2. Spontanitas
Format : perorangan / berkelompok
Tempat : dalam ruangan
Materi : kantong diisi dengan berbagai barang kecil yang berbeda.
Deskripsi:
Untuk melatih mencari inspirasi dalam membuat sebuah rencana dan sikap yang positif sebagai
seorang pemimpin.
Cara Permainan :
Trainer menyediakan Kantong besar berisi berbagai benda kecil, yang jumlahnya sama atau melebihi
jumlah peserta.
Peserta diminta mengambil satu benda perorang dan tidak boleh menukar barang yang telah diambil.
Setelah semua peserta mendapatkan barang tersebut, kemudian para peserta diminta untuk membuat
sat:u rencana / planning.
Pembahasan :
Sikap yang positif akan membuahkan hasil yang positif pula. Seorang pemimpin yang selalu
mengeluh akan banyak mengalami kesulitan. Sebaliknya, jika sesorang mempunyai possitive thinking
dan attituted yang baik maka akan banyak dapat mendapatkan pelajaranberharga dari apa yang ia
geluti. Walaupun terkadang gagal, jalan kedepannya semakin baik karena ia bisa belajar dari
kegagalan tersebut. Seperti dalam permainan ini, sesorang yang suka mengeluh, saat mendapat apa
pun ditangannya akan tetap mengeluh. Ia akan selalu melihat kepunyaan orang lain. Akan jauh lebih
baik jika sesorang yang mendapatkan sesuatu , menyukuri dan berkonsentari untuk membuat suatu
rencana sesuai benda dipegangnya.
Apakah suatu rencana didasari pada inspirasi bukannya persiapan yang matang? Pertanyaan itu sering
meggoda banyak orang untuk larut dan dibawa pusing karenanya. Perencanaan yang baik itu terjadi
apabila melibatkan banyak orang, orang yang ahli dan didasari dengan pengalaman serta fakta
disekitarnya. Jelas, bahwa persiapan yang baik tidak merugikan sama sekali dalam suatu perencanaan.
Inspirasi adalah suatu jalan mendapatkan ide dalam membuat perencanaan. Jadi, kalau keduanya
digabungkan, maka akan menjadikan suatu rencana yang lebih baik.
Dengan demikian seseorang tidak harus bertukar properti orang lain. Pemimpin yang baik tahu
bagaimana memanfaatkan talenta yang ada pada dirinya dan tahu bagaimana mengolah potensi yang
ada di perusahaan.
3. Candle Light
Format : perorangan / berkelompok
Tempat : Dalam Ruangan
Materi : Lilin Sebanyak 10 batang dan satu korek api
Deskripsi:
Satu peserta yang mewakili kelompoknya diberikan satu korek api, tetapi isinya hanya satu batang.
Dengan korek yang satu batang tersebut, diminta untuk bisa menyelesaikan lilin sebanyak mungkin.
Peserta yang menyalakan lilin paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
Tujuan :
Melatih sikap tenang yang merupakan bagian dari kriteria seorang pemimpin.
Cara Permainan :
Menyiapkan 12 batang lilin yang sudah dalam keadaan berdiri diatas meja. Jarak lilin 10 cm. Setiap
peserta mewakili kelompoknya diberikan kesempatan sama . setiap peserta diberikan satu kotak korek
api, tetapi isinya hanya satu batang. Dengan satu batang korek api tersebut, masing masing peserta
harus menyalakan lilin sebanyak banyaknya.
Lilin yang telah menyala tidak boleh dipakai untuk menyalakan lilin yang lain. Jika satu korek telah
mati maka permainan akan berakhir, dibagian akhir, trainer akan mencatat, berapa lilin yang menyala.
Peserta yang berhasil membuat lilin paling banyak akan keluar sebagai pemenang.
Pembahasan :
Ketenangan seorang pemimpin mencerminkan kematangan dan pengalaman orang tersebut. Dalam
permainan ini, semua peserta mempunyai kesempatan yang sama, materi sama, dan waktu yang sama
pula dengan peserta lain. Situasinya juga demikian , yaitu dibuat cenderung keruh. Hal ini sengaja
untuk mempengaruhi mental orang yang tampil kedepan. Begitu pula halnya dengan seorang
pemimpin. Ia harus mempunyai mental yang kuat untuk bisa mengatasi berbagai situasi
disekelilingnya. Jika gerogi, ia tidak akan maksimal menjalankan fungsinya. Hal hal yang
semestinya bisa ditangani dengan wajar, menjadi serba menemui kesulitan.
Salah satu langkah awal dalam pemecahan masalah bagi seorang pemimpin harus tenang. Dengan
tenang seseorang bisa berkonsentrasi untuk menentukan apa yang harus diprioritaskan. Jika tidak
demikian, semua langkah yang yang di ambil tidak lebih dari sekedar kepanikan yang akhirnya bisa
membuat pekerjaan bertambah kacau.
Diskusi :
1. Apakah petani sudah biasa memikul hasil buminya?
2. Mengapa ia ingin naik truck?
3. Mengapa ia memikul pikulannya ketika sudah berada dibak truck?
4. Apa akibat dari tindakannya tersebut?
5. Pelajaran apa saja yang bisa dipetik dari cerita tersebut?
Pembahasan :
Percaya pada orang lain seharusnya tidak secara teori saja, melainkan juga dalam praktik. Seperti
cerita tersebut, jika di percayakan semua bebannya dengan naik truck, seharusnya ia meletakan apa
yang dipikulnya di bak truck tersebut. Jika sudah sampai dipasar, semua barangnya bisa diturunkan
kembali. Kalau rasa percaya tidak diimplementasikan secara benar maka akibatnya sang petani
semakin terbeban berat.
Percaya berarti memasrahkan semua pekerjaan sepenuhnya. Percaya dalam arti tidak mengulang lagi
semua tugas yang dipercayakan ke orang lain. Akibatnya, piminan akan merasakan beban yang lebih
berat dari biasanya. Begitu juga dengan tugas yang dilakukan sendiri. Jika persentasenya terlalu
banyak maka akan berakibat stres bagi sang pemimpin itu sendiri.
5. Pemimpin Besar
Format : perorangan
Tempat : dalam ruangan
Materi : teks cerita
Deskripsi :
Trainer membacakan suatu cerita tentang tiga anak raja, calon pewaris tahta kerajaan. Sang raja sudah
tua dan tiba saatmya untuk mengalihkan kekuasaannya kepada anaknya. Raja sepakat untuk
menyeleksi mereka secara alami, siapa kelak yang akan menjadi pemimpin kerajaan.
Setelah teks dibacakan maka trainer akan memberikan pertanyaan kepada para pesertauntuk
didiskusikan. Siapa yang paling tepat menjadi seorang pemimpin besar diwaktu yang akan datang?
Mengapa?
Tujuan :
Untuk mengajak peserta pelatihan berpikit secara analitik karakter seorang pemimpin besar.
Cara Permainan :
Trainer menceritakan teks cerita berikutkepada semua peserta pelatihan. Pesserta pelatihan diminta
untuk menyimak dengan seksama karena diakhir cerita akan ada diskusi.
Disuatu kerajaan yang tentram dan makmur, ada seorang raja yang sudah tua. Raja itu mempunyai
tiga orang pangeran yang semuanya sudah mulai tumbuh dewasa, gagah dan tampan. Dimassa
tuanya ini raja mempunyai kekhawatirkan tentang siapa nanti yang kelak harus meneruskan
pemerintahan dikerajaan tersebut. Ia senantiasa berpikir, apakah akan mengikuti hukum
konvensional yang menyatakan bahwa anak pertama yang berhak menjadi putra mahkota dan akan
memimpin menggantiksn ayahnya. Kemudian jika ia meninggal sebelum diangkat maka
kepemimpinan jatuh pada anak kedua, ddan seterusnya. Namun , ia dikenal sebagai raja yang
bijaksana sehingga banyak kerajaan seberang yang jatuh akibat menggunakan sistem seperti itu
kemudian meminta saran kepadanya.
Kini, baginda raja itu sendiri yang harus mengalaminya, memilih pemimpin yang kelak bisa
membawa kerajaan tetap makmurdan lebih maju lagi dibidang yang lain. Setelah tiga hari tiga
malam berpuasa dan tidak tidur, keesokan paginya ia memanggil ketiga puteranya. Raja kemudian
memberikan amanat penting kepada mereka bahwa yang ia akan memilih pemimpin secara alami. Ia
bisa memilih anak pertama , anak kedua dan ketiga.
ayah mempunyai satu permintaan kepada kalian semua supaya setiap hari ada satu diantara kalian
naik kepuncak gunung itu ( sambilmenunjuk kearah jendela yang memperlihatkan gunungyang tinggi
menjulang keangkasa ). Bawalah sesuatu untuk ayah, sesuatu yang menurut kalian paling berharga.
Dari pemberian itu ayah akan menentukan siapa yang berhak menjadi raja yang menggantikan
ayah.
Anak pertama berangkat lebih dahulu. Saat berada dipuncak gunung ia mencari sesuatu yang
sekiranya paling berhargauntuk ayahnya. Sampai akhirnya ia menemukan segumpal batuan gunung
dipinggir kawah. Ada tujuh warna dalam satu gumpalan batu. Pasti harganya sangat mahal karena
tidak semua orang bisa mendapatkannya. Selain itu, bentuknya sangat alami dan mempesona. Batu
itulah yanng dipersembahkan anak pertama ke baginda raja. Ketika menerima pemberian yang
sangat berharga itu, raja sangat berterimakasih dan memeluk anak pertamanya dengan penuh haru.
Anak kedua, setelah sampai dipuncak, terus berkeiling mencari sesuatu yang paling berharga.
Akhirnya, ia menemukan bunga yang tidak pernah layu, bunga edelweiss. Ia berpikir bahwa ayahnya
pasti akan sangat menyukai bunga edelweiss karena tidak pernah layu dan tidak mudah diperoleh
karena bunga itu hanya ada dipuncak, gunung dan ditepi jurang yang curam. Ketika bunga abadi
tersebut sebagai pemberian yang sangat berharga, raja berterimakasih dan memeluk anaknya
dengan penuh haru.
Anak ketiga ketika berada dipuncak gunung terus mencari dan melihat sekeliling puncak tersebut.
Sampai akhirnya ia tiba disebuah sudut dan melihat kekejauhan. Disana ada lembah yang sangat
hijau dengan mata air serta tiga anaka sungai, yang membuat daerah disekitarnya sangat subur. Ia
merenung dan terus merenung sampai turun kegunung disore harinya. Ketika menghadap raja, ia
menceritakan bahwa apa yang dibawa bukanlah sebuah benda melainkan informasi yang
spektakuler. Ia menceritakan bahwa diseberang gunung ada daerah yang sangat subur, dengan mata
air yang jernih, tiga sungai yang membuat wilayah yang dialirinya sangat hijau. Pemandangan itu
sangat menggetarkan hati anak ketiga tersebut. Itulah pemberian berharga yang diberikan anak
ketiga kepada anaknya. Ayahnya berterimakasih dengan cerita tersebut kemudian memeluk.
Diskusi :
1. Apa makna barang yang dibawa anak pertama?
2. Apa makna barang yang dibawa anak kedua?
3. Apa makna barang yang dibawa anak ketiga?
4. Siapa yang paling tepat menjadi seorang pemimpin besardi waktu yang akan datang? Mengapa?
5. Apa kunci seorang pemimpin besar?
Pembahasan :
Banyak sekali dalam kehidupan sekarang ini bahwa untuk bisa meneruskan bisnis yang dikelolanya,
seorang big boss tidak mewariskan begitu saja apa yang telah dirintisnya dan menjadi besar
melainkan dengan menggunakan proses seleksi alami. Seleksi secara alami berarti mengizinkan dua
orang atau lebih untuk berasaing dengan program mereka. siapa yang paling baik maka ialah yang
akan keluar sebagai pemenang. Siapa yang kalah akan tersisih. Dalam dunia modern, unsur yang bisa
memenuhi kriteria dalam proses alami antara lain keterampilan berbisnis, komunikasi secara luas
dengan bahasa internasional, latar belakang pendidikan, kemampuan untuk memutuskan sesuatu dan
yang paling penting adalah visi serta misi kedepan.
Dalam estafet kepemimpinan , seorang pemimpin yang besar akan bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup perusahaan. Jika ia sekarang ini memimpin dengan sukses maka ia baru merasa
berhasil jika yang menggantikan juga sukses, bukan lebih berhasil. Begitu juga untuk pemimpin yang
selanjutnya. Namun, kenyataannya dalam kepemimpinan diorganisasi dan perusahaan berbicara lain.
Ketika ia berhasil maka ada unsur untuk tidak mewariskan semua yang ia punyai kepenerusnya
sehingga nantinya orang akan memandang bahwa kepemimpinannya adalah yang terbaik. Jangan
sampai ada pemimpin lain yang melebihinya.
Visi dan misi adalah keriteria utama seorang pemimpin, termasuk dalam seleksi alami seperti yang
dilakukan raja kepada ketiga anaknya. Anak pertama membawa sesuatu yang bersifat kemewahan,
yang berarti secara fisik adalah harta benda yang bernilai mahal. Namun, sang raja tidak terlalu
terkesan dengan yang demikian karena pada dasarnya, untuk ukuran kerajaan harta msih mudah
didapatkan. Anak yang kedua membawa membawa simbol keabadian, secara kebutuhan sehari hari
menyangkut soal psikis, kesenangan yang abadi. Hal tersebut bagi raja juga bersifat semu, cepat atau
bosan. Anak ketiga membawa visi. Apa yang ia lihat adalah ujud kepeduliannya terhadap masa depan
kerajaan. Resources dan berbagai sumber alam dikerajaan itu bisa habis, tetapi jika ada visi kedepan
yang jelas maka semua akan bisa survive. Oleh karena itu ayahanda memilih anak ketiga untuk
menggantikan dirinya.
Pemimpin harus mempunyai visi. Pandangan kedepan untuk melihat dan merencanakan apa yang
telah diperlu dilakukan. Target yang akan dicapai harus tergambar jelas di dalam penglihatannya.
Dengan dengan visi maka arah suatu perusahaan akan jelas. Semua rancangan yang enuju ke visi
itulah yang disebut misi. Target terakhir adalah tujuan perusahaan. Seluruh kerangka kerjauntuk
mencapainya disebut sasaran. Sasaran dibagi lagi menjadi sasaran jarak jauh, menengah, dan jangka
pendek. Sekali lagi, harta, kemewahan dan kesenangan bisa berakhir, tetapi visi dengan pandangan
yang luas akan membawa kesejahteraan sejati.