Anda di halaman 1dari 55

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHANPERSONAL


HYGIENE DI TINJAU DARI PENGKAJIAN FUNGSIONAL
PADA LANJUT USIA DI BALAI PELAYANAN DAN
PENYANTUNAN PAGAR DEWABENGKULU
TAHUN 2009

Disusun Oleh :

FETRY DENNY MAYAWANGI


NIM : 2006701

AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU


2009

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah

mewujudkan hasil yang positif dalam berbagai aspek bidang, meliputi adanya

kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi, terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat

meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan

hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat

dan bertambah cenderung lebih cepat (Maryam,2008).

Dari angka statistik pada saat sekarang menunjukkan masalah lanjut

usia belum menduduki hal yang sangat penting, tetapi berhasilnya

pembangunan selama beberapa pelita ini menunjukkan angka harapan hidup

bangsa Indonesia pada masa mendatang akan meningkat terus sehingga

pembinaan lanjut usia ini semakin menonjol peranannya (Nugroho, 1999).

Peningkatan kesehatan juga penting bagi lanjut usia seperti pada

kelompok usia lain. Fakta menunjukkan 80 % dari orang yang berusia di atas

usia 65 tahun mempunyai satu atau lebih penyakit kronik dan sekitar 50% dari

populasi tersebut aktivitasnya terbatas. Kebanyakan lansia menganggap

dirinya dalam keadaan sehat, namun empat dari mereka menderita paling

tidak satu penyakit kronis (arthritis, hipertensi, kerusakan pendengaran,

2
penyakit jantung, katarak, deformitas, sinusitis kronik, diabetes). Periode

kehidupan selanjutnya kondisi akut akan terjadi dengan frekuensi yang lebih

jarang, sementara penyakit kronis lebih sering. Kemajuan proses penyakit

mengancam kemandirian dan kualitas hidup dengan membebani kemampuan

melakukan perawatan personal dan tugas sehari hari.

Tiga puluh juta individu lansia yang hidup dalam komunitas di tahun

90-an, 4,4 juta diantaranya (14, 5%) mengalami kesulitan dengan paling tidak

salah satu dari lima aktivitas kehidupan seharihari seperti makan, mandi,

berpakaian, mobilitas dan toileting. Kesejahteraan individu lansia tergantung

pada faktor fisik, mental, sosial dan lingkungan dalam kemampuan individu

untuk berfungsi secara mandiri meskipun menderita penyakit kronis.

Pertambahan usia kecacatan akibat penyakit kronis tersebut membuat lanjut

usia membutuhkan bantuan untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-

harinya baik dimulai dari ketergantungan ringan hingga ketergantungan total

(Brunner and Suddart, 2002).

Menurut Suparmanto (2007) pemerintah telah merumuskan kebijakan,

program dan kegiatan bagi para lanjut usia. Tujuan program lanjut usia adalah

untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia agar tetap sehat, mandiri

dan berdaya guna sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga

maupun masyarakat. Aspek-aspek yang dikembangkan adalah dengan

memperlambat proses menua (degeneratif). Bagi yang merasa sudah tua perlu

dipulihkan (rehabilitatif) agar tetap mampu mengerjakan kehidupan sehari-

3
hari secara mandiri. Ini dimungkinkan dengan makin berkembangnya ilmu

pengetahuan tentang manusia berusia lanjut (Geriatri).

Dari sembilan kabupaten di Propinsi Bengkulu maka jumlah lanjut

usia dengan umur di atas 60 tahun berdasarkan jenis aktivitas yang paling

sering dilakukan dapat dilihat pada lampiran 1.1

Sedangkan untuk melakukan aktivitas seharisehari, lanjut usia yang

memerlukan bantuan dan tidak memerlukan bantuan dapat dilihat pada

lampiran 1.2

Survey penelitian sementara di Balai Pelayanan Dan Penyantunan

Pagar Dewa Bengkulu pada Bulan Mei 2009 didapatkan data jumlah lansia

sebanyak 60 orang, yang terdiri dari 28 orang perempuan dan 32 laki laki.

Usia 60 - 70 tahun 34 orang, usia 71- 80 tahun 19 orang dan usia di atas 80

tahun berjumlah 7 orang. Lansia yang berusia diatas 70 tahun kebanyakan

penampilan kurang rapi, badan bau dan kamar lansia tampak kotor karena

barang berserakan. Secara individu pada lanjut usia terjadi proses penuaan

secara alamiah.

Hal ini akan manimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan

psikologis. Masalah kesehatan yang timbul perlu diantisipasi, untuk

selanjutnya diatasi oleh tenaga profesional bersama masyarakat, khususnya

para lansia itu sendiri dan keluarganya. Pengetahuan dan sikap dan

kemampuan masyarakat perlu ditumbuhkan agar dapat mengatasi persoalan

tersebut secara mandiri dengan dukungan dan bimbingan profesional. Perawat

4
diharapkan dapat memberikan bantuan bimbingan, pengawasan, perlindungan

dan pertolongan kapada lanjut usia secara individu maupun kelompok seperti

di rumah / lingkungan keluarga, puskesmas dan terutama di Panti Werdha

yang mana mereka tidak mempunyai keluarga ataupun yang masih

mempunyai keluarga tapi dengan sengaja mereka dititipkan di Panti Werdha.

Lanjut usia dibagi dalam dua kelompok yaitu lanjut usia yang aktif

dan lanjut usia yang telah mengalami pasif. Untuk usia lanjut yang masih

aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene :

kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu, kebersihan diri

termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga, kebersihan

lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan tempat tinggal. Sedangkan untuk

lanjut usia pasif yang tergantung pada orang lain hal yang perlu diperhatikan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada dasarnya sama seperti pada

lanjut usia aktif dengan bantuan penuh oleh keluarga atau petugas, khususnya

bagi yang lumpuh/gangguan muskuloskeletal perlu dicegah agar tidak terjadi

dekubitus/lecet (Nugroho, 2000).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada lanjut usia di

tinjau dari pengkajian fungsional di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut

Usia Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009.

5
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu Belum diketahuinya gambaran upaya pemenuhan kebutuhan

personal hygiene di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar

Dewa Bengkulu

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal

hygiene lanjut usia di tinjau dari pengkajian fungsional di Balai Pelayanan

dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengkajian fungsional (tingkat Kemandirian katz

Indeks) pada lansia berdasarkan indikator katz Indeks lanjut usia di

Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu

tahun 2009

b. Untuk mengetahui gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal

hygiene lanjut usia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia

Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009

c. Untuk mengetahui upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene

ditinjau dari pengkajian fungsional pada lansia di balai pelayanan dan

penyantunan Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009.

6
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak Balai Pelayanan

dan Penyantunan Lanjut Usia sebagai masukan dalam upaya mencari

solusi dan metode yang terbaik untuk meningkatkan mutu pelayanan yang

diberikan pada lansia dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat menambah referensi bagi mahasiswa tentang upaya

pemenuhan kebutuhan personal hygiene

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagai data dasar dalam

pengembangan penelitian selanjutnya dalam usaha mengembangkan ilmu

pengetahuan.

E. Keaslian Penelitian

Penelusuran yang dilakukan oleh peneliti bahwa penelitian sejenis

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumya Sri Maryati tahun 2008 dengan

judul : gambaran tingkat kemandirian lanjut usia dalam memenuhi aktivitas

kebutuhan seharihari di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar

Dewa Bengkulu dengan hasil penelitian bahwa 87% lansia dapat mandiri

dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehariharinya. Perbedaan keaslian

penelitian dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan

7
pengkajian fungsional Kartz Indeks sedangkan peneliti sebelumnya

menggunakan pengkajian fungsional Barthel Indeks.

8
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Personal Hygiene

1. Pengertian

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi

kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi

oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di

antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang

terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk

kesejahteraan fisik dan psikis (Wolf dalam Morpheus,2003)

2. Macam-macam Personal Hygiene

Menurut Nugroho (2000) perawatan yang harus diberikan kepada lanjut usia

terutama yang berhubungan dengan kebersihan diri (personal hygiene) adalah :

a. Kebersihan kulit dan badan (mandi)

Usaha membersihkan kulit dapat dengan cara mandi tiap hari secara teratur,

paling sedikit dua kali sehari. Manfaat dari mandi adalah menghilangkan bau,

kotoran, merangsnag peredaran darah dan memebrikan kesegaran pada tubuh.

9
Gunakan sabun superfot atau lotion yang mengandung lemak untuk

menambah kesehatan kulit.

b. Kebersihan kepala dan rambut

Tujuan membersihkan kepala untuk menghilangkan debu debu dan kotoran

yang melekat dirambut dan kulit kepala. Lanjut usia yang masih aktif dapat

mencuci rambutnya sendiri minimal 2x dalam seminggu dengan

menggunakan shampoo.

c. Kebersihan gigi dan mulut

Kebersihan mulut dan gigi harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan

kumurkumur secara teratur, meskipun sudah ompong. Bagi mereka yang

masih aktif dan masih mempunyai gigi agak lengkap dapat menyikat giginya

sendiri sekurangkurangnya 2x dalam sehari, pagi bangun tidur dan malam

sebelum tidur. Bagi lanjut usia yang menggunkan gigi palsu (protesa) harus

dilakukan perawatan gigi palsu.

d. Kebersihan kuku

Kuku yang panjang mudah menyebabkan berkumpulnya kotoran dan bahkan

kumankuman penyakit. Oleh karena itu, harus selalu dasarankan agar lanjut

usia secara teratur memotong kukunya minimal 1x dalam seminggu.

Hendaknya perawat atau keluarga memotongnya dan jangan terlalu pendek

sebab akan terasa sakit.

10
3. Tujuan Personal Hygiene (Maryam, 2008)

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hyiene yang kurang

d. Mencagah penyakit

e. Menciptakan keindahan

f. Meningkatkan rasa percaya diri

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene (Maryam,2008)

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan

akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene

c. Status sosial-ekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat

gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya

11
d. Pengetahuan - Pengetahuan

Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus

menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

g. Kondisi fisik.

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

perlu bantuan untuk melakukannya.

5. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene (Maryam,2008)

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa

mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku

12
b. Dampak Psikososial.

Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social

6. Upaya untuk menjaga kebersihan diri

Betty Samekto (2008) mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari

kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena

kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan

itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang

sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,

persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang

diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan

adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat

mempengaruhi kesehatan secara umum.

Menjaga kebersihan bukan hanya untuk terlihat bagus dan menarik

tapi juga untuk menjaga kesehatan kita serta mencegah timbulnya penyakit

seperti kudis/gatalgatal dan diare. Upaya menjaga kebersihan diri dapat

berupa :

a. Mencuci tangan adalah tindakan yang sangat penting. Cuci tangan harus

dilakuan ketika : sesudah dari toilet, sebelum membuat, menyajikan atau

makan makanan, setelah menyentuh binatang dan burung, setelah

13
menyentuh sampah, sehabis bersama orang sakit, cuci tangan dengan

banyak air bersih dan sabun-untuk menghilangkan kuman, cuci tangan

dengan merata hingga sela-sela jari. Jaga kebersihan kuku dan potong

pendek, dan jangan suka menggigit kuku. Menjaga kebersihan dengan

mandi setiap hari dengan sabun 2 kali sehari, dan keringkan badan dengan

handuk bersih. Keramas rambut paling kurang 2 kali seminggu. Gosok

gigi 2 kali sehari atau sehabis makan dan sebelum tidur malam hari.

Sedangkan menurut Long (1996) untuk mempertahankan kulit sehat yaitu

harus menghindari sabun keras dan kasar atau detergen sehingga tidak

mengiritasi kulit. Adapun perawatan personal higiene dalam

menggunakana pakaian seharihari yang baik adalah menggunakan

pakaian yang bersih, menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan katun

lembut, karena pakaian wool biasaya tidak dapat dipakai serta

memperburuk keadaan karena iritasi dan membuat tidak nyaman.

b. Mencuci pakaian, handuk dan sprei secara teratur dengan sabun dan

keringkan di sinar matahari. Jangan biasakan memakai pakaian, handuk

atau sprei orang lain, terutama dengan orang yang menderita penyakit

kulit seperti kudis atau koreng

B. Konsep Katz Indeks

Katz Indeks tentang aktivitas kehidupan seharihari ini meliputi

kemampuan mandiri pasien untuk mandi, berpakaian, toileting, berpindah

14
tempat, mempertahankan kontinensia dan makan. Indeks ini membentuk suatu

kerangka kerja untuk mengkaji kemampuan hidup mandiri pasien atau bila

ditemukan terjadi penurunan fungsi, maka akan disusun titiktitik fokus

perbaikan.

Seorang yang tergantung dalam satu jenis ativitas tunggalnya mungkin

akan memerlukan bantuan pada waktu isolasi sehariharinya (seperti saat

mandi). Tiga skala terikat aktivitas kehidupan seharihari ( AKS ) yang ada

yaitu : mandiri, semi mandiri, dan tergantung. Selain Katz Indeks, Barthel

Indeks juga digunakan untuk mengakaji kemampuan pasien merawat diri

sendiri, namun pokokpokoknya ditekankan untuk jumlah bantuan fisik yang

akan diperlukan bila pasien tidak mampu melakukan fungsi yang diberikan.

Pengkajian fungsional klien berdasarkan Katz Indeks terbagi atas ?

A : Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan

pakaian, pergi ketoilet, berpindah dan mandi.

B : Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas

C :Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain

D : Mandiri, kecuali mandi,berpakaian, dan satu lagi fungsi yang lain

E : Mandiri, kecuali mandi,berpakaian,ketoilet dan satu lagi fungsi yang

lain

F : Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu

lagi funsi yang lain.

G : Ketergantungan untuk semua fungsi diatas

15
Keterangan :

Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang

lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi

dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.

C. Konsep Lanjut Usia

1. Pengertian

Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan, umur

manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal

sekit 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa, atau 6 x 20 tahun sampai

dengan 120 tahun (Depkes, 2007).

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke

atas (Anwar, 2007).

2. Batasan Lanjut Usia

a. Kelompok lansia dini (5564 tahun), merupakan kelompok yang baru

memasuki lansia.

b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).

c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70

tahun.

3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia

a. Perubahan-perubahan fisik (Nugroho, 2000)

1) Sel

2) Sistem Pernafasan

16
3) Sistem Pendengaran

4) Sistem Penglihatan

5) Sistem Kardiovaskuler

6) Sistem Muskuloskeletal

b. Perubahan-perubahan Mental (Nugroho, 2000)

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental

a) Perubahan fisik, khususnya organ perasa

b) Kesehatan umum

c) Tingkat pendidikan

d) Keturunan (Hereditas)

e) Lingkungan

2) Perubahan kepribadian yang drastis karena ini jarang terjadi. Lebih

sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang sehingga

kakakuan terjadi disebabkan mungkin karena faktor lain seperti

penyakit-penyakit.

3) Kenangan (memory); kenangan lama tidak berubah

Kenangan jangka panjang seperti berjam-jam sampai berhari-hari

yang lalu mencakup beberapa perubahan

4) Intelegentia quation

a) Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor

b) Terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan dari

faktor waktu

17
c) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.

c. Perubahan-perubahan Psikososial

1) Pensiun sehingga nilai seseorang dikaitkan dengan produktifitasnya

dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam kerja

2) Merasakan atau sadar akan kematian

3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan,

bergerak lebih sempit

4) Ekonomi akibat jabatan menyebabkan meningkatnya biaya hidup pada

penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.

5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan

6) Kesiapan akibat pengasingan dari lingkungan sosial

7) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian

8) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan

9) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman-

teman atau famili

10) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik sehingga meningkatkan

perubahan terhadap gangguan diri, perubahan konsep diri.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

deskriptif observasional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan

secara objektif (Nursalam, 2008). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

memperoleh gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene lanjut usia

di tinjau dari pengkajian fungsional di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut

Usia di Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada suatu penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsepkonsep yang ingin diminati atau diukur melalui

penelitianpenelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2005 ).

variable indevendent variable devendent


Pemenuhan kebutuhan personal
Tingkat kemandirian / hygiene
fungsional 1. kebersihan mandi
(KatzIndeks) 2. kebersihan kepala & rambut
3. Kebersihan gigi dan mulut
4. kebersihan kuku
Gambar 3.1

Gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene ditinjau dari

pengkajian fungsional pada lansia dip agar dewa Bengkulu tahun 2009.

19
C. Defenisi Operasional

1. Tingkat Kemandirian fungsional salah satu dari format

pengkajian fisik klien gerontik, yang dimana Katz Indeks digunakan untuk mengkaji

fungsional klien. Meliputi :

A : Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan

pakaian, pergi ketoilet, berpindah dan mandi.

B : Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas

C :Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain

D : Mandiri, kecuali mandi,berpakaian, dan satu lagi fungsi yang lain

E : Mandiri, kecuali mandi,berpakaian,ketoilet dan satu lagi fungsi yang

lain

F : Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu

lagi funsi yang lain.

G : Ketergantungan untuk semua fungsi diatas

Cara Ukur : Observasi

Alat Ukur : Format pengkajian/pedoman (Indikator

katz Indeks)

Hasil Ukur : 0 : ketergantungan Total, jika katz

Indeks pada

Skala G.

1 : ketergantungan sebagian,jika katz

Indeks pada

20
skala B,C,D,E,F.

2 : Mandiri, jika katz Indeks pada skala

Skala Ukur : Nominal

2. Upaya pemenuhan personal hygiene adalah tindakan yang dilakukan

oleh lansia untuk menjaga kebersihan diri meliputi kebersihan mandi, kepala

dan rambut, gigi dan mulut dan kebersihan kuku dan tangan.

Cara Ukur : Wawancara dan / Observasi

Alat Ukur : Pedoman pengumpulan data (checklist).

Hasil Ukur : 0 : Kurang baik jika total skor < nilai

median

1 : Dikatakan Baik, jika total skor >

Median

Skala Ukur : Nominal

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut

usia yang berada di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar

21
Dewa Bengkulu tahun 2009,berdasarkan data yang terakhir jumlahnya 60

orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling ( Nursalam, 2008).

Sampel pada penelitian ini adalah Total sampling, adalah semua populasi

dijadikan sampel.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 18 Agustus s/d 03 September 2009

2. Tempat

Penelitian dilakukan di Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa

Bengkulu

F. Tehnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer diperoleh langsung dari sumbernya.

b. Data sekunder diperoleh dari buku register yaitu umur dan jenis kelamin

lansia

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data didapat melalui wawancara dan Observasi

3. Instrument pengumpulan data

22
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah dengan pedoman

/Format pengkajian Fungsional (Indikator Katz Indeks) dan menggunakan

pedoman pengumpulan data (Checklist) .

G.Tehnik Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

1.Tehnik pengolahan data

Untuk memperoleh pengolahan data dilakukan tehniktehnik pengolahan

data sebagai berikut :

a. Editing (Pengeditan data)

Langkah ini dilakukan peneliti untuk memeriksa kembali kelengkapan

data yang diperlukan untuk mecapai tujuan penelitian maka dilakukan

pengelomokkan dan penyusunan data.

b. Coding (Pengkodean)

Coding adalah mengalokasikan jawabanjawaban yang ada menurut

macamnya kedalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan

kodekode agar lebih muda dan sederhana.

c. Tabulating (tabulasi data)

Tabulasi yaitu melakukan tabulasi dari data yang diperoleh dengan

menggunakan rumus distribusi frekuensi

d. Entri data

Data yang telah dikelompokkan kemudian dimasukkan kedalam program

statistic computer (SPSS).

e.Cleaning

23
Data yang sudah benarbenar tidak ada kesalahan dilanjutkan dengan

pengujian data dengan menggunakan uji statistic

2 Analisis Data

Data di analisis secara analisa univariat yaitu seluruh variabel yang akan

digunakan kemudian ditampilkan ke dalam distribusi frekuensi dari masing-

masing variable dengan menggunakan rumus :

F
P= x 100%
N

Keterangan :

P : Persentase yang ingin dicari

F : Jumlah frekuensi dari masing masing variable

N : Jumlah sample populasi

24
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap persiapan

dan tahap pelaksanaan. Pada saat persiapan meliputi kegiatan konsultasi dengan

pembimbing, studi pustaka untuk menentukan acuan penelitian, menyiapkan

instrumen penelitian dan mengurus surat izin penelitian dari institusi pendidikan

dan tempat penelitian.

Tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian yang

dilakukan Tanggal 18 Agustus s/d 03 September 2009 dengan melakukan

observasi kepada 60 orang responden yang ada saat penelitian dan melakukan

wawancara. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data

25
yang kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

kemudian diinterpretasikan.

B. Hambatan pada saat penelitian

Pada saat penelitian berlangsung ada beberapa hambatan yang peneliti

temui diantaranya dua orang lansia mengalami gangguan komunikasi, tetapi

penelitian tetap dilakukan dengan cara wawancara kepada lansia yang satu

wisma dan wawancara dengan petugas dibalai pelayanan dan penyantunan pagar

dewa Bengkulu.

C. Hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran upaya pemenuhan

kebutuhan personal hygiene pada lanjut usia di tinjau dari pengkajian

fungsional di Balai Pelayanan Dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa

Bengkulu tahun 2009:

1. Gambaran pengkajian fungsional (Tingkat kemandirian indikator Katz

Indeks) pada lanjut usia di Balai pelayanan dan penyantunan pagar

dewa Bengkulu tahun 2009.

Berdasarkan pengumpulan data dari observasi tingkat kemandirian

lansia pada 60 orang usia lanjut dibalai pelayanan dan penyantunan pagar

dewa Bengkulu di peroleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Katz Indeks lansia di Balai Pelayanan Dan
Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009
No Tingkat Kemandirian Jumlah Persentase
1 A = Mandiri, dalam makan,BAB,BAK 28 46,7

26
menggunakan pakaian pergi ketoilet,
berpindah /berjalan dan mandi
2 B = Mandiri,semua kcuali sala satu fungsi diatas 1 1,7
3 C = Mandiri, kecuali mandi dan sala satu fungsi 14 23,3
ditas.
4 D = Mandiri, kecuali mandi,berpakaian dan
7 11,7
sala satu fungsi di atas.
5 F = Mandiri,kecuali mandi,berpergian,ke toilet,
berpindah/ berjalan dan sala satu dari fungsi 9 15,0
diatas.
6 G = Tidak mandiri untuk semua fungsi di atas. 1 1,7
Jumlah 60 100%
Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa Lansia dibalai pelayanan

dan penyantunan pagar dewa bengkulu, dari enam indikator di atas

ditemukan jumlah tertinggi tingkat kemandirian lansia adalah Katz Indeks A

yaitu 46,7%. Sedangkan jumlah yang terendah dari tingkat kemandirian pada

lansia adalah katz Indeks G yaitu 1,7%.

Dari ke enam Katz Indeks di atas kemudian di kelompokan menjadi tiga

tingkat kemandirian yaitu :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat kemandirian (Katz Indeks) pada


Lansia di Balai Pelayanan Dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar
Dewa Bengkulu tahun 2009.
Persentase
No Tingkat kemandirian Jumlah
(%)
1 Ketergantungan total (G) 1 1,7
2 Ketergantungan sebagian (B,C,D,E dan F) 31 51,6
3 Mandiri (A) 28 46,7
Jumlah 60 100 %
Sumber : Data primer, 2009

27
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa ke tiga tingkat

kemandirian pada lansia menunjukan bahwa tingkat kemandirian lansia

berada pada Ketergantungan sebagian yaitu 51,6% dari 60 orang responden di

Balai pelayanan dan penyantunan Pagar Dewa Bengkulu.

2. Gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene lanjut usia

di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu

tahun 2009.

Berdasarkan pengumpulan data dari wawancara dan observasi

terhadap upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada 60 orang usia

lanjut dibalai pelayana dan penyantunan pagar dewa bengkulu di dapat data

sebagai berikut :

Table 4.3 Distribusi frekuensi upaya pemenuhan kebutuhan personal


Hygiene pada Lansia di Balai Pelayanan Dan Penyantunan Pagar
Dewa Bengkulu tahun 2009.
Ya Tidak Total
No Item Pertanyaan
Jumlah % Jumlah % N %
1 Mandi 2 kali sehari 58 96,6 2 3,4 60 100
2 Mandi menggunakan sabun 54 90,0 6 10,0 60 100
3 Mengeringkan badan dengan handuk
49 81,7 11 18,3 60 100
bersih setelah mandi
4 Menggunakan pakaian yang bersih
51 85,0 9 15,0 60 100
setelah mandi
5 cuci rambut 2 kali seminggu 50 83,3 10 16,6 60 100

28
6 Mencuci rambut menggunakan
41 68,3 19 31,7 60 100
shampoo
7 menggosok gigi atau membersihkan
40 55,0 20 45,0 60 100
mulut 2 kali sehari
8 Gosok gigi menggunakan pasta gigi 33 66,7 27 33,3 60 100
9 Memotong kuku 2 x/minggu 48 80,0 12 20,0 60 100
10 Mencuci tangan sebelum dan sesudah
59 98,3 1 1,7 60 100
makan
Sumber : Data primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dari 60 responden dibalai pelayanan dan

penyantunan Pagar Dewa Bengkulu dapat diketahui bahwa personal hygienie

pada lansia mandi 2x/hari 3,4 %. Mandi menggunakan sabun 10 %.

Mengeringkan badan dengan handuk bersih setelah mandi 18,3%.

Menggunakan pakaian yang bersih setelah mandi 15,0%. Menuci rambut

2x/minggu 16,6 %. Mencuci rambut menggunakan shampoo 31,7 %.

Menggosok gigi/membersihkan mulut 2x/hari 45,0%. Gosok gigi

menggunakan pasta gigi 33,3 %. Memotong kuku 2x/minggu 20,0%. Dan

mencuci tangan sebelum dan sesudah makan 1,7 %. Dari data di atas dapat

diketahui bahwa masih ditemukan responden yang personal hygiene kurang

baik Nilai tertinggi adalah item pertanyaan nomor 7 yaitu 45% dan personal

hygiene kurang baik yang terendah adalah item pertanyaan nomor 10 yaitu

1,7%.

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi upaya pemenuhan kebutuhan personal


Hygiene lansia berdasarkan nilai median di Balai Pelayanan Dan
Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009.
No Personal Hygiene Frekuensi Persentase
1 Kurang baik 37 61,7

29
2 Baik 23 38,3
Jumlah 60 100%
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 4.4 dari 60 responden dibalai pelayanan dan

penyantunan Pagar Dewa Bengkulu menunjukkan bahwa sebagian besar

upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene Kurang baik yaitu 61,7 %.

3. Gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene ditinjau dari

pengkajian fungsional pada lansia di balai pelayanan dan penyantunan Pagar

Dewa Bengkulu tahun 2009.

Berdasarkan pengumpulan data dari wawancara dan observasi upaya

pemenuhan kebutuhan personal hygiene ditinjau dari pengkajian fungsional

dari 60 orang usia lanjut dibalai pelayanan dan penyantunan pagar dewa

Bengkulu di peroleh data sebagai berikut :

Tabel 4.5 Upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene berdasarkan katz


Indeks pada lansia di balai pelayanan dan penyantunan pagar dewa
Bengkulu tahun 2009.
Kategori Personal Higyene Total
Kurang Baik Baik
Kategori Katz
(=<Median ) ( >median )
No Indeks
Jumlah % Jumlah % N %
1 A 17 60,7 11 39,3 28 100
2 B 1 100 0 0 1 100
3 C 8 57,1 6 42,9 14 100
4 D 4 57,1 3 42,9 7 100

30
5 F 6 66,7 3 33,3 9 100
6 G 1 100 0 0 1 100
Total 37 61,7 23 38,3 60 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa dari 60 orang jumlah lansia

dibalai pelayanan dan penyantunan Pagar Dewa Bengkulu jika pemenuhan

kebutuhan personal hygiene menurut Katz Indeks menunjukan hasil untuk

personal hygiene terbesar ditunjukan pada katz indeks B dan G masing-masing

adalah 100%.

Tabel 4.6 Upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene ditinjau dari


Indikator katz Indeks (Tingkat Kemandirian) pada lansia di balai
pelayanan dan penyantunan pagar dewa Bengkulu tahun 2009.
Kategori personal Hygiene Total
No Kurang Baik Baik
Tingkat Kemandirian
(=< median ) (>median)
Jumlah % Jumlah % N %
1 Tidak mandiri ( katz
1 100 0 0 1 100
Indeks G).
2 Mandiri sebagian (katz
18 58,0 13 42,0 31 100
Indeks B,C,D,E,F).
3 Mandiri (katz Indeks
17 60,0 11 40,0 28 100
A).
Total 36 60,0 24 38,8 60 100
Sumber : primer

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa dari 60 orang jumlah

lansia dibalai pelayanan dan penyantunan Pagar Dewa Bengkulu ,pemenuhan

kebutuhan personal hygiene Kurang Baik pada tingkat kemandirian tidak

mandiri yaitu G adalah 100%.

31
D. Pembahasan

1. Gambaran pengkajian fungsional (Tingkat kemandirian indikator

Katz Indeks) pada lanjut usia di Balai pelayanan dan penyantunan

pagar dewa Bengkulu tahun 2009.

Berdasarkan Katz Indeks di tabel 4.1 menunjukan bahwa Lansia

dibalai pelayanan dan penyantunan pagar dewa bengkulu, dari enam indikator

Katz Indeks ditemukan jumlah tertinggi tingkat kemandirian lansia adalah

Katz Indeks A yaitu 46,7%. Sedangkan jumlah yang terendah dari tingkat

kemandirian pada lansia adalah katz Indeks G yaitu 1,7%.

Berdasarkan tingkat kemandirian di tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ke

tiga tingkat kemandirian fungsional (katz indeks) pada lansia menunjukan bahwa

tingkat kemandirian lansia berada pada mandiri sebagian yaitu 51,6% dari 60 orang

responden dibalai pelayanan dan penyantunan pagar dewa bengkulu.

Katz Indeks merupakan salah satu cara pengkajian fungsional lansia

yang digunakan untuk mengkaji tentang aktivitas kehidupan seharihari yang

meliputi kemampuan mandiri pasien untuk mandi, berpakian, toileting,

berpindah tempat, mempertahankan kontinensia dan makan.

Menurut Josep (2003) seseorang yang tergantung dalam satu jenis

aktivitas tunggalnya mungkin akan memerlukan bantuan pada waktu isolasi

sehariharinya seperti saat mandi, makan dan laktivitas seharihari lainya.

Selain itu faktor yang lebih mendasar adalah adanya perubahanperubahan

fisik.

32
2. Gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene lanjut usia

di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu

tahun 2009.

Berdasarkan tabel 4.3 dari 60 responden dibalai pelayanan dan

penyantunan pagar dewa Bengkulu dapat diketahui bahwa personal hygienie

pada lansia Mandi 2x/hari 3,4 %. Mandi menggunakan sabun 10 %.

Mengeringkan badan dengan handuk bersih setelah mandi 18,3%.

Menggunakan pakaian yang bersih setelah mandi 15,0%. Mencuci rambut

2x/minggu 16,6 %. Mencuci rambut menggunakan shampoo 31,7 %.

Menggosok gigi/membersihkan mulut 2x/hari 45,0%. Gosok gigi

menggunakan pasta gigi 33,3 %. Memotong kuku 2x/minggu 20,0%. Dan

Mencuci tangan sebelum dan sesudh makan 1,7 %. Dari data di atas masih

ditemukan responden yang personal hygiene kurang baik tertinggi adalah

item pertanyaan nomor 7 yaitu 45% dan yang paling sedikit adalah item

pertanyaan nomor 10 yaitu 1,7%.

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Betty Samekto (2008)

mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal

yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat

dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat

berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,

33
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Ada

beberapa lansia yang mengatakan bahwa cuci rambut tidak harus

menggunakan shampo, sebagian lansia juga tidak melakukan gosok gigi

dengan alasan gigi sudah tidak lengkap lagi, mereka hanya melakukan

kumurkumur setiap selesai makan. hal ini dapat menunjukkan bahwa

kebutuhan personal hygiene dipengaruhi juga oleh faktor kebiasaan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang

diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan

adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat

mempengaruhi kesehatan secara umum.

Menjaga kebersihan bukan hanya untuk terlihat bagus dan menarik

tapi juga untuk menjaga kesehatan kita serta mencegah timbulnya penyakit

seperti kudis/gatalgatal dan diare.

3. Gambaran upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene ditinjau dari

pengkajian fungsional pada lansia di balai pelayanan dan penyantunan Pagar

Dewa Bengkulu tahun 2009.

Berdasarkan tabel 4.4 Upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene

berdasarkan Katz Indeks pada Lansia di balai pelayanan dan penyantunan

Pagar Dewa Bengkulu tahun 2009 menunjukan bahwa dari 60 orang jumlah

Lansia dibalai pelayanan dan penyantunan Pagar Dewa Bengkulu adalah

pemenuhan kebutuhan personal hygiene masih ditemukan personal hygiene

34
Kurang Baik berdasarkan nilai median terbesar ditunjukan pada Katz Indeks

B dan G masing-masing adalah 100%.

Sedangkan Upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene

berdasarkan Tingat kemandirian dari indikator Katz Indeks pada Lansia di

balai pelayanan dan penyantunan Pagar Dewa Bengkulu tahun

2009.Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 60 orang jumlah Lansia

di Balai Pelayanan dan Penyantunan Pagar Dewa Bengkulu ,pemenuhan

kebutuhan personal hygiene Kurang Baik pada tingkat kemandirian (Indikator

Katz Indeks) tidak mandiri yaitu G adalah 100%.

35
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 18 Agustus s/d 03 September

2009 terhadap 60 responden diBalai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia

Pagar Dewa Bengkulu Tahun 2009, maka kesimpulan yang dapat peneliti

rumuskan tentang gambaran Upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene

ditinjau dari pengkajian fungsional pada lansia di balai pelayanan dan

penyantunan pagar dewa Bengkulu tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Ditemukan dari 60 orang lansia dibalai pelayanan dan penyantunan pagar

dewa Bengkulu bahwa berdasarkan indikator katz Indeks pada lansia

sebagian besar menunjukan ketergantungan sebagian (mandiri sebagian)

Dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

36
2. Ditemukan upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada 60 orang

lansia di balai pelayanan dan penyantunan pagar dewa Bengkulu sebagian

besar personal hygiene lansia masih kurang baik.

3. Ditemukan upaya pemenuhan kebutuhan personal hygiene ditinjau dari

pengkajian fungsional pada lansia dibalai pelayanan dan penyantunan Pagar

Dewa Bengkulu tahun 2009 adalah tidak mandiri pada tingkat kemandirian

dan kurang baik pada personal hygiene Lansia.

2 Saran

Melihat hasil penelitian, peneliti ingin menyumbangkan saran-saran sebagai

berikut :

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar

Dewa Bengkulu Tahun 2009 Dewa Bengkulu agar dapat mempertahankan

kondisi para lanjut usia untuk hidup mandiri dan dengan memberikan

kegiatankegiatan yang memacu keaktifan lansia baik jasmani maupun

rohani. Misalnya lansia diikut sertakan dalam kegiatan senam lansia,

Gotong royong membersihkan wisma.

2. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan pihak pendidikan dan mahasiswa khususnya dapat

meningkatkan pengetahuanya untuk memberikan implementasi

37
keperawatan dalam memandirikan lanjut usia yang sehat dan aktif dan

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya dapat mengembangkan lagi penelitian ini misalnya

dengan melihat bagaimana status kesehatan lanjut usia yang ada diBalai

Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia Pagar Dewa Bengkulu Tahun

2009, atau dapat dihubungkan dengan variabel penelitian yang lain yang

dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan seharihari pada lansia tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 2007. Peningkatan Jumlah Penduduk Lansia. Diakses dari

www.freeweb.com

Brunner and Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Depkes, 2007. Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut. (Online) Diakses dari http://

www.freeweb.com

Maryam, 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatanya. Salemba Medika.

Jakarta

Morpheus, 2003. Dasar-dasar Ilmu keperawatan Gunung Agung . Jakarta

Notoadmojo, Soekijdjo, 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta.

Jakarta

Nugroho, Wahyudi, 2000. Perawatan Lanjut Usia. EGC. Jakarta

Nugroho, Wahyudi, 1999. Perawatan Lanjut Usia. EGC. Jakarta

38
Nursalam, 2008. Riset Keperawatan, EGC. Jakarta

Samekto, Bety, 2008. Kebersihan Diri. Diakses darai serbaserbikesehatan.co.id

Suparmanto, 2007. Lanjut Usia Yang Produktif (Online)

htt://id.wikipedia.org/wiki

__________ 2005. The British Geriatrics Society. (Online) http://www.dieak.or.id

__________ 2007. Keperawatan Jumlah Penduduk. Badan Pusat Statistik.

Bengkulu

39
Tabel 1.1.
Jenis aktivitas yang sering dilakukan lanjut usia dengan umur di atas 60
tahun di Propinsi Bengkulu tahun 2008

Aktivitas yang paling sering dilakukan


N Kabupaten/kota Menonton Membaca/ Piknik/ Olahraga Kegiatan mancing Memeliha Jml
o TV menulis bepergian sosial ra ikan
hias
1 Bengkulu selatan 2826 301 239 102 167 35 - 3670
2 Rejang Lebong 7144 117 295 - 1653 - - 9209
3 Bengkulu utara 7111 483 128 - 3099 350 - 11171
4 Kaur 1314 269 315 197 719 - 146 2960
5 Seluma 3047 175 131 150 1239 130 459 5331
6 Muko Muko 1092 252 - - 584 109 592 2629
7 Lebong 2339 147 49 - 1328 - - 3863
8 Kepahiang 1973 297 164 104 2182 - 29 4749
9 Kota Bengkulu 4866 1115 71 - - - 531 6583
Jumlah 31 712 3156 1392 553 10 971 624 1757 50165
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu, 2008

Tabel 1.2
Kemampuan lanjut usia dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari sehari

No Nama Tidak Memerlukan bantuan dalam


Kabupaten/Kota memerlukan Berpakaian BAB/BAK Mandi Makan/minum Menyiapkan
bantuan makanan
1 Bengkulu selatan 6126 176 178 302 228 1289
2 Rejang Lebong 10.543 570 698 398 1001 2172
3 Bengkulu utara 13.742 1744 1495 1697 1354 2368
4 Kaur 4296 111 41 342 308 865
5 Seluma 6396 - - 81 - 608
6 Muko Muko 3687 - - 44 71 1044

40
7 Lebong 4369 121 104 72 104 506
8 Kepahiang 6507 227 195 202 161 437
9 Kota Bengkulu 5572 248 248 248 647 2185
Jumlah 61240 3197 2959 3368 3874 11474
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu, 2008

LAMPIRAN

HASIL PENYAJIAN DATA


GAMBARAN UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL
HYGIENE DITINJAU DARI PENGKAJIAN FUNGSIONAL
DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN SOSIAL
PAGAR DEWA BENGKULU
TAHUN 2009

A. Analisis Univariabel

sex

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 30 50.0 50.0 50.0
Perempuan 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

41
Statistics

umur total_fungsional total_personal


N Valid 60 60 60
Missing 0 0 0
Mean 70.57 5.32 8.05
Median 70.00 5.00 8.00
Mode 70 7 8
Std. Deviation 6.035 1.891 1.395
Minimum 55 1 5
Maximum 85 7 10
Sum 4234 319 483
Percentiles 25 67.00 4.00 7.00
50 70.00 5.00 8.00
75 74.50 7.00 9.00

42
Pengkajian Fungsional
fungsional1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 1 1.7 1.7 1.7
Ya 59 98.3 98.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

fungsional2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 16 26.7 26.7 26.7
Ya 44 73.3 73.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

fungsional3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 11 18.3 18.3 18.3
Ya 49 81.7 81.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

fungsional4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 19 31.7 31.7 31.7
Ya 41 68.3 68.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

fungsional5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 23 38.3 38.3 38.3
Ya 37 61.7 61.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

fungsional6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 31 51.7 51.7 51.7
Ya 29 48.3 48.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

fungsional7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 60 100.0 100.0 100.0

43
kat_fungsional1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Katz Indek A 28 46.7 46.7 46.7
Katz Indek B 1 1.7 1.7 48.3
Katz Indek C 14 23.3 23.3 71.7
Katz Indek D 7 11.7 11.7 83.3
Katz Indek F 9 15.0 15.0 98.3
Katz Indek G 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

kat_fungsional2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Mandiri 1 1.7 1.7 1.7
Mandiri Sebagian/Ketergantungan 30 50.0 50.0 51.7
Mandiri 29 48.3 48.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

44
Personal Hygiene

personal1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 2 3.3 3.3 3.3
Ya 58 96.7 96.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 6 10.0 10.0 10.0
Ya 54 90.0 90.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 11 18.3 18.3 18.3
Ya 49 81.7 81.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 9 15.0 15.0 15.0
Ya 51 85.0 85.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 19 31.7 31.7 31.7
Ya 41 68.3 68.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 10 16.7 16.7 16.7
Ya 50 83.3 83.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

45
personal7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 27 45.0 45.0 45.0
Ya 33 55.0 55.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 33.3 33.3 33.3
Ya 40 66.7 66.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 12 20.0 20.0 20.0
Ya 48 80.0 80.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

personal10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 1 1.7 1.7 1.7
Ya 59 98.3 98.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

kat_personal2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Personal Hygiene Kurang Baik (<=Nilai Median) 37 61.7 61.7 61.7
Personal Hygiene Baik (>Nilai Median) 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

46
B. Analisis Bivariabel

Distribusi Personal Hygiene berdasarkan Katz Indeks

kat_fungsional1 * personal1 Crosstabulation

Count
personal1
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 1 27 28
B 0 1 1
C 1 13 14
D 0 7 7
F 0 9 9
G 0 1 1
Total 2 58 60

kat_fungsional1 * personal2 Crosstabulation

Count
personal2
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 2 26 28
B 0 1 1
C 2 12 14
D 0 7 7
F 2 7 9
G 0 1 1
Total 6 54 60

kat_fungsional1 * personal3 Crosstabulation

Count
personal3
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 6 22 28
B 0 1 1
C 4 10 14
D 0 7 7
F 1 8 9
G 0 1 1
Total 11 49 60

