Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MENYINGKAP SUATU MASALAH DAN PENERAPANNYA DALAM METODE ILMIAH

NO Struktur Metode Penerapan langkah-langkah Metode Ilmiah


Ilmiah

1 Perumusan masalah Benarkah kehidupan berasal dari benda mati?


2 Penyusun kerangka Membaca teori abiogenasis dan hasil penelitian para
3 berfikir ilmuan pendukungnya.
4 Penarikan hipotesis Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebalumnya.
5 Pengujian hipotesis Melakukan percobaan dengan dua bua toples yang
Penarikan kesimpulan masing-masing d isi sekerat daging. Toples I ditutup dan
toples II dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari toples I
tidak ditemukan adanya belatung dan pada toples II di
temukan banyak belatung
Belatung pada daging yang membusuk berasal dari telur
lalat yang menetas, jadi makhluk hidup berasal dari
mahkluk hidup.

Contoh Penelitian Induksi dan Deduksi


Induksi
Ari mengamati bahwa daun padi, jagung, sirih, cengkeh, jambu air, jambu biji, serta mangga,
semuanya berwarna hijau. Hasil observasi yang di tinjaklanjuti dengan penelitian, ari
menemukan bahwa semua daun tersebur mengandung zat hijau daun atau klorofil. Simpulan
berdasarka logika induksi adalah semua daun berwarna hijau mengandung klorofil.
Berdasarkan data empiris dapat ditarik kesimpulan yang bersifat umum, yaitu semua daun
berwarna hijau mengandug klorofil.

Deduksi
Maria dan Nelly daun pohon Damar di daerah pegunungan dan daun Hydrilla di danau,
berdasarkan pustaka yang mereka baca, walaupun berbeda habitat, Maria dan Nelly
menggunakan Logika Deduksi menyimpulkan bahwa kedua daun tanaman tersebut
mengandung klorofil. Dala penelitian tersebut, prisip umumnya ialah semua daun hijau
mengandung Klorofil. Hal khisusnya ialah daun damar dan daun hydrilla mengandung klorofil.

Secara nyata pelaksanaan metode ilmiah dalam kegiatan sehari-hari dapt dilakukan dalam
bentuk penelitian sederhana. Berikut ini adalah contoh penerapan metode ilmiah dalam
bentuk potongan-potongan proses dan hasil penelitia sederhana.

1. Menemukan dan Merumuskan Masalah


Cara menemukan masalah
Menemukan masalah dan merumuskan masalah adalah awal dari langkah metode ilmiah.
Masalah dapat diperoleh melalui pengamatan berbagai objek biologi di sekitar kita
ppertanyaan yang menuju ke pemecahan masalah sehingga dapat ditentukan hipotesis
awal untuk pemecahan masalah tersebut.. Dengan mengajukan pertanyaan, berarti kita
telah menemukan masalah. Untuk menemukan masalah harus didukung oleh kepekaan
dalam mencernakan gejala-gejala yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
Mengapa jika kulit kita terkena bulu pada ulat menjadi gatal
Zat apa tang terkandung dalam bulu ulat sehingga menyebabkan kulit menjadi gatal dan
melepuh. Apakah ulat bulu membahayakan bagi kesehatan kita selanjutnya? Bagaimana
cara menghilangkan gatal bila sudah terlanjur terkena ulat bulu.

Ciri-ciri Masalah yang Baik


Suatu pertanyaan yang muncul sebagai hasil dari proses berpikir, pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari atau hasil diskusi maupun mengkritisi suatu tulisan tidak semuanya
pantas dipermasalahkandan dipecahkan dengan metode ilmiah. Untuk itu, kiranya kita perlu
membangun kerangka berpikir yang benar dengan mengkaji lebih jauh dengan cara / jalan
lebih banyak membaca tulisan-tulisan yang sejenis dari berbagai sumber untuk lebih
memantapkan dalam perumusan masalah sehingga masalah
yang diajukan menjadi kuat, baik dan belum pernah diajukan orang lain. Berikut ini
merupakan ciri permasalahan yang baik untuk di pecahkan melalui metode ilmiah, antara
lain sebagai berikut :
1. Mempunyai nilai yang kompetitif untuk diteliti dan dipecahkan dapat bermanfaat untuk
pengetahuan dan atau untuk kehidupan manusia.
2. Mempunyai visibilitas untuk dipecahkan, artinya apabila dipecahkan mungkin dilakukan
oleh siapapun akan mendapatkan hasil yang sama.
3. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya disesuaikan dengan kemampuan, usia, daya
dukung yang mungkin tersedia.

Cara Merumuskan Masalah yang Baik.


1. masalah yang dirumuskan harus singkat, jelas, tegas dan memuat kata-kata kunci
sehingga dapat menggambarkan seluruh isi penulisan dan tidak menimbulkan penafsiran
ganda.
2. perumusan masalah harus menggambarkan pertanyaan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
3. perumusan masalah harus dapat dijelaskan dan dijawab dengan data empiris yang akan
diperoleh pada saat eksperimen.
4. perumusan permasalahan harus jelas mempertanyakan karakteristik variabel, gejala dan
objek yang akan diamati.
2. Mengumpulkan Keterangan /Observasi.
Setelah merumuskan masalah yang dapat dipecahkan dengan kerangka berpikir yang
benar maka langkah selanjutnya adalah melakukan penelusuran keterangan-keterangan,
baik secara studi pustaka mengenai penelitian-penelitian sejenis yang telah ada maupun
dengan observasi di lapangan tempat objek permasalahan berada. Penelusuran
keterangan dapat ditempuh melalui internet, perpustakaan dan media masa. Sedangkan
observasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung maupun
wawancara dengan responden yang mengetahui informasi yang berkaitan dengan masalah
tersebut.

3. Menentukan Hipotesis.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh melalui penelusuran perpustakaan dan observasi
serta yang menjadi pedoman untuk menentukan jankauan penelitian maka dapat
dirumuskan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang disebut hipotesis.
Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya melalui data-data hasil eksperimen. Akan tetapi
tidak setiap permasalahan yang diajukan dapat dibuat hipotesisnya. Hal itu, dimungkinkan
karena penelitiannya bersifat observasi bukan perlakuan.
Hipotesis dapat dirumuskan dengan memperhatikan beberapa petunjuk berikut :
1. dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang positif bukan kalimat tanya.
2. kalimat yang digunakan singkat, padat dan jelas, tetapi sudah menyatakan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
3. hipotesis yang dirumuskan hendaknya dapat diuji.

4. Merancang dan Melakukan Eksperimen


a. Merancang Suatu Penelitian
1) Penentuan Variabel
Langkah terpenting dalam merancang eksperimen adalah menentukan variabel penelitian.
Suatu penelitian ya ng terencana menkondisikan perlakuan yang akan diterapkan kontrol
dengan baik sehingga perubahan yang terjadi benar-benar merupakan hasil perlakuan.
Untuk mengontrol kondisi tersebut kita perlu mengnal variabel penelitian. Variabel diartikan
peubah. Ada tiga macam variabel dalam penelitian sederhana, yaitu variabel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol.
- variabel bebas merupakan peubah yang menyebabkan perubahan atau perlakuan.
- variabel terikat merupakan perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh suatu perlakuan.
- variabel kontrol merupakan variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, tetapidi
jaga agar tidak berpengaruh.
2) Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dapat dilakukan di lokasi objek, di laboratorium atau di lokasi objek, dan
diteruskan di laboratorium. Penentuan lokasi sangat ditentukan oleh karakteristik
permasalahan, pendanaan yang tersedia dalam penelitian dan kemampuan serta kualifikasi
peneliti.
3) Penentuan Sampel Penelitian
Mengingat segala sesuatu dan keterbatasan sumber daya yang tersedia dalam suatu
penelitian dapat diamati. Oleh karena itu, diperlukan teknik sampling, yaitu sampel yang
diambil dari populasi objek penelitian harus diperhitungkan dengan baik sehingga data yang
diperoleh nantinya dapat mencerminkan dan mendekati kebenaran dalam suatu populasi.
Penentuan sampel tidak boleh sembarangan, acak-acakan atau hanya pertimbangan-
pertimbangan praktis saja misalnya sampel dekat dengan peneliti atau tidak.
4) Penentuan Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk penelitian ditentukan oleh persoalan yang diteliti dan macam-macam
langkah kerja untuk memperoleh data. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui berbagai
nama macam-macam alat laboratorium dan spesifikasinya serta penggunaannya.
5) Membuat Cara Kerja Penelitian
Urutan kerja dalam penelitian disusun secara rinci dan urut sehingga pada saat melakukan
eksperimen dapat mudah dilaksanakan secara berulang-ulang dengan hasil yang relatif
sama. Urutan kerja yang sangat baik sangat membantu peneliti untuk mendapatkan data
yang sahih. Urutan kerja dapat disusun dengan melihat beberapa penellitian yang terdahulu
atau prosedur analisis kadar suatu zat tertentu dari dalam pustaka.

b. Melaksanakan Penelitian.
Rancangan penelitian yang disiapkan yang sudah dipersiapkan segera dilaksanakan untuk
mendapatkan informasi yang menunjang hipotesis (dugaan sementara). Melaksanakan
penelitian sebaiknya sesuai dengan prosedur yang telah disiapkan pada rancangan
penelitian. Penelitian dapat menggunakan alat ukur standar, misalnya mikroskop dan
termometer. Apabila rancangan penelitian harus merangkai alat, maka penelitian harus
didahului dengan perangkaian alat sesuai dengan rancangan. Dalam hal ini perlu
dikendalikan variabel bebas dan variabel terikat secara effektif. Fungsi utama dalam
pelaksaan penelitian adalah untuk memperoleh data dan beberapa informasi pendukung
data dari objek penelitian melalui serangkaian pengukuran, pencermatan dan pengamatan,
dan pengujian informasi.

5. Mengorganisasi dan Menganalisis Data


a. Mengelompokkan Informasi dan Data
Informasi dan data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran, kemudian
dikelompokkan guna mempermudah langkah-langkah penelitian selanjutnya.
Pengelompokkan informasi dan jenis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari
objek pengamatan dan disajikan sesuai karakteristik data dapat berupa tabel, diagram dan
grafik atau bentuk sajian lainnya. Penyajian dara dimaksudkan untuk ntuk pembuktian
hipotesis dalam menjawab tujuan penelitian.

b. Menafsirkan Hasil Pengolahan Data


Data yang diperoleh dari penelitian akan diolah menjadi data yang lebih sistematis dan
komunikatif, misalnya dalam bentuk tabel sederhana atau grafik dan dianalisis baik secara
kuantitatif, kualitatif, statistik maupun diskriptif sehingga peneliti akan mendapatkan
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara itu dipakai sebagai pengujian
hipotesis dan akhirnya dapat diketahui hipotesis dapat diterima atau ditolak.

6. Mengambil Kesimpulan
Tahap akhir dalam eksperimen adalah mengambil kesimpulan. Kesimpulan dirumuskan
berdasarkan berdasarkan atas analisis data dan pengujian hipotesis yang sudah dilakukan
untuk menjawab permasalahan atau tujuan penelitian. Apabila kesimpulan sesuai dengan
hipotesis, berarti hipotesis diterima, dan satu tahapan penelitian dikatakan selesai. Akan
tetapi , apabila hipotesis tidak diterima maka akan terjadi permasalah baru yang dapat
dilakukan penyempurnaan hipotesisnya kembali dan dibuktikan kembali melalui eksperimen
lagi.
Materi terkait yang dapat dipelajari .

1. CABANG-CABANG ILMU BIOLOGI


2. KARAKTERISTIK BIOLOGI
3. OBJEK BIOLOGI
4. PERAN BIOLOGI
5. MANFAAT BIOLOGI BAGI MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik / maha peserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan.

2. Dalam situasi PBL, peserta didik / maha peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik / maha peserta
didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED


LEARNING)

1. Konsep Dasar (Basic Concept)

Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan peta yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat.

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber
yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau
bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu:

a. agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan
b. informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah
relevan dan dapat dipahami.

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri,
selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.

5. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan
sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan.

Anda mungkin juga menyukai