SKRIPSI
Sarjana Keperawatan
1006823154
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul:
Gambaran Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien di Ruang Rawat Inap
umum RS DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor ini. Laporan ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan pada
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
Dalam penyusunan laporan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia;
2. Yossie Susanti, Skp. MN, selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi
ini yang telah banyak memberikan masukan.
3. Kuntarti, Skp. M Biomed, selaku koordinator mata ajar tugas akhir
keperawatan.
4. Dr. Erie Dharma Irawan, SpKJ. Selaku Direktur Utama RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor, yang telah memberikan izin untuk dilakukan
penelitian.
5. Kepala ruangan serta rekan-rekan perawat di Ruang Rawat Inap Umum
RSMM Bogor yang telah mendukung dan membantu dalam proses
penelitian ini.
6. Oki Oktovana suamiku serta anak-anakku Alif dan Ain, yang selalu
memberikan dukungan dan semangat selama proses perkuliahan sehingga
saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Mamah, bapak, papah, dan mamah mertua, serta keluarga besarku yang
senantiasa mendoakan dan mendukung saya untuk dapat menyelesaikan
kuliah.
iv
Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini dapat diterima dan dapat menjadi bahan
untuk penelitian selanjutnya. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak hanya
bermanfaat bagi penulis namun dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan pelayanan keperawatan di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
khususnya, dan pengembangan ilmu keperawatan umumnya.
Penulis
Kata kunci:
caring, perilaku, perawat, pasien
ABSTRACT
Name : Ade Lisna Yuliawati
Study Program : Nursing Science
Title : Overview of Nurse Caring Behavior For Patients Non
Psychiatric Ward in Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital
Key word:
caring, behavior, nurse, patient
HALAMAN JUDUL . i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS . ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi
ABSTRAK . vii
DAFTAR ISI .. viii
DAFTAR TABEL .. x
DAFTAR GAMBAR . xi
DAFTAR LAMPIRAN . xii
1. PENDAHULUAN . 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah Penelitian ........ 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4.Manfaat Penelitian ......... 7
4. METODE PENELITIAN . 31
viii
5. HASIL PENELITIAN .. 45
5.1.Karakteristik Responden 45
5.2.Perilaku Caring Perawat 47
6. PEMBAHASAN 51
6.1.Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian .. 51
6.2.Keterbatasan Penelitian .. 63
6.3.Implikasi Keperawatan .. 64
7. KESIMPULAN . 66
7.1.Kesimpulan 66
7.2.Saran .. 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN
ix
Tabel 3.1 Definisi Operasional, Cara ukur, Skala Ukur dan Hasil Ukur 29
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Ruang Perawatan 34
Tabel 4.2 Analisis Univariat Perilaku Caring Perawat dan Karakteristik 44
Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan 46
Umur Dan Lama Hari Rawat di Ruang Rawat Inap Umum
RSMM Bogor, Mei 2012 (n=108)
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Ruang 46
Rawat Inap Umum RSMM Bogor bulan Mei 2012 (n=108)
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Ruang 47
Rawat Inap Umum RSMM Bogor, Mei 2012 (n=108)
xi
xii
1.1.Latar Belakang
Kemajuan teknologi di berbagai bidang telah memberikan banyak dampak bagi
kehidupan manusia, selain dampak positif, kemajuan teknologi juga telah
menyebabkan peningkatan masalah kesehatan yang berdampak pada status
kesehatan masyarakat. Hal ini mendorong peningkatan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan, yang salah satunya adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan
merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan
manusia, dan memberikan pelayanan komprehensif terhadap seluruh aspek
kehidupan yaitu bio-psiko-sosial dan spiritual.
Caring merupakan bentuk kepedulian perawat terhadap pasien, caring juga dapat
didefinisikan sebagai memberikan perhatian atau penghargaan terhadap manusia,
yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya (Linberg, 1990 dalam Nursalam,
2004). Watson (2004) mendefinisikan Caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa caring adalah suatu bentuk dukungan emosional dalam memberikan
1 Universitas Indonesia
asuhan keperawatan kepada klien dan keluarga yang merupakan komitmen moral
untuk melindungi, meningkatkan martabat manusia, dan merupakan esensi dari
perawatan yang membedakan keperawatan dengan profesi lain.
Universitas Indonesia
Agustin (2002) dalam penelitiannya di salah satu rumah sakit besar di kota
Palembang, mendapatkan hasil bahwa masih banyak perawat yang belum
menerapkan perilaku caring yaitu sebesar 48,5% dari 101 orang pasien yang
menjadi responden menilai perawat tidak caring. Penelitian yang dilakukan oleh
Juliani (2009) dengan jumlah responden 24 pasien yang dirawat di ruang rawat
inap sebuah Rumah Sakit di kota Jakarta, juga mendapatkan hasil pelaksanaan
perilaku caring perawat masih rendah yaitu 54,2% responden menganggap
perilaku caring perawat masih rendah, dan beban kerja perawat memiliki
hubungan yang signifikan terhadap pelaksanaan perilaku caring. Hasil penelitian
Agustin (2002) dan Juliani (2009) tersebut menunjukan bahwa perilaku caring
masih belum sepenuhnya diterapkan oleh perawat dalam melakukan perawatan
terhadap pasien.
Penelitian lainnya mendapatkan hasil masih adanya penilaian negatif dari pasien
tentang pelayanan perawat, seperti yang diungkapkan oleh Peluw (2007) bahwa
masih ada persepsi negatif dari masyarakat terhadap perawat di sebuah RS di kota
Ambon. Persepsi negatif ini meliputi perilaku perawat dalam melakukan tindakan
Universitas Indonesia
yang kurang tepat, kurang terampil, kurang komunikasi dengan pasien, dan
kurang cepat menanggapi keluhan pasien. Wolf, dkk (1998), mengemukakan
bahwa sebagian pasien yang menjadi responden penelitiannya merasa belum
mendapatkan dukungan emosional yang cukup dari perawat. Perawat hanya
datang mengunjungi pasien bila akan melakukan sesuatu terhadap pasien, dan
pergi secepatnya meninggalkan pasien. Hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa perawat belum menampilkan perilaku caring yang menjadi nilai dasar dari
keperawatan.
Membangun citra yang positif dimata masyarakat, dibutuhkan oleh RSMM untuk
dapat bersaing dengan rumah sakit umum lainnya yang lebih dulu melakukan
pelayanan bagi pasien umum. Citra yang baik dapat dibangun dengan memberikan
pelayanan yang optimal terhadap masyarakat dengan memenuhi semua harapan
dari pasien. Sebagai tenaga kesehatan yang jumlahnya paling banyak dalam
sebuah rumah sakit, perat perawat dalam membangun citra masyarakat terhadap
RS sangat besar. Perawat harus mampu menampilkan perilaku yang baik untuk
memenuhi harapan pasien. Terpenuhinya harapan pasien terhadap pelayanan di
RS dapat menimbulkan kepuasan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM), yang mulai tahun 2002
mengembangkan pelayanan bagi pasien non psikiatrik, belum memiliki catatan
tentang perilaku caring perawat. Padahal pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan utama dalam sebuah RS, harus memiliki citra yang baik dimata
pengguna pelayanan Rumah Sakit. Hasil survey kepuasan pelanggan yang ada di
RSMM, menunjukan hasil yang baik, namun belum adanya survey khusus yang
menilai tentang perilaku caring perawat membuat peneliti merasa tertarik untuk
melihat sejauh mana perilaku caring oleh perawat di Ruang Perawatan Umum
RSMM Bogor, berdasarkan penilaian dari pasien sebagai penerima perilaku
caring perawat.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perilaku
caring perawat terhadap pasien di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor.
Universitas Indonesia
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1 Keperawatan
1.4.2 Peneliti
Penelitian ini akan menambah informasi bagi rumah sakit yang dapat dijadikan
bahan bacaan dan acuan untuk melakukan dan mengembangkan penelitian
selanjutnya. Penelitian ini juga dapat memberikan gambaran mengenai penilaian
pasien yang dirawat di pelayanan umum terhadap perilaku caring perawat,
sehingga dapat disusun strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan di RSMM.
Universitas Indonesia
Tinjauan pustaka ini menguraikan teori, konsep dan hasil penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pokok bahasan meliputi konsep dasar
caring, perilaku caring perawat, harapan pasien terhadap caring perawat, serta
dampak perilaku caring terhadap perawat dan pasien.
Berbagai teori tentang keperawatan telah menempatkan caring sebagai inti dari
keperawatan, dan memberikan bentuk pada praktek keperawatan dimana perawat
membantu klien untuk pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang
penyakitnya dan mengelola atau membangun kembali hubungan (Potter & Perry,
2010). Caring juga menekankan penghargaan terhadap harga diri individu, artinya
dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai
klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien.
Caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan dengan profesi lain dan
merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan
meningkatkan martabat manusia (Watson, 2002). Sikap ini diberikan melalui
8 Universitas Indonesia
kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Perilaku caring menolong pasien dan
keluarga dalam meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis,
spiritual, dan sosial.
Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia sehingga mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh (Watson, 2005). Teori ini mengedepankan
hubungan interpersonal perawat-klien. Teori human caring yang dikembangkan
oleh Watson berkisar pada sepuluh faktor karatif sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan fokus terhadap fenomena keperawatan. Tokoh
keperawatan lain yang juga mengeluarkan teori caring adalah Swanson (1991).
Teori Swanson memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang
berguna dan efektif.
Universitas Indonesia
Sikap dan perilaku caring perawat terhadap setiap orang berbeda-beda (Leininger,
1988 dalam Potter & Perry, 2010), sesuai dengan kebutuhan, masalah dan nilai-
nilai yang dianut oleh klien. Sehingga dalam menerapkan perilaku caring harus
memperhatikan aspek nilai dan budaya. Perilaku caring seorang perawat dapat
ditunjukan melalui sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien. Keterampilan dalam tindakan, sopan, sentuhan, memberi harapan, dan
selalu siap untuk pasien merupakan sikap perawat yang menunjukan perilaku
caring.
Perilaku caring dirumuskan oleh Watson (1979) kedalam sepuluh faktor karatif
yang disempurnakan kembali menjadi clinical caritas processes yang
memberikan arahan bagi perawat dalam menerapkan perilaku caring (Watson,
2005). Perilaku caring perawat yang tercantum dalam sepuluh faktor karatif
Watson yaitu:
Bentuk nyata perilaku perawat dalam membentuk sistem nilai humanistic dan
altruistic adalah: mengenali nama pasien, mengenali kelebihan dan karakteristik
khusus dari pasien, memanggil pasien dengan panggilan yang disenangi oleh
Universitas Indonesia
Seorang perawat harus mampu merasakan dan mamahami segala perubahan yang
terjadi pada dirinya dan orang lain. Seorang perawat yang terbiasa peka terhadap
perasaan dan kebutuhan diri sendiri akan lebih mudah untuk merasakan kebutuhan
dan perasaan orang lain. Menumbuhkan praktek spiritual, hubungan transpersonal,
Universitas Indonesia
bekerja diluar ego diri, dan menjadi sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain
(Watson, 2005).
Membina hubungan saling percaya, jujur, dan empati dalam menjalin hubungan
interpersonal yang terapeutik dengan tujuan untuk menolong orang lain
merupakan perilaku yang harus diterapkan seorang perawat. Hubungan
interpersonal antara pasien dan perawat merupakan aktualisasi dari hubungan
manusia dalam proses caring (Watson, 2007). Hubungan interpersonal tersebut
diperlihatkan melalui hubungan saling percaya dan membantu. Hubungan ini
diawali dengan adanya hubungan baik antara perawat dan pasien. Penggunaan
komunikasi yang efektif, keterbukaan, jujur, tidak menghakimi dan empati
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam membangun sebuah
hubungan saling percaya dan membantu (Suryani, 2010).
Bentuk nyata perilaku caring perawat dalam membina hubungan saling percaya
yaitu: memperkenalkan diri kepada pasien saat awal pertemuan, membuat kontrak
dengan pasien saat akan berkomunikasi, meyakinkan pasien bahwa perawat akan
hadir untuk menolong dan memberikan bantuan saat pasien membutuhkannya,
berusaha mengenali keluarga pasien dan hal-hal yang disukai oleh pasien,
bersikap hangat, bersahabat, menyediakan waktu bagi pasien untuk
mengekspresikan perasaan dan pengalamannya melalui komunikasi yang efektif,
dan selalu menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (Nurrochmah, 2000)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bentuk nyata perilaku caring perawat yang dapat dilihat dari perilaku seorang
perawat seperti; menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional dan ilmiah
sesuai dengan tingkat pemahaman pasien serta cara mengatasinya, selalu
menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan, menunjukan situasi yang
bermanfaat agar pasien memahami proses penyakitnya, mengajarkan cara
pemenuhan kebutuhan sesuai masalah yang dihadapi pasien, menanyakan kepada
pasien tentang kebutuhan pengetahuan yang ingin diketahui terkait dengan
penyakitnya, dan meyakinkan pasien bahwa perawat siap untuk menjelaskan apa
yang ingin pasien ketahui tentang kondisinya (Nurrochmah, 2000).
Universitas Indonesia
ketika pasien akan beribadah, bersedia menghubungi keluarga atau teman yang
sangat diharapkan pasien untuk mengunjunginya (Nurrachmah, 2000).
Universitas Indonesia
2.2.2.1.Knowing (Mengetahui)
Perilaku perawat yang ditunjukan yaitu perawat berusaha mengerti kejadian yang
berarti dalam kehidupan seseorang, dengan cara menghindari asumsi terhadap
pasien, perawat memfokuskan pelayanan terhadap satu orang, mencari dan
mnegkaji petunjuk yang mendukung untuk lebih mengenal pasien, memberikan
penilaian terhadap keadaan pasien secara menyeluruh, dan membangun hubungan
yang terapeutik dengan pasien.
Prinsip ini mengandung makna perawat hadir secara emosioal bersama dengan
pasien, dan membantu pasien dalam menghadapi masalahnya. Perilaku yang dapat
ditunjukan oleh seorang perawat yaitu, perawat ada bersama pasien, menunjukan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, berbagi perasaan dengan pasien, dan
tidak mudah marah.
Universitas Indonesia
Makna dari perilaku prinsip ini adalah bahwa perawat sebisa mungkin melakukan
tindakan kepada orang lain seperti melakukannya terhadap diri sendiri, sehingga
perawat dapat merasakan respon yang mungkin ditimbulkan dari tindakan
tersebut. Perilaku yang ditunjukan perawat yaitu selalu memberikan kenyamanan
kepada pasien, tindakan antisipasi terhadap faktor resiko dan adanya efek lain
yang ditimbulkan, melindungi pasien dan menunjukan kepercayaan dan
keterampilan dalam melakukan tindakan.
2.2.2.4.Enabling (Kemampuan)
Potter dan Perry (2010) menggambarkan bentuk perilaku caring yang diberikan
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan terhadap pasien yaitu
kehadiran, sentuhan, mendengarkan dan memahami klien.
Universitas Indonesia
2.2.3.1.Kehadiran
2.2.3.2.Sentuhan
2.2.3.3.Mendengarkan
2.2.3.4.Memahami Klien
Memahami klien merupakan salah satu proses caring yang diungkapkan oleh
swanson (1991). Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang pasien,
masalah yang dihadapi pasien dan intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman
terhadap pasien membantu perawat dalam merespon masalah pasien (Bulfin, 2005
dalam Potter & Perry, 2010). Pemahaman terhadap pasien berkembang seiring
dengan hubungan interpersonal yang dibangun antara perawat dan klien.
Pemahaman terhadap pasien membuka peluang bagi perawat untuk menentukan
intervensi yang tepat bagi pasien.
Perilaku afektif caring perawat adalah sikap perawat yang mencerminkan nilai-
nilai caring yaitu nilai kemanusiaan, hormat, kepedulian, empati, dan hubungan
saling percaya dan membantu (Christopher & Hegedus (2000). Perilaku caring
perawat yang termasuk kedalam perilaku afektif meliputi semua aktivitas perawat
dalam membentuk hubungan dengan pasien yang berkualitas yang didasari
Universitas Indonesia
hubungan saling percaya, sensitif dan empati. Aktivitas lain yang mencerminkan
perilaku afektif yaitu memberikan dukungan terhadap pasien seperti pengawasan
pasien, memberikan kenyamanan dan menghormati privasi pasien (Watson, 1979
dalam Christopher &Hegedus, 2000).
Universitas Indonesia
Tingginya beban kerja yang dilakukan oleh perawat menyebabkan tingginya stress
yang terjadi pada perawat sehingga menurunkan motivasi perawat untuk
melakukan caring. Sobirin (2006) dan Juliani (2009) dalam penelitiannya juga
mendapatkan hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat dengan
pelaksanaan perilaku caring perawat dengan P value 0,004. Beban kerja yang
tinggi menyebabkan kelelahan pada perawat sehingga dapat menurunkan motivasi
perawat untuk bersikap caring (Sobirin, 2006). Tingginya beban kerja
menyebabkan perawat memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memahami dan
memberikan perhatian terhadap pasien secara emosional dan hanya fokus terhadap
kegiatan yang bersifat rutinitas, seperti memberikan obat, melakukan pemeriksaan
penunjang atau menulis catatan perkembangan pasien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keterampilan dan perilaku yang ditampilkan oleh seorang tenaga perawat dapat
menimbulkan kepercayaan pada pasien untuk menerima pelayanan keperawatan.
Keterbukaan dan perhatian yang diberikan oleh perawat dapat meningkatkan
kepercayaan diri pasien untuk menjalin hubungan yang baik dalam rangka
meningkatkan kesembuhannya. Harapan yang dikemukakan oleh pasien terhadap
perilaku caring perawat adalah bahwa; perawat hendaknya memiliki sikap sabar,
menunjukkan sikap simpati dan sensitif terhadap klien, menggunakan pendekatan
dengan lembut dan tenang, menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur
terbuka dan ikhlas, mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa
mungkin, dan mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang relatif
nyaman (Attree, 2001 dalam Potter & Perry 2010).
Harapan lainnya dari pasien terhadap caring perawat adalah bahwa perawat
bersikap jujur, mengadvokasi pilihan perawatan klien, memberikan penjelasan
yang lengkap dan jelas, selalu memberikan informasi pada anggota keluarga,
memberikan ketertarikan dalam menjawab pertanyaan dan memberikan jawaban
dengan jujur, menyediakan layanan gawat darurat, menyediakan privasi bagi
pasien, meyakinkan klien bahwa layanan keperawatan akan selalu tersedia,
membantu memandirikan klien, dan mengajarkan keluarga bagaimana menjaga
kenyamanan fisik (Radwin, 2000; Brown dkk, 2005).
Universitas Indonesia
Perilaku caring perawat telah terbukti memberikan dampak yang sangat besar
bagi pasien maupun perawat. Kesembuhan pasien akan menjadi kepuasan
tersendiri bagi perawat yang merawatnya. Kemajuan pasien secara klinis,
menunjukan keberhasilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keberhasilan dalam perawatan tidak hanya dapat dilihat dari kemajuan kondisi
fisik klien, tetapi juga adanya perubahan perilaku kearah yang lebih baik adalah
suatu kemajuan dalam perawatan.
Universitas Indonesia
Perilaku caring yang diberikan oleh perawat terhadap pasien dapat menimbulkan
dampak terhadap kesejahteraan emosional dan spiritual klien; meningkatkan
martabat klien, kontrol diri, kepribadian, peningkatan kesembuhan fisik;
memberikan keamanan, memberikan lebih banyak energi bagi pasien, mengurangi
biaya perawatan dan mengurangi respon kehilangan, serta menciptakan hubungan
saling percaya antara perawat dengan pasien; menurunkan perasaan terasing dan
menumbuhkan hubungan kekeluargaan dengan erat (Watson, 2005). Peningkatan
kesejahteraan pasien akan membantu pasien untuk keluar dari masalah kesehatan
yang dihadapi atau beradaptasi dengan keadaan sakitnya.
Wolf,, Miller, dan Devine (2003) mengidentifikasi adanya hubungan yang positif
antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien dan penurunan hari
rawat, serta biaya perawatan pasien. Palesse dkk, (2011) dalam penelitiannya
terhadap 1565 pasien medikal bedah di enam negara eropa juga mendapatkan
hasil adanya hubungan positif antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kepuasan pasien, semakin tinggi perilaku caring yang dipersepsikan oleh pasien
maka semakin tinggi juga tingkat kepuasan pasien.
Universitas Indonesia
Perilaku caring seorang perawat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pribadi atau
pekerjaan perawat. Lebih dari itu, peran organisasi terhadap perilaku caring juga
sangat besar. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan perilaku caring
adalah dengan membangun struktur, sistem dan budaya caring dalam organisasi.
Williams, Mc Dowell, dan Kautz (2011) merumuskan suatu bentuk model
kepemimpinan yang menggabungkan antara teori human caring dari Watson
(2008) dengan teori kepemimpinan dari Kouzes dan Posner (2007). Rumusan
model kepemimpinan ini dikenal dengan Mc-Dowell-Williams Caring Leadership
Model. Dalam model ini, seorang pemimpin harus memegang nilai-nilai dasar
caring yaitu: memimpin dengan kebaikan, dan persamaan; membangkinkan
harapan dan keyakinan; meningkatkan pengetahuan, refleksi dan bijaksana;
menciptakan hubungan saling menghormati dan caring; dan mewujudkan
lingkungan yang caring, saling membantu, dan saling percaya pada diri sendiri
dan orang lain.
Universitas Indonesia
Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep dan definisi operasional penelitian.
Kerangka konsep merupakan rangkuman dari kerangka teori yang dibuat dalam
bentuk diagram yang menghubungkan antara variabel yang diteliti dan variabel
lain yang terkait (Sastroasmoro & Ismael, 2010).
3.1.Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka yang duraikan pada bab sebelumnya, Perilaku
caring seorang perawat dapat ditunjukan melalui sikap perawat selama
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perilaku caring akan
mempengaruhi penampilan perawat yang akan dinilai oleh pasien sebagai target
dari caring perawat. Penelitian ini ingin melihat sejauh mana perilaku caring
perawat di ruang rawat inap umum RS Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor
berdasarkan penilaian dari pasien sebagai penerima pelayanan asuhan
keperawatan. Sehingga perilaku caring perawat terhadap pasien merupakan satu-
satunya variabel yang akan diteliti. Output yang dihasilkan dari penelitian ini
adalah perilaku caring perawat tinggi atau rendah. Kerangka konsep penelitian
dapat digambarkan melalui gambar 3.1.
- Perilaku Afektif
- Perilaku Instrumental
Rendah
Keterangan gambar:
= Output penelitian
= Variabel yang akan diteliti
28 Universitas Indonesia
3.2.Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan sebuah konsep atau variabel dengan prosedur
spesifik yang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur (Polit & Beck, 2004).
Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Definisi Operasional, Cara Ukur, Skala Ukur dan Hasil Ukur
Variabel Definisi Alat dan Cara ukur Skala Hasil ukur
ukur
Untuk pernyataan
unfavourable :
1= sangat setuju
2= setuju
3= tidak setuju
4= sangat tidak setuju
Universitas Indonesia
Subvariabel
Perilaku Perilaku yang 23 item Ordinal Total skor 23 92
Afektif ditunjukan oleh pernyataan dalam Dengan
perawat yang kuesioner pengelompokan:
mencerminkan nilai- modifikasi CBA
nilai caring seperti 23 57 = Rendah
menghargai nilai
kemanusiaan, 58 92 = Tinggi
Cara ukur dengan
hormat, empati,
skala likert 1-4
hubungan saling
percaya, dan
membantu
Karakteristik Responden
Universitas Indonesia
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, tempat
penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data, hasil uji validitas instrument
penelitian, prosedur pengumpulan data, pengolahan dan analisa data.
4.1.Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei deskriptif. Metode
survei deskriptif didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat,
memotret masalah kesehatan yang terkait dengan sekelompok penduduk
(Notoatmodjo, 2010). Metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui sejauh
mana perilaku caring perawat terhadap pasien di Ruang Rawat Inap Umum RS Dr.
H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur
(Kasjono & Yasril,2009). Tahap pertama pengambilan sampel dalam penelitian
ini dengan cara menentukan karakteristik umum subyek penelitian pada populasi
31 Universitas Indonesia
target dan populasi terjangkau, yang disebut kriteria inklusi dan karakteristik
anggota pupolasi yang tidak dapat dijadikan sampel disebut kriteria ekslusi
(Sastroasmoro & Ismael, 2011). Subyek penelitian ini adalah pasien yang dirawat
di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor, yang memenuhi kriteria inklusi
sebagai berikut:
1) Pasien yang sedang dirawat dan telah menjalani perawatan minimal 3 hari
2) Dapat menulis dan membaca.
3) Tingkat kesadaran penuh atau compos mentis
4) Berusia minimal 17 tahun
5) Bersedia menjadi responden.
Tahap selanjutnya yaitu menghitung besar sampel yang akan diambil. Peneliti
menganggap bahwa populasi pasien yang dirawat setiap waktu selalu berubah,
sehingga tidak dapat ditentukan jumlah pasti dari populasi. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan rumus menghitung besar sampel untuk estimasi proporsi
(Notoatmodjo, 2010), yaitu:
n= Z1-/2 . p (1-p)
d
(4.1)
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
Z1-/2 = Deviat baku alfa / Z score, untuk 5% , Z = 1,96
p = Proporsi kategori variable yang diteliti/ proporsi penelitian
sebelumnya, jika tidak diketahui digunakan 0,5
q = 1- p
d = Presisi 5%
Dari rumus diatas, peneliti dapat menghitung jumlah minimal sampel yang harus
diambil yaitu:
n = 0,49
0,05
n= 98 orang responden
(4.2)
Keterangan :
n = Besar sampel yang dihitung
f = Perkiraan proporsi drop out (10%)
n = 98
1-0,1
n = 108,89 orang dibulatkan menjadi 109 orang responden
Ruang perawatan yang ada di RSMM yaitu kelas perawatan vip dan kelas 1
utama, perawatan kelas 1 dewasa, perawatan kelas III dewasa, perawatan kelas II
geriatrik, ruang perawatan anak, ruang bersalin, perinatologi dan ruangan ICU
yang masing-masing memiliki karakteristik populasi yang berbeda-beda. Dalam
Universitas Indonesia
penelitian ini ada beberapa ruangan yang tidak termasuk dalam kriteria inklusi
penelitian, sehingga peneliti mengambil sampel hanya pada ruangan-ruangan yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak empat ruangan terdiri dari ruang Arjuna
(ruang perawatan vip dan kelas I utama), Ruang Bisma (ruang perawatan kelas I
dewasa), ruang Antasena (ruang perawatan kelas III dan II dewasa), dan ruang
Gayatri (ruang perawatan kelas II geriatrik).
n1= N1/N x n
(4.3)
Uraian jumlah sampel yang akan diambil pada setiap ruangan dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Ruang Perawatan
Ruang Jumlah TT Perhitungan Jumlah Jumlah
Perawatan Sampel Responden
Vip & I utama 11 n= 11/80 x 109 15
Kelas I dewasa 16 n= 16/80 x 109 22
Kelas III dewasa 38 n= 38/80 x 109 52
Kelas II geriatrik 15 n= 15/80 x 109 20
Jumlah 80 109
Universitas Indonesia
4.3.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor. Peneliti
memilih RSMM Bogor, karena merupakan rumah sakit jiwa pusat dan dijadikan
rujukan nasional bagi pelayanan pasien psikiatrik, dan sedang mengembangkan
pelayanan bagi pasien non psikiatrik (umum). Ruang perawatan umum merupakan
pelayanan baru yang dikembangkan di RSMM sejak tahun 2002. Sehingga
merupakan tantangan baru bagi perawat dalam penerapan perilaku caring bagi
pasien umum yang memiliki karakteristik berbeda dengan pasien psikiatrik.
Belum adanya catatan atau laporan yang jelas mengenai caring perawat juga
menjadi alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di tempat ini.
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perilaku caring perawat di
ruang perawatan umum, maka peneliti akan mengambil sampel berdasarkan
perwakilan dari masing-masing ruangan yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi penelitian. Ruangan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
empat ruangan yaitu; (1) ruang perawatan VIP dan kelas I utama, (2) Ruang
perawatan dewasa kelas I, (3) Ruang perawatan dewasa kelas II dan III, (4) ruang
perawatan geriatrik. Sedangkan untuk ruangan bersalin, ruang perawatan anak dan
ICU tidak diikut sertakan dalam penelitian ini karena ketiga ruangan tersebut tidak
sesuai dengan kriteria inklusi penelitian ini.
4.4.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012,
dan waktu pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2012 sampai
dengan 28 Mei 2012. Jadual kegiatan penelitian dapat dilihat pada halamam
lampiran.
4.5.Etika Penelitian
4.5.2. Respect for human dignity (Menghormati Harkat dan Martabat Manusia)
Peneliti juga memegang teguh prinsip etik penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia, yang meliputi perlindungan terhadap hak keikutsertaan secara
sukarela (Self determination) dan hak untuk mendapatkan informasi tentang
penelitian (Full Disclosure) (Polit & Beck, 2004). Self Determination
mengandung makna bahwa calon responden memiliki hak untuk memutuskan
Universitas Indonesia
keikutsertaannya secara sukarela dalam penelitian (Polit & Beck, 2004). Sebelum
melakukan penelitian, peneliti memberikan lembar persetujuan (informed consent)
kepada seluruh responden, dan responden menandatangani surat persetujuan
tersebut setelah membaca dan memahami isi lembar persetujuan. Peneliti
menghargai hak calon responden untuk ikut serta ataupun tidak ikut serta dalam
penelitian ini. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden. Responden berhak untuk
ikut serta ataupun mengundurkan diri dari keikutsertaannya sebagai responden.
Penelitian ini juga menghargai privasi responden dimana responden memiliki hak
untuk mendapatkan jaminan bahwa data dan informasi yang mereka sampaikan
akan dijaga kerahasiaannya (Polit & Beck, 2004). Dalam menerapkan prinsip ini,
peneliti menggunakan prinsip anonimyty dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada kuesioner. Peneliti hanya mencantumkan kode responden, usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama hari rawat pada kuesioner data
demografi responden. Prinsip privacy dilakukan dengan cara tidak menginvasi
Universitas Indonesia
Instrumen perilaku caring perawat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil
modifikasi koesioner dari penelitian Suryani (2010). Instrumen ini merupakan
Universitas Indonesia
Pada penelitian Suryani (2010), instrumen ini telah melalui dua kali uji validitas
dan reliabilitas yang dilakukan terhadap 30 pasien di dua rumah sakit yang
berbeda di wilayah Jakarta. Dengan hasil dari 63 item pernyataan tentang perilaku
caring perawat, didapatkan 16 pernyataan tidak valid dengan kisaran nilai 0,213-
0,971. Maka Suryani (2010) tidak memasukan pernyataan yang tidak valid
tersebut kedalam kuesioner dan jumlah akhir kuesioner menjadi 47 item
pernyataan tentang perilaku caring perawat. Sedangkan hasil uji reliabilitas
terhadap pernyataan yang dinyatakan valid, mendapatkan hasil r alpha=0,981,
atau r alpha 0,6 artinya variabel reliable (Hastono, 2007 dalam Suryani 2010).
Berdasarkan hasil uji instrument tersebut, peneliti menganggap bahwa kuesioner
ini layak untuk dijadikan instrumen yang sesuai untuk penelitian ini.
Universitas Indonesia
4.7.1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
suatu alat ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2007). Cara yang digunakan
untuk mengukur validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor butir item instrumen dengan skor total. Uji
validitas dilakukan dengan uji korelasi pearson product moment (r) dengan cara
membandingkan antara r hitung dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan 95%.
Pernyataan memiliki validitas tinggi jika setiap item pernyataan dalam kuesioner
memiliki r hasil > r tabel (Hastono, 2007).
Hasil akhir uji validitas, item pernyataan dalam kuesioner ini berjumlah 45
pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif (favourable) yang berjumlah 33
pernyataan yaitu pernyataan nomor; 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 20,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 45, 47. Dan
pernyataan negatif (unfavourable), yang berjumlah 12 pernyataan yaitu nomor 4,
9, 10, 13, 14, 15, 21, 22, 30, 35, 39, 44.
4.7.2. Reliabilitas
Universitas Indonesia
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan setelah peneliti selesai melakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang dipakai. Proses yang dilakukan
selama pengumpulan meliputi prosedur administratif dan teknis. Prosedur tersebut
adalah sebagai berikut:
Penelitian dilakukan setelah mendapat surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, dan mendapatkan persetujuan dari Direktur
RS. DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Universitas Indonesia
Untuk mempermudah proses entry atau memasukan data kedalam komputer dan
mempermudah saat melakukan analisa data, peneliti memberikan kode responden
berupa nomor responden. Selain itu juga, pemberian kode dilakukan juga pada
data kategorik seperti jenis kelamin: 1= laki-laki, 2= perempuan; dan tingkat
pendidikan: 1= SD, 2= SMP, 3= SMA, dan 4= Perguruan Tinggi.
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry untuk
mengetahui missing data atau data yang tidak ter-input, dengan cara membuat
daftar distribusi frekuensi dari data yang ada.
4.9.1.4.Processing/entry
Setelah diberikan kode, dan dilakukan cleaning, data yang terkumpul kemudian
dimasukkan ke dalam program komputer untuk dianalisa dengan menggunakan
program komputer yang sesuai.
Universitas Indonesia
4.9.1.5.Tabulasi
Data yang telah diolah dan dianalisa, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
diagram untuk mempermudah dalam membaca hasil penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik dan distribusi setiap variabel yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Analisis dilakukan terhadap variabel perilaku caring
perawat dan karakteristik responden. Analisis masing-masing variabel dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Universitas Indonesia
45 Universitas Indonesia
Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa rata-rata usia responden adalah 41 tahun dengan
usia termuda 17 tahun dan usia tertua 79 tahun. Sedangkan berdasarkan lama hari
rawat , rata-rata responden telah menjalani perawatan selama 6 hari. Lama hari
rawat terpendek adalah 3 hari terlama adalah 24 hari.
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah responden laki-
laki dan perempuan sampir seimbang, yaitu dari total responden sebanyak 108
orang, jumlah responden yang berjenis kelamin laki laki sebanyak 55 orang atau
sebesar 50,9% dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 53
orang atau sebesar 49,1% dari total responden.
Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang perilaku caring perawat yang
dilkukan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor. Gambaran
perilaku caring perawat berdasarkan penilaian pasien yang dirawat di Ruang
Rawat Umum RSMM Bogor dapat dilihat pada gambar 5.1.
Universitas Indonesia
Caring Rendah
1,9%
Caring Tinggi
98,1%
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 106 orang (98,1%) responden menilai perilaku caring perawat terhadap
pasien di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor cukup tinggi.
Universitas Indonesia
99,1% 98,1%
0,9% 1,9%
Universitas Indonesia
Bab ini membahas tentang interpretasi dan diskusi hasil penelitian, dimana
peneliti membandingkan hasil penelitian dengan teori, konsep dan hasil penelitian
sebelumnya. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai keterbatasan penelitian
yang dialami dalam penelitian baik dari segi metodologi maupun pelaksanaan
penelitian ini. pada bagian akhir, akan dibahas implikasi hasil penelitian untuk
keperawatan.
Data karakteristik responden yang didapat dari hasil penelitian ini dapat
memberikan gambaran tentang karakteristik pasien yang dirawat di ruang rawat
inap umum RSMM Bogor. Hasil penelitian ini menunjukan karakteristik
responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini rata-rata berusia 41 tahun.
Dengan perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang seimbang.
Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi, yaitu SMA dan Perguruan Tinggi. Rata-rata responden
telah mendapatkan perawatan di ruang rawat inap umum selama 6 hari.
51 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berdasarkan lama hari rawat, penelitian ini mendapatkan bahwa rata-rata lama
hari rawat responden adalah 6 hari. Penelitian sebelumnya yaitu Zuhry (2001)
yang dilakukan di Rumah Sakit daerah Solok dengan jumlah responden 111 orang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara lama hari rawat dengan tingkat
kepuasan pasien. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Sukesi (2011) yang
menemukan bahwa lama hari rawat kurang dari empat hari memiliki
kecenderungan mempersepsikan perilaku perawat lebih rendah daripada pasien
dengan lama hari rawat yang lebih panjang.
Peneliti berpendapat bahwa lama hari rawat berpengaruh pada persepsi dan
penilaian pasien terhadap perilaku caring perawat, karena pengalaman individu
tentang situasi tertentu dapat menimbulkan persepsi dan penilaian berbeda.
Selama perawatan, pasien menerima perlakuan dan pelayanan dari perawat,
sehingga pasien dapat merasakan dan memberikan penilaian terhadap pelayanan
dan bagaimana perawat bersikap selama memberikan asuhan keperawatan
terhadap dirinya.
Universitas Indonesia
Definisi perilaku caring perawat dalam penelitian ini adalah perilaku yang
ditunjukan oleh perawat saat memberikan asuhan keperawatan seperti memberi
rasa nyaman, perhatian, hormat, peduli, terampil, pemeliharaan kesehatan,
memberi dorongan, melindungi, kehadiran, mendukung, memberi sentuhan dan
siap membantu, memenuhi kebutuhan pasien, serta mengunjungi pasien. Dalam
pembahasan perilaku caring perawat ini, peneliti mengelompokan perilaku caring
perawat menjadi dua kategori sesuai dengan penelitian Christopher dan Hegedus
(2000). Perilaku caring dibagi menjadi perilaku afektif dan perilaku instrumental.
Universitas Indonesia
Sejalan dengan kedua penelitian tersebut, penelitian ini juga menjadikan pasien
sebagai subjek penelitian. Sehingga didapatkan hasil penelitian perilaku caring
perawat berdasarkan penilaian pasien terhadap perilaku caring yang dilakukan
oleh perawat. Bila dibandingkan dengan kedua hasil penelitian tersebut, hasil
penelitian ini menunjukan proporsi penilaian pasien terhadap perilaku caring
perawat yang lebih tinggi. Perbedaan tersebut dapat diakibatkan karena perbedaan
tempat penelitian. Tempat penelitian yang berbeda menyebabkan perbedaan
dalam karakteristik responden maupun perawat.
Universitas Indonesia
Sebagian besar perawat juga telah mendapatkan pelatihan tentang etika dan
pelatihan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang didalamnya
diajarkan nilai-nilai caring tentang bagaimana perawat bersikap dan komunikasi
terapeutik antara perawat dan pasien. Sutriyanti (2009) dalam penelitiannya
dengan desain post test eksperiment terhadap 204 responden yang terdiri dari
pasien dan keluarga, menemukan bahwa pelatihan perilaku caring perawat dapat
meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan perawat.
Sehingga penulis berpendapat bahwa pelatihan yang telah diikuti oleh sebagian
besar perawat di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor, telah meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam menampilkan perilaku caring saat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien.
Perilaku caring perawat yang dinilai tinggi oleh pasien merupakan gambaran dari
pengalaman pasien terhadap pelayanan perawat selama pasien menjalani
perawatan di Rumah Sakit. Kesan yang dialami oleh pasien selama menjalani
perawatan dapat membantu pasien meningkatkan kesejahteraaannya. Kesan buruk
Universitas Indonesia
yang ditampilkan oleh perilaku perawat satu kali saja, dapat mempengaruhi
persepsi pasien terhadap perawat selama pasien dirawat (Wolf, dkk., 1998)
Perilaku caring perawat yang tinggi diperlukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pasien.
Izumi, Baggs, dan Knafl (2010) menyebutkan bahwa Caring merupakan salah
satu domain dari kualitas pelayanan keperawatan. Sebagai inti dari keperawatan,
caring hendaknya dijadikan landasan bagi perawat dalam melakukan asuhan
terhadap pasien untuk memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat.
Hasil survey kepuasan yang sudah ada di ruang rawat inap umum RSMM Bogor,
menunjukan hasil bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan adalah
tinggi. Hal ini ditunjukan oleh sebagian besar pasien merasa puas dan sangat puas
dengan pelayanan perawat. Walaupun peneliti tidak mencari hubungan antara
perilaku caring dengan kepuasan pasien, namun peneliti melihat adanya
kesesuaian antara hasil penelitian dengan tingkat kepuasan pasien. Kepuasan
pasien terhadap pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Umum RSMM
Bogor, mungkin disebabkan oleh perawatnya yang sudah menerapkan perilaku
caring dengan baik.
Universitas Indonesia
Dalam penelitian ini sub variabel yang termasuk kedalam perilaku afektif caring
perawat meliputi, memperlakukan pasien sebagai manusia yang memiliki harga
diri, melihat masalah dari sudut pandang pasien, mendorong pasien untuk percaya
diri, memberikan pujian, peduli dengan perasaan pasien, memberikan perhatian,
memperlakukan pasien dengan penuh hormat, mendengarkan, mengunjungi kamar
pasien, memperkenalkan nama, merespon panggilan pasien, memberikan
sentuhan, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, bersikap tenang,
menghormati privacy pasien, mempersilahkan keluarga mengunjungi pasien,
mengerti perasaan pasien, membantu pasien meyakini kekuatannya, dan
membantu pasien berfikir positif.
Hasil penelitian Suryani (2010) menemukan, dari sepuluh faktor karatif Watson,
perilaku caring perawat membentuk nilai humanistik dan altruistik, menanamkan
kepercayaan dan harapan, menumbuhkan kepekaan, menciptakan hubungan saling
percaya, penerimaan terhadap ekspresi perasaan, dan menghargai kekuatan
eksistensial, dinilai tinggi oleh > 70% responden. Keenam faktor karatif ini
merupakan bentuk perilaku afektif dari caring perawat. Kimble (2003) dalam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menilai baik
perilaku caring yang termasuk dalam kategori instrumental, yaitu 98,1%
responden menilai tinggi perilaku instrumental caring perawat. Hasil penelitian
Suryani (2010) menunjukan hasil dari empat faktor karatif Watson yang termasuk
kedalam perilaku instrumental caring perawat yaitu menggunakan proses
pemecahan masalah yang sistematis, meningkatkan proses pembelajaran dan
pengajaran interpersonal, menyediakan lingkungan yang mendukung, serta
membantu pemenuhan kebutuhan dasar memiliki perbandingan yang seimbang
antara responden yang menilai tinggi dengan responden yang menilai kurang
perilaku caring perawat.
Universitas Indonesia
(Watson, 2004 dalam Dedi, 2007) menyebutkan bahwa membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living)
merupakan perilaku caring yang harus dikembangkan oleh perawat. Aspek teknik
yang dianggap sebagai perilaku caring perawat adalah perawat tahu bagaimana
memberikan injeksi maupun menggunakan peralatan kesehatan, tahu kapan
saatnya memberitahu kepada dokter mengenai kondisi pasien, memberikan
tindakan dan pengobatan tepat waktu (Kimble, 2003).
Dedi (2007) dalam penelitian kualitatifnya terhadap perawat pelaksana dilah satu
RS swasta di kota Bandung, menemukan tujuh tema yang dianggap sebagai
perilaku caring perawat yaitu: sikap peduli terhadap pemenuhan kebutuhan
pasien, bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pasien, ramah dalam melayani,
sikap tenang dalam melayani, selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien,
memberikan motivasi terhadap klien, dan sikap empati terhadap klien dan
keluarga.
Universitas Indonesia
6.2.Keterbatasan Penelitian
Desain survey deskriptif, yang digunakan dalam penelitian ini hanya memberikan
gambaran secara deskriptif tentang perilaku caring perawat di ruang rawat inap
umum RSMM, tanpa menganalisa dan memperhatikan hubungan antara variabel-
variabel terkait yang dapat mempengaruhi perilaku caring seorang perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Penggunaan metode lain
seperti metode korelasional dapat dipertimbangkan untuk melihat hubungan
perilaku caring dengan variabel lain yang terkait. Metode lain yang dapat
digunakan adalah cros sectional dengan membandingkan antara penilaian pasien
dengan perawat mungkin akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang
perilaku caring di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor. Atau dengan
membandingkan perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap Psikiatrik dan
Napza yang juga ada di RSMM Bogor.
sangat terbatas. Selain itu, waktu penelitian yang singkat merupakan hambatan
bagi peneliti untuk menggali lebih banyak informasi untuk mengembangkan
penelitian ini.
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa caring merupakan
inti dari keperawatan, dan perilaku caring perawat merupakan pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam merawat pasien. Penelitian
ini memberikan gambaran penilaian pasien sebagai penerima pelayanan terhadap
perilaku caring yang diberikan oleh perawat. Hasil penelitian ini dapat
menggambarkan sejauh mana perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap
Umum RSMM Bogor.
Universitas Indonesia
Dalam penelitian ini masih banyak informasi dan hal-hal penting yang belum
tergali, sebagai contoh adalah belum tergalinya faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku caring perawat, apa yang menjadi hambatan penerapan perilaku caring
perawat, dan adakah perbedaan perilaku caring perawat yang merawat pasien
umum dan pasien psikiatrik. Kekurangan dalam penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti perilaku caring perawat.
Universitas Indonesia
Bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
yang dilakukan, dan saran untuk pengembangan pelayanan keperawatan.
7.1.Kesimpulan
7.1.1. Gambaran pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Umum RSMM Bogor
bulan Mei 2012, yang menjadi responden penelitian ini adalah berjumlah
108 orang pasien. Rata-rata usia responden yaitu 41 tahun. Dengan
perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang seimbang. Berdasarkan
tingkat pendidikan, mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi, yaitu SMA dan Perguruan Tinggi, Serta rata-rata responden telah
mendapatkan perawatan selama 6 hari.
66 Universitas Indonesia
7.2.Saran
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Brown, L.C. (2005). Caring in action: the patien care facilitator role. International
Journal Human Caring.
Burt, K.M. (2007). The Relationship between nursing caring and selected
outcomes of care in hospitalized older adults. Doctoral Desertation-
Research catholic University of America,2007;Ph.D.(190p).
Burtson, P.L., & Stichler, J.F. (2010). Nursing work environment and nurse
caring: relationship among motivational factors. Journal of Advanced
Nursing. 66(8), 1819-1831.doi: 10,1111/j.1365-2648.2010.05336.x
Dahlan, M.S. (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel. Jakarta :
Salemba Medika.
Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan kesehatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba medika.
Glick, M.S. (1986). Caring Touch and Anxiety in Myocardial Infarction Patients
in Intermediate Cardiac Care Unit. Journal of Intensive Care Nursing.
1986.2(2):61-6(25f).
Hastono, S.P. & Sabri, L. (2010). Statistik Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
persada.
