadi, disebabkan oleh

tekanan terus-menerus.

f. Urtikaria akuagenik. Reaksi yang jarang terjadi, disebabkan oleh

kontak dengan air. Urtikaria panas setempat. Reaksi yang jarang

terjadi, disebabkan oleh air panas.

B. Etiologi
Etiologi Urtikaria. (Harrison, 2005) :
1. Gangguan kulit primer
Urtikaria fisikal, yang terdiri dari:
1. Dermatografisme
2. Urtikaria solaris
3. Urtikaria dingin
4. Penyakit sistemik
2. Urtikaria kolinergik
Penyebab terjadinya urtikari bisa karena: (Davey, 2005)
1. Obat-obatan sistemik dapat menimbulkan urtikaria secara imunologik yang

mampu menginduksi degranasi sel mast, bahan kolinergik misalnya

asetilkolin, dilepaskan oleh saraf kolinergik kulit yang mekanismenya belum

diketahui langsung dapat mempengaruhi sel mast untuk melepaskan mediator.

Obat-obatan seperti : Aspirin, kodein, morfin, OAINS


2. Jenis makanan yang dapat menyebabakan alergi misalnya: telur, ikan,

kerang, coklat, jenis kacang tertentu, tomat, tepung, terigu, daging sapi,

udang, dll.
3. Inhalan bisa dari serbuk sari, spora, debu rumah.
4. Infeksi Sepsis fokal (misalnya infeksi saluran kemih, infeksi saluran

pernafasan atas, hepatitis,Candida spp, protozoa, cacing)


5. Sistemik : SLE, retikulosis, dan karsinoma
6. Faktor fisik seperti cahaya (urtikaria solar), dingin (urtikaria dingin),

gesekan atau tekanan (dermografisme), panas (urtikaria panas), dan getaran

(vibrasi) dapat langsung menginduksi degranulasi sel mast.


7. Genetik, terjadi difesiensi alfa-2 glikoprotein yang mengakibatkan

pelepasan mediator alergi.

C. Patofisiologi
Urtikaria sering terjadi dan merupakan akibat dari degranulasi sel mast

(reaksi imunolpgis tipe 1) sebagai respons terhadap antigen, dengan pelepasan

histamin dan mediator vasoaktif lainnya, yang menyebabkan timbulnya

eritema dan edema. Pasien-pasien dengan kondisi ini, 70% diantaranya

mengalami urtikaria idiopatik (dimana antigennya tidak diketahui), sisanya

mengalami bentuk urtikaria lain. Urtikaria, jika berat juga dapat mengenai

jaringan subkutan dan mengakibatkan terjadinya angioedema (pembengkakan


pada tangan, bibir, sekitar mata, dan walaupun jarang tetapi penting untuk

diperhatikan yaitu pada lidah atau laring). (Davey, 2005)


Proses urtikaria akut dimulai dari ikatan antigen pada reseptor IgE

yang saling berhubungan dan kemudian menempel pada sel mast atau basofil.

Selanjutnya, aktivasi dari sel mast dan basofil akan memperantarai keluarnya

berbagai mediator peradangan. Sel mast menghasilkan histamine, triptase,

kimase, dan sitokin. Bahan-bahan ini meningkatkan kemampuan degranulasi

sel mast dan merangsang peningkatan aktivitas ELAM dan VCAM, yang

memicu migrasi limfosit dan granulosit menuju tempat terjadinya lesi

urtikaria (Anonimous, 2007).


Peristiwa ini memicu peningkatan permeabilitas vascular dan

menyebabkan terjadinya edema lokal yang dikenal sebagai bintul (wheal).

Pasien merasa gatal dan bengkak pada lapisan dermal kulit. Urtikaria akut

bisa terjadi secara sistemik jika allergen diserap kulit lebih dalam dan

mencapai sirkulasi. Kondisi ini terjadi pada urtikaria kontak, misalnya

urtikaria yang terjadi karena pemakaian sarung tangan latex, dimana latex

diserap kulit dan masuk ke aliran darah, sehingga menyebabkan urtikaria

sistemik.
D. Manifestasi klinis
Bentuk klinis Urtikaria fisik : (Tony, 2005)
1. Dermografisme : bilur-bilur tampak sesudah adanya bekas-bekas garukan.

