Anda di halaman 1dari 1

Pembentukan polip sering diasosiasikan dengan inflamasi kronik, disfungsi saraf

otonom, serta predisposisi genetik. Menurut teori Bernstein, terjadi perubahan mukosa
hidung akiat peradangan atau aliran udara yang berturbulensi, terutama di daerah sempit di
kompleks osteomeatal. Perubahan mukosa hidung tersebut menyebabkan terjadinya prolaps
submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi, pembentukan kelenjar baru dan terjadi
peningkatan penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang berakibat retensi air
sehingga terbentuk polip. Teori lain mengatakan karena ketidakseimbangan saraf vasomotor
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi vaskuler yang
mengakibatkan dilepasnya sitokin-sitokin dari sel mast, yang akan menyebabkan edema dan
lama-kelamaan menjadi polip. Bila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab makin
membesar menjadi polip dan kemudian akan turun ke rongga hidung dengan membentuk
tangkai.1
1. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis polip nasal dapat berupa Rhinorrhoea, post nasal drip, obstruksi
hidung/hidung tersumbat, perubahan suara/suara sengau, gangguan penciuman, peradangan
sinus, sakit kepala, pernapasan mulut, ngorok, gangguan tidur.1, 3

Anda mungkin juga menyukai