NPM : 1406527803 LTM Pertanyaan Nomor 6 dan 7 Mekanisme Kerja Obat Selain Berikatan Dengan Reseptor Secara umum, mekanisme kerja obat dibagi menjadi dua yaitu dengan reseptor dan tanpa reseptor. Obat yang bekerja dengan reseptor akan berikatan dengan reseptor spesifik yang ada di membran ataupun di dalam sel. Mekanisme ini disebut mekanisme aksi spesifik. Sebagai contoh obat ACE Inhibitor yang berikatan dengan sisi aktif spesifik pada ACE.1-3 Namun, selain berikatan dengan reseptor, beberapa obat juga bekerja tanpa berikatan dengan reseptor atau disebut mekanisme aksi nonspesifik. Mekanisme aksi nonspesifik dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu:2,3 a) Sifat Fisika meliputi: Osmosis yaitu kerja obat dengan prisip osmosis. Contoh: MgSO4 yang bersifat menyerap cairan sekitar atau disebut purgative osmosis;2 Rasa yaitu kerja obat degan prinsip manis atau pahit. Contoh: Gentian, sebuah senyawa pahit yang memacu aliran HCl ke lambung sehingga meningkatkan nafsu makan; 2 Adsorpsi yaitu keja obat dengan prinsip adsorpsi. Contoh: Kaolin dan karbon aktif untuk pengobatan diare; 2 Radioaktivitas yaitu kerja obat dengan prinsip radioaktif. Contoh: I131 untuk pengobatan hipertiroidisme; 2 Barrier Fisik yaitu kerja obat dengan prinsip perlindungan fisik. Contoh: Sukralfat untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari HCl dan pepsin. 2 b) Sifat Kimia Aktivitas Asam-Basa yaitu kerja obat dengan prinsip keseimbangan asam basa. Contoh: Mg(OH)2 untuk menetralkan HCl; 2 Aktivitas Oksidasi-Reduksi yaitu kerja obat dengan prinsip redoks. Contoh: Konsumsi vitamin C yang berperan sebagai reduktor; 2 Pembentukan Khelat yaitu cara kerja obat dengan prinsip pembentukan khelat (kopleks logam dan senyawa organik). Contoh: Pembentukan khelat tembaga dan dimerkaprol memudahkan tembaga keluar dari tubuh. 2 Mekanisme Kerja ACE Inhibitor Definisi ACE (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) Inhibitor merupakan sebuah senyawa obat yang menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, sehingga vasokonstriksi dan pembentukan aldosterone dapat dihambat.1,5-7 Angiotensin II merupakan zat yang dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan mengaktifkan sekresi aldosteron. Aldosteron berfungsi untuk meningkatakan retensi natrium dan air sehingga konsentrasi darah akan meningkat yang kemudian meningkatkan tekanan darah.7 Namun, dengan adanya ACE Inhibitor, maka pembentukan angiotensin II dapat dicegah sehingga tekanan darah tidak naik.1,5-7 Farmakodinamik Salah satu pengaturan tekanan darah di dalam tubuh dikontrol oleh sistem RAA (Renin, Angiotensin, Aldosteron). 4 Secara normal, apabila tekanan darah di dalam tubuh turun, maka sistem saraf simpatetik akan mulai mengaktifkan sistem ini. Dimulai dengan disekresikannya suatu hormon enzimatik yaitu renin oleh sel juxtaglomerular yang terdapat di glomerulus.4 Renin kemudian akan bersirkulasi di dalam darah dan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensinogen merupakan protein plasma yang disintesis oleh hati. Angiotensin I yang melewati paru-paru akan diubah oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang berada di permukanan endotel kapiler paru menjadi angiotensin II.1,4-7 ACE ini merupakan metallopeptidase yang terdiri dari dua homolog catalytic domain yaitu (N- dan C- domain) yang masing- masing memiliki sisi aktif berupa atom Zink.5 Angiotensin II inilah selanjutnya akan menstimulasi korteks adrenal untuk mensekresikan aldosteron. Aldosteron akan berikatan dengan reseptor yang ada pada sel sehingga memebentuk tambahan channel untuk ion Na +, akibatnya Na+ akan masuk ke dalam sel dan ke darah, sehingga konsntrasi bertambah yang kemudian menyebabkan tekanan darah naik.4 Selain itu, angiotensin II akan berikatan dengan reseptor AT 1 yang berada di otot halus yang berpasangan dengan protein Gq dan IP3 melalui jalur transduksi sinyal sehingga menyebabkan vasokonstriksi arteri dan vena.6 Kerja ACE Inhibitor adalah menghambat kerja ACE sehingga Angiotensin II tidak terbentuk. ACE Inhibitor ini berperan sebagai inhibitor kompetitif dengan ACE.1 Adanya ACE Inhibitor yang berikatan dengan atom Zink pada sisi aktif ACE, akan mencegah angiotensin I berikatan dengan sisi aktif tersebut sehingga tidak terbentuk angiotensin II. 5 Tidak adanya angiotensin II mengakibatkan tidak berjalannya sistem RAA, sehingga tidak terjadi vasokonstriksi dan sekresi aldosteron. 1,4-7 Selain menyebabkan tidak terbentuknya angiotensin II, ACE inhibitor juga menghambat metabolisme bradykinin oleh ACE. Bradykinin merupakan vasodilator yang menyebabkan vasodilatasi. Terhambatnya metabolism bradykinin inilah yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Peningkatan bradykinin dipercaya bertanggung jawab sebagai penyebab batuk kering yang merupakan efek samping dari ACE Inhibitor.1,6 ACE Inhibitor menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena, mengurangi volume darah (diuretik dan natriuretik), menghamba aktivitas saraf simpatetik, dan dan menghambat vascular hypertrophy.6 Indikasi dan Kontraindikasi ACE Inhibitor bisa digunakan sebagai obat hipertensi, gagal jantung, diabetes mellitus1, post-myocardial infraction.1,6,7 Kontraindikasi terhadap hipersensitivitas tinggi terhadap ACE Inhibitor dan kehamilan.6,7 Efek Samping Batuk kering, angioderma, hipotensi, palpitasi, dan hiperkalemia.6,7 Contoh Obat Captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, perindopril, quinapril, Ramipril, trandolapril, benazepril, dan moexipril.6,7 Referensi: 1. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and clinical pharmacology. 11 th ed. USA: McGraw-Hill; 2009. 2. Prinsip kerja obat. Yogyakarta: UGM; [Internet]. [cited 2015 March 1]. Available from: http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp- content/uploads/principle-of-drug-action-bw.pdf 3. Aznam N. Kimia faramasi. Yogyakarta: UNY; [Internet] 2010. [cited 2015 March 1]. Available from: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nurfina%20Aznam, %20SU.Apt.,Dr.%20,%20Prof./Kimia%20Farmasi.pdf 4. Sherwood L. HumanPhysiology From cells to systems. 7 th ed. USA: Brok/Cole; 2010. p.527-529. 5. Denti P, Sharp SK, Krger WL, Schwager SL, Mahajan A, Njoroge M, Gibhard L, Smith I, Chibale K, Wiesner L, Sturrock ED, Davies NH. Pharmacokinetic evaluation of lisinopril-tryptophan, a novel C-domain ACE inhibitor. European Journal of Pharmaceutical Sciences [Internet]. 2014 Jun [cited 2015 March 1]:56(2);113-119. Available from: http://remote- lib.ui.ac.id:2086/S0928098714000566/1-s2.0-S0928098714000566- main.pdf?_tid=29df97d8-c008-11e4-860e- 00000aab0f02&acdnat=1425210382_35f4acbcf205f8323511e2347c0e90 bd 6. Klabunde RE. General pharmacology [Internet]. 2010 [updated 2010 March 11]. Available from: http://cvpharmacology.com/vasodilator/ACE.htm 7. Collard Cl, Johnson RH. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor. South Med J [Internet]. 2001 [cited 2015 March 1];94(11). Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/421426_4