Hal ini bisa timbul tersendiri atau bersama dengan bentuk-bentuk urtikaria

yang lain.
2. Penekanan (timbulnya belakangan) : bilur-bilur timbul dalam waktu sampai

24 jam sesudah terjadinya penekanan.


3. Urtikaria kolinergik : yang diserang adalah laki-laki muda ; kulit yang

berkeringat disertai oleh adanya bilur-bilur kecil berwarna putih dengan

lingkaran berwarna merah pada badan bagian atas.

4. Alergi makanan
a. Makanan merupakan salah satu penyebab reaksi alergi yang berbahaya.
Walaupun kejadian alergi makanan lebih sering ditemui pada anak-anak,
penelitian terbaru melaporkan 1,4-6% populasi dewasa juga pernah
mengalami alergi makanan.
b. Sebagian besar alergi makanan tersebut sudah muncul pada anak-anak,
kemudian menghilang setelah usia 3 tahun. Alergi makanan yang baru
muncul pada usia dewasa jarang terjadi.
Tidak semua reaksi makanan yang tak diinginkan dapat disebut sebagai alergi
makanan. Klasifikasi yang dikeluarkan EAACI (European association of allergy and
clinical imunnology) membagi reaksi makanan yang tidak dinginkan menjadi reaksi
toksik dan reaksi non toksik. Reaksi toksik ditimbulkan iritan tertentu atau racun
dalam makanan, misalnya jamur, susu atau daging terkontaminasi atau sisa pestisida
dalam makanan. Reaksi non toksik dapat berupa reaksi imunnologis dan reaksi non
imunnologis ( intoleransi makanan ).
A. Etiologi
Penyebab tersering alergi makanan pada orang dewasa adalah kacang-
kacangan, ikan, dan kerang. Sedangkan penyebab tersering alergi makanan
pada anak adalah susu, telur, kacang-kacangan, ikan, dan gandum. Sebagian
besar alergi makanan akan menghilang setelah pasien menghindari makanan
tersebut dan kemudian melakukan cara eliminasi makanan, kecuali alergi
terhadap kang-kacangan, ikan, dan kerang cenderung menetap atau
menghilang setelah jangka waktu yang sangat lama.
B. Patofisiologi
Alergi makanan pada orang dewasa dapat merupakan reaksi yang
memang sudah terjadi saat kanak-kanak atau reaksi yang memang baru terjadi
pada usia dewasa. Diperantarai IgE. Secara imunologis, antigen protein utuh
masuk ke dalam sirkulasi dan disebarkan ke seluruh tubuh.Untuk mencegah
respons imun terhadap semua makanan yang dicerna, diperlukan respons yang
ditekan secara selektif yang disebut toleransi atau hiposensitisasi.

KESIMPULAN
Urtikaria merupakan suatu kelainan yang terbatas pada bagian superfisial kulit
berupa bintul yang terbatas jelas dengan dikelilingi daerah yang eritematous. Pada
bagian tengah bintul tampak kepucatan. Biasanya kelainan ini bersifat sementara,
gatal dan bisa terjadi di daerah manapun di seluruh permukaan kulit. Dalam
sejarahnya urtikaria dikenal pertama kali oleh pengamat-pengamat di bidang medis
seperti Hippocrates, Pliny dan Celsus. Terminologi urtikaria pertama kali digunakan
secara luas pada abad 18 masehi. Urtikaria dikenal juga sebagai penyakit kulit dengan
bintul-bintul kemerahan sebagai akibat proses alergi. Serangan urtikaria bisa terus
menerus atau munculnya kadang-kadang saja.
Makanan merupakan salah satu penyebab reaksi alergi yang berbahaya.
Walaupun kejadian alergi makanan lebih sering ditemui pada anak-anak, namun
populasi dewasa juga bisa mengalaminya. Pada perempuan dewasa juga sering
dilaporkan lebih benyak daripada laki-laki dewasa. Sebagian besar alergi makanan
tersebut juga sudah muncul pada masa anak-anak, kemudian menghilang setelah
umur 3 tahun. Alergi makanan yang baru muncul pada usia dewasa jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai