KELOMPOK 2 :
SUGENG WAHYUDI
I GEDE PUTU ARYK ARDINATA
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan...........................................................................................
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
2. Ruang Lingkup
1.4. Dasar Hukum
3. Gambaran Umum Perusahaan
4. Hasil Kunjungan dan Analisa
3.1. Temuan Negatif
3.2. Temuan Positif
3.3. Bagan Struktur Organisasi P2K3 di Perusahaan PT. TATAMULYA
NUSANTARA
5. Kesimpulan dan Saran
6. Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Berkembangnya dunia industri dewasa ini semakin lama semakin
meningkat, begitu juga dalam hal penggunaan teknologi dan sarana
untuk membantu manusia. Peningkatan jumlah peralatan yang
digunakan oleh pekerja dalam dunia industri ini tentunya juga disertai
dengan peningkatan potensi bahaya serta dampak bagi kesehatan
maupun bagi lingkungan disekitarnya. Potensi bahaya serta dampak ini
apabila tidak dikendalikan dan tidak diawasi dapat mengarah pada
timbulnya resiko kecelakaan, untuk itu Depnakertrans melalui peraturan
04/MEN/1987 tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli kesehatan
keselamatan kerja dalam perusahaan untuk membantu melaksanakan
dan menegakan peraturan dan perundang - undangan K3 secara optimal
di perusahaan tersebut. Sehingga nantinya kegiatan industri tersebut
dapat berjalan dengan lancar, aman dan tenaga kerja bebas dari rasa
ketidaknyamanan dalam bekerja serta keamanan dan kesehatannya
terjamin.
Perubahan teknologi menuntut perkembangan Sumber Daya
Manusia yang harus disesuaikan dengan peralatan yang akan digunakan
untuk bekerja. Hal ini tentunya juga disertai dengan meningkatnya
potensi bahaya serta dampak bagi kesehatan maupun bagi lingkungan
disekitarnya. Pekerja yang ada di sebuah perusahaan tentunya
bervariasi, baik dari jumlah, kemampuan dan pengetahuannya serta
jenis pekerjaannya. Semua pekerja dalam melaksanakan tugasnya selalu
memiliki potensi bahaya yang bila tidak ditanggulangi dengan baik dan
benar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keselamatan dan
kesehatannya yang akan kemudian akan mempengaruhi produktifitas
kerjanya.
Dalam suatu kegiatan industri paparan resiko dan bahaya pekerja
yang ada ditempat kerja pasti selalu akan ada potensi terjadinya
kecelakaan dan gangguan kesehatan yang mungkin terjadi bagi para
pekerja. Berbagai usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap
kemungkinan resiko tersebut harus senantiasa di upayakan. Salah satu
bidang yang diupayakan adalah dalam pengawasan lingkungan kerja
dan para pekerjanya, seperti yang diamanatkan dalam Undang Undang
No 1 Tahun 1970 tentang faktor lingkungan kerja pada pasal 3 ayat 1
serta untuk pengawasan kesehatan kerja pada pasal 2, pasal 3, pasal 5,
pasal 8, pasal 9, pasal 11, pasal 12, dan pasal 14 serta mengacu pada
Permenaker No 3/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.
Sebagai calon Ahli K3 Konstruksi yang nantinya akan bertugas
melakukan pembinaan dan pengawasan peraturan Perundang
Undangan dan standar teknis keselamatan dan kesehatan kerja,
termasuk juga kami dituntut mampu mengidentifikasi sumber bahaya
yang ada disekeliling kita terkhusus pada lingkungan tempat kerja.
Untuk itu dengan terjun langsung ke lapangan diharapkan menjadi
pembelajaran awal untuk menilai potensi bahaya yang ada ditempat
kerja serta mampu melakukan penilaian resiko dari bahaya tersebut.
BAB II
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2. NPWP : 01.387.719.6-073.000
TEMUAN NEGATIF
Permenaker No 08 Tahun
2010 tentang Alat Pelindu
diri
Pekerja las tidak
Semua karyawan wajib
menggunakan APD berupa
1 safety helem, safety
menggunakan alat pelindu
diri pada saat memasuk
gloves, safety glasses
area kerja
SNI 04/0225/2000
- Proteksi untuk keselamatan
proteksi dengan rintangan
(bagian 3; 3.4.3)
a. Apakah ada tanda bahaya
b. Apakah ada jalur ducting d
Tidak ada rambu mika pengaman
2 keselamatan dan pagar c. Bagaimana letak
pembatas ventilasi/lembab
d. Apakah kubikel sering
dilakukan pemeliharaan?
PER 01/MEN/1980
Tentang Perancah
Pasal 13
1. perancah harus deberi
lantai papan yang kuat dan
Ditemukan beberapa rapat sehingga dapat
5 scopholding ditanah yang menahan dengan aman
tidak setabil tenaga kerja, peralatan da
bahan yang digunakan
2. lantai perancah harus
diberi pagar pengaman,
apabila tingginya lebih dar
meter
TEMUAN POSITIF
4.2 Saran
1. Peninjauan kembali Peraturan-peraturan perundangan yang
sesuai bidang kerja untuk dapat diimplementasikan sesuai
dengan ketetapan yang berlaku.
2. Perbaikan penanganan kesehatan kerja baik pada lingkungan
kerja maupun pada tenaga kerja.
3.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA