Anda di halaman 1dari 18

1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(F-RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 5 TAKALAR


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut
UUD NRI Tahun 1945
Pertemuan Ke- : 13
Alokasi Waktu : 2X45 Menit

A. Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan indikator :

1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam


kehidupan bermasyarakat
2. Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai
aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
dan keamanan, serta hukum.
3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat
dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Indikator :
3.1 Menuliskan Dasar hukum pemerintahan pusat dan daerah
3.2. Menjelaskan pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah
2

3.3. Mendeskripsikan pengertian desentralisasi dan dekonsentrasi


3.4. Menjelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah dan pusat
3.5. Mengemukakan hubungan struktural dan fungsional pemerintah
pusat dan daerah.

4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional


pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Indikator :

4.1. Menyimpulkan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional


pemerintahan pusat dan daerah

D. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat :
1. Menuliskan Dasar hukum pemerintahan pusat
2. Menuliskan Dasar hukum pemerintahan daerah
3. Menjelaskan pengertian pemerintahan pusat
4. Menjelaskan pengertian pemerintahan daerah
5. Mendeskripsikan pengertian desentralisasi
6. Mendeskripsikan pengertian dekonsentrasi
7. Menjelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah
8. Menjelaskan kedudukan dan peran pemerintah pusat
9. Mengemukakan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan
daerah.

E. Materi Pembelajaran:
Hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1. Dasar Hukum pemerintahan pusat dan daerah

Pemerintah Indonesia adalah cabang utama pada pemerintahan Indonesia


yang menganut sistem presidensial. Pemerintah Indonesia dikepalai oleh seorang
presiden yang dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam suatu kabinet.
Sebelum tahun 2004, sesuai dengan UUD 1945, presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Pada Pemilu 2004, untuk pertama kalinya Presiden
Indonesia dipilih langsung oleh rakyat. Pemerintah Indonesia merupakan
pemerintah pusat. Kewenangan pemerintah pusat mencakup kewenangan dalam
3

bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan
fiskal, agama, serta kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro,
pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis, konservasi
dan standardisasi nasional. Kewenangan lainnya diserahkan kepada (sistem
pemerintahan). Adapun dasar hukum pemerintahan antara pusat dan
pemerintahan daerah adalah :

1. UUD NRI 1945:

Pemerintah pusat:

a. Bab III tentang kekuasaan pemerintahan negara

b. Bab V tentang kementerian negara

c. Bab VII tentang DPR

d. Bab VIIA tentang DPD

e. Bab VIIIA tentang BPK

Pemerintah daerah:

f. Bab VI tentang pemerintahan daerah

2. TAP MPR-RI No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah:


Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
Berkeadilan, serta Perimbangan Kekuangan Pusat dan Daerah dalam
Rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.


4

4. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

5. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

6. PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran KementerianNegara/Lembaga.

7. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara


Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.

8. PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

2. Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah


Pemerintahan pusat adalah penyelenggara pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yakni Presiden dengan dibantu seorang Wakil Presiden dan
oleh menteri-menteri negara. Dengan kata lain, pemerintahan pusat adalah
pemerintahan secara nasional yang berkedudukan di ibu kota Negara Republik
Indonesia.
Menurut C. F. Strong: pemerintahan dalam arti luas mempunyai kewenangan
untuk memelihara kedamaian dan keamanan Negara, kedalam dan luar negeri.
Oleh karena itu, pertama, harus mempunyai kekuatan militer atau kemampuan
untuk mengendalikan angakatan perang, yang kedua, harus mempunyai
kekuatan legislatif atau dalam arti pembuatan undang-undang, yang ketiga,
harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan untuk mencukupi
keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos keberadan Negara
dalam menyelenggarakan peraturan, hal tersebut dalam rangka
penyelenggaraan kepentingan Negara.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggara pemerintahan di daerah, yakni
Gubernur/Bupati dengan dibantu seorang Wakil Gubernur/ Bupati dan oleh
perangkat daerah dibawahnya.
C. J. Franseen, mendefinisikan otonomi daerah adalah hak untuk mengatur
urusan-urusan daerah dan menyesuaikan peraturan-peraturan yag sudah dibuat
dengannya.
J. Wajong, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan untuk
memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan
sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan sendiri.
5

Ateng Syarifuddin, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau


kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas karena
merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi daerah adalah kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan otonomi daerah adalah keleluasaan dalam
bentuk hak dan wewenang serta kewajiban dan tanggung jawab badan
pemerintah daerah untuk mengatur dan menguurus rumah tangganya sesuai
keadaan dan kemampuan daerahnya sebagai manifestasi dari desentralisasi.

3. Pengertian Desentralisasi dan Dekonsentrasi


Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu
de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Dengan demikian,
desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
Terdapat dua kelompok besar yang memberikan definisi tentang
desentralisasi, yakni kelompok Anglo Saxon dan Kontinental. Kelompok Anglo
Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai penyerahan wewenang dari
pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di daerah yang
disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah
yang disebut devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada
badan-badan politik di daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan
sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik secara politis maupun secara
administrstif.
6

Adapun Kelompok Kontinental membedakan desentralisasi menjadi dua


bagian yaitu desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi dan desentralisasi
ketatanegaraan. Dekonsentrasi adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke
bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan semata. Adapun
desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk mengatur
daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas demokrasi dalam
pemerintahan negara. Menurut ahli ilmu tata Negara Dekonsentrasi merupakan
pelimpahan kewenangan dari alat perlengkapan negara di pusat kepada instansi
bawahannya guna melaksanakan pekerjaan tertentu dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Pemerintah pusat tidak kehilangan kewenangannya karena
instansi bawahan melaksanakan tugas atas nama pemerintah pusat.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada daerah
otonom sebagai wakil pemerintah atau perangkat pusat di daerah dalam
kerangka negara kesatuan. Lembaga yang melimpahkan kewenangan dapat
memberikan perintah kepada pejabat yang telah dilimpahi kewenangannya itu
mengenai pengambilan atau pembuatan keputusan.
Menurut Amran Muslimin, dalam buku Otonomi Daerah dan Implikasinya,
desentralisasi dibedakan atas 3 (tiga) bagian.
1. Desentralisasi Politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat
yang meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri
bagi badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-
daerah tertentu.
2. Desentralisasi Fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan
tertentu untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat
baik terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus
irigasi bagi petani.
3. Desentralisasi Kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan-golongan
minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri,
seperti mengatur pendidikan, agama, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan desentralisasi pada dasarnya adalah
suatu proses penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan
yang semula adalah urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau
lembaga-lembaga pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya
sehinggga urusan-urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi
wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.
1. Desentralisasi mengandung segi positif dalam penyelenggaraan
pemerintahan baik dari sudut politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
7

pertahanan keamanan. Dilihat dari fungsi pemerintahan, desentralisasi


menunjukkan beberapa hal berikut:
a. satuan-satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai
perubahan yang terjadi secara cepat,
b. satuan-satuan desentralisasi dapat melaksanakan tugas lebih efektif dan
lebih efisien,
c. satuan-satuan desentralisasi lebih inovatif,
d. satuan-satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang
lebih tinggi, serta komitmen yang lebih tinggi dan lebih produktif.
Pada kenyataannya, desentralisasi sebagai suatu sistem penyelenggaraan
pemerintah daerah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang dide-sentralisasikan merupakan pende-legasian
wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat
b. Mengurangi bertumpuknya peker-jaan di pusat pemerintahan.
c. Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruksi dari pusat.
d. Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan meningkatkan gairah kerja
antara pemerintah pusat dan daerah.
e. Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara
pemerintahan baik pusat maupun daerah.
f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan.
g. Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di
tempat masing-masing.
h. Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat
diterapkan dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana
dapat diubah.
i. Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan
organisasi dapat terbagi-bagi.
j. Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi
kepentingan-kepentingan tertentu.
k.Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah
karena sifatnya yang langsung.

Adapun kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut:


a. Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan
bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
b. Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
8

c. Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.


d. Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena memerlukan
perundingan yang bertele-tele.
e. Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan.
4. Kedudukan dan peran Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat
Pasal 18 UUD NRI 1945 :
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang.
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum
(4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah
DaerahProvinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.
Pasal 18 A UUD NRI 1945:
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota,
diatur dengan Undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
Pasal 18 B UUD NRI 1945 :
9

(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah


yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-
undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang.
Kedudukan pemerintah pusat meliputi : Presiden dan wakil presiden dibantu para
menteri, dan lembaga-lembaga negara lainnya sebagai mitra dalam membangun
bangsa yang dipilih secara demokrastis.
Kewenangan pemerintah pusat mencakup kewenangan dalam bidang politik luar

negeri,pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama,serta

kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan nasional dan

pengendalian pembangunan nasional secara makro, pendayagunaan sumber

daya alam serta teknologi tinggi strategis,konservasi dan standardisasi nasional.

5. Hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.


Konstruksi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah di
Indonesia diatur dalam UUD 1945 di dalam Bab VI yang terdiri dari Pasal 18, 18A
dan 18B. Pengaturan dalam pasal-pasal tersebut merupakan satu kesatuan
pengaturan yang meliputi susunan pemerintahan, pengakuan terhadap
keanekaragaman dan keistimewaan daerah, dan kerangka sistem otonomi.
Berdasarkan konstruksi dalam UUD 1945 tersebut, maka untuk penyelenggaraan
pemerintahan dalam negara kesatuan Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi, dan provinsi dibagi lagi menjadi daerah-daerah kabupaten dan kota.
Setiap daerah propinsi, kabupaten dan kota merupakan pemerintah daerah yang
diberi kewenangan mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang
berdasarkan pada asas otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.
Berdasarkan UUD 1945 ciri-ciri umum penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah terbentuk karena dibentuk oleh Pemerintah sehingga
dapat dihapus oleh Pemerintah melalui proses hukum.
2. Di wilayah Indonesia dibentuk provinsi dan di wilayah provinsi dibentuk
kabupaten dan kota sebagai daerah otonom.
3. Pembentukan wilayah di atas mempunyai konsekuensi bahwa kebijakan
desentralisasi dibuat oleh pemerintah sedangkan penyelenggaraan otonomi
10

daerah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD serta masyarakat


sebagai cerminan pemerintahan yang demokratis.
4. Hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah otonom
(provinsi,kabupaten dan kota) adalah bersifat tergantung dan bawahan
(dependent and subordinate). Prinsip ini berbeda dengan hubungan antara
negara bagian dengan pemerintah federal yang menganut prinsip federalisme
yang sifatnya independen dan koordinatif.
5. Adanya pembagian dan penyerahan urusan kepada daerah otonom.
6. Gubernur merupakan wakil pemerintah yang ada di daerah untuk
melaksanakan urusan Pusat yang ada di daerah.
7. Terdapatnya perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia pada
masing-masing daerah, maka perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah menjadi sangat penting bagi terciptanya penyelenggaraan otonomi
daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Dari konstruksi yang terdapat dalam Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B UUD
1945 maka hak, kewenangan dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus
rumah tangga daerah lebih diarahkan pada pemenuhan kepentingan
masyarakat. Sebagai penjabaran Pasal 18, 18A dan 18B, maka Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 menggariskan bahwa maksud dan tujuan pemberian
otonomi daerah adalah memacu kesejahteraan, pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara
optimal dan terpadu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat;
menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan otonomi daerah secara luas, nyata, dan bertanggungjawab,
serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, peningkatan pelayanan
publik dan daya saing daerah.
Nomor 32 Tahun 2004 menggariskan bahwa maksud dan tujuan pemberian
otonomi daerah adalah memacu kesejahteraan, pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara
optimal dan terpadu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat;
menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan otonomi daerah secara luas, nyata, dan bertanggungjawab,
serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, peningkatan pelayanan
publik dan daya saing daerah.
11

Asas Dalam Penyelenggaraan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah. Secara


teoritis, hubungan kekuasaan antara pemerintah dengan pemerintah daerah
didasarkan atas 3 (tiga) asas, yaitu:
(a) asas desentralisasi; Dalam asas desentralisasi ada penyerahan wewenang
sepenuhnya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tentang
urusan tertentu, sehingga pemerintah daerah dapat mengambil
prakarsa sepenuhnya baik menyangkut kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pembiayaan.
(b) asas dekonsentrasi; Pada asas dekonsentrasi yang terjadi adalah pelimpahan
wewenang kepada aparatur pemerintah pusat di daerah untuk
melaksanakan urusan pemerintah pusat di daerah dalam arti bahwa
kebijakan, perencanaan, dan biaya menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat, sedangkan aparatur pemerintah pusat di daerah bertugas
melaksanakan.
c) asas tugas pembantuan : Sementra Asas pembantuan berarti keikutsertaan
pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah pusat di
daerah itu, dalam arti bahwa organisasi pemerintah daerah
memperoleh tugas dan kewenangan untuk membantu melaksanakan
urusan-urusan pemerintah pusat.
Asas- asas pemerintahan yang baik dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah meliputi :
1. Asas kepastian hukum Asas kepastian hukum di sini dapat di artikan bahwa
asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan.
2. Asas tertib penyelenggara Negara Yaitu asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum Yaitu asas mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif.
4. Asas keterbukaan Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasiyang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
asas pribai, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas Yaitu asas yang mengutamakan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
12

6. Asas profesionalitas Yaitu asas yang mengutamakan keahlianyang


berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
7. Asas akuntabilitas Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat di
pertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Asas efisiensi, dan Asas efektivitas. Asas-asas di atas mempunyai keterkaitan
dengan efektifitas pelaksanaan Otonomi Daerah.
F. Metode Pembelajaran:

a) Pendekatan : Scientific
b) Model : Inquiry Learning
c) Metode : Diskusi kelompok dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran:
Alokas
Kegiatan Deskripsi i
Waktu
Pendahulua 1. Pra pembelajaran : berdoa,mengabsen,memeriksa 5
n kesiapan kelas menit
2. Apersepsi : Guru melakukan pra tes dalam bentuk tes
lisan.
3. Motivasi :
- Guru menyampaikan manfaat terhadap materi yang
akan dipelajari.
- Guru menyampaikan indikator/tujuan pembelajaran
- Guru rencana kegiatan pembelajaran yg akan
dilakukan

1. Peserta didik diberikan pertanyaan awal tentang 65


nama kepala daerah di kabupaten tempat menit
tinggalnya, pemerintah daerah propinsi tempat
tinggalnya dan pemerintah pusat di negaranya
(menanya).
2. Peserta didik dibentuk menjadi 5 kelompok yang
terdiri atas 6 orang peserta didik. setiap kelompok
diberi tugas yang berbeda berdasarkan materi yang
dibahas,yaitu:
a.Kelompok 1 : Dasar hukum pemerintahan pusat
13

dan daerah
b.Kelompok 2 : Konsep pemerintahan pusat dan
Inti daerah
c.Kelompok 3 : Konsep desentralisasi dan
dekonsentrasi d.Kelompok4 : kedudukan dan peran
pemerintah pusat
e.Kelompok5 : hubungan struktural dan fungsional
pemerintah pusat dan daerah.
3. Peserta didik dibagikan konsep sesuai dengan
kelompoknya untuk dipelajari (mengamati)
4. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi
tambahan tentang materi yang dibahas
(mengumpulkan data)
5. Peserta didik dipersilahkan untuk mengajukan
pertanyaan minimal 1 pertanyaan kepada kelompok
yang lainnya.
6. Setiap kelompok menganalisis jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh anggota kelompok
lain (Mengasosiasi)
7. Guru menunjuk 1 orang perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya
(Mengomunikasikan).

1. Kesimpulan: 20
Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan menit
hasil berupa penyajian singkat telaah hubungan
pemerintah pusat dan daerah.
2. Post test
3. Refleksi:
Penutup
Peserta didik diminta menjawab pertanyaan guru:
apakah pembelajaran hari menyenangkan?
Pengetahuan baru apa yang anda peroleh pada
pembelajaran kita hari ini
4. Menyampaikan materi yang akan datang
5. Mengakhiri pelajaran dengan berdoa.

H. Alat (media) dan Sumber Belajar:


- Alat (media) : 1. Power point tentang gambar struktur pemerintah
daerah Kabupaten,Provinsi dan pusat
2. Lembar konsep/materi sesuai pembagian kelompok
3. White board dan spidol.

- Sumber Belajar:

...,UUD 1945 dan Perubahannya.Indonesia Tera.Yogyakarta.2005


Nuryadi,Tolib.2014,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan X (Buku
Siswa),Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Jakarta.
14

Nurahmanda Alif,dkk.2014. Hubungan struktural dan Fungsional Pemerintah


Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945.
Mungkasa Oswar. 2014 Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia,Konsep,
Pencapaian dan Agenda Kedepan.
Pearcess yunita.2014. Hubungan Struktural, Fungsional Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah UUD 1945 Hubungan Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar:


- Teknik : Tes dan non tes.
- Bentuk : - Tes tertulis : essay.
- Non Tes : observasi
- Instrumen (Tes dan Non Tes):

1. Penilaian Pengetahuan (soal essay) :

N SKO Keterangan
SOAL JAWABAN
O R skor
1 Tuliskan dasar 8 3=sangat
hukum 1. UUD NRI 1945 lengkap
pemerintahan 2= lengkap
pusat dan daerah 2. TAP MPR-RI No. XV/MPR/1998 1= kurang
! lengkap
3. UU No. 32 Tahun 2004 0= tidak
dijawab
4. UU No. 33 Tahun 2004

5. PP No. 20 Tahun 2004

6. PP No. 21 Tahun 2004

7. PP No. 38 Tahun 2007

8. PP No. 7 Tahun 2008


2 Tuliskan Pemerintahan pusat adalah 3
pengertian penyelenggara pemerintahan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik
pusat dan daerah!
Indonesia.
Pemerintahan daerah adalah
penyelenggara pemerintahan di
daerah.
3 Tuliskan Desentralisasi merupakan 3
pengertian pemberian kekuasaan untuk
desentralisasi dan mengatur daerah di dalam
dekonsentrasi !
lingkungannya guna mewujudkan
asas demokrasi dalam
pemerintahan negara.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang dari pemerintah kepada
15

N SKO Keterangan
SOAL JAWABAN
O R skor
daerah otonom sebagai wakil
pemerintah pusat di daerah
dalam kerangka negara kesatuan.
4 Uraikan Kedudukan pemerintah pusat 3
kedudukan dan meliputi : Presiden dan wakil
peran presiden dibantu para menteri, dan
pemerintah pusat
lembaga-lembaga negara lainnya
!
sebagai mitra dalam membangun
bangsa yang dipilih secara
demokratis.
Peranan pemerintah pusat
mencakup kewenangan dalam
bidang politik luar
negeri,pertahanan dan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal,
agama,serta kewenangan lainnya
seperti: kebijakan tentang
perencanaan nasional dan
pengendalian pembangunan
nasional secara makro,
pendayagunaan sumber daya alam
serta teknologi tinggi
strategis,konservasi dan
standardisasi nasional.
5 Uraikan Kedudukan pemerintah daerah 3
kedudukan dan meliputi : Gubernur, Bupati dan
peran Walikota masing-masing sebagai
pemerintah Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
daerah! Kabupaten dan Kota dipilih secara
demokratis.
Peranan pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-
undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat. Pemerintahan
daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan

6 Kemukakan Hubungan antara pemerintah pusat 3


hubungan dengan daerah otonom
struktur dan (provinsi,kabupaten dan kota)
fungsional adalah bersifat tergantung dan
16

N SKO Keterangan
SOAL JAWABAN
O R skor
pemerintahan bawahan (dependent and
pusat dan subordinate).
daerah! ada penyerahan wewenang
sepenuhnya dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah tentang
urusan tertentu.
Adanya pelimpahan wewenang
kepada aparatur pemerintah pusat
di daerah untuk melaksanakan
urusan pemerintah pusat di daerah,
sedangkan aparatur pemerintah
pusat di daerah bertugas
melaksanakan.
Pemerintah daerah memperoleh
tugas dan kewenangan untuk
membantu melaksanakan urusan-
urusan pemerintah pusat
JUMLAH 23

NILAI=Skor perolehan
X100

2. Penilaian sikap:

Aspek yang dinilai Nilai


No Nama Menghorm Kerjasam Kedisiplin Tanggung Rata-
ati a an jawab Rata
1 Akhmad
syarif
2 Kumalasari
Majid
3 Nurhayati
4 Yusliana
5 Nursyamsu
Keterangan :
A = Baik Sekali = 4
B = Baik =3
C = Cukup =2
D = Kurang =1
3. Format penilaian Keterampilan:
No Nama Aspek keterampilan yang dinilai
Pemaha Menyimpul Kemamp Kemampu
man kan materi uan an Jumla
17

berpenda menerima h
materi
pat pendapat
1-4 1-4 1-4 1-4
1
2
3
4
5

4. Format penilaian diri-sendiri :


Nama sekolah :
Mapel :
Nama :
Kelas :
N Pernyataan Ya Tida Ket.
o k
1 Saya berusaha meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME agar
mendapat ridho-Nya dalam belajar
2 Saya berusaha belajar dengan sungguh-
sungguh
3 Saya optimis bisa meraih prestasi
4 Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
5 Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di
sekolah dan masyarakat
6 Saya suka membahas masalah politik,
hukum dan pemerintahan
7 Saya berusaha mematuhi segala peraturan
yang berlaku
8 Saya berusaha membela kebenaran dan
keadilan
9 Saya rela berkorban demi kepentingan
masyarakat, bangsa dan Negara
10 Saya berusaha menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab

Ket : 2 = jika YA, 1=jika salah


18

5. Format penilaian Teman Sejawat :


Nama siswa : Kelas:
N
PERNYATAAN Ya Tidak
O
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
Memberi solusi terhadap pendapat yang
3
bertentangan
Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda
4
status sosial, suku, dan agama
Dst..

6. JURNAL HARIAN PERILAKU PESERTA DIDIK:


Kelas/ semester :
Nama Perilaku Keteranga
Hari/
NO Peserta Positif Negatif
Tanggal n
didik
1
2
3
4

Kesimpulan :
------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------
ASSESOR
PLPG UNM MAKASSAR, Oktober
2014
Peserta PLPG UNM

Drs. FIRMAN
UMAR,M.Hum
NIA: MUHAMMAD SAKRI

Anda mungkin juga menyukai