Anda di halaman 1dari 12

Mobilisasi Dini

Persalinan merupakan proses yang sangat melelahkan oleh karena itu ibu tidak
dianjurkan langsung turun dari ranjang karena dapat menyebabkan pingsan akibat sirkulasi
yang belum berjalan baik. Karena sehabis melahirkan ibu merasa lelah, dan harus
beristirahat. Pergerakan dilakukan dengan miring kanan atau kiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboemboli.

Biasanya pada 2 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan
melakukan aktifitas seperti biasa. Mobilisasi dilakukan secara bertahap mulai dari gerakan
miring kekanan dan kekiri, lalu menggerakakan kaki. dan Cobalah untuk duduk di tepi
tempat tidur, setelah itu ibu bisa turun dari ranjang dan berdiri atau bisa pergi kekamar
mandi, sehingga sirkulasi dalam tubuh akan berjalan dengan baik.

Manfaat Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :


a. Dapat melancarkan pengeluaran lochea
Dengan melakukan mobilisasi dini post partum membantu mengeluarkan darah dari
jalan lahir.
b. Mengurangi infeksi post partum yang timbul adanya involusi uterus yang tidak baik
sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi.
c. Mempercepat involusio alat kandungan
Dengan melakukan mobilisasi dini post partum bisa mempelancar pengeluaran
darah dan sisa plasenta, kontraksi uterus baik sehingga proses kembalinya rahim
kebentuk semula berjalan dengan baik.
d. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kandung kemih kembali normal.
Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
e. Meningkatkan kelancaran peredaran darah
Dengan melakukan mobilisasi dini post partum bisa mempelancar pengeluaran
darah dan sisa plasenta, kontraksi uterus baik sehingga proses kembalinya rahim
kebentuk semula berjalan dengan baik
f. Mempercepat pengeluaran ASI, meningkatkan kelancaran peredaran darah dan
pengeluaran sisa metabolisme
g. Ibu merasa lebih baik dan lebih kuat
h. Menurunkan banyak frekuensi emboli paru pada postpartum

Mobilisasi yang dapat dilakukan


a. Hari ke 1 sampai dengan ke 3
Lakukan miring kekanan dan kekiri yang dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita
atau ibu sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar.
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya
disertai batuk-batuk kecil yang gunannya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada ibu bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi tidur terlentang
dirubah menjadi setengah duduk.
Rasa letih dan rasa nyeri pada luka jahitan usai persalinan membuat ibu enggan
turun dari tempat tidur. Mobilisasi harus dilakukan secara bertahap dan secepatnya begitu
ibu pulih.
Mobilisasi harus segera mungkin bergerak begitu kekuatanya pulih, supaya fungsi
aliran darahnya juga cepat kembali normal. Aliran darah yang normal akan mempercepat
pemulihan, mencegah infeksi yang ditimbulkan oleh gangguan pembuluh darah balik, dan
mencegah perdarahan lebih lanjut.
Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari
ke 3 sampai 5 hari. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan istirahat
dapat membantu peyembuhan ibu.
b. Hari ke 4 sampai dengan ke 7
Ibu nifas setelah hari ke tujuh boleh mandi sendiri, syarat melahirkan dengan
persalinan alami. Setelah 4 hari boleh dirapikan kamar mandi dan beres-beres rumah yang
ringan. Tidak mengangkat beban yang dirasa terlalu berat. Boleh jalan-jalan keliling rumah.
Syarat : hati-hati tidak boleh lari-lari dulu.
c. Minggu ke 2 dan ke 3
Boleh mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan. Tidak mengangkat
beban yang terlalu berat.
d. Minggu ke 4-6
Setelah satu bulan ibu nifas yang, sudah boleh bekerja seperti biasa melakukan
aktivitas di kantor maupun aktivitas yang lain.
e. Minggu ke 7-8
Setelah 7-8 minggu ibu dapat melakukan pekerjaan rutin seperti biasa dan olahraga.
Kondisi fisik wanita yang berolahraga rutin dengan takaran yang benar tentu lebih jauh lebih
baik dari pada yang tidak pernah olahraga.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan


1) Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh.

Khususnya jika kondisi ibu lemah atau memiliki jantung, meski begitu, mobilisasi yang

terlambat dilakukan juga buruknya, karena bisa menyebabkan gangguan fungsi organ

tubuh, aliran darah tersumbat, terganggunya fungsi otot dan lain-lain.

2) Yakinkan ibu bisa melakukan gerakan-gerakan secara bertahap.

3) Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.

Tidak cuma itu, bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan-gerakan

segera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa

menyebabkan terjadinya trombloflebisis vena dalam dan bisa menyebabkan infeksi.

4) Jangan melakukan mobilisasi yang berlebihan karena bisa membebani jantung.

5) Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam

postpartum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dilakukan

paling tidak 12 jam postpartum setelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur).

6) Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan : miring kiri atau kanan terlebih dahulu,

kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk

berjalan (mungkin ke toilet untuk berkemih).

7) Banyak keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para wanita
menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal
Adaptasi Nyeri (Manajemen Nyeri)

Distraksi

Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal hal lain sehingga lupa
terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :

Membayangkan hal hal yang menarik dan indah


Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
Menonton TV
Medengarkan musik, radio, dll

Relaksasi

Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf
otonom .

Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

Ciptakan lingkungan yang tenang


Usahakan tetap rileks dan tenang
Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks
Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
Perawatan Payudara Ibu Postpartum
Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang
dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk
kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau datar. Puting susu
demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu untuk menyusui dengan baik dengan
mengetahui sejak awal, ibu mempunyai waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih
mudah sewaktu menyusui. Disamping itu juga sangat penting memperhatikan kebersihan
personal hygiene.
Tujuan Perawatan Payudara
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa
hamil, mempunyai tujuan antara lain:
a. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi.
b. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet.
c. Untuk menonjolkan puting susu.
d. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
e. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
f. Untuk memperbanyak produksi ASI
g. Untuk mengetahui adanya kelainan
Teknik Perawatan Payudara
Alat yang digunakan
- Minyak kelapa ( Baby oil )
- Handuk bersih dua buah
- Baskom dua buah
Satu di isi air hangat
Satunya berisi air dingin
- Kapas / Kassa
- Bengkok
- Waslap dua buah
Teknik Perawatan
1. Tempelkan/ kompres putting ibu dengan kapas / kassa yang sudah diberi minyak
kelapa (baby oil) selama 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
2. Melakukan Perawatan Putting dengan cara :
- Jika putting susu normal, lakukan perawatan berikut:
Oleskan minyak pada ibu jari telunjuk, lalu letakkan pada kedua putting susu.
Lakukan gerakan memutar kearah dalam sebanyak 30x putaran untuk kedua
putting susu.
- Jika putting susu datar atau masuk ke dalam , lakukan tahap berikut:
a. Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu, kemudian
tekan dan hentakkan kearah luar menjauhi putting susu secara perlahan.
b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan di bawah putting susu, lalu tekan serta
hentakkan kea rah luar menjauhi putting susu secara perlahan.
3. Melakukan pengurutan pada payudara
- Licinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya
- Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut kearah
atas, terus ke samping, kebawah, melintang sehingga tangan menyangga
payudara (mengangkat payudara) kemudian lepaskan tangan dari payudara.
- Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara
berakhir pada putting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan.
Lakukan 2 kali gerakan pada setiap payudara
- Meyokong payudara kiri dengan tangan kiri. Telapak tangan kiri menopang
payudara kiri dan jari-jari tangan sisi kelingking mengurut payudara kearah
putting susu, gerakan diulang sebanyak 30 kali untuk tiap payudara
- Telapak tangan kiri menopang payudara, tangan dikepalkan kemudian buku-buku
jari tangan mengurut payudara mulai dari pangkal kea rah putting susu, gerakan
ini di ulang sebanyak 30 kali untuk setiap payudara.
4. Selesai pengurutan, kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2
menit, kemudian ganti dengan kompres waslap dingin selama 1 menit.
5. Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra
Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran
produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Alat yang Digunakan
1) 2 buah handuk besar bersih
2) Air hangat dan air dingin dalam baskom
3) 2 buah Waslap atau sapu tangan dari handuk
4) Minyak kelapa atau baby oil pada tempatnya
Langkah-Langkah Melakukan Pijat Oksitosin
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
f. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa juga dengan
posisi duduk
g. Memasang handuk
h. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
i. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua
kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan
j. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakangerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya
k. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari leher
ke arah tulang belikat, selama 2-3 menit
l. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
m. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.

Teknik Menyusui yang Benar


Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Cara Menyusui yang Benar
a. Posisi badan ibu dan badan bayi
1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai
2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
4) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
5) Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher
dan lengan bayi
6) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
b. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu
1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
(bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3) Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah
4) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu
belakang bayi bukan bagian belakang kepala
5) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan
hidung bayi
6) Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
7) Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum
durum) dan langit- langit lunak (palatum molle)
8) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara
9) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi
10) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu
11) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi
12) Cara Menyendawakan Bayi
a) Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan
diusap punggung belakang sampai bersendawa
b) Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan
keluar dengan sendirinya
c. Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
2) Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung
kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
3) Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola
sekitarnya
4) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan
5) Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan
bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke
payudara
6) Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7) Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
8) Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.
10) Ibu menatap bayi saat menyusui
11) Pasca Menyusui
a) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
b) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
12) Menyendawakan bayi dengan :
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan atau
b) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk
perlahan-lahan.
13) Menganjurkan ibu agar menyusui bayinya setiap saat bayi menginginkan (on
demand)
d. Lama frekuesnsi menyusui
1) Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
setiap saat bayi membutuhkan.
2) Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
3) Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7 menit.
e. Tanda-tanda posisi bayi menyusui dengan benar
1) Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3) Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara
bagian bawah)
4) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6) Sebagian besar areola tidak tampak
7) Bayi menghisap dalam dan perlahan
8) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
9) Terkadang terdengar suara bayi menelan
10) Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
f. Tanda bahwa bayi mendapat ASI dalam jumlah yang cukup
1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200
gr setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan
buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan
dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya

Anda mungkin juga menyukai

  • Keluarga Dengan Anak Balita
    Keluarga Dengan Anak Balita
    Dokumen8 halaman
    Keluarga Dengan Anak Balita
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Kulit Histologi
    Kulit Histologi
    Dokumen10 halaman
    Kulit Histologi
    Laksmi Puspitasari
    Belum ada peringkat
  • Form Mcu Awal
    Form Mcu Awal
    Dokumen2 halaman
    Form Mcu Awal
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • PNC
    PNC
    Dokumen25 halaman
    PNC
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • LP Diabetic Foot
    LP Diabetic Foot
    Dokumen24 halaman
    LP Diabetic Foot
    Dwi Retno Selvitriana
    75% (4)
  • Patofisiologi Sepsis
    Patofisiologi Sepsis
    Dokumen2 halaman
    Patofisiologi Sepsis
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Patofis Asma
    Patofis Asma
    Dokumen2 halaman
    Patofis Asma
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Isolation Room
    Isolation Room
    Dokumen8 halaman
    Isolation Room
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Patofis Diare Fix
    Patofis Diare Fix
    Dokumen2 halaman
    Patofis Diare Fix
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • SAP Keracunan
    SAP Keracunan
    Dokumen8 halaman
    SAP Keracunan
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • LP Vulnus Apertum
    LP Vulnus Apertum
    Dokumen15 halaman
    LP Vulnus Apertum
    Dwi Retno Selvitriana
    100% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • PATOFISIOLOGI
    PATOFISIOLOGI
    Dokumen1 halaman
    PATOFISIOLOGI
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • SKALA Triase Australasia
    SKALA Triase Australasia
    Dokumen25 halaman
    SKALA Triase Australasia
    Ketut Aryawan
    100% (4)
  • KUESIONER MUTU
    KUESIONER MUTU
    Dokumen13 halaman
    KUESIONER MUTU
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Karsinoma Sel Basal
    Karsinoma Sel Basal
    Dokumen17 halaman
    Karsinoma Sel Basal
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Pyeloneprhitis
    Pyeloneprhitis
    Dokumen6 halaman
    Pyeloneprhitis
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Pyeloneprhitis
    Pyeloneprhitis
    Dokumen6 halaman
    Pyeloneprhitis
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Asidosis Metabolik
    Asidosis Metabolik
    Dokumen3 halaman
    Asidosis Metabolik
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • LP Dispepsia
    LP Dispepsia
    Dokumen10 halaman
    LP Dispepsia
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Basalioma Refrat
    Basalioma Refrat
    Dokumen18 halaman
    Basalioma Refrat
    OviAmoi
    Belum ada peringkat
  • LP Stemi Pci
    LP Stemi Pci
    Dokumen49 halaman
    LP Stemi Pci
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • LP Dispepsia
    LP Dispepsia
    Dokumen10 halaman
    LP Dispepsia
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • LP Hisprung
    LP Hisprung
    Dokumen23 halaman
    LP Hisprung
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • GMO
    GMO
    Dokumen25 halaman
    GMO
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • ADHF Pathway
    ADHF Pathway
    Dokumen2 halaman
    ADHF Pathway
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kelompok 1-Herpes
    Laporan Kelompok 1-Herpes
    Dokumen10 halaman
    Laporan Kelompok 1-Herpes
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • BRONKIOLITIS
    BRONKIOLITIS
    Dokumen10 halaman
    BRONKIOLITIS
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat
  • BRONKIOLITIS
    BRONKIOLITIS
    Dokumen10 halaman
    BRONKIOLITIS
    Dwi Retno Selvitriana
    Belum ada peringkat