Anda di halaman 1dari 12

RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO

Jl. H. Masyhuri No. 39 Kotak Pos 144 Purwokerto 53134


Telp. (0281) 630019, Fax. (0281) 635394
E-mail : rsislam.purwokerto@gmail.com

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya berbagai resiko kerja seperti ledakan,
kebakaran, kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang memiliki
tingkat pengaruh cukup besar dalam hal menurunnya produktifitas kerja.
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja bagi pegawai di Rumah Sakit
Islam Purwokerto menjadi sangat penting untuk dilaksanakan demi
menunjang proses pelayanan Rumah Sakit Islam Purwokerto menjadi lebih
optimal. Upaya pemeliharaan Kesehatan kerja bertujuan meningkatkan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik mental dan sosial pegawai dan salah
satu bagian dari upaya meningkatkan produktivitas pegawai.
Mengingat perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Rumah Sakit baik di tingkat global /
internasional maupun di tingkat nasional begitu cepat, terutama
penerapannya di rumah sakit, maka panitia K3 Rumah Sakit Islam
Purwokerto perlu melaksanakan evaluasi pedoman pelayanan K3 dengan
tujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan sistem manajemen K3 di
lapangan, sehingga dapat digunakan sebagai acuan pedoman pelayanan
K3 tahun berikutnya.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Dalam bidang K3 ini, Rumah Sakit Islam Purwokerto


menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna dan bermutu,
secara terus menerus berkesinambungan berupaya menyelenggarakan
tatanan menyangkut kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan,
keselamatan kerja, dan penanggulangan bencana di Rumah Sakit Islam
Purwokerto serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran menyangkut
tata kerja, alat kerja, proses kerja, penunjang kerja dan lingkungan kerja
tertuju bagi pegawai rumah sakit, pasien, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit.

C. BATASAN OPERASIONAL
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berkaitan dengan :
1. Konstruksi bangunan
2. Bahan limbah berbahaya
3. Kebakaran, kewaspadaan bencana & evakuasi
4. Alat medis
5. Larangan merokok
6. Produk & peralatan medis

D. LANDASAN HUKUM
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
5. Peraturan Menaker No. 5/MENAKER/1996 tentang Manajemen
K3RS
6. Keputusan Menteri Kesehatan No.876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
7. Keputusan Menteri Kesehatan No.1045/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan No.432/Menkes/SK/IV/2007 tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
10. Kepmenkes 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan di Rumah Sakit
11. Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/2790/11
tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit Direktur Jendral Buna
Upaya Kesehatan

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Panitia Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam hal kualifikasi sumber
daya manusia perlu ditetapkan kriteria jabatan bagi personalia panitia
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kriteria Jabatan untuk panitia K3
adalah sebagai berikut :
1. Ketua K3
Kriteria Jabatan :
a. Dokter Umum
b. Memiliki masa kerja paling sedikit 3 tahun di rumah sakit umum
c. Mempunyai kemampuan kualifikasi keahlian K3
d. Memiliki ijazah / sertifikat pendidikan / pelatihan K3
2. Sekretaris
Kriteria jabatan :
a. Seorang Tenaga Medis Profesional
b. Memiliki masa kerja paling sedikit 3 tahun
c. Mempunyai kemampuan manajemen K3
d. Memiliki sertifikat pelatihan K3
3. Anggota
Kriteria jabatan
a. Seorang Tenaga Medis atau non Medis Profesional
b. Memiliki masa kerja paling sedikit 3 tahun
c. Mempunyai kemampuan penguasaan kebijakan Rumah Sakit
dan prosedur tetap yang berlaku dibidang tugasnya,khususnya
terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d. Memiliki sertifikat pelatihan K3

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Sumber Daya Manusia untuk melaksanakan kegiatan K3, antara lain ;
1. Dokter K3
2. Sanitarian / Kesehatan Lingkungan / Kesehatan Masyarakat
3. Teknisi alat kesehatan
4. Teknisi pemeliharaan peralatan
5. Para Medis
6. Administator

C. PELATIHAN
Pelatihan K3 untuk staf K3 dilaksanakan secara berkala atau bergantian
BAB III
STANDAR FASILITAS & PERALATAN

A. DENAH RUANG
-

B. STANDAR FASILITAS
a) Perangkat Keras
1. Sarana komunikasi
Seperti : Telepon, internet dll
2. Tempat penyimpanan bahan berbahaya
3. Fasilitas sanitasi dan penyedian air bersih
4. Fasilitas pengelolaan limbah padat, cair dan gas
5. Incenator utnuk membakar limbah padat infeksius / sampah medis
6. Sarana proteksi aktif penanggulangan kebakaran, bencana
( alarm kebakaran, APAR )
7. Sarana proteksi pasif penanggulangan kebakaran, bencana
( rambu rambu tempat berbahaya, jalur evakuasi, pintu
darurat, tempat berkumpul untuk penanggulaan kebakaran
dan bencana )
8. Mesin generator Listrik.
9. Komputer
10. Fasilitas penangkal petir
11. Faslitas sterilisasi ( autoclave )
12. Alat Pelindung Diri
13. Sarana Perlengkapan keamanan pasien
Meliputi :
a) Pegangan pada tangga atau jalan miring
b) Toilet dilengkapi dengan pegangan tangan dan bel panggil
c) Pintu dapat dibuka dari luar
d) Tempat tidur di lengkapi dengan penahan pada tepinya
dengan jarak teralinya lebih kecil dari kepala anak kecil
e) Pemasokan oksigen yang cukup ke tempat tempat
penting
f) Sumber listrik mempunyai penutup / pengaman
g) Tersedia alat penghisap dalam keadaan darurat
(emergency suction)
h) Adanya tenaga listrik pengganti sentral dan peralatan
medis yang vital
i) Peralatan pemeliharaan jaringan listrik, jaringan air untuk
teknisi

b) Perangkat Lunak
1. Tersedianya Undang Undang dan Keputusan Menteri
Kesehatan yang terkait bidang K3
2. Adanya Surat Keputusan Direktur, Kebijakan Direktur dan
Prosedur Tetap / kerja tentang K3
3. Adanya Buku Pedoman Pelayanan Keselamatan Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana

C. PEMELIHARAAN, PERBAIKAN, DAN KALIBRASI PERALATAN


Pemeliharaan,perbaikan dan kalibrasi peralatan yang berkaitan
dengan K3 dikelola oleh pihak yang terkait yaitu IP2SRS

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PROGRAM KERJA
1. Disaster Program
2. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
3. Keamanan Pasien, Pengunjung dan Petugas
4. Keselamatan dan Kesehatan Pegawai
5. Pengelolaaan Bahan dan Barang Berbahaya
6. Kesehatan Lingkungan Kerja
7. Sanitasi Rumah Sakit
8. Sertifikasi/Kalibrasi Sarana, Prasarana dan Peralatan
9. Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas
10. Diklat K-3
11. Pengumpulan, Pengelolaaan dan Pelaporan Data

B. PROSEDUR
Dalam melaksankan program kerja K3, maka disusunlah prosedur
Kerja K3 yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan kerja oleh unit
kerja di Rumah Sakit Islam Purwokerto dalam pengendalian dan
penanggulangan terhadap kejadian Kecelakaan Kerja, Penyakit Akibat
Kerja, Kebakaran dan Bencana.
Beberapa prosedur Kerja ( SOP ) yang diperlukan antara lain ;
1. Prosedur tetap Pemeriksaan Kesehatan Pegawai Secara Berkala
2. Prosedur tetap Penanggulangan Kebakaran
3. Prosedur tetap Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Gas Medik
4. Prosedur tetap Pemakaian Pesawat Telepon
5. Prosedur tetap Pemakaian Pesawat Telepon untuk K3
6. Prosedur tetap Pedoman Umum Bekerja Menangani Bahan
Berbahya dan Beracun ( B3 ).
7. Prosedur tetap Penanggulangan Kontsminasi Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).
8. Prosedur tetap Pengelolaan Sampah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
9. Prosedur tetap Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
10. Prosedur tetap Penggunanaan Alat Pelindung Kepala
11. Prosedur tetap Penggunaan Ear Muff
12. Prosedur tetap Penggunaan Sarung Tangan
13. Prosedur tetap Penggunaan Masker
14. Prosedur tetap Pengguanaan Kacamata
15. Prosedur tetap Mengangkat Benda Berat dengan Tangan
16. Prosedur tetap Pembuata dan Pemasangan Tanda Tanda Khusus
K3
17. Prosedur tetap Melakukan Pengendoran Otot Bagi Petugas Komputer
18. Prosedur tetap Menempatkan Posisi Tubuh Saat Mengoperasikan
Komputer
19. Prosedur tetap Pencatatan dan Pelaporan Kecelakaan Kerja
20. Prosedur tetap Pencatatan dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
21. Prosedur tetap Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
22. Prosedur tetap Evaluasi Kebijakan dan Protap K3
23. Prosedur tetap Pemeriksaan Kesehatan Pegawai
24. Prosedur tetap Penggunaan Sepatu Bot
25. Prosedur tetap Penggunaan Caping

BAB V
LOGISTIK

A. PERENCANAAN PERALATAN / PEREMAJAAN

1. Dokumen
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan
dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin
risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan
produktivitas dan efesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan
tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya
di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling
berat tergantung jenis pekerjaannya.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai
kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada
setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan
yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal,
sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Yang dimaksud dengan pemantauan keselamatan kerja adalah sekumpulan
kegiatan yang menganalisa, menilai dan memberikan masukkan dalam upaya menjamin
terciptanya kondisi produktivitas dapat ditingkatkan.
Ruang lingkup dari pemantauan keselamatan kerja di Rumah Sakit mengacu pada
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, meliputi :
1. Penyediaan air bersih dan air minum
2. Pengelolaan limbah
3. Pengelolaan sampah
4. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
5. Sanitasi makanan
6. Penyehatan ruang laundry
7. Infeksi nosokomial
8. Desinfeksi
9. Penyuluhan kesehatan lingkungan
10. Pencahayaan ruangan
11. Penyehatan udara
12. Kebisingan ruangan
13. Instalasi listrik
14. Instalasi pemadaman kebakaran
15. Fasilitas toilet
16. Ketenagaan
17. Alat pelindung diri
18. Sertifikasi peralatan medis dan umum
19. Penetapan tempat-tempat beresiko
20. Fasilitas perlengkapan keamanan pasien
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan panitia K3 sangat ditentukan oleh komitmen pejabat struktural dan
koordinasi dengan unit kerja.
Pengendalian mutu K3 diantaranya :
1. Aspek masukan
Hasil hasil pemantauan dan pemeriksaan
2. Aspek proses
Dilaksanakannya rapat intern K3 dan rapat koordinasi dengan unit kerja lain yang
terkait.
3. Aspek keluaran
Usulan rekomendasi dari ketua panitia K3 kepada direktur untuk dijadikan kebijakan
rumah sakit dalam penyelenggaraan pelayanan K3.
BAB VIII
PENUTUP

Dalam pembuatan buku pedoman ini disadari bahwa buku pedoman ini tidak
sempurna masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Oleh kerena itu masukkan dan
saran untuk perbaikan peningkatan buku pedoman ini, merupakan sesuatu yang sangat
berharga.
Semoga buku ini dapat menjadi pegangan bagi setiap orang yang melibatkan diri untuk
berkecimpung di bidang K3 Rumah sakit Islam Purwokerto.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 10 Oktober 2013
Direktur
Rumah Sakit Islam Purwokerto

dr. Budi Santoso, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai