Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk Rata-rata skor respon siswa terhadap penggunaan
menganalisis (1) perbedaan hasil belajar siswa model pembelajaran SAVI adalah 80,25 dapat
antara kelompok siswa yang belajar dengan dikategorikan sangat positif, dan respon siswa
menggunakan model pembelajaran SAVI dan AIR, terhadap penggunaan model pembelajaran AIR
(2) respon siswa terhadap penggunaan model adalah 78,98 dapat dikategorikan positif.
pembelajaran SAVI dan AIR.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu Kata Kunci - Somatic, Auditory, Visualization,
dengan rancangan Post Test Only Control Group Intellectually (SAVI), Auditory, Intellectually,
Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Repetition (AIR), hasil belajar dan respon siswa.
kelas X di SMA Negeri 2 Mengwi tahun ajaran
2015/2016. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas Abstract The purposes of this research are to
X1 sebagai kelas eksperimen 1 dengan model determine (1) the difference in students study result
pembelajaran SAVI, kelas X2 sebagai kelas between groups of students that uses learning model of
eksperimen 2 dengan model pembelajaran AIR dan SAVI and AIR, (2) students respond towards learning
X5 sebagai kelas kontrol. Terdapat dua jenis model of SAVI and AIR.
variabel dalam penelitian ini yaitu (1) variabel bebas The type of this research is quasi-experiment
adalah model pembelajaran SAVI dan AIR, dan (2) with Post Test Only Control Group Design. Research
variabel terikat adalah hasil belajar. Pengumpulan population is all students of Class X at SMA Negeri 2
data dilakukan dengan metode tes pilihan ganda Mengwi, class of 2015/2016. Samples are class XI as
untuk mengukur kemampuan ranah kognitif, uji experimental class 1 with learning model of SAVI,
keterampilan untuk mengukur kemampuan ranah class X2 as experimental class 2 with learning model
psikomotor dan respon siswa menggunakan metode of AIR, and class X5 as control class. There are two
angket. variable types in this research, which are (1) learning
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh model of SAVI and AIR as independent variable, and
hasil uji normalitas dan homogenitas ketiga (2) study result as despendent variable. Data are
kelompok berdistribusi normal dan homogen. collected through objective test methods to measure
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan the cognitive domain, skill test to measure the psycho-
setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan motoric domain and student responds by using
rumus Anova satu jalur (Fhitung=180,00) dan uji questionnaire method.
lanjut t-Scheffe yang dilakukan sebanyak 3 kali uji Based on the data analysis, it is obtained that
pasangan antara penggunaan model pembelajaran normality test result and homogeneitys of all three
SAVI dan AIR (t=5,74), SAVI dan pembelajaran groups are distributed normally and homogen, thus
konvensional (t=18,55), AIR dan pembelajaran the hypothesis test using One Way Anova Formula
konvensional (t=12,81). Dilihat dari nilai rata-rata (Fvalue = 180,00) and further test of t-Scheffe is run 3
hasil belajar model pembelajaran SAVI (54,00), times to groups of learning model SAVI and AIR
model pembelajaran AIR (49,55) dan pembelajaran (t=5,74), SAVI and conventional learning model
konvensional (39,63), maka dapat disimpulkan (t=18,55), AIR and conventional learning model
model pembelajaran SAVI lebih baik daripada (t=12,81). Based on the mean value of learning model
model pembelajaran AIR dan pembelajaran SAVI (54,00), learning model AIR (49,55) and
konvensional dengan hasil belajar yang lebih tinggi. conventional learning model (39,36), it could be
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2
concluded that learning model SAVI is better than Dalam rangka meningkatkan hasil belajar
learning model AIR and conventional learning model, siswa diperlukan beberapa usaha. Salah satunya
with the highest study result. Mean value of student adalah usaha dari pendidik dalam mengemas
respond towards learning model SAVI is 80,25 is pembelajaran, dengan cara menggunakan
categorized as positive, and student respond towards
pendekatan, strategi, metode atau model
learning model AIR is 78,98 is categorized positive as
well. pembelajaran yang tepat untuk siswa sehingga
pada akhirnya akan berdampak pada
Keyword - Somatic, Auditory, Visualization, meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran
Intellectually (SAVI), Auditory, Intellectually, yang sering terjadi selama ini di sekolah adalah
Repetition (AIR), study result and student respond. pembelajaran konvensional. Pembelajaran
konvensional lebih menekankan pada pemberian
I. PENDAHULUAN informasi dari guru kepada siswa, sumber
Sejalan dengan perkembangan manusia dan pembelajaran konvensional lebih banyak bersifat
teknologi yang mulai berkembang dengan pesat tekstual daripada kontekstual, pembelajaran
belakangan ini, berbagai hal mulai diperhatikan konvensional cenderung lebih menekankan pada
untuk mendukung segala sesuatunya. Suatu hasil dibandingkan dengan proses, dan
bangsa tidak akan maju jika tidak mampu pembelajaran konvensional bersifat teacher
mencerdaskan sumber daya manusia yang center, karena guru lebih mendominasi kegiatan
dimiliki. Salah satu upaya untuk dapat pembelajaran [2].
meningkatkan kualitas sumber daya manusia SMA Negeri 2 Mengwi adalah salah satu
adalah dengan memajukan bidang pendidikan. sekolah yang masih menerapkan kurikulum KTSP
Oleh karena itu bidang pendidikan harus dan TIK sebagai salah satu mata pelajaran penting
mendapat pembenahan. Dalam hal ini salah satu dalam kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil
pembenahan yang dapat dilakukan adalah observasi awal, wawancara dan hasil sebaran
terhadap proses pembelajaran di sekolah. angket siswa yang telah dilakukan di kelas X
Sekolah sebagai ujung tombak dari pendidikan SMA Negeri 2 Mengwi terdapat beberapa
harus mendapatkan perhatian khusus sehingga permasalahan terkait dengan proses pembelajaran
proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan khususnya mata pelajaran TIK yang berlangsung
efektif. Melalui pendidikan siswa diharapkan dalam suatu proses belajar mengajar di kelas
mampu memperoleh ilmu pengetahuan yang diantaranya : Guru dalam mengajar terkadang
nantinya dapat menjadi bekal untuk ikut lebih sering menggunakan pembelajaran
mendukung kemajuan bangsa. Untuk itu TIK konvensional, terdapat beberapa siswa yang masih
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai merasa kesulitan dan kurang memahami materi
salah satu mata pelajaran harus diberikan di pembelajaran, guru jarang mengaitkan materi
sekolah agar nantinya siswa sebagai penerus pembelajaran yang akan diajarkan dengan materi
bangsa dapat menyeimbangi perkembangan pembelajaran yang sudah diajarkan serta
teknologi yang ada. kurangnya terobosan atau inovasi baru dalam
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan mengajar, kemampuan siswa dalam menerima
Pendidikan (KTSP), mata pelajaran TIK materi yang diajarkan berbeda satu sama lain
menekankan pada kemampuan dan keterampilan sebab daya tangkap siswa berbeda-beda.
menggunakan komputer [1]. Oleh karena itu mata Menyikapi permasalahan yang terjadi, maka
pelajaran TIK perlu diperkenalkan, dipraktekkan, diperlukan solusi agar pembelajaran yang
dan dikuasai siswa sedini mungkin. Berhasil mendukung agar siswa aktif dan dapat
tidaknya proses belajar mengajar ditentukan oleh menumbuhkan kreativitas siswa untuk
kualitas pendidik dan peserta didik. Jadi tidak memperoleh pengetahuan sendiri melalui proses
hanya peserta didik, namun kualitas pendidik juga belajar, sehingga akan memberikan hasil belajar
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. yang optimal pada mata pelajaran TIK. Solusi
Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan
siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses model pembelajaran yang inovatif. Salah satu dari
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran
sekolah hasil belajar merupakan nilai yang kooperatif.
diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran Pemilihan model pembelajaran kooperatif
tertentu. yang sesuai menjadikan siswa aktif dan kreatif
adalah model pembelajaran Somatic, Auditory,
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2
menjelaskan materi dan guru membagi siswa 3) Guru membimbing siswa dan mengarahkan
dalam kelompok untuk berdiskusi serta kelompok dalam menyelesaikan
membagikan LKS sebagai bahan diskusi permasalahan yang diberikan (Intellectualy).
kelompok (Auditory). 4) Memberikan kesempatan kepada salah satu
2) Guru membimbing setiap kelompok untuk kelompok untuk mempresentasikan hasil
menyiapkan yel-yel penyemangat (Somatic). diskusi dan kelompok lain memberikan
3) Guru menugaskan siswa untuk membuat pendapat atau pertanyaan (Auditory dan
media/alat peraga untuk mempresentasikan Intellectually).
hasil diskusi (Vizualization). 5) Guru memberikan tes berupa PR dan kuis
4) Guru membimbing siswa dan mengarahkan yang merupakan pengulangan terhadap
kelompok dalam menyelesaikan pembelajaran yang telah dilakukan
permasalahan yang diberikan (Intellectualy). (Repetition).
5) Memberikan kesempatan kepada salah satu 6) Guru dan siswa menyimpulkan proses
kelompok untuk mempresentasikan hasil pembelajaran yang sudah berlangsung
diskusi kelompok untuk mempresentasikan (Auditory dan Intellectually).
hasil diskusi kelompok dan kelompok lain
memberikan pendapat atau pertanyaan D. Hasil Belajar
(Somatic, Auditory, Vizualization dan Hasil belajar adalah merupakan hasil yang
Intellectually). diperoleh siswa setelah terjadinya proses
6) Guru memberikan PR kepada siswa pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes
dilanjutkan dengan siswa menyimpulkan yang diberikan oleh guru setiap selesai
proses pembelajaran yang sudah berlangsung memberikan materi pembelajaran pada satu pokok
(Auditory dan Intellectually). bahasan. Hasil belajar adalah salah satu tujuan
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
C. Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, atau bisa dikatakan pencapaian yang diraih selama
Repetition (AIR) proses pembelajaran. Hasil belajar atau
Model pembelajaran AIR adalah singkatan dari pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh
Auditory, Intelectually and Repetition. yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode
Pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda.
efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Secara spesifik hasil belajar adalah suatu kinerja
Auditory yang berarti bahwa indera telinga (performance) yang diindikasikan sebagai suatu
digunakan dalam belajar dengan cara kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh.
mendengarkan, menyimak, berbicara, persentasi, Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk
argumentasi, mengemukakan pendapat dan tujuan (khusus) dan perilaku (unjuk kerja) [3].
menanggapi. Intectually berpikir yang berarti
bahwa kemampuan berpikir perlu dilatih melalui E. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, Komunikasi (TIK)
mengkonstruksi dan menerapkan. Repetition yang Teknologi Informasi dan Komunikasi
berarti pengulangan, agar pemahaman lebih mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu
mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas
kuis [7]. yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan
Langkah-langkah model pembelajaran proses, penggunaan sebagai alat bantu,
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) yaitu [4] manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi
: Komunikasi mempunyai pengertian segala hal
1) Guru mengajak siswa mengingat kembali yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu
apa yang telah dipelajari dan membagi siswa untuk memproses dan mentransfer data dari
dalam kelompok untuk berdiskusi (Auditory) perangkat yang satu ke lainnya [1].
2) Guru melakukan tanya jawab singkat
mengenai materi yang akan dipelajari,
membagikan LKS sebagai bahan diskusi
kelompok (Auditory).
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2
dinyatakan bahwa varians dari ketiga kelas hasil belajar kelompok kontrol. Hasil uji t-sheffe
homogen. dapat dilihat pada tabel 5.
Setelah diketahui bahwa sebaran data pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol normal dan Tabel 5. Hasil Uji t-sheffe
homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis Perbandingan Fhit Ftab Keputusan
t X1 - X2 5.74 4.10 Signifikan
menggunakan rumus Anova satu jalur dengan t X1 - X5 18.55 4.10 Signifikan
taraf signifikansi 5% dan 1%, dimana dari t X2 - X5 12.81 4.10 Signifikan
perhitungan tersebut memperoleh Fhitung sebesar
180,08 dengan Ftabel 5% sebesar 3,07 dan Ftabel 1% Berdasarkan hasil analisis uji lanjutan dengan
sebesar 4,78. Hasil uji Anova satu jalur dapat menggunakan rumus uji t-Scheffe pada setiap
dilihat pada Tabel 4. pasangan kelompok menunjukkan bahwa semua
harga Fhitung > Ftabel = 4,10 dengan taraf signifikan
Tabel 4 Hasil Uji Anova 5% dan hasil dari uji Anova satu jalur didapatkan
Sumber JK db RJK Fhit Ftab Kep harga Fhitung > Ftabel (180,08 > 3,07) serta diketahui
Variansi 5%
Antar 4325.42 2 2162.71 180.05 3.07 Sig nilai rata rata dari masing masing kelompok
Dalam 1405.38 117 12.01 - - - adalah kelompok eksperimen 1 dengan model
Total 5730.79 119 - - - - pembelajaran SAVI mempunyai nilai rata rata
sebesar 54,00, kelompok eksperimen 2 dengan
Berdasarkan hasil analisis uji Anova satu jalur model pembelajaran AIR mempunyai nilai rata
didapatkan harga maka Fhitung > Ftabel (180,08 > rata sebesar 49,50, dan kelompok kontrol
3,07) sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan mempunyai nilai rata rata sebesar 39,62, model
hasil belajar yang signifikan antara siswa yang pembelajaran SAVI mempunyai nilai rata-rata
menggunakan model pembelajaran Somatic, lebih besar, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) , Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
menggunakan model pembelajaran Auditory, perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa
Intellectually, Repetition (AIR), dan menggunakan yang menggunakan model pembelajaran Somatic,
pembelajaran konvensional. Selanjutnya Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI),
dilakukan uji lanjutan dengan rumus t-Scheffe menggunakan model pembelajaran Auditory,
untuk mengetahui model pembelajaran manakah Intellectually, Repetition (AIR), dan menggunakan
yang hasil belajarnya lebih tinggi antara model pembelajaran konvensional. Penerapan model
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually (SAVI), model pembelajaran Intellectually (SAVI) memberikan hasil belajar
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dan yang lebih tinggi daripada siswa yang
pembelajaran konvensional. menggunakan model pembelajaran Auditory,
Dari hasil perhitungan uji t-Scheffe yang Intellectually, Repetition (AIR) dan pembelajaran
dilakukan 3 kali uji pasangan 1 antara model konvensional. Sehingga model pembelajaran
pembelajaran SAVI dan AIR dengan thitung sebesar Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually
5,74 dengan Ftabel sebesar 4,10, maka dapat (SAVI) lebih baik dibanding model pembelajaran
dikatakan hasil belajar kelompok eksperimen 1 Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dan
dengan model pembelajaran SAVI lebih tinggi pembelajaran konvensional.
daripada hasil belajar siswa kelompok eksperimen Hasil analisis respon siswa terhadap
2 dengan model pembelajaran AIR. penggunaan model pembelajaran Somatic,
Uji pasangan 2 antara model pembelajaran Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI)
SAVI dan kelompok kontrol dengan thitung sebesar pada kelas eksperimen 1 memiliki rata-rata 80,25
18,55 dengan Ftabel sebesar 4,10, maka dapat dan berkategori sangat positif dengan rincian 53%
dikatakan hasil belajar kelompok eksperimen 1 siswa merespon sangat positif, 45% merespon
dengan model pembelajaran SAVI lebih tinggi positif dan 3% siswa merespon cukup positif dan
daripada hasil belajar kelompok kontrol. 0% siswa merespon kurang positif dan sangat
Uji pasangan 3 antara model pembelajaran AIR kurang positif. Grafik respon siswa terhadap
dan kelompok kontrol dengan thitung sebesar 12,81 model pembelajaran SAVI dapat dilihat pada
dengan Ftabel sebesar 4,10, maka dapat dikatakan gambar 2.
hasil belajar kelompok eksperimen 2 dengan
model pembelajaran AIR lebih tinggi daripada
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2
TIK di sekolah yang singkat yaitu 2x45 menit dan singkat jika digunakan untuk mengetahui hasil
terkadang kurang dari waktu yang ditetapkan, (2) belajar siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan
siswa sebagian besar belum terbiasa dalam peneliti hanya pada pokok bahasan Microsoft
melaksanakan kegiatan praktikum secara mandiri, Word. Ada kemungkinan pokok bahasan lain akan
(3) siswa belum terbiasa dalam melaksanakan memberikan hasil yang berbeda dengan pokok
kegiatan presentasi di kelas, (4) pada saat bahasan yang dijadikan materi perlakuan.
pengumpulan tugas rumah/PR, terdapat beberapa Disarankan penelitian lain agar melaksanakan
siswa yang masih malas untuk mengumpulkan penelitian sejenis dengan pemilihan materi yang
tugas dan mengulangnya untuk mencapai nilai berbeda dan waktu yang lebih lama untuk
diatas KKM. Pada pelaksanaan proses mendapatkan gambaran yang lebih meyakinkan
pembelajaran, peneliti dapat menghadapi semua mengenai hasil belajar TIK siswa. (3) Bagi guru
kendala dengan cara memberikan solusi untuk atau peneliti lainnya yang ingin melakukan
mengatasi permasalahan pada saat proses penelitian dengan studi komparatif model
pembelajaran. pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually (SAVI) dan model pembelajaran
IV. KESIMPULAN Auditory, Intellectually, Repetition (AIR)
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan disarankan agar memperhatikan kendala-kendala
penelitian, pengajuan hipotesis dan analisis data yang peneliti hadapi sebagai bahan pertimbangan
penelitian, maka dapat ditarik beberapa untuk dilakukan perbaikan maupun
kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat penyempurnaan dalam penelitian selanjutnya.
perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa
yang menggunakan model pembelajaran SAVI, REFERENCES
menggunakan model pembelajaran AIR, dan [1] Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian
menggunakan pembelajaran konvensional. Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK.
Penerapan model pembelajaran SAVI memberikan Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang [2] Suparya, Ketut. 2010. Pengaruh Model
menggunakan model pembelajaran AIR dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
pembelajaran konvensional. Sehingga model Write (TTW) terhadap Hasil Belajar dan
pembelajaran SAVI lebih baik dibanding model Kemampuan Berpikir Kritis pada
pembelajaran AIR dan pembelajaran konvensional. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Tesis
2) Terdapat respon yang sangat positif terhadap (tidak diterbitkan). Program Pascasarjana,
penggunaan model pembelajaran SAVI dengan Undiksha Singaraja.
nilai rata-rata respon sebesar 80,25 yang tergolong [3] Suprihatiningrum, Jamil. 2013 Strategi
pada kategori sangat positif dan terdapat respon Pembelajaran. Yogyakarta : AR-RUZZ
yang positif terhadap penggunaan model MEDIA.
pembelajaran AIR dengan nilai rata-rata respon [4] Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
siswa sebesar 78,98 yang tergolong pada kategori Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
positif. 2013. Bandung : AR-RUZZMEDIA.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka [5] Thobroni Muhamad & Arif Mustofa. 2011.
peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :
guna meningkatkan kualitas pembelajaran TIK : AR-RUZZ MEDIA.
(1) bahwa siswa yang belajar dengan model [6] Suyatno. 2011. Menjelajah Pembelajaran
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Inovatif. Surabaya : Masmedia Buana
Intellectually (SAVI) secara signifikan Pustaka.
memperoleh hasil belajar TIK yang lebih tinggi [7] Suherman, Erman. 2011. Common Text Book
daripada siswa yang menggunakan model Strategi Pembelajaran Matematika
pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition Contemporer. Bandung : JICA Universitas
(AIR) dan pembelajaran konvensional. Oleh Pendidikan Indonesia.
karena itu, penulis menyarankan kepada guru agar
model pembelajaran Somatic, Auditory,
Visualization, Intellectually (SAVI) dapat menjadi
salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat digunakan. (2) Peneliti menyadari bahwa
perlakuan yang diberikan kepada siswa sangat