Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Asthma Bronchial merupakan kelainan saluran napas kronik yang merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai usia, naik laki-laki
maupun perempuan. Dalam decade terakhir ini prevalensi Asthma Bronchial cenderung
meningkat, sehingga masalah penanggulangan asthma menjadi masalah yang menarik. (Fazidah
Aguslina Di Akses Tanggal 19/09/2012).

Angka kejadian asthma bervariasi diberbagai Negara, tetapi terlihat kecenderungan bahwa
penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipun belakangan ini obat-obat Asthma banyak
dikembangkan. Dinegara maju angka kesakitan dan kematian karena asthma juga terlihat
meningkat. Tanggal 04 Mei 2004 ditetapkan oleh Global Initiavite In Asthma (GINA) sebagai
World Asthma Day (Hari Asthma se-Dunia). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO),
penyandang Asthma di dunia mencapai 100-150 juta orang. Jumlah ini diduga terus bertambah
sekitar 180 ribu orang per tahun.

Peningkatan penderita Asthma Bronchial juga terjadi di Indonesia, penelitian pada anak sekolah
usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (international Study On Asthma And
Allergy In Children) Tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asthma masih 2,1%, dan meningkat
tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%.(Arief.B Di Akses Tanggal 19/09/2012).

Asthma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total.
Kesembuhan dari satu serangan asthma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari
ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor
ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergi yang menjadi penyebab
serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh
penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama,
sering menjadi problem tersendiri. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat penyakit Asthma
Adalah Gagal Nafas, Pneumotoraks, Atelektasis, Emfisema, Bronkitis, Hipoksemia.

Menurut Data Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011 Adapun jumlah
penyakit asthma adalah 582 jiwa, Tahun 2012 terjadi peningkatan penyakit Asthma Bronchial
865 jiwa. Khususnya Untuk wilayah Puskesmas Galang pada tahun 2010 penyakit Asthma
Bronchial 349 jiwa, Tahun 2011 terjadi peningkatan penyakit Asthma Bronchial 422 jiwa, dan
pada tahun 2012 Periode Januari sampai Juni jumlah penderita Asthma Bronchial 146 jiwa.

Dari uraian tersebut di atas dan masih tingginya prevalensi penyakit Asthma Bronchial secara
Global terus meningkat sehingga penulis tertarik untuk mengangkat judul Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Bapak L dengan kasus Asthma Bronchial di Dusun Talamandu
Desa Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli sebagai Karya Tulis Ilmiah.

1. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Bapak L
Dengan Kasus Asthma Bronchial Di Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan Galang
Kabupaten Tolitoli.

1. C. Tujuan Penulisan

2. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Secara langsung dan Komprehensif


dengan pendekatan proses keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit .

1. Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak L dengan masalah Penyakit
Asthma Bronchial dalam bidang kesehatan Meliputi :

1. Melakukan Pengkajian yang meliputi pengumpulan data dan menetapkan masalah


berdasarkan prioritas masalah.

2. Membuat Perencanaan untuk mengatasi masalah perawatan yang ada mencakup


penetapan tujuan dan intervensi keperawatan.

3. Melaksanakan Tindakan Keperawatan Berdasarkan Rencana Asuhan Keperawatan

4. Mendokumentasikan semua kegiatan Asuhan Keperawatan berdasarkan tindakan yang


telah dilakukan.

5. D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Adalah dengan cara Deskritif
atau dengan cara menggambarkan suatu keadaan kondisi berdasarkan data fakta yang diperoleh
melalui Study Kasus dengan Teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dalam komunikasi yang didapatkan secara langsung dari keluarga dan
Tim Kesehatan

1. Observasi
Observasi teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan Pemeriksaan keadaan keluarga
secara Head To Toe.

1. Studi Kepustakaan (Literatur) tehnik yang dapat melalui referensi (Sumber) untuk
mendapatkan keterangan secara tertulis berkaitan dengan kasus yang disajikan langsung
sesuai kondisi yang objektif

1. E. Manfaat Penelitian

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan khususnya dalam menangani masalah keperawatan dan menerapkan


Asuhan Keperawatan keluarga dengan Kasus Asthma Bronchial.

1. Bagi Keluarga Yang Diteliti

Menambah informasi dan pengetahuan kepada Keluarga Tentang Penyakit Asthma Bronchial
sehingga di harapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga untuk memantau dan
memeriksakan kesehatannya.

1. Bagi Puskesmas

Menjadi Bahan Informasi Bagi wilayah kerja Puskesmas Galang Kabupaten Tolitoli dalam
meningkatkan promosi kesehatan keluarga mengenai penyakit Asthma Bronchial.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. A. Penyakit Asthma Bronchial

2. 1. Pengertian

1. Asthma Adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, Reversibel dimana


Trakea dan Bronki berespons dalam secara Hiperaktif terhadap Stimuli tertentu.
Asthma dimanisfestasikan dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan
Dispnea, Batuk, dan Mengi. Tingkat Penyempitan jalan nafas dapat berubah baik
secara spontan atau karena terapi. Asthma berbeda dari penyakit paru Obstruktif
dalam hal bahwa Asthma adalah proses Reversibel. Eksaserbasi akut dapat saja
terjadi, yang berlangsung dari beberapa menit sampai jam, diselingi oleh periode
bebas gejala. (Brunner dan Suddarth.2001)

2. Asthma merupakan gangguan Inflamasi Kronik jalan napas yang melibatkan


berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah Hiperaktifitas Bronkus dalam
berbagai tingkat. Obstruktif jalan nafas dan gejala pernapasan (mengi dan sesak).
Obstruksi jalan napas umumnya bersifat Reversibel. (Arief Mansjoer. 1991)

1. Asthma Adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dalam keadaan dimana Asthma
adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah disingkirkan.
(Arief Mansjoer.2000)

2. 2. Etiologi

Sampai saat ini Etiologi Asthma Bronchial belum diketahui dengan pasti namun suatu hal yang
sering kali terjadi pada semua panderita Asthma Adalah FenomenaI Hiperaktivitas Bronkus
penderita Asthma sangat peka terhadap rangsangan Imunologi maupun Nonimunologi karna sifat
tersebut maka rangsangan Asthma bisa terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik,
metabolisme kimia. Alergen, infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering menimbulkan
Asthma perlu diketahui dan dapat mungkin dihindarkan factor-faktor tersebut adalah :

1. Alergen Utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.

2. Iritasi seperti asap, bau-bauan dan polutan

3. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus

4. Perubahan cuaca yang ekstrim

5. Aktifitas fisik yang berlebihan

6. Lingkungan kerja
7. Obat-obatan

8. Emosi dan Lain-lain seperti Refleks.

Belum diketahui, Faktor pencetus adalah allergen, infeksi (terutama saluran napas bagian atas)
iritan, cuaca , kegiatan Jasmani, Refluks Gastroesofagus dan Psikis. (Arief Mansjoer.2000)

1. 3. Manifestasi Klisnis

Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat Hiperaktivitas Bronkus.
Obstruksi jalan nafas dapat Reversibel secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala-gejala
Asthma antara lain:

1. Bising Mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop

2. Batuk Produktif, sering pada malam hari.

3. Napas atau dada seperti tertekan

4. Sesak Napas

(Arief Mansjoer.1999)

1. 4. Derajat Berat Asthma

Tabel : 1. Derajat Berat Asthma

Status
Ringan Sedang Berat
Asmmatikus

Meningkat Normal Sampai Hipoksemia Hipoksemia


hipoksemia ringan Berat
menurun sampai normal

Menurun Alkalosis Meningkat Peningkatan


Jelas

Alkalosis Alkalosis Asidosis


Sumber Data : Irman Somantri

1. 5. Jenis-jenis Asthma

Asthma sering dicirikan sebagai Alergi, Idiopatik, Nonalergi atau Gabungan :

a) Asthma Alergik disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal (misalnya serbuk
sari, binatang, amarah, makanan dan jamur). Kebanyakan Alergen terdapat di udara dan
musiman. Pasien dengan Asthma Alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang Alergik
dan riwayat medis masa lalu Eczema atau Rhinitis Alergik.

b) Asthma Idiopatik atau Nonalergik tidak berhubungan dengan Alergen Spesifik. Faktor-faktor,
seperti Common cold, infeksi Traktus Respiratorius, latihan, emosi dan Polutan lingkungan dapat
mencetuskan serangan. Beberapa agens Farmakologi, seperti Aspirin dan Agens Anti Inflamasi
Nonsteroid lain, pewarna rambut, Antagonis Beta-Adrenergik dan Agens Sulfit (pengawet
makanan), juga mungkin menjadi Faktor.

c) Asthma Gabungan adalah bentuk Asthma yang paling umum. Asthma ini mempunyai
karateristik dari bentuk Alergik maupun bentuk Idiopatik atau nonalergik. (Brunner dan
Suddarth.2001)

1. 6. Patofisiologi

Asthma adalah Obstruksi jalan nafas Difus Reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih
dari yang berikut ini :

1. Kontraksi Otot-otot yang mengelilingi bronki, yang penyempitan jalan nafas

2. Pembengkakan membran yang melapisi bronki.


3. Pengisian Bronki dengan Mucus yang kental.

Selain itu, otot-otot Bronchial dan Kelenjar Mukosa membesar; Sputum yang kental, banyak
dihasilkan dan Alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam jaringan paru.
Mekanisme yang pasti dari perubahan ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah
keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf Otonom.

Beberapa individu dengan Asthma mengalami respons Imun yang buruk terhadap lingkungan
mereka. Antibodi yang dihasilkan kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru . Pemajanan
ulang terhadap Antigen mengkibatkan Ikatan Antigen dengan Antibodi, menyebabkan pelepasan
produk sel-sel mast (disebut Mediator) seperti Histamin, Bradikinin, dan Prostaglandin serta
Anafilaksis dari Substansi yang bereaksi lambat. Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru
mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas, menyebabkan Bronkospasme, pembengkakan
membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat banyak.

Sistem Saraf Otonom mempersarafi paru. Tonus otot Bronchial diatur oleh Impuls Saraf Vagal
melalui sistem parasimpatis. Pada Asthma Idiopatik atau Nonalergi, ketika ujung saraf pada
jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi, dan Polutan,
jumlah Asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan Asetilkolin ini secara langsung
menyebabkan Bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang dibahas
di atas. Individu dengan Asthma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respons
parasimpatis. (Brunner Dan Suddarth.2001)

1. 7. Komplikasi

Adapun Komplikasi penyakit Asthma Bronchial yang mungkin timbul adalah :

1) Atelektasis : pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara
atau akibat pernafasan yang sangat dangkal

2) Pneumothoraks : terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan kolapsnya paru.

3) Gagal nafas : ketidak mampuan sistem untuk mempertahankan oksigenasi darah normal
(PaO2) eliminasi karbon dioksida

4) Bronkhitis atau radang paru-paru : Kondisi di mana lapisan bagian dalam dari saluran
pernapasan di paru-paru yang kecil (bronchiolis) mengalami bengkak.

5) Emfisema : penyakit saluran pernafasan yang berdiri sesak nafas terus menerus yang
menghebat pada waktu pengeluaran tenaga dan sering kali dengan perasaan letih atau baha
latinnya paru-paru basah

6) Hipoksemia : tubuh kekurangan oksigen (Arief Mansjoer.1999)

1. 8. Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis Asthma berdasarkan :

1. Anamnesis: Riwayat Perjalanan Penyakit, Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


Asthma, riwayat keluarga dan riwayat adanya alergi, serta gejala klinis.

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan Laboratorium : Darah (terutama eosinofil) Sputum (Eosinofil, spiral


Curshman, Kristal Charcot-leyden)

4. Tes Fungsi Paru dengan Spirometri atau Peak Flow Meter untuk menentukan adanya
Obstruksi Jalan napas. (Arief Mansjoer.1999)

5. 9. Penatalaksanaan

Prinsip Umum Pengobatan Asthma Bronchial :

1. Menghilangkan Obstruksi Jalan Nafas dengan segera

2. Mengenal dan menghidari Faktor-faktor yang mencetuskan serangan Asthma.

3. Memberikan Penerangan kepada Penderita ataupun Keluarganya mengenai Penyakit


Asthma, baik Pengobatannya maupun tentang perjalanan Penyakitnya sehingga Penderita
mengerti Tujuan Pengobatan yang diberikan dan bekerja sama dengan Dokter atau
Perawat yang merawat.

1) Pemberian Penyuluhan

2) Menghindari Faktor Pencetus

3) Pemberian Cairan

4) Beri O2 bila perlu

10. Pengobatan

1. Pengobatan Farmakologik :

Bronkodilator : Obat Yang melebarkan Saluran Nafas. Terbagi dalam 2 golongan yaitu
Simptomatik / Andrenergik (Adrenalin Dan Efedrin) Dan Nama Obat :

1) Orsiprenalin (Alupent)

2) Fenoterol (Berotec)

1. Santin (Teofilin) Nama Obat Yaitu :


1) Aminofilin (Amican Supp)

2) Aminofilin (Euphilin Retard)

3) Teofilin (Amilex)

Efek Dari Teofilin sama dengan obat golongan Simptomatik tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan Efeknya saling memperkuat cara pemakaian :

Bentuk suntikan Teofilin/Aminofilin dipakai pada serangan Asthma akut, dan disuntikan
perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaliknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai
sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk
Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal ini tidak dapat minum Teofilin
(Misalnya muntah atau lambungnya kering)

1. c. Kromalin

Kromalin bukan Bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan serangan Asthma. Manfaatnya
adalah untuk penderita Asthma Yang dihirup (Ventolin Diskhaler Dan BricAsthma Turbuhaler)
atau Cairan Bronkodilator (Alupent, Berotec, BrivAsthma serta Ventolin) yang oleh alat khusus
diubah menjadi Aerosol (Partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.

1. d. Ketofelin

Mempunyai Efek pencegahan terhadap Asthma seperti Kromalin. Biasanya diberikan dengan
dosis dua kali 1 mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.

11. Pencegahan

Pasien dengan Asthma Kambuhan harus menjalani pemeriksaan Mengidentifikasi subtansi yang
mencetuskan terjadinya Serangan, penyebab yang mungkin dapat saja bantal, kasur, pakaian
jenis tertentu, hewan pemeliharaan, kuda, Detergen, sabun, makanan tertentu, jamur dan serbuk
sari, jika serangan berkaitan dengan musim, maka serbuk sari dapat menjadi dugaan kuat, upaya
harus di buat bentuk menghindari agen penyebab kapan saja memungkinkan. (Brunner dan
Suddarth 1999).

1. B. Tinjauan Tentang Keluarga

2. 1. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Santun Setiawati,2008)

Menurut Helvie 1981, Keluarga Adalah sekolompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Setiadi.2008)

Menurut Friedman 1998, Keluarga Adalah Kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
bagian dari keluarga. (Suprajitno, S.Kep.2004)

1. 2. Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan.
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga ini bertambah Anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (Kakek-nenek, paman- Bibi). (Suprajitno,
S.Kp.2004)

3. 3. Tahap Perkembangan Keluarga

Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas perkembangan keluarga, untuk
memberikan pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan
keluarga serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke
tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga Menurut Duvall Dan Miller (1985); Carter dan
Mc Goldrick (1988), mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti :

1. a. Keluarga pemula Atau Pemasangan baru (Berganning Family)

Pasangan Baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga Pemula
antara lain : membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina
hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial, persiapan menjadi orang tua,

1. b. Keluarga sedang mengasuh anak (Anak tertua bayi sampai umur 30 bulan) (Child
Bearing)

Tugas Keluarga ini Adalah adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, Interaksi, Seksual dan
kegiatan), mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, Menata ruang untuk
anak, Biaya/Dana, dan mengadakan kebiasaan keagaamaan secara rutin. (Setiadi.2008)

1. c. Keluarga Dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas Perkembangan keluarga saat ini adalah Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga,
membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi,
pembagian waktu, individu, pasangan dan anak, pembagian tanggung jawab.

1. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah (Anak tertua Usia 6-13 tahun).

Tugas Perkembangan keluarga Pada Tahap ini Adalah : Mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan dengan teman sebaya, membiasakan belajar
teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah. (Ns. Komang Ayu Henny Achjar,
SKM, MKep, SpKom. 2011)

1. e. Keluarga Dengan Anak Remaja (anak Tertua Umur 13-20 Tahun)

Menurut Duvall Pada tahap Ini : tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaanya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan
anak perlu dipelihara dan dikembangkan. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)

1. f. Keluarga Yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai
anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tugas Perkembangan Keluarga : memperluaskan keluarga inti menjadi keluarga besar,


mempertahankan Intim, berperan Suami-istri kakek dan nenek, membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru dimasyarkat. (Setiadi, 2008)

1. g. Keluarga Orang Tua usia pertengahan (Middle Age Family)

Tugas Perkembangan Pada Tahap Ini : Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dan arti para orang tua dan lansia, memperkokoh
hubungan perkawinan dan merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap menjaga komunikasi
dengan anak-anak. (Ns. Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom. 2010)

1. h. Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia.

Tugas Perkembangan pada Tahap ini adalah Menerima kematian pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian, penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,
mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, dan melakukan Life Review masa
lalu. (Setiadi,2008)

1. 4. Struktur Keluarga

Struktur Keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga


melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam
diantaranya adalah :
1. 1. Patrineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

1. 2. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

1. 3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

1. 4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

1. 5. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa anak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanyan hubungan dengan suami atau istri. (Setiadi.2008)

1. 5. Fungsi Pokok Keluarga

Ada Beberapa fungsi yang dijalankan keluarga sebagai berikut :

1. 1. Fungsi Afektif

Menurut Friedman (1998), fungsi Afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. (Setiadi.2008)

1. 2. Fungsi Biologis

Adalah Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan anak, Memenuhi


kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat anggota keluarga. (Setiadi. 2008)

1. 3. Fungsi Psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman, Memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, Memberikan identitas keluarga. (Drs.
Nasrul Efiendy.1998)

1. 4. Fungsi Sosialisasi
Fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar. (Santun Setiawati. 2008)

1. 5. Fungsi Ekonomi

Adalah Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Pengaturan


pengunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Menabung Untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-
anak jaminan hari tua dan sebagainya. (Setiadi.2008)

1. 6. Fungsi Pendidikan

Adalah Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk


perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, Mempersiapkan Anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa,
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. (Drs. Nasrul Efiendy.1998)

1. 7. Keluarga Sebagai Sistem

Pengertian sistem yang paling umum adalah kumpulan beberapa bagian fungsional yang saling
berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mempunyai subsistem : Anggota, fungsi, peran, aturan, budaya dan lainnya
yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan.

2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.

3. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi supra-
sistemnya.

4. 6. Tugas Keluarga Dalam Bidang kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1. a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga.

Keluarga merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya
dan dana karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
Perubahan sekecil perubahan yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.

1. b. Memutuskan Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi Keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi.

1. Merawat Keluarga Yang Mengalami Gangguan Kesehatan

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.

1. Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin Kesehatan Keluarga.

2. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Sekitranya Bagi Keluarga. (Suprajitno,


S.Kp.2004)

1. 7. Ketidakmampuan Keluarga dalam Melaksanakan Tugas-tugas Kesehatan dan


keperawatan.

Tugas Keluarga merupakan Pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga, mencantumkan lima
tugas keluarga sebagai paparan sebagai Etiologi/Penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat
penjajakan tahap II. Bila ditemui data maladaptive pada keluarga lima tugas keluarga yang
dimaksud adalah :

1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan karena :

1. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta

2. Rasa takut akibat masalah yang diketahui

3. Sikap dan falsafah hidup.

4. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,


disebabkan karena :

1. Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah.

2. Masalah Kesehatan tidak begitu menonjol

3. Keluarga Tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan


kurangnya sumber daya keluarga.

4. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan

5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga

6. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada

7. Takut dari akibat tindakan, Sikap negatif terhadap masalah kesehatan, Fasilitas kesehatan
tidak terjangkau

8. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

9. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

10. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena:

1. Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya, sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan


penyakit, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan


3. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

4. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya : keuangan, anggota
keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.

5. Sikap negative terhadap yang sakit

6. Konflik individu dalam keluarga

7. Sikap dan pandangan hidup

8. Perilaku yang mementingkan diri sendiri

9. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempergaruhi kesehatan


dan perkembangan pribadi anggota keluarga. Disebabkan karena:

1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab/wewenang,


keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat

2) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah

3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan, Konflik personal dalam keluarga

4) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

5) Sikap dan pandangan hidup

6) Ketidakkompakkan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan,
acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.

1. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan,


disebabkan karena :

1. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada, Tidak memahami keuntungan yang
diperoleh

2. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan

3. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan


4. Rasa takut pada akibat dari tindakan, Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan, Tidak
adanya fasilitas yang diperlukan, Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat,
Sikap dan falsafah hidup, (Drs. Nasrul Efiendy,1998)

1. C. Asuhan Keperawatan Keluarga

2. 1. Pengkajian

Pengkajian Suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
tentang keluarga yang dibinanya. (Suprajitno, S.Kp)

Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, di mana pengkaji menggambarkan


kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa digunakan untuk
memprediksi dimasa yang akan datang. (Santun Setiawati)

1. 2. Tahap-tahap Pengkajian

Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan istilah


penjajakan.

1. Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

Data Umum, Riwayat tahapan perkembangan, Lingkungan, Struktur Keluarga, Fungsi Keluarga,
Strees dan koping keluarga, Harapan keluarga, Data tambahan, Pemeriksaan Fisik

Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat didentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga. Contoh:

1. Anggota Keluarga dengan masalah kesehatan sistem pencernaan, Anggota keluarga


dengan masalah kesehatan sistem Pernafasan, Anggota keluarga dengan masalah
kesehatan Cairan elektrolit,

2. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Kehamilan resiko Tinggi, Anggota keluarga
dengan masalah kesehatan Malnutrisi

3. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi


4. Anggota keluarga dengan masalah kesehatan Penyakit Kronik

5. Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data yang


berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga
dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya : Ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan, Ketidakmampuan keluarga Mengambil keputusan,
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga, Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
Lingkungan Dan Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan Fasilitas kesehatan. (Santun
Setiwati,2008)

1. 3. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara,
pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari
potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual. (Santun Setiawati 2008)

1. 4. Analisa Data

Setelah data terkumpul (Dalam Format Pengkajian) maka selanjutnya dilakukan analisa data
yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

Cara Analisa Data Adalah :

1. Validasi data yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam format pengkajian.

2. Mengelompokan Data berdasarkan kebutuhan Bio, Psiko, Sosial Dan Spiritual.

3. Membandingkan Dengan Standart

4. Membuat Kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan. (Setiadi.2008)


1. 5. Perumusan Masalah

Rumusan masalah kesehatan keluarga dappat menggambarkan keadaan kesehatan dan status
kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam
tentang situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut .
(Drs. Narsul Efiendy.2008)

1. a. Masalah (Problem)

Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar keluarga dan anggota keluarga) yang di dentifikasi oleh perawat melalui pengkajian tujuan
penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan
keluarga secara jelas dan sesingkat mungkin daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan
NANDA 1995 adalah sebagai berikut :

1. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah lingkungan

a) Resiko terhadap cidera

b) Resiko terjadi infeksi (Penularan Penyakit)

c) Kerusakan Penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)

1. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran (komunikasi keluarga


Disfungsional)

1. Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah struktur peran :

a) Isolasi Social

b) Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah

1. Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif

a) Perubahan proses keluarga

b) Perubahan menjadi orang tua

c) Koping keluarga tidak efektif ketadkmampuan

1. Diagnosa keperawatan Keluarga pada masalah fungsi social

a) Konflik peran orang tua


b) Kurang pengetahuan

1. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan

a) Perubahan pemeliharaan kesehatan

b) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

1. Diagnosa Keperawatan keluarga pada masalah koping

a) Koping keluarga tidak efektif menurun

b) Koping keluarga tidak efektif ketidakmampuan

c) Resiko terhadap tindakan kekerasan

1. b. Penyebab (Etiologi)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga yaitu :

1. Mengenai Masalah kesehatan setiap anggotanya

2. Mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat

3. Memberikan keperawatan dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan


kepribadian anggota keluarga.

5. c. Tanda (Sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga yang mendukung masalah dan penyebab perawat hanya boleh mendokumentasikan
tanda dan gejala yang paling signifikan perumusan diagnosis keperawatan keluarga sama dengan
diagnosa diklinik yang dapat dibedakan menjadi 5 (lima) kategori yaitu :

1) Aktual (terjadi deficit/gangguan kesehatan)


Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang ditemukan yaitu dengan ciri dari pengkajian
didapatkan tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

Diagnosa keperawatan aktual memiliki tiga komponen diantaranya adalah problem etiologi dan
simpton.

1. Problem yang mengacu pada permasalahan yang dihadapi klien contoh problem :
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M) Keluarga bapak T

2. Etiologi (Faktor yang berhubungan ) merupakan etiologi atau Faktor penyebab yang
dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan Faktor ini mengacu pada 5 tugas
keluarga contoh. Etiologi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gangguan nutrisi

3. Simpton (Batasan Karateristik) yang mengacu pada petunjuk klinis tanda subjektif dan
objektif jadi syarat diagnosa aktual adalah harus ada PES (Problem + Etiologi+Sympton)
Contoh Diagnosa Aktual:

a) Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M) keluarga bapak T.
Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan
nutrisi.

b) Bersihan jalan nafas tidak efektif pada ibu T berhubungan dengan kurangnya kemampuan
keluarga bapak T merawat anggota keluarga yang sakit.

2) Resiko (Ancaman Kesehatan)

Diagnosa keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya adalah problem dan etiologi
ciri diagnosa resiko adalah sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan
contoh:

1. Resiko Terjadi konflik pada keluarga bapak T berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah komunikasi dalam keluarga.

2. Resiko tinggi terhadap penularan TBC Paru pada anggota keluarga yang lain yang
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal gangguan kesehatan setiap
anggotannya.

3) Wellnes (Keadaan Sejahtera)

Adalah keputusan klinik tentang kesehatan keluarga dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu
ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan : Contoh
pernyataan diagnosa keperawatan sejahteraan:
1. Prilaku mencari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang peran sebagai orang baru (Linda Jual Carpenito, 1995)

2. Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (ibu N) keluarga Bapak F.

3. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bapak x.

4) Sindrom

Adalah Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
akan muncul karena suatu kejadian/situasi tertentu menurut NANDA ada 2 diagnosa yaitu :

1. Syndrom trauma Pemerkosaan (Rape Trauma Syndrome) pada kelompok ini


menunjukkan adanya tanda dan gejala Misalnya : cemas, Takut, sedih, gangguan istirahat
dan tidur dan lain-lain.

2. Resiko Sindrom penyalahgunaan (Risk For Dijuse Syndrome) Misalnya : Resiko


gangguan proses fikir, resiko gangguan gambaran diri dan lain-lain (Setiadi.2008)

3. 6. Perioritas Diagnosa Keperawatan yang ditemukan

Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya adalah memprioritaskan masalah


sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat dapat menemukan lebih
dari satu diagnosa keperawatan.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan di hitung
dengan menggunakan skala prioritas skala Baylon dan Maglaya) sebagai Berikut :

1. Tentukan Skor untuk tiap Kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

1. Jumlahkan skor untuk semua criteria

2. Skor Tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Tabel : 2. Skala Boylon dan Malgaya ( 1978 )

No
Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah
1
Skala : Tidak / kurang sehat 3

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtra 1

2 Kemungkinan masalah dapat


2
Skala : Mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk di cegah


1
Skala : tinggi 3

Cukup 2

Rendah 1

4 Menonjol masalah
1
Skala : masalah berat, harus segera di 2
ganti ada masalah, tetap tidak perlu di
ganti masalah tidak di rasakan. 1

Sumber data : Aplikasi dalam Praktik Suprajitno 2004

Penentuan Perioritas sesuai dengan Kreteria skala :

1. Kriteria I Yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak/kurang sehat karena
memerlukan tindakan segera dan disadari dan dirasakan oleh keluarga untuk mengetahui
sifat masalah ini mengacu pada tipologi masalah kesehatan yang terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu :

a) Kurang/Tidak Sehat Nilai 3

Yaitu keadaan yang memungkinkan keadaan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan
dalam mencapai potensi kesehatan.
Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan antara lain adalah :

1. Penyakit keturunan, seperti Asthma, Diabetes Melitus dan sebagainya

2. Anggota Keluarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC, Gonore, Hepatitis
dan sebagainya.

3. Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber daya keluarga

4. Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu curam, benda tajam diletakkan
disembarangan tempat.

5. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.

6. Keadaan yang menimbulkan strees, antara lain :

Hubungan keluarga tidak harmonis, Hubungan orang tua dan anak yang tegang, Orang tua yang
tidak dewasa

1. Sanitasi Lingkungan

Ventilasi kurang baik, Sumber air Minum tidak memenuhi syarat, Polusi udara, Tempat
pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat

1. Kebiasaan Yang merugikan kesehatan

2. Riwayat Persalinan Sulit

b) Kurang / Tidak Sehat

Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan

1. Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)

2. Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal.

c) Situasi Krisis

Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Masa nifas, Menjadi orang tua, Abortus, Anak remaja, Anak
masuk sekolah, Kehilangan pekerjaan, Kematian Anggota keluarga

1. Kreteria II yaitu kemungkinan masalah dapat diubah.

Perhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :


a) Pengetahuan Yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah

b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan keterampilan dan waktu.

d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan
masyarakat.

1. Kreteria III yaitu Potensial masalah yang dapat dicegah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit masalah

b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

c) Adanya Kelompok High Risk atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.

1. Kreteria IV, menonjolnya Masalah

Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor tertinggi dan didusun
berurutan sampai skor terendah.

1. 7. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan adalah bagian dari fase perorganisasian dalam proses keperawatan keluarga yang
meliputi penentuan tujuan Perawatan (jangka Panjang/Pendek), penetapan standart dan kreteria
serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.

1. Penetapan Tujuan

Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan keluarga. Bila
dilihat dari sudut jangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga dapat dibagi menjadi :

1. Tujuan Jangka Panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri. Dan lebih
baik ada batas waktunya, misalnya dalam waktu 2 hari. Pencatuman jangka waktu ini adalah
untuk mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Contoh :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari seluruh keluarga Bapak Jumain dapat
merawat anggota keluarga yang sakit dan dapat mencegah penularan penyakit.

1. Tujuan Jangka pendek


Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan
yang mengacam kehidupan. Contoh :

a) Keluarga Bapak Jumain Dapat mengenal Dampak permasalahan penyakit Ibu Romlah
dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila penyakit Ibu Romlah Tidak segera Diobati.

b) Bayi Yang belum Diimunisasi dari keluarga tersebut harus segera diberi imunisasi BCG,
DPT, dan Polio.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan keperawatan adalah :

a) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

b) Merupakan Hasil akhir yang ingin dicapai

c) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah pihak (keluarga
dan perawat)

d) Mencakup criteria keberhasilan sebagai dasar Evaluasi.

1. Penetapan Kriteria Dan Standar

Merupakan Standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang factor-faktor yang dapat
member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan
bentuk dari standar dan Kriteria ini adalah penyataan Verbal (Pengetahuan, Sikap, Dan
Psikomotor)

Tabel : 3. Penetapan Kriteria Dan Standar

No Kriteria Standar

1 Pengetahuan
1. Keluarga Mampu menyatakan pengertian
Asthma secara umum

2. Keluarga Mampu menyebutkan jenis


makanan atau buah-buahan yang dapat
membantu proses penyembuhan kulit.

3. Keluarga dapat menyebutkan akibat jika


tidak diobati

4. Keluarga mampu memutuskan untuk


membuat rencana control setiap bulan
puskesmas

2 Sikap
1. Keluarga mampu memutuskan untuk
membuat rencana control setiap 1 bulan
sekali kepuskesmas

3 Psikimotor
1. Keluarga bisa menyediakan buah buahan
yang banyak mengandung Vitamin C.

Sumber : Setiadi 2008

1. 8. Pembuatan Rencana Keperawatan

Intervensi Keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada keluarga yang dilaksanakan oleh
perawat yang ditujukan kepada kegiatan yang berhubungan dengan promosi mempertahankan
dalam menentukan rencana tindakan adalah :

1. Sebelum menulis cek sumber Informasi data.

2. Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti

3. Tuliskan harus jelek, spesifik dapat diukur dan Kriteria hasil sesuai dengan indentifikasi
masalah.

4. Memulai instruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja.

5. Gunakan pena tinta dalkam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau tidak
jelasnya tulisan.

6. Menggunakan kata kerja rencana kegiatan harus secara jelas menjabarkan setiap
kegaiatan sehingga perlu menggunakan kata kerja yang mudah misalnya ajarkan cara
perawatan luka

7. Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan digunakan.

8. Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan

9. Mempertimbangkan latar belakang budaya dan agama, lingkungan sumber daya dan
fasilitas yang tersedia.

10. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.


11. Rencana tindakan disesuaikan dengan seberapa daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah kemandirian sehingga tingkat ketergantungan dapat
diminimalisasikan focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi
kegiatan yang bertujuan :

1) Menstimulasi kesadarn atau penerima keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara :

1. Memberi informasi yang tepat

2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.

3. Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatan masalah.

4. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat, dengan
cara :

5. Mengidentifikasi Konsekwensi tidak melakukan tindakan

6. Mengidentifikasi sumber-sumber yang memiliki keluarga

7. Mendiskusikan tentang kosenkwensi tiap tindakan

2) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit dengan cara :

1. Mendemostrasikan cara perawatan

2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

3. Mengawasi keluarga melakukan perawatan.

3) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan memnjadi


sehat dengan cara :

1. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.

2. Melakukan perubahan lingkungan keluarga septimal mungkin

4) Memotivasi Keluarga untuk memanfaatkan Fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :

1. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

2. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Saat menyusun rencana intervensi sebaiknya perawat harus melibatkan keluarga secara katif
untuk memudahkan pelaksanaan tindakan dan ini merupakan salah satu cara untuk menghormati
dan menghargai keluarg. Efektifitas yang akan diperoleh perawat yaitu ada efek positif terhadap
interaksi dengan keluarga karena keluarga tidak menentang, karena selalu dilibatkan
sebelumnya, dan akhirnya keluarga cenderung bertanggung jawab. (Setiadi.2008)

1. 9. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perecanaan pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja
sendiri, tetapi perlu melibatkan secara Integrasi semua kesehatan yang menjadi tim perawatan
kesehatan di rumah.

Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, Yaitu :

1. Tahap 1 : Persiapan

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :

1) Kontrak dengan keluarga (Kapan dilaksanakan, beberapa lama waktunya, materi yang akan
didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapatkan informasi)

2) Mempersipkan peralatan yang diperlukan

3) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

4) Mengidentifikasi Aspek-aspek hukum dan etik

1. Tahap 2 : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
professional adalah :

1. Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai dengan kompetensi keperawatan
tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya.

1. Interdependent

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter dan yang lainnya.

1. Tahap 3 : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat suatu
kejadian dalam proses keperawatan. (Setiadi.2008)
10. Evaluasi

Tahap Penilaian atau evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi
akhir. (Setiadi.2008)

1. D. Teori Pengkajian Pada Penderita Asthma Bronchial

2. a. Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :

1. Siapkan peralatan seperti baju Periksa, selimut, Stetoskop, senter pena, dan penggaris.

2. Cuci Tangan sebelum melakukan prosedur

3. Jelaskan prosedur kepada pasien

4. Anjurkan Pasien menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju periksa

5. Pastikan ruang periksa sukup terang dan hangat serta bebas dari gangguan lingkungan.

6. b. Hal Yang perlu diperhatikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat Adalah sebagai berikut :

1. Jaga privasi Pasien

2. Pemeriksaan Harus terencana dengan baik untuk menghemat tenaga pasien

3. Pasien mungkin akan batuk dan bersin selama pemeriksaan, maka gunakan universal
precautions.
1. c. Langkah-langkah Pemeriksaan

1. 1. Pengkajian Awal

Pengkajian Awal yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1. Lakukan Pengkajian cepat mengenai pasien untuk menentukan kemampuan pasien


berpatisipasi dalam pemeriksaan.

2. Inspeksi penampilan umum yang terlihat secara keseluruhan serta amati posisi tubuh
pasien. Beri perhatikan khusus terhadap usaha bernapas, warna kulit wajah, ekspresi,
bibir, otot-otot yang digunakan, dan pergerakan dada pada tiga bagian toraks (Anterior,
Posterior, Lateral).

3. 2. Inspeksi Toraks

Hal yang perlu dilakukan perawat saat inpeksi toraks adalah sebagai berikut :

1. Atur Posisi Pasien

Pemeriksaan dimulai dengan memposisikan pasien pada posisi duduk dengan pakaian dibuka
sampai pinggang.

1. Inspeksi warna kulit

Pastikan warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral, konsisten) dengan warna tubuh bagian
tubuh lainnya.

1. Tentukan kesimetrisan dada dan inspeksi struktur skeletal.

Pemeriksa berdiri dibelakang pasien dan gambarkan garis imaginer sepanjang batas superior
scapula dari akromion kanan sampai akromion kiri.

1. 3. Palpasi Dada (Toraks) Posterior

1. Palpasi dan hitung jumlah tulang rusuk dan sela interkostal

1) Minta pasien untuk fleksi leher (menunduk), sampai processus spinalis cervical ke-7 akan
terlihat

2) Bila pemeriksaan memindahkan tangan sedikit ke kiri dan kanan dari processus, pemeriksa
akan merasakan tulang rusuk pertama
3) Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap dekat pada garis vertebrae.

1. Palpasi untuk melihat Tactile Fremitus

Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan di luar dinding dada saat pasien bicara. Vibrasi paling
besar dirasakan di daerah saluran napas berdiameter besar (Trachea) dan hampir tidak ada pada
Alveoli paru-paru.

1. Auskultasi Toraks Posterior

Prosedur Auskultasi Toraks posterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :

Auskultasi Paru-paru

a) Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan pada perkusi Paru-paru

b) Mulai Auskultasi pada bagian apeks paru-paru kiri dan lanjutkan seperti pola perkusi.

c) Dengarkan pula suara-suara tambahan yang mendahului pada siklus inspirasi dan ekspirasi.

1. Perkusi Toraks

Prosedur perkusi toraks anterior yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :

Perkusi Daerah Paru-paru dengan pola yang teratur

1. Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutan sampai setinggi diafragma

2. Pastikan Jari-jari tangan yang tidak dominan berada pada celah interkostal sejajar dengan
tulang rusuk

3. Jika pasien wanita memiliki payudara yang besar, mintalah pasien untuk memindahkan
payudaranya ke samping (mengatur posisi) selama prosedur ini. (Irman Somatri.2008)
BAB III

Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga

1. A. Pengkajian (12 Juli 2012)

2. 1. Data Umum

1. Nama : Bapak L

2. Umur : 72 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Tani

6. Pendidikan : SR (Sekolah Rakyat)

7. Alamat : Desa Lalos Dusun Talamandu

8. Suku / Bangsa : Bugis/Indonesia

9. Komposisi Keluarga :

Tabel : 4. Komposisi Keluarga

Struktur dan Peran setiap anggota Keluarga Bapak L yang di dapat saat kunjungan yang ke dua
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Hub.
Pendidika
No Nama JK Umur dengan Pekerjaan Status
n Riwayat
KK
Imunisasi

1. Ibu M P 68 th Istri SR Urt Sehat

2. Ibu D P 30 th Anak SD Urt Sehat


Bapak
3. L 36 th Menantu SMP Swasta Sehat
R

4. Anak U L 10 th Cucu SD Pelajar Sehat Lengkap

5. Anak R L 9 th Cucu SD Pelajar Sehat Lengkap

1. Genogram

Keterangan Gambar :

A = Orang Tua klien : Laki-Laki


B = Orang Tua dari istri : Perempuan

C = Saudara klien : Klien

D = Saudara dari istri klien : Meninggal

E = Anak-anak Klien : Tinggal Serumah

1. Tipe Keluarga

Keluarga Bapak L Adalah Tipe Keluarga Extended Family (Keluarga Besar)

1. Suku Bangsa

Semua anggota Keluarga bapak L berasal dari suku bugis, bahasa sehari-hari menggunakan
bahasa bugis dan Indonesia

1. Agama

Semua anggota keluarga bapak H menganut agama islam.

1. Status Sosial Ekonomi

Menurut Bapak L penghasilannya tidak menetap, penghasilan keluarga 100.000/minggu, untuk


memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga bapak L bergantung pada penghasilan Anak Bapak L,
penghasilan di rasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga keluarga
benar-benar mengatur pengeluarannya.

1. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Bapak L Mengatakan Bahwa mereka tidak pernah rekreasi, keluarga hanya menonton TV
dirumah dan berkumpul bersama keluarga

1. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a) Keluarga bapak L mempunyai anak delapan orang, yang sementara tinggal bersama bapak L
Adalah Anak ke delapan. Anak Bapak L mempunyai Anak dua orang. Anak Pertama Yang
berumur 10 tahun masih duduk dibangku SD, dan anak kedua berumur 9 tahun masih duduk
dibangku SD. Keluarga ini termasuk dalam tahap perkembangan dengan Usia Lanjut.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi karena

Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. Suasana rumah Bapak L Khususnya


Ruang Tamu Bapak L terasa kurang nyaman. Kondisi yang berdebu, barang-barang dan pakaian
berantakan. Kondisi seperti ini tidak mendukung kesehatan keluarga.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat Kesehatan Keluarga inti

1) Bapak L

Bapak L Mengatakan sudah menderita Asthma sejak 2 tahun yang lalu. Gejala yang timbul
berupa batuk berlendir, sesak nafas, Lemah, dan kekuatan fisik yang menurun. Bila terkena
serangan asthma berat baru dibawah ke puskesmas, jika terkena asthma ringan hanya dibelikan
obat batuk diwarung.

2) Ibu M

Ibu M bekerja sebagai ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat. Ibu M Mengatakan Tidak
pernah sakit ataupun menderita penyakit yang serius, dan tidak ada penyakit keturunan dan
menular.

3) Ibu D

Ibu D bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan dalam keadaan sehat.

4) Bapak R

Bapak R bekerja sabagai Swasta dan dalam keadaan sehat.

5) Anak U

Anak U sekarang bersekolah di SD dan dalam Keadaan sehat.

6) Anak

Anak R sekarang bersekolah di SD dan Dalam Keadaan sehat.

1. Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Bapak L mengatakan tidak pernah sakit ataupun menderita penyakit menular yang serius, dan
pihak keluarga Bapak L juga tidak memiliki penyakit yang sama dengan bapak L, Ibu M dalam
keadaan sehat, Ibu M juga Mengatakan bahwa orang tuanya tidak pernah mengalami penyakit
yang sama dengan Bapak L.

1. Keadaan Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Rumah Bapak L semi permanen dan milik sendiri Luas rumah yang di tempati kurang lebih 10 x
7 m2 (Lebar 7, panjang 10), terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan wc yang
menyatu dengan rumah, Bentuk bangunan rumah persegi panjang, lantai rumah terbuat dari
karpet plastik dan penataan perabot rumah tangga tidak tertata dengan rapi, penerangan dan
ventilasi <10% luas lantai, khususnya penerangan ventilasi dalam kamar tidak ada yang masuk,
Pembuangan limbah hanya di buang dibelakang rumah.

1. Dena Rumah Keluarga L

Keterangan Gambar:

1. Kamar Tidur 1

2. Kamar Tidur 2

3. Kamar Tidur 3

4. Ruang Tamu

5. Ruang makan
6. Dapur

7. Kamar Wc

1. Pengolahan Sampah

Keluarga Bapak L tidak mempunyai tempat pembuangan sampah yang terbuat dari kayu, namun
cara pengelolaan sampah dengan cara dibakar dibelakang rumah.

1. Sumber Air Minum

Sumber air minum yang digunakan oleh Bapak L untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti
memasak, mencuci, dan mandi adalah air PDAM, sebelum diminum air dimasak terlebih dahulu.

1. Jamban/WC

Keluarga Bapak L memiliki WC dan kamar mandi, didalam rumah tipe WC yang digunakan
jenis Leher Angsa.

1. Saluran Pembuangan Air Limbah

Keluarga Bapak L tidak mempunyai saluran pembuangan air. Aktivitas didalam rumah hanya
dibuang dibelakang rumah.

1. Sosial

1. Karateristik tetangga Dan komunitas tempat tinggal

Tetangga Bapak L semuanya ramah dan baik terhadap keluarga Bapak L

1. Mobilitas Geograpi Keluarga

Bapak L telah 30 tahun tinggal di Desa Lalos Dusun Talamandu, sejak menikah tidak pernah
berpindah tempat.

1. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat

Keluarga Bapak L dikenal baik oleh masyarakat setempat..

1. System Pendukung keluarga


Rumah Keluarga Bapak L berdekatan dengan Puskesmas dan jika keluarga Bapak L ada yang
sakit, keluarga membawanya ke Puskesmas terdekat.

1. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi keluarga

Pola Komunikasi yang digunakan oleh Bapak L adalah komunikasi tertutup, bahasa yang
digunakan adalah bahasa indonesia kadang-kadang menggunakan bahasa bugis, jika ada masalah
dalam keluarga Bapak L Komunikasi diselesaikan dengan musyawarah.

1. Struktur kekuatan keluarga

Dukungan dan motivasi yang kuat dari anggota keluarga dan ditanamkannya sikap saling
menyayangi dan saling membantu sangat menunjang keluarga dalam menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga.

1. Struktur Peran

Peran Bapak L adalah mencari nafkah dan menghidupi seluruh anggota keluarga. Peran Ibu M
adalah mengurus rumah tangga. Dan Anak Bapak L berperan sebagai Merawat dan Menjaga
Anak-anaknya.

1. Nilai Dan Norma Budaya

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama islam dan
norma yang berlaku dilingkungannya.

1. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Bapak L sangat menyayangi cucu-cucunya dan sewaktu-waktu memberikan teguran apabila


cucu-cucunya telah diperingatkan oleh Ibunya, Bapak L selalu mengajarkan kepada cucu-
cucunya untuk saling memperhatikan dan saling menghormati dan menghargai satu sama
lainnya.

1. Fungsi Sosialisasi

Interaksi antara sesama dalam keluarga Bapak L cukup baik, karena Bapak L dan Ibu M
mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama islam dalam
kehidupan sehari hari baik dalam rumah maupun dilingkungan tempat tinggal

1. Fungsi Perawatan Kesehatan

1. Mengenal Masalah Kesehatan


Bapak L dan Ibu M sudah mengetahui bahwa penyakit yang diderita oleh bapak L adalah
penyakit Asthma. Namun tidak begitu memahami tanda dan gejala, penyebab dan pemahaman
keluarga terhadap masalah yang dihadapi

1. Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan Yang Tepat, Keluarga Bapak L


cukup mengetahui tentang penyakit yang diderita Bapak L. sehingga keluarga
memutuskan Bapak L di bawa ke Puskesmas.

2. Merawat Anggota Yang Sakit

Ibu M tidak begitu mengetahui dan paham cara merawat dan mengobati penyakit yang diderita
suaminya

1. Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat

Keluarga bapak L memahami bahwa Lingkungan sehat dan bersih dalam rumah dapat mencegah
penyakit Bapak L.

1. Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Keluarga bapak L mengetahui ada tempat pelayanan kesehatan terdekat dari rumahnya
(PUSKESMAS), sehingga bila ada anggota keluarga yang sakit akan dibawa ketempat pelayanan
kesehatan.

1. Fungsi Ekonomi

Ibu M mengatakan bahwa penghasilan suaminya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

1. Strees Dan Koping Keluarga

1. Stressor Jangka Pendek

Stress yang dirasakan ibu M adalah karena bapak L sakit-sakitan, penghasilannya sudah mulai
berkurang sehingga ibu M cemas tidak ada lagi dana yang tersimpan untuk keluarga.

1. Kemampuan Keluarga berespon terhadap situasi

Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga secepatnya dibawa ke Puskesmas.

1. Strategi Koping yang digunakan


Keluarga bapak L menerima keadaan ini apa adanya dan keluarga tetap memotivasi bapak L
untuk tetap berobat agar penyakitnya segera sembuh. Dan melibatkan istrinya mengambil
keputusan yang terbaik bagi keluarganya.

1. Strategi Adaptasi Disfungsional

Penyakit ini dialami sudah cukup lama, Bapak L Kalau Ada masalah, kadang-kadang diam dan
tidak terbuka dan tidak mau dibicarakan kepada anaknya.

1. Pemeriksaan Fisik Keluarga

Tabel : 5. Pemeriksaan Fisik Keluarga

Pemeriksaan Fisik setiap Anggota Keluarga Bapak L yang didapat saat kunjungan ke-2 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Pemeriks
Tn. L Ny. M Ny. D Tn. R An. U
aan Fisik

Tanda- TD : TD : TD : 110/80 TD : ND : 88
tanda Vital 130/80 120/70 mmhg 120/80 x/m
mmhg mmhg mmhg
ND : 86 RR : 20
ND : 88 ND : 80 x/m ND : 96 x/m
x/m x/m x/m
RR : 20 SB : 36 O C
RR : 26 RR : 22 x/m RR : 20
x/m x/m x/m
SB : 37 O C
SB : 36,5 O SB : 36 O C SB : 36 O C
C

Integumen Kulit Kulit Kulit Kulit Kulit


t bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
tidak ada tidak ada turgor kulit turgor kulit turgor kulit
benjolan benjolan normal normal normal
Kepala Rambut Rambut Rambut Kepala Kepala
beruban, Beruban, Lurus, Normal, Normal,
rambut Rambut Rambut Rambut Rambut
lurus Lurus Hitam Lurus, Lurus,
Rambut Rambut
Hitam Hitam
Wajah Wajah Wajah Wajah Wajah Wajah
Nampak Nampak Nampak Nampak Nampak
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengka pembengka pembengka pembengka pembengka
kan kan kan kan kan
Mata Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik, baik, baik, baik, baik,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
bola Mata bola Mata bola Mata bola Mata bola Mata
Kiri Dan Kiri Dan Kiri Dan Kiri Dan Kiri Dan
Kanan Kanan Kanan Kanan Kanan
simetris simetris simetris simetris simetris
Hidung Lubang Lubang Lubang Lubang Lubang
hidung hidung hidung hidung hidung
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
kiri dan kiri dan kiri dan kiri dan kiri dan
kanan, kanan, kanan, kanan, kanan,
Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi
Penciuman Penciuman Penciuman Penciuman Penciuman
baik, baik, baik, baik, baik,

Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa


lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
tidak tidak tidak tidak tidak
kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
menelan menelan menelan menelan menelan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
pada pada pada pada
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
limfe limfe limfe limfe
Dada Frekuensi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi
nafas Jantung Jantung Jantung Jantung
26x/menit, Dan paru- Dan paru- Dan paru- Dan paru-
terdengar paru paru paru paru
suara nafas Normal Normal Normal Normal
tambahan
suara mengi
Tangan Kuku Kuku Kuku Kuku Kuku
tangan tangan tangan tangan tangan
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan
otot otot otot otot otot

Normal, Normal, Normal, Normal, Normal,


Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengka pembengka pembengka pembengka
kan kan kan kan

Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki Kuku Kaki
Nampak Nampak Nampak Nampak Nampak
Bersih, Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan
Otot Otot Otot Otot Otot
Normal, Normal, Normal, Normal, Normal,
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
pembengka pembengka pembengka pembengka
kan kan kan kan
Keadaan
Umum

10. Harapan Keluarga

Keluarga sangat mengharapkan bapak L agar cepat sembuh dari penyakitnya dan keluarga
berharap kepada petugas kesehatan agar mampu memberikan pelayanan yang baik dan tepat
pada siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

1. B. Klasifikasi Data

Data Subyek Obyektif yang didapat pada Keluarga Bapak L saat Kunjungan 2 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel : 6. Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif


TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m,
1. Anak Bapak L Mengatakan RR : 26 x/m, SB : 36,5o C
apabila musim dingin, Bapak L
sering batuk berlendir dan sesak 1. Disekeliling rumah kotor
napas,
2. Sampah berserakan
2. Sesak akan bertambah bila dimana-mana
Melakukan aktifitas yang
berlebihan dan terkena debu. 3. Rumah bapak L kotor dan
berdebu
3. Bapak L juga Mengatakan
bahwa sudah 2 tahun menderita 4. Perabotan rumah tangga
Asthma dan sering kumat- tidak rapi
kumatan.
5. Tidak ada Tempat
4. Keluarga Bapak L Tidak pembuangan Sampah
mempunyai Saluran pembuangan
Air Limbah

5. Bapak L Mengatakan suasana


rumahnya pengap, Pencahayaan
kurang dan ventilasi kurang.

6. Ibu M Mengatakan bahwa


suaminya bila terkena serangan
asthma berat baru dibawah ke
puskesmas, jika terkena asthma
ringan hanya dibelikan obat batuk
diwarung.

7. Ibu M mengatakan merasa ibah


apabila melihat Bapak L,
terserang sesak.

8. Dokter mengatakan bahwa bapak


L divonis menderita penyakit
Athma Kronik.

9. Ibu M Mengatakan karena sudah


tua, tidak mampu dan tidak
mempunyai waktu untuk
membersihkan rumah dan
lingkungan rumah,

10. Ibu M Mengatakan membuang


air limbah sembarang tempat.

11. Sesak Napas

12. Batuk Berlendir

13. Gelisah, Berkeringat dingin

14. Tanda-tanda Vital :

Sumber Data Primer

1. Analisa Data

Data Subjektif dan Data Objektif yang didapat dari keluarga Bapak L pada kunjungan ke Dua
dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel : 7. Analisa Data

No DATA Etiologi Masalah

1 Data Subyektif : Ketidakmampuan Bersihan Jalan


Keluarga Merawat Napas Tidak
1. Anak Bapak L Anggota Yang Efektif
Mengatakan apabila Sakit
musim dingin, Bapak L
sering batuk berlendir
dan sesak napas,

2. Sesak akan bertambah


bila Melakukan aktifitas
yang berlebihan dan bila
terkena Debu.
3. Dokter mengatakan
bahwa bapak L divonis
menderita penyakit
Athma Kronik

4. Bapak L juga
Mengatakan bahwa
sudah 2 tahun menderita
Asthma dan sering
kumat-kumatan.

5. Ibu M Mengatakan
bahwa suaminya bila
terkena serangan asthma
berat baru dibawah ke
puskesmas, jika terkena
asthma ringan hanya
dibelikan obat batuk
diwarung.

6. Ibu M mengatakan
merasa ibah apabila
melihat Bapak L,
terserang sesak.

Data Obyektif :

1. Sesak Napas

2. Batuk Berlendir

3. Gelisah, Berkeringat
Dingin

4. Tanda-tanda Vital :

TD : 130/80 mmhg, ND : 88
x/m, RR : 26 x/m, SB : 36,5 oC.

2 Data Subyektif : Ketidakmampuan Resiko Tinggi


keluarga Terjadi
1. Ibu M Mengatakan memodifikasi Kekambuhan
karena sudah tua, tidak lingkungan yang
sehat
mampu dan tidak
mempunyai waktu untuk
membersihkan rumah dan
lingkungan rumah.

2. Ibu M Mengatakan
membuang air limbah
disembarang tempat.

3. Keluarga Bapak L Tidak


mempunyai Saluran
pembuangan Air Limbah

4. Bapak L Mengatakan
suasana rumahnya
pengap,

Pencahayaan kurang dan


ventilasi kurang.

Data Obyektif :

1. Disekeliling rumah kotor

2. Sampah berserakan
dimana-mana

3. Rumah Bapak L nampak


kotor dan berdebu

4. Perabotan Rumah Tangga


Tidak rapi

5. Tidak ada Tempat


pembuangan Sampah

1. Penilaian Scoring Diagnosa Keperawatan


2. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga
Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit (Penyakit Asthma)

Tabel : 8. Scoring Diagnosa Keperawatan

Penilaian Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Keluarga Bapak L dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran

Sifat Masalah : 3 1 Bapak L sudah menderita


1. batuk berlendir, dan sesak
Aktual nafas. Bapak L sudah
mendapatkan informasi
dari petugas kesehatan.

Kemungkinan 1 2 Latar belakang pendidikan


1.Masalah Dapat bapak L adalah SR, ibu M
Diubah : adalah SR sehingga
mempengaruhi penyerapan
Sebagian informasi yang diberikan
oleh petugas kesehatan,
sumber daya yang ada
dalam keluarga tidak
memadai.

Potensi 3 1 Bapak L sudah lama


Masalah
1. Untuk menderita penyakit Asthma
Dicegah : bapak L hanya minum obat
dari puskesmas.
Tinggi

Mononjolnya 0 1 Keluarga tidak memahami


1.Masalah : kalau penyakit asthma ini
dapat mengancam jiwa
Masalah tidak bapak L, apabila tidak
dirasakan segera tangani.

Skor
1. Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

Tabel: 9. Scoring Diagnosa Keperawatan

Penilaian Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Keluarga Bapak L dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran

Sifat Masalah : 2 1 Bila tidak dilakukan


1. perawatan yang benar,
Ancaman akan terjadi resiko
kekambuhan penyakit

Kemungkinan 1 2 Latar Belakang


1.Masalah Dapat pendidikan Bapak L dan
Diubah : Ibu M SR (Sekolah
Sebagian Rakyat) sehingga untuk
menerima informasi tidak
mudah, namun sumber
daya yang ada dalam
keluarga sangat memadai,
bila bapak L mendapat
serangan Asthma
penanganan yang
dilakukan hanyan minum
obat dari Puskesmas.
Potensi 2 1 Keluarga mempunyai
1.Masalah Untuk kesibukan yang cukup
dicegah : tinggi namun merawat
lingkungan rumah adalah
kewajiban keluarga
Cukup

Mononjolnya 0 1 Keluarga tidak


1.Masalah : memahami kalau
lingkungan yang kotor
Masalah Tidak dapat mengancam jiwa
Di Rasakan bapak L, apabila tidak
segera tangani.

Skor

1. Diagnosa Keperawatan Prioritas

Penilaian Skoring Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Bapak L dapat di lihat pada Tabel di
bawah ini :

Tabel : 10. Diagnosa Keperawatan Prioritas

No Diagnosa Skoring

1 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif


berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit (Asthma)
2 Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan
Penyakit berhubungan dengan
ketidakmampuan anggota keluarga
memodifikasi lingkungan yang sehat
1. Intervensi

Tabel : 11. Intervensi

1. Implementasi

Pelaksanaan yang di lakukan pada keluarga Bapak L pada kunjungan ke Empat dapat di lihat
pada Tabel di bawah ini :

Tabel : 12. Implementasi

No Diagnosa Hari / Jam Implementasi


Keperawatan Tanggal

1 Bersihan jalan Minggu/ 18.30


nafas tidak 15/07/2012 Wita 1. Mengucapkan salam ,
efektif
berhubungan 2. Mengingatkan kontrak yang
dengan
ketidakmampuan
keluarga lalu dan menjelaskan tujuan.
merawat anggota
yang sakit 18.35 1. Diskusikan bersama
keluarga pengertian
penyakit Asthma
Bronchial dengan
menggunakan Leaflet

2. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
18.50 tanda dan gejala
penyakit Asthma
Bronchial

3. Dorong keluarga
untuk menyebutkan
19.00 pencegahan dan
perawatan penyakit
Asthma Bronchial

4. Jelaskan pada
keluarga akibat lanjut
apabila Asthma
Bronchial tidak di
19.10 obati

5. Beri Reincforment
positif atas usaha
yang telah dilakukan
keluarga
19.25
6. Ajarkan teknik
pengobatan
tradisional ( obat
pelega tenggorokan)

19.35 7. Tekan pada keluarga


untuk mengontrol
secara aktif
dipuskesmas

19.40
2 Resiko Tinggi Minggu, 19.50
terjadi 15/07/2012 1. Gali Pengetahuan keluarga
Kekambuhan Mengenai Penyakit Asthma
penyakit pada yang diderita bapak L
bapak L
berhubungan 2. Motivasi keluarga untuk
dengan 20.00 mengidentifikasi tanda-tanda
ketidakmampuan serangan Asthma
keluarga dalam
memodifikasi 3. Beri Reincforment positif
lingkungan yang atas usaha yang telah
sehat. dilakukan
20.03
4. Diskusikan Alternatif yang
dapat dilakukan keluarga
untuk mencegah serangan
20.18 berulang

5. Beri Reincforment positif


atas usaha yang telah
dilakukan

20.00 6. Anjurkan keluarga untuk


membersihkan lingkungan
rumah bagi lansia

20.25 1. Evaluasi

Hasil Akhir yang di dapat pada keluarga Bapak L pada hari ke Lima dapat di lihat pada Tabel di
bawah ini :

Tabel : 13. Evaluasi

No Dx Hari /Tgl Jam Evaluasi

1 Minggu, 15 21.30 S:
1 Juli 2012 Wita
1. Keluarga menjawab salam

2. Bapak L menyetujui pertemuan saat


ini selama 60 menit

3. Ibu M menyebutkan pengertian,


penyebab dan tanda dan gejala
seadanya

4. Ibu M mengatakan memberikan obat


tradisional bila bapak L batuk
berlendir.

O:

1. Keluarga Bapak L dan Ibu M


kooperatif dan Aktif saat di jelaskan,
keluarga berusaha menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.

2. Ibu M mampu mendemostrasikan cara


pembuatan obat pelega tenggorokan.

3. Bapak L masing sering batuk-batuk


namun sesak sudah mulai berkurang

A : Masalah sebagian teratasi setelah


dilakukan tindakan perawatan

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan

2. Ingatkan kembali untuk mengontrol


secara aktif kepuskesmas

3. Motivasi keluarga untuk terus


merawat anggota keluarga yang sakit
(Asthma Bronchial)

2 Minggu, 15 22.00 S:
2 Juli 2012
1. Ibu M menyebutkan tanda-tanda
penyakit Asthma bronchial seadanya

2. Ibu M mengatakan tentang cara


pencegahan penyakit Asthma
Bronchial

3. Keluarga Bapak L mau dan akan


membersihkan lingkungan rumah

O : Keluarga Bapak L Kooperatif dan aktif


dalam penjelasan yang diberikan oleh petugas
kesehatan

A : Tujuan tercapai sebagian

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal-hal yang


telah diskusikan

2. Motivasi keluarga untuk terus


merawat anggota keluarga yang sakit
(Asthma)

3. Catatan Perkembangan

Perkembangan keluarga Bapak L setelah di lakukan Asuhan Keperawatan Keluarga dapat di lihat
pada Tabel di Bawah ini :

Tabel 13 : Catatan Perkembangan

No
Hari/Tgl Dx Jam SOAPIER

Senin, 16 1 09.45 S :
1.Juli 2012
1. Keluarga Menjawab Salam

2. Ibu M menyebutkan pengertian,


Penyebab, tanda dan gejala Asthma
Bronchial

3. Ibu M mampu mendemostrasikan cara


pembuatan Obat Tradisional (Obat
pelega Tenggorokan)

O:
1. Keluarga Bapak L dan Ibu M
Kooperatif dan aktif saat di jelaskan,
keluarga berusaha menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.

2. Bapak H masing sering batuk-batuk


namun sesak sudah mulai berkurang

3. TTV : TD : 130/90 mmhg, ND : 84


x/m, RR : 22 x/m, SB : 36,5O C,

A : Masalah Sebagian teratasi Setelah


dilakukan tindakan perawatan

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan

2. Ingatkan kembali untuk mengontrol


secara aktif kepuskesmas

3. Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:

1. Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah didiskusikan

2. Mengingatkan kembali untuk


mengontrol secara aktif kepuskesmas

3. Memotivasi keluarga untuk terus


merawat anggota keluarga yang sakit
(Asthma).
E : Tujuan Belum tercapai

R:-

Lanjutan Catatan Perkembangan

Tabel : 14. Catatan Perkembangan

No Hari/Tgl Dx Jam SOAPIER

Selasa, 17 1 09.30 S :
1.Juli 2012
1. Keluarga Menjawab Salam

2. Ibu M Mengatakan sudah memahami


tentang penyakit Asthma Bronchial

3. Ibu M Mengatakan bapak L masih


sering batuk- batuk berlendir dan
namun sesak sudah mulai berkurang

O:

1. Keluarga Bapak L dan Ibu M


Kooperatif dan aktif saat di jelaskan,
keluarga berusaha menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.

2. Ibu M sudah memahami tentang


penyakit Asthma Bronchial

3. Ibu M mampu mendemostrasikan cara


pembuatan obat pelega tenggorokan
A : Masalah sebagian Teratasi

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah didiskusikan

2. Ingatkan kembali untuk mengontrol


secara aktif kepuskesmas

3. Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:

1. Mengingatkan kembali tentang hal hal


yang telah didiskusikan

2. Mengingatkan kembali untuk


mengontrol secara aktif kepuskesmas

3. Memotivasi keluarga untuk terus


merawat anggota keluarga yang sakit
(Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:-
Lanjutan Catatan Perkembangan

Tabel 15 : Catatan Perkembangan

No Hari/Tgl Dx Jam SOAPIER

Rabu, 18 2 09.40 S :
1.Juli 2012 Wita
1. Keluarga Menjawab Salam

2. Ibu M menyebutkan tanda-tanda


penyakit Asthma Bronchial seadanya

3. Keluarga Bapak L mau dan akan


membersihkan lingkungan rumah

O : Keluarga Bapak L dan Ibu M Kooperatif


dan aktif saat di jelaskan, keluarga berusaha
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

A : Masalah Sebagian Teratasi

P:

1. Ingatkan kembali tentang hal hal yang


telah disampaikan dari petugas
kesehatan

2. Motivasi keluarga untuk terus merawat


anggota keluarga yang sakit (Asthma).

I:
1. Mengingatkan kembali tentang hal hal
yang telah disampaikan dari petugas
kesehatan

2. Memotivasi keluarga untuk terus


merawat anggota keluarga yang sakit
(Asthma).

E : Tujuan Belum tercapai

R:-

BAB IV

Hasil Dan Pembahasan

1. A. Hasil

1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian dan pengumpulan data, informasi yang di lakukan pada tanggal 12 sampai
dengan 14 Juli 2012 dengan menggunakan format Pengkajian Keluarga Bapak L yang
berdomisili di Dusun Talamandu Desa Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli dengan
Kasus Penyakit Asthma Bronchial pada Bapak L. Adapun data yang di dapatkan di lapangan
sebagai berikut :

1. Data Subyektif
1. Ibu M Mengatakan bahwa suaminya bila terkena serangan asthma berat baru
dibawah ke puskesmas, jika terkena asthma ringan hanya dibelikan obat batuk
diwarung, Ibu M Mengatakan akan merasa ibah apabila melihat Bapak L,
terserang sesak, ibu M Mengatakan karena sudah tua, tidak mampu dan
mempunyai waktu untuk membersihkan rumah dan dilingkungan rumah, Ibu M
Mengatakan membuang air limbah sembarang tempat.

1. Anak Bapak L Mengatakan apabila musim dingin, Bapak L sering batuk berlendir dan
sesak napas, sesak akan bertambah bila Melakukan aktifitas yang berlebihan dan
terkena debu. Bapak L juga Mengatakan bahwa sudah 2 tahun menderita Asthma dan
sering kumat-kumatan. Dokter mengatakan bahwa bapak L divonis menderita penyakit
Asthma Kronik.

2. Data Obyektif

1. Sesak Napas, 2. Batuk Berlendir, 3. Gelisah, 4. Berkeringat dingin, 5. TTV : TD : 130/80


mmhg, ND : 88 x/m, RR : 26 x/m, SB : 36,5o C, dan Saat pengkajian awal didapatkan data,
Sampah berserakan dimana-mana, Rumah bapak L kotor dan berdebu, Perabotan rumah tangga
tidak rapi, dan tidak Ada Pembuangan Sampah.

1. B. Diagnosa Keperawatan

Perumusan Diagnosa Keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga.
Komponen diagnosa keperawatan meliputi masalah / problem , penyebab / etiologi , dan atau
tanda / sign. (Suprajitno, S,Kp ). Perumusan diagnosa keperawatan keluarga sama dengan
diagnosa diklinik yang dapat dibedakan menjadi 5 (lima) kategori yaitu actual, resiko, wellness,
dan sindrom. ( Setiadi 2008 ) . Dan Data Subjektif maupun Objektif, yang diperoleh perawat
dari keluarga secara langsung, setelah data tersebut dikumpulkan, pada tahap ini data dianalisa,
di buatkan prioritas masalah maka di tegakanlah Diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah
yang ada dalam keluarga pada Bapak L sebagai berikut :

1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


merawat anggota Keluarga yang sakit (Asthma Bronchial) dengan hasil scoring 3.
Adapun Data Subjektif Dan Objektif adalah sebagai Berikut: Data Subjektif : 1. Anak
Bapak L Mengatakan apabila musim dingin, Bapak L sering batuk berlendir dan sesak
napas, 2. Sesak akan bertambah bila Melakukan aktifitas yang berlebihan dan terkena
debu. 3. Dokter Mengatakan bahwa bapak L divonis menderita penyakit Athma
Kronik 4. Bapak L juga Mengatakan bahwa sudah 2 tahun menderita Asthma dan
sering kumat-kumatan. 5. Ibu M Mengatakan bahwa suaminya bila terkena serangan
asthma berat baru dibawah ke puskesmas, jika terkena asthma ringan hanya dibelikan
obat batuk diwarung, 6. Ibu M Mengatakan merasa ibah apabila melihat Bapak L
terserang sesak . Adapun Data Objektif sebagai berikut . 1. Sesak Napas, 2. Batuk
Berlendir, 3. Gelisah, 4. Berkeringat dingin, 6. TTV : TD : 130/80 mmhg, ND : 88 x/m,
RR : 26 x/m, SB : 36,5o C, Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan
menggunakan scoring, penulis menetapkan diagnosa ini sebagai diagnosa prioritas yang
pertama. Karena keadaan yang tidak sehat ( aktual ), apabila tidak segera ditangani akan
memperburuk keadaan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setiadi 2008
dan Suprajitno S,Kp 2004 tentang diagnosa actual yang telah disepakati, data dan
informasi yang didapatkan penulis pada keluarga bapak L, memiliki beberapa kesamaan
dengan beberapa teori.

2. Resiko Tinggi Terjadi Kekambuhan Penyakit pada Keluarga Bapak L berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat dengan hasil
Scoring 2 1/3. Adapun Data Subjektif adalah 1. Ibu M Mengatakan karena sudah tua,
tidak mampu dan tidak ada waktu untuk membersihkan rumah maupun dilingkungan
rumah, 2. Ibu M Mengatakan membuang air limbah sembarang tempat. 3. Keluarga
Bapak L Tidak mempunyai Saluran pembuangan Air Limbah, 4. Bapak L Mengatakan
suasana rumahnya pengap, Pencahayaan kurang dan ventilasi kurang. Data Obyektif : 1.
Sampah berserakan dimana-mana, 2. Rumah Bapak L kotor dan berdebu, 3. Perabotan
Rumah Tangga Tidak rapi, 4. Tidak Ada Pembuangan Sampah. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Drs. Nasrul Efiendy (2002) tentang perumusan diagnose
Resiko (Ancaman) yaitu memiliki dua komponen diantaranya adalah Problem dan
Etiologi. Data dan informasi yang didapatkan penulis pada keluarga bapak L, memiliki
beberapa kesamaan dengan beberapa teori.

1. Intervensi

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga
penetapan standart dan Kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah
keluarga. (Setiadi 2008) Adapun rencana intervensi yang di berikan pada Bapak L berdasarkan
masing-masing Diagnosa. Intervensi Diagnosa 1 Adalah 1. Diskusikan bersama keluarga
pengertian penyakit Asthma Bronchial dengan menggunakan Leaflet, 2. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan tanda dan gejala penyakit Asthma Bronchial, 3. Dorong keluarga untuk
menyebutkan pencegahan dan perawatan penyakit Asthma Bronchial, 4. Jelaskan pada keluarga
akibat lanjut apabila Asthma Bronchial tidak di obati, 5. Beri Reincforment positif atas usaha
yang telah dilakukan keluarga, 6. Ajarkan teknik pengobatan tradisional (obat pelega
tenggorokan), 7. Tekan pada keluarga untuk mengontrol secara aktif dipuskesmas, Intervensi
Diagnosa 2 adalah : 1. Gali Pengetahuan keluarga Mengenai Penyakit Asthma yang diderita
bapak L, 2. Motivasi keluarga untuk mengidentifikasi tanda-tanda serangan Asthma, 3. Beri
Reincforment positif atas usaha yang telah dilakukan, 4. Diskusikan Alternatif yang dapat
dilakukan keluarga untuk mencegah serangan berulang, 5. Beri Reincforment positif atas usaha
yang telah dilakukan, 6. Anjurkan keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah. Intervensi
yang diberikan pada keluarga bapak L sesuai dengan rencana yang telah disepakati oleh
keluarga.

1. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perecanaan, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi
perlu melibatkan secara Integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim kesehatan di rumah.
(Setiadi.2008). Adapun implementasi yang diberikan pada keluarga Bapak L pada hari Minggu,
tanggal 15 Juli 2012 Jam (18.30 sampai dengan selesai).

1. Tindakan keperawatan yang di berikan pada Diagnosa pertama : Mengucapkan salam,


mengingatkan kontrak yang lalu dan menjelaskan tujuan, Mendiskusikan bersama
keluarga pengertian penyakit Asthma Bronchial dengan menggunakan Leaflet,
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan tanda dan gejala penyakit Asthma Bronchial,
Mendorong keluarga untuk menyebutkan pencegahan dan perawatan penyakit Asthma
Bronchial, Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila Asthma Bronchial tidak di
obati. Memberi Reincforment positif atas usaha yang telah dilakukan keluarga,
Mengajarkan teknik pengobatan tradisional ( obat pelega tenggorokan), Menekankan
pada keluarga untuk mengontrol secara aktif dipuskesmas,

2. Tindakan keperawatan yang diberikan pada Diagnosa kedua : Mengali Pengetahuan


keluarga Mengenai Penyakit Asthma yang diderita bapak L, Memotivasi keluarga untuk
mengidentifikasi tanda-tanda serangan Asthma, Memberi Reincforment positif atas usaha
yang telah dilakukan, Mendiskusikan Alternatif yang dapat dilakukan keluarga untuk
mencegah serangan berulang, Memberi Reincforment positif atas usaha yang telah
dilakukan, Menganjurkan keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah bagi lansia.

3. Evaluasi

Evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan. (Setiadi.2008). Adapun
hasil Evaluasi keseluruhan merupakan tahap akhir dalam penilaian keberhasilan tindakan
keperawatan dengan menggunakan standar SOAP. Selama 4 hari kunjungan, maka pada tanggal
16 Juli 2012 Penulis mengevaluasi Keberhasilan yang mengacu pada 5 tugas keluarga di bidang
kesehatan yaitu :

1. Keluarga mau dan akan merawat anggota keluarga yang sakit, namun tindakan keluarga
belum sepenuhnya untuk mengatasi masalah Bersihan Jalan Nafas kembali Efektif.
walaupun sudah diberikan penyuluhan dan informasi yang cukup, tentang bagaimana
cara merawat anggota keluarga yang sakit khususnya yang menderita penyakit Asthma
Bronchial.

2. Keluarga sudah cukup mengenal tentang resiko yang akan terjadi/gangguan kesehatan
setiap anggota keluarga, karena keluarga sudah menunjukkan sikap dan pemahamannya
tentang penyakit Asthma Bronchial, namun pola pikir keluarga untuk memodifikasi
lingkungan dan melakukan tindakan yang tepat, belum ada.
BAB V

Penutup

1. A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan serta pembahasan kasus pada keluarga Bapak L,
dengan Kasus Asthma Bronchial maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengkajian melalui Observasi, Wawancara, dan pemeriksaan fisik maka di
dapatkan data baik Subjektif maupun Objektif yang menyimpang dan menunjang
masalah Keperawatan pada keluarga Bapak L.

2. Dari data-data dan hasil skoring yang sudah terkumpul maka dapat di rumuskan masalah
selanjutnya menetapkan Diagnosa pada keluarga Bapak L yaitu Diagnosa Aktual dan
Diagnosa Resiko.

3. Perencanaan keperawatan yang dibuat oleh penulis meliputi prosedur dan tindakan serta
pendidikan kesehatan kepada keluarga berupa pemberian Penyuluhan dan demonstrasi.

4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah


disusun.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan dari hasil pelaksanaan yaitu keluarga dapat
menjelaskan seadanya mengenai pengertian, cara Penularan dan pencegahan, serta
keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional pelega tenggorokan.

1. B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka beberapa saran yang dibuat penulis adalah sebagai
berikut :

1. Di harapkan kepada pasien dan keluarga memahami factor yang menyebabkan serangan
atau memperberat serangan.

2. Menjaga Kebersihan lingkungan Rumah.

3. Perlu dilakukan sosialisai serta penyuluhan yang lebih terintegrasi dalam penanggulangan
Penyakit Asthma di masyarakat.
4. Kepada petugas kesehatan setempat, untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dengan
melakukan kunjungan rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.

Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta : 2001.

Effendiy, Nasrul Drs, Dasar dasar keperawatan kesehatan, Masyarakat Edisi 2, EGC.
Jakarta : 1998

Ekasari Fatma, Mia S. kep Ns et. all, .panduan pengalaman belajar lapangan. EGC . Jakarta :
2006

Iqbal Mubarak Wahit et all, ilmu keperawatan komunitas 2, EGC. Jakarta : 2006

Mansjoer, Arief et all. kapita selekta kedokteran, jilid 2 Media Aesculaisus Jakarta : 2000

Ns Achjar Heny ayu komang Ns SKM, Mkep, Sp kom Asuhan Keperawatan keluarga, Sagung
Seto . Jakarta : 2010

Panduan karya tulis ilmiah, Tolitoli Akper Pemda Tolitoli, 2012

Setiadi, Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi pertama,Graha ilmu, Yogyakarta: 2008.

Setiadi, Riset keperawatan ,Graha ilmu, Yogyakarta : 2007

Setiawati santun et all, Asuhan keperawatan keluarga, Agung wijaya, Jakarta : 2008

Suprajitno S,kp, Asuhan Keperawatan keluarga ,EGC, Jakarta : 2004

Widoyono Mpt, Dr, Penyakit Tropis, EGC, Jakarta : 2008


http://www.Fazidah Aguslina.PendahuluanAsthma.com/19/09/2012).

www.arief.b.Penyakit.Asthma.Bronchial.com/19/09/2012).

Anda mungkin juga menyukai