Anda di halaman 1dari 4

Minggu, 01 Maret 2015

Mekanisme Kerja Obat dan ACE Inhibitor

Nama : Achmad Rizki Yono


NPM : 1406527803
LTM Pertanyaan Nomor 6 dan 7
Mekanisme Kerja Obat Selain Berikatan Dengan Reseptor
Secara umum, mekanisme kerja obat dibagi menjadi dua yaitu
dengan reseptor dan tanpa reseptor. Obat yang bekerja dengan reseptor
akan berikatan dengan reseptor spesifik yang ada di membran ataupun di
dalam sel. Mekanisme ini disebut mekanisme aksi spesifik. Sebagai contoh
obat ACE Inhibitor yang berikatan dengan sisi aktif spesifik pada ACE.1-3
Namun, selain berikatan dengan reseptor, beberapa obat juga
bekerja tanpa berikatan dengan reseptor atau disebut mekanisme aksi
nonspesifik. Mekanisme aksi nonspesifik dibagi menjadi dua berdasarkan
sifatnya yaitu:2,3
a) Sifat Fisika meliputi:
Osmosis yaitu kerja obat dengan prisip osmosis. Contoh: MgSO4 yang
bersifat menyerap cairan sekitar atau disebut purgative osmosis;2
Rasa yaitu kerja obat degan prinsip manis atau pahit. Contoh: Gentian,
sebuah senyawa pahit yang memacu aliran HCl ke lambung sehingga
meningkatkan nafsu makan; 2
Adsorpsi yaitu keja obat dengan prinsip adsorpsi. Contoh: Kaolin dan
karbon aktif untuk pengobatan diare; 2
Radioaktivitas yaitu kerja obat dengan prinsip radioaktif. Contoh: I131
untuk pengobatan hipertiroidisme; 2
Barrier Fisik yaitu kerja obat dengan prinsip perlindungan fisik. Contoh:
Sukralfat untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari HCl dan pepsin. 2
b) Sifat Kimia
Aktivitas Asam-Basa yaitu kerja obat dengan prinsip keseimbangan
asam basa. Contoh: Mg(OH)2 untuk menetralkan HCl; 2
Aktivitas Oksidasi-Reduksi yaitu kerja obat dengan prinsip redoks.
Contoh: Konsumsi vitamin C yang berperan sebagai reduktor; 2
Pembentukan Khelat yaitu cara kerja obat dengan prinsip
pembentukan khelat (kopleks logam dan senyawa organik). Contoh:
Pembentukan khelat tembaga dan dimerkaprol memudahkan tembaga
keluar dari tubuh. 2
Mekanisme Kerja ACE Inhibitor
Definisi
ACE (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) Inhibitor merupakan
sebuah senyawa obat yang menghambat perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II, sehingga vasokonstriksi dan pembentukan
aldosterone dapat dihambat.1,5-7 Angiotensin II merupakan zat yang dapat
mengakibatkan vasokonstriksi dan mengaktifkan sekresi aldosteron.
Aldosteron berfungsi untuk meningkatakan retensi natrium dan air
sehingga konsentrasi darah akan meningkat yang kemudian
meningkatkan tekanan darah.7 Namun, dengan adanya ACE Inhibitor,
maka pembentukan angiotensin II dapat dicegah sehingga tekanan darah
tidak naik.1,5-7
Farmakodinamik
Salah satu pengaturan tekanan darah di dalam tubuh dikontrol
oleh sistem RAA (Renin, Angiotensin, Aldosteron). 4 Secara normal, apabila
tekanan darah di dalam tubuh turun, maka sistem saraf simpatetik akan
mulai mengaktifkan sistem ini. Dimulai dengan disekresikannya suatu
hormon enzimatik yaitu renin oleh sel juxtaglomerular yang terdapat di
glomerulus.4 Renin kemudian akan bersirkulasi di dalam darah dan
mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensinogen
merupakan protein plasma yang disintesis oleh hati. Angiotensin I yang
melewati paru-paru akan diubah oleh Angiotensin Converting Enzyme
(ACE) yang berada di permukanan endotel kapiler paru menjadi
angiotensin II.1,4-7 ACE ini merupakan metallopeptidase yang terdiri dari
dua homolog catalytic domain yaitu (N- dan C- domain) yang masing-
masing memiliki sisi aktif berupa atom Zink.5 Angiotensin II inilah
selanjutnya akan menstimulasi korteks adrenal untuk mensekresikan
aldosteron. Aldosteron akan berikatan dengan reseptor yang ada pada sel
sehingga memebentuk tambahan channel untuk ion Na +, akibatnya Na+
akan masuk ke dalam sel dan ke darah, sehingga konsntrasi bertambah
yang kemudian menyebabkan tekanan darah naik.4 Selain itu, angiotensin
II akan berikatan dengan reseptor AT 1 yang berada di otot halus yang
berpasangan dengan protein Gq dan IP3 melalui jalur transduksi sinyal
sehingga menyebabkan vasokonstriksi arteri dan vena.6
Kerja ACE Inhibitor adalah menghambat kerja ACE sehingga
Angiotensin II tidak terbentuk. ACE Inhibitor ini berperan sebagai inhibitor
kompetitif dengan ACE.1 Adanya ACE Inhibitor yang berikatan dengan
atom Zink pada sisi aktif ACE, akan mencegah angiotensin I berikatan
dengan sisi aktif tersebut sehingga tidak terbentuk angiotensin II. 5 Tidak
adanya angiotensin II mengakibatkan tidak berjalannya sistem RAA,
sehingga tidak terjadi vasokonstriksi dan sekresi aldosteron. 1,4-7
Selain menyebabkan tidak terbentuknya angiotensin II, ACE
inhibitor juga menghambat metabolisme bradykinin oleh ACE. Bradykinin
merupakan vasodilator yang menyebabkan vasodilatasi. Terhambatnya
metabolism bradykinin inilah yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi.
Peningkatan bradykinin dipercaya bertanggung jawab sebagai penyebab
batuk kering yang merupakan efek samping dari ACE Inhibitor.1,6
ACE Inhibitor menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena,
mengurangi volume darah (diuretik dan natriuretik), menghamba aktivitas
saraf simpatetik, dan dan menghambat vascular hypertrophy.6
Indikasi dan Kontraindikasi
ACE Inhibitor bisa digunakan sebagai obat hipertensi, gagal
jantung, diabetes mellitus1, post-myocardial infraction.1,6,7 Kontraindikasi
terhadap hipersensitivitas tinggi terhadap ACE Inhibitor dan kehamilan.6,7
Efek Samping
Batuk kering, angioderma, hipotensi, palpitasi, dan
hiperkalemia.6,7
Contoh Obat
Captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, perindopril, quinapril,
Ramipril, trandolapril, benazepril, dan moexipril.6,7
Referensi:
1. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and clinical pharmacology. 11 th
ed. USA: McGraw-Hill; 2009.
2. Prinsip kerja obat. Yogyakarta: UGM; [Internet]. [cited 2015 March 1].
Available from: http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/principle-of-drug-action-bw.pdf
3. Aznam N. Kimia faramasi. Yogyakarta: UNY; [Internet] 2010. [cited 2015
March 1]. Available from:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nurfina%20Aznam,
%20SU.Apt.,Dr.%20,%20Prof./Kimia%20Farmasi.pdf
4. Sherwood L. HumanPhysiology From cells to systems. 7 th ed. USA:
Brok/Cole; 2010. p.527-529.
5. Denti P, Sharp SK, Krger WL, Schwager SL, Mahajan A, Njoroge M,
Gibhard L, Smith I, Chibale K, Wiesner L, Sturrock ED, Davies NH.
Pharmacokinetic evaluation of lisinopril-tryptophan, a novel C-domain ACE
inhibitor. European Journal of Pharmaceutical Sciences [Internet]. 2014 Jun
[cited 2015 March 1]:56(2);113-119. Available from: http://remote-
lib.ui.ac.id:2086/S0928098714000566/1-s2.0-S0928098714000566-
main.pdf?_tid=29df97d8-c008-11e4-860e-
00000aab0f02&acdnat=1425210382_35f4acbcf205f8323511e2347c0e90
bd
6. Klabunde RE. General pharmacology [Internet]. 2010 [updated 2010
March 11]. Available from: http://cvpharmacology.com/vasodilator/ACE.htm
7. Collard Cl, Johnson RH. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor.
South Med J [Internet]. 2001 [cited 2015 March 1];94(11). Available from:
http://www.medscape.com/viewarticle/421426_4

Diposting oleh rizki san di 22.13.00

Anda mungkin juga menyukai