47
kat_fungsional1 * personal4 Crosstabulation

Count
personal4
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 4 24 28
B 1 0 1
C 2 12 14
D 1 6 7
F 0 9 9
G 1 0 1
Total 9 51 60

kat_fungsional1 * personal5 Crosstabulation

Count
personal5
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 7 21 28
B 0 1 1
C 5 9 14
D 2 5 7
F 4 5 9
G 1 0 1
Total 19 41 60

kat_fungsional1 * personal6 Crosstabulation

Count
personal6
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 4 24 28
B 0 1 1
C 4 10 14
D 0 7 7
F 2 7 9
G 0 1 1
Total 10 50 60

kat_fungsional1 * personal7 Crosstabulation

Count
personal7
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 14 14 28
B 1 0 1
C 6 8 14
D 3 4 7
F 2 7 9
G 1 0 1
Total 27 33 60

48
kat_fungsional1 * personal8 Crosstabulation

Count
personal8
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 10 18 28
B 1 0 1
C 3 11 14
D 2 5 7
F 4 5 9
G 0 1 1
Total 20 40 60

kat_fungsional1 * personal9 Crosstabulation

Count
personal9
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 5 23 28
B 0 1 1
C 3 11 14
D 1 6 7
F 3 6 9
G 0 1 1
Total 12 48 60

kat_fungsional1 * personal10 Crosstabulation

Count
personal10
Tidak Ya Total
kat_fungsional1 A 1 27 28
B 0 1 1
C 0 14 14
D 0 7 7
F 0 9 9
G 0 1 1
Total 1 59 60

kat_fungsional1 * kat_personal Crosstabulation

Count
kat_personal
Tidak
Baik(=<Median) Baik(>Median) Total
kat_fungsional1 A 17 11 28
B 1 0 1
C 8 6 14
D 4 3 7
F 6 3 9
G 1 0 1
Total 37 23 60

49
Crosstabs

kat_fungsional2 * personal2 Crosstabulation

Count
personal2
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 0 1 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 4 26 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 2 27 29
Total 6 54 60

kat_fungsional2 * personal3 Crosstabulation

Count
personal3
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 0 1 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 5 25 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 6 23 29
Total 11 49 60

kat_fungsional2 * personal4 Crosstabulation

Count
personal4
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 1 0 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 3 27 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 5 24 29
Total 9 51 60

kat_fungsional2 * personal5 Crosstabulation

Count
personal5
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 1 0 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 11 19 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 7 22 29
Total 19 41 60

kat_fungsional2 * personal6 Crosstabulation

Count
personal6
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 0 1 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 6 24 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 4 25 29
Total 10 50 60

50
kat_fungsional2 * personal7 Crosstabulation

Count
personal7
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 1 0 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 11 19 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 15 14 29
Total 27 33 60

kat_fungsional2 * personal8 Crosstabulation

Count
personal8
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 0 1 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 9 21 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 11 18 29
Total 20 40 60

kat_fungsional2 * personal9 Crosstabulation

Count
personal9
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 0 1 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 7 23 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 5 24 29
Total 12 48 60

kat_fungsional2 * personal10 Crosstabulation

Count
personal10
Tidak Ya Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 0 1 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 0 30 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 1 28 29
Total 1 59 60

kat_fungsional2 * kat_personal Crosstabulation

Count
kat_personal
Tidak
Baik(=<
Median) Baik(>Median) Total
kat_fungsional2 Tidak Mandiri (Katz Indeks G) 1 0 1
Mandiri Sebagian (Katz Indek C, D, E, F) 18 12 30
Mandiri (Katz Indeks A dan B) 18 11 29
Total 37 23 60

51
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
DI TINJAU DARI PENGKAJIAN FUNGSIONAL PADA LANJUT USIA DI
BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN SOSIAL PAGAW DEWA
BENGKULU TAHUN 2009

Petunjuk :
Lengkapilah data berikut dan berilah tanda checklist ( ) pada tempat yang telah disediakan.

A. IDENTIFIKASI RESPONDEN KODE*


1. Nama Responden
2. unit / Ruangan
3. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan [ ]
4. Umur responden [ ][ ] Tahun
5. Pendidikan Terakhir 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SLTP [ ]
4. SLTA 5. Perguruan Tinggi
6. Status Perkawinan 1. Belum Menikah 2. Menikah [ ]
3. Janda/Duda
7. Lama di Panti [ ][ ] Tahun

A. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Lansia


PILIHAN
NO PERTANYAAN/PERNYATAAN JAWABAN Kode*
. Ya Tidak
1. Apakah lansia Mandi dua kali dalam sehari [ ]
2. Mandi menggunakan sabun [ ]
3. Apakah Setelah mandi mengelap dengan handuk kering [ ]
4. Lansia Setelah mandi menggunakan pakaian yang bersih [ ]
5. Apakah lansia Cuci rambut dua kali dalam seminggu [ ]
6. Mencuci rambut menggunakan shampoo atau tidak [ ]
7. Apakah lansia menggosok gigi dua kali dalam sehari [ ]
8. Apakah menggosok gigi menggunakan pasta gigi [ ]
9. Apakah lansia memotong kuku dua kali dalam seminggu [ ]
10 Apakah lansia mencuci tangan sebelun dan sesudah makan [ ]

B. PENGKAJIAN FUNGSIONAL PADA LANSIA

52
PILIHAN
NO PERTANYAAN/PERNYATAAN JAWABAN Kode
. Ya Tidak *

1. Apakah lansia bisa makan secara mandiri [ ]


2. Apakah lansia bisa melakukan BAB sendiri [ ]
3. Apakah lansia bisa melakukan BAK sendiri [ ]
4. Apakah lansia bisa menggunakan/mengganti pakaian [ ]
sendiri tanpa bantuan orang lain
5. Apakah lansia bisa pergi ke toilet sendiri [ ]
6. Apakah lansia bisa berpindah dari satu tempat ke [ ]
tempat lain tnpa bantuan orang lain
7. Apakah lansia mampu untuk mandi secara mandiri [ ]

Keterangan :
* Diisi Oleh Peneliti

53
54
55

Anda mungkin juga menyukai