Oleh :
JURUSAN FARMASI
2016
Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai jaringan yang membutuhkannya. Menurut WHO batas tekanan darah
seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg pada orang yang tidak menderita diabetes melitus,
sedangkan pada penderita diabetes melitus dan jantung tekanan darah penderita
hipertensi dibawah 130/90 mmHg (Ignatavicius & Workman, 2010). The Seventh
of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) mendefinisikan hipertensi sebagai
tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi
sampai hipertensi maligna (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, & Setiati,
2006).
lisinopril telah menjadi obat pilihan dalam terapi pasien dengan hipertensi.
Lisinopril merupakan senyawa yang memiliki efek menurunkan tekanan darah
dengan mekanisme menghambat kerja dari angiotensin-converting enzyme
(ACE). ACE berperan penting dalam produksi angiotensin II yang berfungsi
mengatur keseimbangan tekanan darah. ACE tersebar di banyak jaringan dan juga
terdapat di berbagai macam sel, dan terpusat di sel endotelial sehingga produksi
tertinggi dari angiotensin II berada di pembuluh darah, bukan di ginjal. Obat-obat
anti-hipertensi golongan penghambat ACE (ACE-inhibitor) menghambat
perubahan dari angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan
vasokonstriktor sekaligus stimulant sekresi aldosteron pada kelenjar adrenal.
Inilah yang menyebabkan lisinopril menjadi salah satu pilihan utama pada terapi
hipertensi (Wells dkk., 2008).
METODE PENELITIAN
kontrol :
pemberian obat
lisinopril pada pagi hari
Ignatavicius, D.D. & Workman, M.L. (2010). Medical surgical nursing: Patient-centered
collaborative care (6th Ed.). St Louis: Saunders Elsevier.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B.G., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2006). Ilmu
penyakit dalam (Edisi V). Jakarta: Badan Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran UI.
Armilawaty, Amalia, H., & Amiruddin, R. (2007). Hipertensi dan faktor risikonya dalam
kajian epidemologi. New Paradigma Pub Health. Diperoleh dari:
http://ridwanamiruddin.com/ 2007/12/08/hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-
epidemiologi.
Sharma, S.K., Ghimire, A., Radhakrishnan, J., Thapa, L., Shrestha, N.R., & Paudel, N.
(2011). Prevalence of hypertension, obesity, diabetes, and metabolic syndrome in Nepal.
International Journal of Hypertension, 821971. doi: 10.4061/2011/821971.
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina, N., Mahendra, & Darmawan, R. (2008). Care
your self hipertensi. Depok: Penerbit Plus+.
DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G. & Posey, L.
M., 2008, Pharmacotherapy : a Pathophysiologic Approach, hal : 2036, Mc-Graw
Hill Company, New York.