Anda di halaman 1dari 23

Proposal Skripsi

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS
BAMBANGLIPURO

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana


Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta

Oleh :

Agam Suwaskito

150100626

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga 2007 mengalami penurunan

dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah sejak tahun 1990

telah melakukan upaya strategis dalam upaya menekan AKI dengan pendekatan

safe motherhood yaitu memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang

dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Di

Indonesia, Safe Motherhood Initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran program

Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh presiden yang melibatkan berbagai sektor

pemerintahan disamping sektor kesehatan. Salah satu program utama yang

ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah penempatan bidan di

tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Pada tahun 2000

Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk

mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer.5

Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang

signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Oleh karena itu, pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program

Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan


angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di

provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar,

yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan

Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari

jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi

tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi

tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia

secara signifikan.5

Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal

melalui program EMAS dilakukan dengan cara:

Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir

minimal di 150 rumah sakit (PONEK) dan 300 puskesmas/balkesmas (PONED).

Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah

sakit. Kesehatan Keluarga 87 Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga

bertanggung jawab untuk menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan

kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,

perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan

melahirkan, serta akses terhadap keluarga berencana. Di samping itu, pentingnya

melakukan intervensi lebih ke hulu, yakni kepada kelompok remaja dan dewasa

muda dalam upaya percepatan penurunan AKI. Upaya pelayanan kesehatan ibu

meliputi: (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2) Pelayanan kesehatan ibu bersalin,
(3) Pelayanan kesehatan ibu nifas, (4) Pelayanan/penanganan komplikasi

kebidanan, dan (5) Pelayanan kontrasepsi.5

Angka kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau

kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang

lamanya kehamilan yakni kematian yang di sebabkan karena kehamilannya atau

penangannanya tetapi bukan karena sebab sebab lain seperti kecelakaan dan

terjatuh. Adanya peningkatan angka kematian ibu dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2013 dan terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2014, yaitu 204 per

100.00 kelahiran hidup turun menjadi 46 per 100.00 kelahiran hidup. Angka

kematian ibu pada tahun 2014 di bandingkan dengan target MDGS sebesar <102

per 100.00 kelahiran hidup pada tahun 2015, maka Kota Yogyakarta sudah dapat

mencapainya, namun demikian upaya masih harus dilanjutkan untuk dapat

meningkatkan status kesehatan ibu ( 1 ).

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu, WHO telah memfasilitasi

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak baik dalam dukungan

penyusunan kualitas pelayanan kesehatan maupun capasity building dan program

safe motherhood ( 2 )

Angka kematian ibu pada tahun 2015 lebih baik dibandingkan pada tahun

2014. Hal tersebut ditandai dengan turunnya angka kematian Ibu, jika pada tahun

2014 sebesar 104,7/100.000 Kelahiran Hidup yaitu sejumlah 14 kasus, sedangkan

pada tahun 2015 sebanyak 11 kasus sebesar 87,5/100.000. Target AKI tahun 2015

adalah 70/100.000 Kelahiran Hidup ( 3 )


Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab

kematian ibu pada Tahun 2015 adalah Pre Eklampsia Berat (PEB) sebanyak 36%

(4 kasus), Pendarahan sebesar 36% (4 kasus), TB Paru 18% (2 kasus), dan Emboli

air Ketuban 9% (1 kasus) ( 3 ).

Di Yogyakarta tahun 2014 AKI mencapai 40 kasus dan di bantul tahun

2015 terdapat 11 kematian ibu, penyebab kematian langsung adalah hipertensi

dalam kehamilan ( 4 )

B. Rumusan Masalah

Frekuensi kehamilan yaitu banyaknya kehamilan yang yang dialami Ibu

dan dari frekuensi tersebut apakah dapat menimbulkan hipertensi. Berdasarkan

latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian, hubungan

frekuensi kehamilan dengan hipertensi di Puskesmas Bambanglipuro

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara

frekuensi kehamilan dengan hipertensi di Puskesmas Bambanglipuro


Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui
a. Gambaran ibu hamil dengan hipertensi yang meliputi usia,

pendidikan, pekerjaan, dan paparan informasi sebelumnya


b. Mengetahui kemungkinan besar ibu hamil mengalami hipertensi di

setiap frekuensi kehamilannya.


c. Mengetahui penyebab ibu hamil mengalami hipertensi
D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah


1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Keperawatan Maternitas
Penelitian ini berguna sebagai bentuk aplikasi nyata pada keperawatan

maternitas dalam pemberian informasi kepada perawat dan ibu hamil

tentang hipertensi kehamilan sebagai acuan dalam memberikan asuhan

keperawatan maternitas terutama ibu hamil dengan hipertensi di rumah

sakit.
2. Bagi Perkembangan Keperawatan
Pemberian informasi kepada perawat tentang hipertensi kehamilan

diharapakan dapat meningkatkan tindakan perawat dalam merawart ibu

hamil dengan hipertensi sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan serta keselamatatan ibu hamil dengan hipertensi.


3. Bagi Puskesmas Bambanglipuro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan pada hipertensi dalam

kehamilan.

4. Bagi Universitas Alma Ata


Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar bagi universitas dalam

memberikan asuhan keperawatan maternitas dalam hipertensi pada

kehamilan.
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memotivasi peneliti untuk

mengembangkan pengetahuan dan inovasi dalam maternitas khususnya

hipertensi pada kehamilan di unit Obstetri dan Ginekologi.


6. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang

cukup untuk responden dalam menjaga kesehatan kehamilan.


7. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada

tenaga kesehatan supaya dapat memberikan penanganan yang tepat

kepada pasien.
E. Keasliaan Penelitian
Tabel 1. 1. Keaslian Penelitian

No Penelitian Metodologi Hasil Persamaan Perbedaan


1 Lindarwati, 2012 Jenis penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil penelitia mengenai frekuensi Jenis penelitian ini merupakan Berdasarkan perbedaan yang

Hubungan Antara penelitian kuantitatif yaitu data kehamiilan diketahu bahwa dari 31 responden telah penelitian kuantitatif yaitu data dilakukan peneliti adalah teknik

Frekuensi kehamilan penelitian berupa angka-angka hamil yang kedua kali (64.5%). Teori imunologik peneletian berupa angka sampling yang digunakan,

Dengan Hipertensi di dan analisis menggunakan menjelaskan blocking antibodies terhadap antigen angka dan analisis waktu dan tempat.Lindarwati

RSUD Pandan Arang statistik (Sugiyono, 2010). plasenta yang terbentuk pada kehamilan pertama menggunakan statistik. meneliti pada ibu hamil di

Boyolali Penelitian ini merupakan menjadi penyebab preeklamsia. Teori imunologik Penelitian ini merupakan RSUD Pandan Arang boyolali,

penelitian Deskriptif Korelatif menyebutkan karena penurunan Human Leucocyte penelitian Deskriptif Korelatif sedangkan peneliti melakukan

yang menggunakan desain antigen protein G (HLA) yang berperan penting yang menggunakan desain penelitian pada ibu hamil di

penelitian Cross Sectional. dalam modulasi respon imun sehingga ibu Cross Sectional. Sampel dalam Puskesmas Bambanglipuro.

Sampel dalam penelitian ini mengolah hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi penelitian ini adalah semua ibu

adalah semua ibu hamil yang intoleransi ibu terhadap olasenta sehingga terjadi hamil yang mengalami

mengalami hipertensi di RSUD preeklamsia. hipertensi

Pandan Aran Boyolali.


BAB II

A Kehamilan

a Pengertian

Menurut ( 6 ) Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali


dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan
dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi (Sulistyawati,
2012; h. 35). Lama Kehamilan dibagi menjadi Tiga Triwulan yaitu 280
Hari (40 Minggu atau 9 Bulan 7 Hari)
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang
terdiri dari Ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan Ovum (sel telur)
dan spermatozoa (Sperma) terjadilah pembuahan dan
pertumbuhan.Zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan
pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba dkk, 2012; h.75). Menurut Ida Bagus
Gde Manuaba Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan
janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan.
(Dewi dkk,2012;h.59 ).
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4
sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz,
Wiknjosastro dan Waspodo, 2007. p. 89).
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan
sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah,
tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian
kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di
dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses
perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005, p. 74).
b Proses Kehamilan
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur
dengan sel spermahingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan
(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau280 hari dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38minggu,
karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengantelur), yang terjadi dua minggu setelahnya dalam dunia
kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan
pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
Trimester Pertama (Minggu 0 12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai


dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.

a Periode Germinal (Minggu 0 3)

Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu


ke-2 dari hari pertamamenstruasi terakhir. Telur yang sudah
dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi danmenempel ke dinding
uterus (endometrium).

b Periode Embrio (Minggu 3 8 )

Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan


struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah
mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah.
%anin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3
cm dengan kepala yang besar

c Periode fetus (Minggu & 12)

Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan


tepat dan saling berkaitan dan aktfitas otak sangat tinggi. ( 8 )

Trimester kedua (Minggu 12 24)


Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan
janin.Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20-21. Indera
penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata
sudah dapat membuka dan menutup. Janin (Fetus) mulai tampak
sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm. ( 8 )

Trimester ketiga (24-40)

Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan


sempurna. Janin menunjukkan aktifitas motorik yang terkoordinasi
seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode
tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa
bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.

Pada bulan ke-9 ini, janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap
untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3-3,5 kg dengan
panjang 10cm.( 8 )

c Tanda tanda dan gejala kehamilan

Menurut ( 7 )Tanda dan Gejala Kehamilan

1 Tanda mungkin hamil

2 Tanda tidak pasti hamil

3 Tanda pasti hamil

Tanda-tanda mungkin kehamilan :

1 Amenorhea : Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-


turut.

2 Nausea (mual) dan emesis (muntah) : Umumnya terjadi


pada wanita hamil muda umur 6-8 minggu.

3 Mual-mual pada pagi hari disebut morning sickness.

4 Mastodynia : Payudara terasa nyeri dan kencang


disebabkan payudara membesar karena
pengaruh hormon estrogen pada
ductus mammae dan progesteron pada alveoli.

5 Quickening : Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau


minggu 20 (primigravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada
multi gravida. Gerakan janin pertama kali dapat digunakan untuk
menentukan umur kehamilan.

6 Miksi : Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering


kencing karena uterus yang gravid mendesak vesica urinaria.

7 Konstipasi : Kesulitan buang air besar karena


pengaruh hormon progesteron yang menghambat
peristaltik usus dan karena perubahan pola makan.

8 Weight gain : Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding


lurus dengan pertambahan berat janin. Pertambahan berat
badan ibu ada artinya setelah umur 20 minggu.Umumnya
pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14 kg.

9 Fatigue : Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun


kerja jantung dirasakan lebih berat pada umur 32 minggu.

10 Nail sign : Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh


ujung kuku lunak dan lebih tipis.

11 Mengidam atau pica : Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal


ini terjadi pada bulan-bulan pertama.

12 Sinkope (pingsan) : Adanya gangguan sirkulasi ke


daerah kepala sehingga menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.

13 Pigmentasi kulit : Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering


dijumpai pada

muka (chloasma gravidarum)

dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti


jaringan parut)

leher dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae)


puting susu menonjol (kelenjar montgomery menonjol, pembuluh
darah menifes).

14 Epulis : Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).

15 Varises : Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis


dan vulva. Biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

Tanda tidak pasti :

1 Perut membesar

2 Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.

3 Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan

4 Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil.

5 Tanda Goodell, portio teraba melunak.

6 Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.

7 Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada


tempat implantasi. Biasannya ditemukan saat umur 10 minggu.

8 Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang


dalam cairan), pada umur 16-20 minggu.

9 Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang)


tetapi tidak disertai rasa nyeri.

10 Reaksi kehamilan positif

Tanda pasti hamil :

1 Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan


diraba serta ditemukan bagian-bagian janin.

2 Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi : Dapat


didengar dengan stetoscop monoculer laenec, doppler, alat
kardiotograf dan dilihat pada USG.

3 Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen (rongten


sudah tidak disarankan).
B Hipertensi Dalam Kehamilan
1 Pendahuluan
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan
salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan dan
infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas
ibu hamil. Pada tahun 2001, menurut National Center for Health Statistics,
hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7%
kehamilan. Selain itu, Berg dan kawan-kawan (2003) melaporkan bahwa hampir
16% dari 3.201 kematian yang berhubungan dengan kehamilan di Amerika
Serikat dari tahun 1991 - 1997 adalah akibat dari komplikasi-komplikasi
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. ( 9 )

Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa


dekade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap
menjadi masalah yang belum terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan
suatu hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan.
Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling
sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada
faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur
lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya. ( 9 )

Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan


berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada
sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-
kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder
terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin
terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal
diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan
adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan end organ lainnya. ( 9 )
2 Klasifikasi

Hipertensi dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi 4 kategori


berdasarkan The Working Groub of the National High Nlood Pressure
Education program. Kategori tersebut antara lain :
- Hipertensi Gestasional
Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah bulan pasca
persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia
tetapi tanpa proteinurea, seperti nyeri epigastrium atau
trombositopenia.( 11 )
- Preeklamsia dan Eklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20
minggu kehamilan disertai dengan protinurea >300 mg/24 jam
atau >1 + pada dipstik. Sedangkan eklamsia adalah preeklamsia
yang disertai dengan kejang. .( 11 )
- Hipertensi kronik dengan superimposed Preeklamsia
Hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklamsia atau
hipertensi kronik disertai proteinurea. .( 11 )

- Hipertensi Kronik
Hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang didiagnosis pertama kali setelah usia
kehamilan 20 minggu dan hipertensi sampai 12 minggu pasca
persalinan.( 11 )

3 Faktor resiko

Preeklamsia seringkali menyarang wanita berusia muda yang


merupakan primigravida dan primipaternitas. Namun wanita yang berusia
tua beresiko lebih besar untuk terkena hipertensi kronis dengan
superimposed preeklamsia. Selain itu, insidensi dari hipertensi kronis
kehamilan ini juga dipengaruhi oleh ras dan etnis tertentu yang berarti
ditentukan oleh faktor predisposisi generik. Faktor lainnya termasuk
riwayat preeklamsia/eklamsia dalam keluarga, kehamilan ganda usia
ekstrim (lebih dari35 tahun), penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang
sudah ada sebelum hamil, obesitas, faktor, lingkungan, sosioekonomik
dan juga pengaruh2 musim. .( 11 )
Menurut ( 13 ) Bahaya biasanya muncul pada tekanan darah tinggi
berat, terutama pada preeklamsia, antara lain :

- Resiko terkena stroke


- Kerusakan ginjal dan hati
- Peningkatan resiko masalah pembekuan darah
- Peningkatan resiko pendarahan hebat dari plasenta
- Resiko eklamsia
- Pertumbuhan yaang buruk
- Peningkatan kelahiran prematur
- Peningkatan kesempatan lahir mati