Izumi, S., Baggs, J.G., Knafl, K.A. (2010). Quality Nursing Care for Hospitalized
Patients With Advanced Illness: Concept Development. Research in
Nursing & Health,2010, 33, 299-315.
Juliani, Enni. (2009). Tesis: Hubungan Beban Kerja Perawat Pelaksana Dengan
Pelaksanaan Perilaku Caring Menurut Persepsi Klien di Irna Lantai
Jantung Rumah Sakit Husada Jakarta. Program Pascasarjana, Fakultas
Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
Kasjono, H.S. & Yasril (2009). Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Larson, I.E., dkk. (2011). Patients Perceptions of Nurses Behavior That Influence
Patient Perticipation in Nursing Care: Critical Incident Study.
Larsson, G., dkk. (1998). Cancer Patient and Staff rating of The Importance of
Caring Behaviours and Their Relations to Patient Anxiety and Depression.
Journal of Advanced Nursing, 1998.27.855-864.
Universitas Indonesia
Liu, J., Mok, E., & Wong, T. (2005). Caring In Nursing; Investigating The
Meaning of Caring From The Perspective of Cancer Patients in Beijing.
China Journal of Clinical Nursing. 15,188-196.2006.Blackwell Publishing
Ltd.
Muhlisin, A. & Ichsan, B. (2008). Aplikasi Model konseptual caring dari Jean
Watson dalam asuhan keperawatan.Berita Ilmu keperawatan ISSN 1979-
2697, vol.1 no 3,September 2008.147-150.
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2004) Nursing Research : Principles and methods. (7th
ed). Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
Universitas Indonesia
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Pryzby, B.J. (2004). Effect of nurse caring behaviours on family stress responses
in critical care. Journal of Intensive and Critical Care Nursing, 21, 16-23.
Florida : Elsevier.
Rafii, F., Oskouie, F., & Nikravesh, M. (2006). Caring Behaviors of burn nurses
and the related factors. Elsevier.burns 33 (2007), 299-305.
www.elsevier.com/locate/burns.
Universitas Indonesia
Watson. (2009). Assesing & Measuring Caring in Nursing and Health Sciences.
Canada: Siger Publishing Company.
Williams R.L., Mc Dowell J.B., Kautz D.D. (2011). A caring Leadership Model
for Nursings Future. International Journal for Human Caring. Vol 15.
Wolf, Z.B., dkk. (1998). Relationship Between Nurse Caring and Patients
satisfaction. Journal of MEDSURG Nursing, April 1998.vol7 No.2
Wolf, Z.B., & Miller, P.A. (2003). Relationship between nurse caring and patient
satisfaction in patients undergoing invasive cardiac procedures. Journal
Medsur Nursing, 12(6), 391-396.
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FSS/is_6_12/ai_n18616793.
Universitas Indonesia
Lampiran 2
No Kegiatan Bulan
1 Penyusunan proposal v v
2 Penyusunan instrument v v
4 Pengumpulan data v
5 Pengolahan data v v
6 Analisa data v v
7 Penyusunan laporan v
Universitas Indonesia
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN BERDASARKAN
DUA SUBVARIABEL
Universitas Indonesia
2 Perilaku a. Mengetahui apa yang harus 3, 5, 18, 23, 22, 30, 35,
Instrume dikerjakannya 24, 25, 26,
ntal b. Siap membantu pasien jika 27, 28, 29,
dibutuhkan 31, 33, 34,
c. Menjelaskan setiap tindakan 36, 37, 38,
yang akan dilakukan 39, 41, 43
d. Menjawab pertanyaan pasien
dengan jelas
e. Memberikan penjelasan tentang
penyakit pasien
f. Bertanya apakah pasien mengerti
dengan penjelasan perawat
g. Membantu pasien menetapkan
tujuan
h. Membuat rencana perawatan bagi
pasien
i. Membantu pasien membuat
discharge planning
j. Menjelaskan peraturan rumah
sakit
k. Membantu pasien merasa lebih
nyaman
l. Menciptakan lingkungan yang
mendukung kesehatan pasien
m. Mendorong kemandirian pasien
n. Mengecek semua kebutuhan
pasien
o. Membantu melakukan perawatan
diri
p. Tindakan perawat membuat
pasien optimis
q. Terampil dalam melakukan
tindakan perawatan
r. Terampil dalam menggunakan
peralatan kesehatan
s. Memberikan perawatan tepat
waktu
t. Memberikan laporan kemajuan
kesehatan pasien
u. Mengecek kondisi pasien
v. Mengetahui kapan saatnya
menghubungi dokter
Universitas Indonesia
Lampiran 4
PENJELASAN PENELITIAN
Nama saya (peneliti) adalah Ade Lisna Yuliawati. Saya mahasiswa program
ekstensi pada Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Saya meminta
Anda untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian yang akan saya lakukan.
Penelitian ini berjudul Penilaian pasien terhadap perilaku caring perawat di
ruang rawat inap umum RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan perilaku caring oleh perawat
terhadap pasien di ruang rawat inap umum RS Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM)
Bogor.
Penelitian ini melibatkan pasien yang telah mendapatkan pelayanan dari perawat.
Saya akan memberikan angket yang berisi pertanyaan tentang data pasien dan
pernyataan tentang perilaku caring perawat terhadap pasien. Saya menjamin
bahwa proses maupun hasil dari penelitian ini tidak akan memberikan dampak
yang negatif bagi pasien maupun keluarga. Hasil dari penelitian ini dapat
bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ruang perawatan
umum RSMM Bogor.
Sebelum Anda mengisi angket, bacalah petunjuk pengisian dan diharapkan Anda
dapat menyelesaikan pengisian angket ini dalam waktu 20-30 menit. Angket yang
telah diisi harap dikembalikan kepada peneliti. Apabila Anda mendapatkan
kesulitan dalam pengisian angket ini, Anda dapat bertanya langsung kepada
peneliti, atau petugas yang memberikan angket ini, atau menghubungi peneliti
melalui telepon dengan nomor: 08179000364.
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Surat pernyataan ini saya tanda tangani sebagai bentuk persetujuan saya untuk
ikut berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini.
Responden
Universitas Indonesia
Lampiran 6
DATA RESPONDEN
Lengkapi data dibawah ini, berikan tanda (V) pada kolom yang telah
disediakan.
Kode responden
(diisi oleh peneliti)
Umur : tahun
(2) SMP
(3) SMA
Universitas Indonesia
Lampiran 7
KUESIONER PENELITIAN
No Pernyataan SS S TS STS
Universitas Indonesia
No Pernyataan SS S TS STS
No Pernyataan SS S TS STS
Sumber : Suryani (2010): Modifikasi dari Caring Behaviour Assesment Tools (Cronin &
Harrison, 1988).
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Alamat : Puri Melon Asri Blok A no. 21 Rt. 05 Rw.02 Kel. Bojong,
Kec. Kemang, Kabupaten Bogor
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan :
Universitas Indonesia