4 Patofisiologi

Menurut ( 14 ) Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini


belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang
terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori
tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori tersebut antara lain:
1 Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, dengan alasan yang belum jelas, terjadi
invasi tropoblas ke lapisan otot polos vaskuler, sehingga lapisan
otot beregenerasi dan arteri spiralis dapat berdilatasi.
Dilatasi lumen dan matriks di sekitar vaskuler memberi efek
menurunkan tekanan darah, penurunan resistensi vaskuler, dan
peningkatan aliran darah ke jaringan plasenta, dan janin
remodeling arteri spiralis.
Pada HDK tidak terjadi invasi tropoblas ke lapisan otot vaskuler &
matriks sekitarnya lapisan myoepitel tetap keras dan kaku
tidak terjadi vasodilatasi/relatif vasokonstriksi efek remodeling
arteri spiralis yang normal tidak terjadi peningkatan tekanan
darah, aliran darah uteroplasenta menurun iskemia plasenta.
2 Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Iskemia plasenta, dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Plasenta yang mengalami iskemia akan
menghasilkan radikal bebas/oksidan, salah satu
yang dihasilkan adalah radikal hidroksil, yang
bersifat toksis terhadap membran sel endotel
rusak membran sel merubah lemak tak jenuh
menjadi lemak peroksida merusak membran sel,
nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan
Peroksida lemak sebagai bahan oksidan akan
beredar dalam darah sebagai bahan toksin, yang
paling mudah terpengaruh oleh bahan ini adalah sel
endotel, karena sel endotel adalah yang paling dekat
dengan aliran darah, dan mengandung banyak asam
lemak yang dengan mudah dapat diubah menjadi
lemak peroksida oleh oksidan hidroksil yang
dihasilkan plasenta iskemik.
Disfungsi sel endotel
Endotel terpapar peroksida lemak kerusakan sel
endotel, dimulai dari membran sel terganggunya
fungsi endotel, yang mengakibatkan:
Gangguan metabolisme prostaglandin yang
normalnya adalah vasodilator kuat.
Agregasi trombosit ke daerah endotel yang
mengalami kerusakan. Agregasi trombosit
memproduksi tromboksan, yang adalah
vasokonstriktor kuat.
Peningkatan permeabilitas kapiler
Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor,
misalnya endotelin.
Peningkatan faktor-faktor koagulasi
3 Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada kehamilan normal, tubuh ibu menerima hasil
konsepsi, yang adalah benda asing, dengan baik.
Disebabkan oleh adanya HLA-G, yang memodulasi sistem
imun, sehingga tidak bereaksi terhadap hasil konsepsi.
Pada terjadinya hipertensi dalam kehamilan, terjadi
penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di sel
desidua di daerah plasenta, menghambat invasi tropoblas
dalam desidua, yang penting dalam memudahkan
vasodilatasi pembuluh darah dan matriks di sekitarnya.

4 Teori adaptasi kardiovaskular


Pada kehamilan normal, pembuluh darah tidak peka
terhadap bahan-bahan vasopressor, akibat adanya
perlindungan dari sintesis prostaglandin oleh sel endotel.
Pada hipertensi dalam kehamilan, endotel kehilangan daya
refrakternya terhadap bahan vasopressor, sehingga terjadi
peningkatan kepekaan terhadap rangsangan dari bahan-
bahan tersebut, hingga dalam tahap pembuluh darah
menjadi sangat peka terhadap rangsangan bahan
vasopressor.
5 Teori genetik
Terdapat penelitian bahwa resiko hipertensi dalam
kehamilan diturunkan dalam gen tunggal pada ibu.

6 Teori defisiensi gizi


Penelitian lama menyebutkan bahwa terdapat hubungan
adanya defisiensi gizi terhadap terjadinya hipertensi dalam
kehamilan.
Penelitian terbaru menyebutkan konsumsi minyak ikan
dapat menurunkan resiko. Penelitian lainnya juga
menyebutkan, wanita yang mengkonsumsi kalsium selama
kehamilan, memiliki resiko lebih rendah mengalami
hipertensi dalam kehamilan, dan angka kejadian
preeklamsia lebih rendah pada wanita hamil yang diberi
suplemen kalsium daripada hanya glukosa.
7 Teori stimulus inflamasi
Teori ini didasari pada fakta bahwa lepasnya debris
fibroblas akan merangsang terjadinya inflamasi.
Pada kehamilan normal, hal ini juga terjadi, namun dalam
batas wajar, sehingga proses inflamasi yang terhadi tidak
menimbulkan masalah.
Disfungsi endotel aktivasi leukosit yang sangat tinggi pada aliran
darah ibu inflamasi yang bersifat sistemik hipertensi dalam
kehamilan.

5 Tanda dan Gejala


12
Menurut ( )Pada umumnya, frekuensi kunjungan
antenatal menjadi sering pada akhir trimester untuk
menemukan awal preeklamsi. Wanita hamil dengan tekanan
darah yang tinggi (140/90 mmHg) akan dievaluasi di rumah
sakit sekitar 2-3 hari untuk menentukan beratnya hipertensi.
Wanita hamil dengan hipertensi yang berat akan dievaluasi
secara ketat bahkan dapat dilakukan terminasi kehamilan.
Wanita hamil dengan penyakit yang ringan dapat menjalani
rawat jalan.
Pada wanita penderita hipertensi yang merencanakan
kehamilan, penting diketahui mengenai penggantian medikasi
anti hipertensi yang telah diketahui aman digunakan selama
kehamilan, seperti metildopa atau beta bloker. Penghambat
ACE dan ARB jangan dilanjutkan sebelum terjadinya konsepsi
atau segera setelah kehamilan terjadi.
Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan pada wanita dengan
hipertensi berat, terutama apabila terdapat hipertensi yang persisten
atau bertambah berat atau munculnya proteinuria. Evaluasi secara
sistematis meliputi :
Pemeriksaan detil diikuti pemeriksaan harian terhadap
gejala klinis seperti sakit kepala, pandangan kabur, nyeri
epigastrium, dan penambahan berat badan secara cepat.
Penimbangan berat badan saat masuk rumah sakit dan
setiap hari setelahnya.
Analisis proteinuria saat masuk rumah sakit dan setiap 2
hari.
Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk setiap 4
jam kecuali saat pertengahan tengah malam dengan pagi
hari.
Pengukuran serum kreatinin, hematokrit, trombosit, dan
serum enzim hati, frekuensi pemeriksaan tergantung
beratnya penyakit.
Evaluasi berkala tentang ukuran janin dan cairan amnion
secara klinis dan dengan menggunakan ultrasonograf
(Brooks, 2004).
Selain itu, pasien juga dianjurkan mengurangi aktivitas sehari-
harinya yang berlebihan. Tirah baring total tidak diperlukan, begitu pula
dengan pemberian sedatif. Diet harus mengandung protein dan kalori
dalam jumlah yang cukup. Pembatasan garam tidak diperlukan asal
tidak berlebihan (Cunningham, 2005).

6 Faktor faktor yang mempengarui terjadinya hipertensi


kehamilan
Penyebab terjadinya hipertensi pada kehamilan masih menjadi
perdebatan namun diperkirakan faktor penyebab yang penting adalah
adanya implantasi plasenta yang invasif dan abnormal pada rahim, adanya
reaksi imunologis yang keliru terhadap adanya janin, serta adanya faktor
genetik yang diturunkan. Teori lain menyebutkan adanya kekurangan
asupan beberapa zat gizi dan adanya gangguan dalam pembentukan
prostaglandin, maupun pada zat yang mempengaruhi kekakuan dari
pembuluh darah. ( 10 )

7 Pengobatan

Saat ini sudah dapat dilakukan beberapa pemeriksaan untuk


memprediksi kemungkinan timbulnya preeklampsia namun serangkaian
tes tersebut belum tersedia diseluruh tempat dan tingkat keberhasilannya
masih belum tinggi. Pencegahan terjadinya preeklampsia adalah dengan
diet rendah garam, pemberian suplementasi kalsium dan minyak ikan,
pemberian obat antihipertensi, dan pemberian obat obatan anti
pembekuan darah atau antitrombotik. Pengobatan utama pada spectrum
hipertensi dalam kehamilan adalah terminasi kehamilan

C Kerangka Teori

Kehamilan : Pengetahuan keluarga.


(Faktor yang
- Pegertian mempengaruhi):
- Proses kehamilan
- Tanda dan gejala Umur
Pendidikan
pekerjaan

HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

Hipertensi

Pengertian
Diagnosis
Klasifikasi
Faktor resiko
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
Faktor faktor
Pengobatan
D Keranka Konsep

Kehamilan Hipertensi Kehamilan

Faktor resiko yang


menyebabkan terjadinya
hipertensi kehamilan :

- Frekuensi kehamilan
- Kekurangan asupan
beberapa zat gizi
- Adanya gangguan dalam
pembentukan
prostaglandin
- Zat yang mempengaruhi
kekakuan dari pembuluh
darah

Keterangan:

: Area diteliti

: Garis penghubung

: Variabel Penggangu
E Hipotesis penelitian

Hipotesis adala dengan atau jawaban sementara berdasarkan teori


yang didapat baik dari buku maupun hasil penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan. Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat dua
hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
Ha : Terdapat hunguan antara frekuensi kehamilan dengan
kejadian hipertensi.
H0 : Tidak terdapat hubungan antara frekuensi kehamilan
dengan kejadian hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai