Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2252-9063

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika


(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC,


AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALLY (SAVI) DAN
AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR)
TERHADAP HASIL BELAJAR TIK SISWA
KELAS X SMA NEGERI 2 MENGWI
TAHUN AJARAN 2015/2016

I Made Adi Palguna1, Ketut Agustini2, Nyoman Sugihartini 3


Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Email : imadeadipalguna1994@gmail.com 1, ketutagustini@undiksha.ac.id 2,
sugihartini@undiksha.ac.id3

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk Rata-rata skor respon siswa terhadap penggunaan
menganalisis (1) perbedaan hasil belajar siswa model pembelajaran SAVI adalah 80,25 dapat
antara kelompok siswa yang belajar dengan dikategorikan sangat positif, dan respon siswa
menggunakan model pembelajaran SAVI dan AIR, terhadap penggunaan model pembelajaran AIR
(2) respon siswa terhadap penggunaan model adalah 78,98 dapat dikategorikan positif.
pembelajaran SAVI dan AIR.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu Kata Kunci - Somatic, Auditory, Visualization,
dengan rancangan Post Test Only Control Group Intellectually (SAVI), Auditory, Intellectually,
Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Repetition (AIR), hasil belajar dan respon siswa.
kelas X di SMA Negeri 2 Mengwi tahun ajaran
2015/2016. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas Abstract The purposes of this research are to
X1 sebagai kelas eksperimen 1 dengan model determine (1) the difference in students study result
pembelajaran SAVI, kelas X2 sebagai kelas between groups of students that uses learning model of
eksperimen 2 dengan model pembelajaran AIR dan SAVI and AIR, (2) students respond towards learning
X5 sebagai kelas kontrol. Terdapat dua jenis model of SAVI and AIR.
variabel dalam penelitian ini yaitu (1) variabel bebas The type of this research is quasi-experiment
adalah model pembelajaran SAVI dan AIR, dan (2) with Post Test Only Control Group Design. Research
variabel terikat adalah hasil belajar. Pengumpulan population is all students of Class X at SMA Negeri 2
data dilakukan dengan metode tes pilihan ganda Mengwi, class of 2015/2016. Samples are class XI as
untuk mengukur kemampuan ranah kognitif, uji experimental class 1 with learning model of SAVI,
keterampilan untuk mengukur kemampuan ranah class X2 as experimental class 2 with learning model
psikomotor dan respon siswa menggunakan metode of AIR, and class X5 as control class. There are two
angket. variable types in this research, which are (1) learning
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh model of SAVI and AIR as independent variable, and
hasil uji normalitas dan homogenitas ketiga (2) study result as despendent variable. Data are
kelompok berdistribusi normal dan homogen. collected through objective test methods to measure
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan the cognitive domain, skill test to measure the psycho-
setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan motoric domain and student responds by using
rumus Anova satu jalur (Fhitung=180,00) dan uji questionnaire method.
lanjut t-Scheffe yang dilakukan sebanyak 3 kali uji Based on the data analysis, it is obtained that
pasangan antara penggunaan model pembelajaran normality test result and homogeneitys of all three
SAVI dan AIR (t=5,74), SAVI dan pembelajaran groups are distributed normally and homogen, thus
konvensional (t=18,55), AIR dan pembelajaran the hypothesis test using One Way Anova Formula
konvensional (t=12,81). Dilihat dari nilai rata-rata (Fvalue = 180,00) and further test of t-Scheffe is run 3
hasil belajar model pembelajaran SAVI (54,00), times to groups of learning model SAVI and AIR
model pembelajaran AIR (49,55) dan pembelajaran (t=5,74), SAVI and conventional learning model
konvensional (39,63), maka dapat disimpulkan (t=18,55), AIR and conventional learning model
model pembelajaran SAVI lebih baik daripada (t=12,81). Based on the mean value of learning model
model pembelajaran AIR dan pembelajaran SAVI (54,00), learning model AIR (49,55) and
konvensional dengan hasil belajar yang lebih tinggi. conventional learning model (39,36), it could be
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

concluded that learning model SAVI is better than Dalam rangka meningkatkan hasil belajar
learning model AIR and conventional learning model, siswa diperlukan beberapa usaha. Salah satunya
with the highest study result. Mean value of student adalah usaha dari pendidik dalam mengemas
respond towards learning model SAVI is 80,25 is pembelajaran, dengan cara menggunakan
categorized as positive, and student respond towards
pendekatan, strategi, metode atau model
learning model AIR is 78,98 is categorized positive as
well. pembelajaran yang tepat untuk siswa sehingga
pada akhirnya akan berdampak pada
Keyword - Somatic, Auditory, Visualization, meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran
Intellectually (SAVI), Auditory, Intellectually, yang sering terjadi selama ini di sekolah adalah
Repetition (AIR), study result and student respond. pembelajaran konvensional. Pembelajaran
konvensional lebih menekankan pada pemberian
I. PENDAHULUAN informasi dari guru kepada siswa, sumber
Sejalan dengan perkembangan manusia dan pembelajaran konvensional lebih banyak bersifat
teknologi yang mulai berkembang dengan pesat tekstual daripada kontekstual, pembelajaran
belakangan ini, berbagai hal mulai diperhatikan konvensional cenderung lebih menekankan pada
untuk mendukung segala sesuatunya. Suatu hasil dibandingkan dengan proses, dan
bangsa tidak akan maju jika tidak mampu pembelajaran konvensional bersifat teacher
mencerdaskan sumber daya manusia yang center, karena guru lebih mendominasi kegiatan
dimiliki. Salah satu upaya untuk dapat pembelajaran [2].
meningkatkan kualitas sumber daya manusia SMA Negeri 2 Mengwi adalah salah satu
adalah dengan memajukan bidang pendidikan. sekolah yang masih menerapkan kurikulum KTSP
Oleh karena itu bidang pendidikan harus dan TIK sebagai salah satu mata pelajaran penting
mendapat pembenahan. Dalam hal ini salah satu dalam kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil
pembenahan yang dapat dilakukan adalah observasi awal, wawancara dan hasil sebaran
terhadap proses pembelajaran di sekolah. angket siswa yang telah dilakukan di kelas X
Sekolah sebagai ujung tombak dari pendidikan SMA Negeri 2 Mengwi terdapat beberapa
harus mendapatkan perhatian khusus sehingga permasalahan terkait dengan proses pembelajaran
proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan khususnya mata pelajaran TIK yang berlangsung
efektif. Melalui pendidikan siswa diharapkan dalam suatu proses belajar mengajar di kelas
mampu memperoleh ilmu pengetahuan yang diantaranya : Guru dalam mengajar terkadang
nantinya dapat menjadi bekal untuk ikut lebih sering menggunakan pembelajaran
mendukung kemajuan bangsa. Untuk itu TIK konvensional, terdapat beberapa siswa yang masih
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai merasa kesulitan dan kurang memahami materi
salah satu mata pelajaran harus diberikan di pembelajaran, guru jarang mengaitkan materi
sekolah agar nantinya siswa sebagai penerus pembelajaran yang akan diajarkan dengan materi
bangsa dapat menyeimbangi perkembangan pembelajaran yang sudah diajarkan serta
teknologi yang ada. kurangnya terobosan atau inovasi baru dalam
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan mengajar, kemampuan siswa dalam menerima
Pendidikan (KTSP), mata pelajaran TIK materi yang diajarkan berbeda satu sama lain
menekankan pada kemampuan dan keterampilan sebab daya tangkap siswa berbeda-beda.
menggunakan komputer [1]. Oleh karena itu mata Menyikapi permasalahan yang terjadi, maka
pelajaran TIK perlu diperkenalkan, dipraktekkan, diperlukan solusi agar pembelajaran yang
dan dikuasai siswa sedini mungkin. Berhasil mendukung agar siswa aktif dan dapat
tidaknya proses belajar mengajar ditentukan oleh menumbuhkan kreativitas siswa untuk
kualitas pendidik dan peserta didik. Jadi tidak memperoleh pengetahuan sendiri melalui proses
hanya peserta didik, namun kualitas pendidik juga belajar, sehingga akan memberikan hasil belajar
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. yang optimal pada mata pelajaran TIK. Solusi
Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan
siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses model pembelajaran yang inovatif. Salah satu dari
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran
sekolah hasil belajar merupakan nilai yang kooperatif.
diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran Pemilihan model pembelajaran kooperatif
tertentu. yang sesuai menjadikan siswa aktif dan kreatif
adalah model pembelajaran Somatic, Auditory,
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

Visualization, Intellectually (SAVI) dan model II. KAJIAN TEORI


pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition A. Teori Belajar
(AIR). Model pembelajaran Somatic, Auditory, Belajar adalah aktivitas manusia yang sangat
Visualization, Intellectually (SAVI) adalah model vital dan secara terus-menerus akan dilakukan
pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik selama manusia tersebut masih hidup. Belajar
dengan aktivitas intelektual dan penggunaan dalam idealisme berarti suatu perubahan perilaku
semua indra yang dapat berpengaruh besar pada yang relatif tetap dan merupakan hasil praktif
pembelajaran. Somatic adalah dengan menyajikan yang diulang-ulang. Belajar memiliki makna
materi yang melibatkan siswa agar lebih aktif bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan
dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki. diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah
Auditory adalah belajar dengan cara siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi
mendengarkan dan berbicara. Siswa diharapkan pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek
mampu menyimak dan bertanya tentang hal hal belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan,
yang belum mereka ketahui dari penjelasan yang menganalisis, merumuskan, memecahkan
dijabarkan oleh guru. Visualization adalah masalah, dan menyimpulkan suatu masalah [5].
mengamati dan memerhatikan materi yang Teori belajar Behavioristik sebuah teori
diajarkan. Intelellectualy adalah belajar dengan tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
memecahkan masalah dan memikirkannya agar pengalaman [5].
masalah dapat terpecahkan [3]. Teori Konstruktivisme adalah memberikan
Sedangkan model pembelajaran Auditory, keaktifan terhadap manusia untuk belajar
Intellectually, Repetition (AIR) adalah menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. mengembangkan dirinya. Adanya motivasi siswa
Auditory yang berarti bahwa pada proses bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa [5].
pembelajaran siswa diharapkan keaktifannya
khusunya dalam mendengarkan, berbicara, B. Model Pembelajaran Somatic, Auditory,
memberikan ide atau argumentasi secara lisan, Visualization, Intellectually (SAVI)
Inttelectually yang berarti kemampuan berpikir Model pembelajaran SAVI adalah
perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
memecahkan masalah, mengkonstruksi dan haruslah memanfaatkan semua alat indera yang
menerapkan, dan Repetition yang berarti dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah
pengulangan, agar pemahaman lebih mendalam kependekan dari Somatic yang bermakna gerakan
dan lebih luas, siswa perlu dilatih melalui tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar
pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis [4]. dengan mengalami dan melakukan , Auditory yang
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bermakna bahwa belajar haruslah dengan
bahwa model pembelajaran Somatic, Auditory, mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
Visualization, Intellectually (SAVI), dan model argumentasi, dan mengemukakan pendapat,
pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition Visualization yang bermakna belajar haruslah
(AIR) merupakan dua model pembelajaran yang menggunakan indera mata melalui mengamati,
sesuai untuk mengatasi permasalahan yang menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
dialami guru dan siswa. Untuk itu perlu dilakukan menggunakan media dan alat peraga dan
studi perbandingan dari kedua model Intellectually yang bermakna bahwa belajar
pembelajaran ini untuk mengetahui model haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
pembelajaran manakah yang memiliki pengaruh menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
yang lebih signifikan terhadap hasil belajar siswa mengidentifikasi, menemukan, menciptakan,
yang dikenal dengan studi komparatif. Oleh mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan
karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin menerapkan [6].
melakukan penelitian eksperimen dengan judul Langkah-langkah model pembelajaran
Studi Komparatif Model Pembelajaran Somatic, Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually
Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) (SAVI) yaitu [4] :
dan Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) 1) Guru mengajak siswa mengingat kembali
Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X materi sebelumnya yang terkait dengan
SMA Negeri 2 Mengwi Tahun Ajaran materi yang akan dipelajari melalui tanya
2015/2016. jawab secara lisan, kemudian guru
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

menjelaskan materi dan guru membagi siswa 3) Guru membimbing siswa dan mengarahkan
dalam kelompok untuk berdiskusi serta kelompok dalam menyelesaikan
membagikan LKS sebagai bahan diskusi permasalahan yang diberikan (Intellectualy).
kelompok (Auditory). 4) Memberikan kesempatan kepada salah satu
2) Guru membimbing setiap kelompok untuk kelompok untuk mempresentasikan hasil
menyiapkan yel-yel penyemangat (Somatic). diskusi dan kelompok lain memberikan
3) Guru menugaskan siswa untuk membuat pendapat atau pertanyaan (Auditory dan
media/alat peraga untuk mempresentasikan Intellectually).
hasil diskusi (Vizualization). 5) Guru memberikan tes berupa PR dan kuis
4) Guru membimbing siswa dan mengarahkan yang merupakan pengulangan terhadap
kelompok dalam menyelesaikan pembelajaran yang telah dilakukan
permasalahan yang diberikan (Intellectualy). (Repetition).
5) Memberikan kesempatan kepada salah satu 6) Guru dan siswa menyimpulkan proses
kelompok untuk mempresentasikan hasil pembelajaran yang sudah berlangsung
diskusi kelompok untuk mempresentasikan (Auditory dan Intellectually).
hasil diskusi kelompok dan kelompok lain
memberikan pendapat atau pertanyaan D. Hasil Belajar
(Somatic, Auditory, Vizualization dan Hasil belajar adalah merupakan hasil yang
Intellectually). diperoleh siswa setelah terjadinya proses
6) Guru memberikan PR kepada siswa pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes
dilanjutkan dengan siswa menyimpulkan yang diberikan oleh guru setiap selesai
proses pembelajaran yang sudah berlangsung memberikan materi pembelajaran pada satu pokok
(Auditory dan Intellectually). bahasan. Hasil belajar adalah salah satu tujuan
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
C. Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, atau bisa dikatakan pencapaian yang diraih selama
Repetition (AIR) proses pembelajaran. Hasil belajar atau
Model pembelajaran AIR adalah singkatan dari pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh
Auditory, Intelectually and Repetition. yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode
Pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda.
efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Secara spesifik hasil belajar adalah suatu kinerja
Auditory yang berarti bahwa indera telinga (performance) yang diindikasikan sebagai suatu
digunakan dalam belajar dengan cara kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh.
mendengarkan, menyimak, berbicara, persentasi, Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk
argumentasi, mengemukakan pendapat dan tujuan (khusus) dan perilaku (unjuk kerja) [3].
menanggapi. Intectually berpikir yang berarti
bahwa kemampuan berpikir perlu dilatih melalui E. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, Komunikasi (TIK)
mengkonstruksi dan menerapkan. Repetition yang Teknologi Informasi dan Komunikasi
berarti pengulangan, agar pemahaman lebih mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu
mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas
kuis [7]. yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan
Langkah-langkah model pembelajaran proses, penggunaan sebagai alat bantu,
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) yaitu [4] manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi
: Komunikasi mempunyai pengertian segala hal
1) Guru mengajak siswa mengingat kembali yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu
apa yang telah dipelajari dan membagi siswa untuk memproses dan mentransfer data dari
dalam kelompok untuk berdiskusi (Auditory) perangkat yang satu ke lainnya [1].
2) Guru melakukan tanya jawab singkat
mengenai materi yang akan dipelajari,
membagikan LKS sebagai bahan diskusi
kelompok (Auditory).
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

III.METODOLOGI PENELITIAN Melakukan Orientasi dan Observasi


Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara Menentukan Sampel Penelitian
kelompok siswa yang belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Somatic,
Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) dan Menyusun Instrumen dan Perangkat
model pembelajaran Auditory, Intellectually, Pembelajaran

Repetition (AIR) di kelas X pada mata pelajaran


TIK di SMA Negeri 2 Mengwi. Populasi Uji Judges Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di
SMA Negeri 2 Mengwi Tahun Ajaran 2015/2016
dan sampel penelitain ini yaitu kelas X1 sebagai Uji Coba Instrumen (uji validitas, uji
reliabilitas, tingkat kesukaran soal,
kelas eksperimen 1 sebanyak 40 siswa, X2 sebagai daya beda, keefektifan pengecoh)
kelas eksperimen 2 sebanyak 40 siswa dan X5
sebagai kelas kontrol sebanyak 40 siswa. Pada
penelitian ini diberikan perlakuan yang berbeda Implementasi Model Implementasi Model Implementasi Model
Pembelajaran SAVI Pembelajaran AIR Pembelajaran Langsung
terhadap ketiga kelas sampel. Kelas eksperimen 1
diberikan perlakuan berupa penerapan model
Mengadakan post-test (terakhir) terhadap
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, pemahaman konsep untuk mengetahui hasil
Intellectually (SAVI), kelas eksperimen 2 belajar TIK. Pemberian angket respon siswa.
diberikan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition
(AIR) dan kelas kontrol diberikan perlakuan Analisis Data dan Uji Hipotesis

berupa penerapan pembelajaran konvensional


yaitu Pembelajaran langsung. Desain penelitian Laporan
yang digunakan adalah post-test only with non
equivalent control group design. Rancangan ini Gambar 1 Tahapan Penelitian
dipilih karena selama melakukan eksperimen tidak
memungkinkan mengubah kelas yang sudah ada. Metode pengumpulan data yang digunakan
Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini yaitu dalam penelitian ini adalah metode tes dan angket.
variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil
terdiri dari model pembelajaran Somatic, Auditory, belajar TIK siswa dengan menggunakan tes
Visualization, Intellectually (SAVI) dan Auditory, pilihan ganda (kognitif) dan tes unjuk kerja
Intellectually, Repetition (AIR) serta veriabel (psikomotor), sedangkan metode angket
terikat terdiri dari hasil belajar. Tahapan penelitian digunakan untuk mengetahui respon siswa terkait
dapat dilihat pada gambar 1. dengan penerapan model pembelajaran model
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually (SAVI) dan Auditory, Intellectually,
Repetition (AIR) dalam proses pembelajaran.
Sebelum diterapkan pada kelas sampel penelitian,
instrumen terlebih dahulu akan dilakukan uji ahli
maupun uji coba. Uji prasyarat yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui sebaran data tersebut normal
atau tidak normal terhadap hasil belajar TIK pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya
uji homogenitas yang dilakukan untuk mengetahui
apakah varians kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol homogen atau tidak homogen
dan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
apakah hipotesis alternatif yang telah diajukan
diterima atau ditolak dengan menggunakan rumus
Anova satu jalur dengan uji lanjut t-Scheffe.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

sebesar 49,55. Analisis deskriptif data kelompok


Uji Hipotesis : eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 2.
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan model Tabel 2 Analisis Deskriptif Data Kelompok
pembelajaran Somatic, Auditory, Eksperimen 2
Visualization, Intellectually (SAVI), Fi*(Xi-
Interval Fi Xi XiFi Xi-X FK
X)2
menggunakan model pembelajaran 45-46 8 45.5 364 -4.05 131.22 8
Auditory, Intellectually, Repetition 47-48 8 47.5 380 -2.05 33.62 16
(AIR), dan menggunakan pembelajaran 49-50 10 49.5 495 -0.05 0.02 26
konvensional. 51-52 5 51.5 257.5 1.95 19.01 31
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa 53-54 7 53.5 374.5 3.95 109.22 38
55-56 2 55.5 111 5.95 70.81 40
yang menggunakan model Jumlah 40 303 1982 5.70 363.90
pembelajaran Somatic, Auditory,
Visualization, Intellectually (SAVI), Data dari hasil pengukuran terhadap hasil
menggunakan model pembelajaran belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi
Auditory, Intellectually, Repetition Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kelompok
(AIR), dan menggunakan pembelajaran kontrol yang berjumlah 40 siswa diperoleh skor
konvensional. tertinggi adalah 48 dan skor terendah adalah 33
Skor rata-rata angket respon siswa dengan rentangan 15, banyak kelas interval 6, dan
didapatkan dengan membagi jumlah skor angket panjang kelas interval 3.
jawaban siswa dengan jumlah siswa. Rata-rata atau Mean (M) post-test hasil belajar
TIK yang dicapai pada siswa kelas eksperimen 1
III. HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 39,63. Analisis deskriptif data kelompok
A. Hasil eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 3.
Data dari hasil pengukuran terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Tabel 3 Analisis Deskriptif Data Kelompok
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kelompok Kontrol
eksperimen 1 yang berjumlah 40 siswa diperoleh Interval Fi Xi XiFi Xi-X Fi*(Xi-X)2 FK
skor tertinggi adalah 59 dan skor terendah adalah 33-35 7 34 238 -5.63 221.48 7
45 dengan rentangan 14, banyak kelas interval 6, 36-38 6 37 222 -2.63 41.34 13
dan panjang kelas interval 3. 39-41 17 40 680 0.38 2.39 30
42-44 6 43 258 3.38 68.34 36
Rata-rata atau Mean (M) post-test hasil belajar
45-47 3 46 138 6.38 121.92 39
TIK yang dicapai pada siswa kelas eksperimen 1 48-50 1 49 49 9.38 87.89 40
sebesar 54,00. Analisis deskriptif data kelompok Jumlah 40 249 1585 11.25 543.38
eksperimen 1 dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil perhitungan uji normalitas dan
Tabel 1 Analisis Deskriptif Data Kelompok homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen 1 memiliki data yang normal dan homogen.
Interval Fi Xi XiFi Xi-X Fi*(Xi-X)2 FK
44-46 2 45 90 -9.00 162.00 2 Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan,
47-49 2 48 96 -6.00 72.00 4 diperoleh bahwa distribusi data dari ketiga kelas
50-52 7 51 357 -3.00 63.00 11 normal, dimana hasil perhitungan pada kelas
53-55 15 54 810 0.00 0.00 26 eksperimen 1 memperoleh X2hitung sebesar 4,606,
56-58 11 57 627 3.00 99.00 37 kelas eksperimen 2 memperoleh X2hitung sebesar
59-61 3 60 180 6.00 108.00 40
Jumlah 40 315 2160 -9.00 504.00
5,884 sedangkan pada kelas kontrol memperoleh
X2hitung sebesar 6,114 dengan X2tabel sebesar 7,815.
Data dari hasil pengukuran terhadap hasil Karena X2hitung dari ketiga kelas lebih kecil dari
belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi X2tabel maka dapat dinyatakan bahwa distribusi
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kelompok data dari ketiga kelas tersebut normal, sedangkan
eksperimen 2 yang berjumlah 40 siswa diperoleh dari uji homogenitas yang telah dilakukan
skor tertinggi adalah 56 dan skor terendah adalah diperoleh bahwa varians antara kelas eksperimen
45 dengan rentangan 11, banyak kelas interval 6, dan kelas kontrol homogen, dimana diperoleh nilai
dan panjang kelas interval 2. Fhitung sebesar 1,49 dengan Ftabel sebesar 1,69,
Rata-rata atau Mean (M) post-test hasil belajar karena nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka dapat
TIK yang dicapai pada siswa kelas eksperimen 2
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

dinyatakan bahwa varians dari ketiga kelas hasil belajar kelompok kontrol. Hasil uji t-sheffe
homogen. dapat dilihat pada tabel 5.
Setelah diketahui bahwa sebaran data pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol normal dan Tabel 5. Hasil Uji t-sheffe
homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis Perbandingan Fhit Ftab Keputusan
t X1 - X2 5.74 4.10 Signifikan
menggunakan rumus Anova satu jalur dengan t X1 - X5 18.55 4.10 Signifikan
taraf signifikansi 5% dan 1%, dimana dari t X2 - X5 12.81 4.10 Signifikan
perhitungan tersebut memperoleh Fhitung sebesar
180,08 dengan Ftabel 5% sebesar 3,07 dan Ftabel 1% Berdasarkan hasil analisis uji lanjutan dengan
sebesar 4,78. Hasil uji Anova satu jalur dapat menggunakan rumus uji t-Scheffe pada setiap
dilihat pada Tabel 4. pasangan kelompok menunjukkan bahwa semua
harga Fhitung > Ftabel = 4,10 dengan taraf signifikan
Tabel 4 Hasil Uji Anova 5% dan hasil dari uji Anova satu jalur didapatkan
Sumber JK db RJK Fhit Ftab Kep harga Fhitung > Ftabel (180,08 > 3,07) serta diketahui
Variansi 5%
Antar 4325.42 2 2162.71 180.05 3.07 Sig nilai rata rata dari masing masing kelompok
Dalam 1405.38 117 12.01 - - - adalah kelompok eksperimen 1 dengan model
Total 5730.79 119 - - - - pembelajaran SAVI mempunyai nilai rata rata
sebesar 54,00, kelompok eksperimen 2 dengan
Berdasarkan hasil analisis uji Anova satu jalur model pembelajaran AIR mempunyai nilai rata
didapatkan harga maka Fhitung > Ftabel (180,08 > rata sebesar 49,50, dan kelompok kontrol
3,07) sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan mempunyai nilai rata rata sebesar 39,62, model
hasil belajar yang signifikan antara siswa yang pembelajaran SAVI mempunyai nilai rata-rata
menggunakan model pembelajaran Somatic, lebih besar, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) , Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
menggunakan model pembelajaran Auditory, perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa
Intellectually, Repetition (AIR), dan menggunakan yang menggunakan model pembelajaran Somatic,
pembelajaran konvensional. Selanjutnya Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI),
dilakukan uji lanjutan dengan rumus t-Scheffe menggunakan model pembelajaran Auditory,
untuk mengetahui model pembelajaran manakah Intellectually, Repetition (AIR), dan menggunakan
yang hasil belajarnya lebih tinggi antara model pembelajaran konvensional. Penerapan model
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually (SAVI), model pembelajaran Intellectually (SAVI) memberikan hasil belajar
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dan yang lebih tinggi daripada siswa yang
pembelajaran konvensional. menggunakan model pembelajaran Auditory,
Dari hasil perhitungan uji t-Scheffe yang Intellectually, Repetition (AIR) dan pembelajaran
dilakukan 3 kali uji pasangan 1 antara model konvensional. Sehingga model pembelajaran
pembelajaran SAVI dan AIR dengan thitung sebesar Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually
5,74 dengan Ftabel sebesar 4,10, maka dapat (SAVI) lebih baik dibanding model pembelajaran
dikatakan hasil belajar kelompok eksperimen 1 Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) dan
dengan model pembelajaran SAVI lebih tinggi pembelajaran konvensional.
daripada hasil belajar siswa kelompok eksperimen Hasil analisis respon siswa terhadap
2 dengan model pembelajaran AIR. penggunaan model pembelajaran Somatic,
Uji pasangan 2 antara model pembelajaran Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI)
SAVI dan kelompok kontrol dengan thitung sebesar pada kelas eksperimen 1 memiliki rata-rata 80,25
18,55 dengan Ftabel sebesar 4,10, maka dapat dan berkategori sangat positif dengan rincian 53%
dikatakan hasil belajar kelompok eksperimen 1 siswa merespon sangat positif, 45% merespon
dengan model pembelajaran SAVI lebih tinggi positif dan 3% siswa merespon cukup positif dan
daripada hasil belajar kelompok kontrol. 0% siswa merespon kurang positif dan sangat
Uji pasangan 3 antara model pembelajaran AIR kurang positif. Grafik respon siswa terhadap
dan kelompok kontrol dengan thitung sebesar 12,81 model pembelajaran SAVI dapat dilihat pada
dengan Ftabel sebesar 4,10, maka dapat dikatakan gambar 2.
hasil belajar kelompok eksperimen 2 dengan
model pembelajaran AIR lebih tinggi daripada
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

terhadap proses pembelajaran pada kelompok


eksperimen maupun kelompok kontrol dapat
disimpulkan bahwa kelompok eksperimen 1
dengan model pembelajaran SAVI lebih baik
daripada kelompok eksperimen 2 dengan model
pembelajaran AIR dan kelompok kontrol,
kelebihan yang peneliti dapatkan dari penerapan
model pembelajaran SAVI pada kelompok
eksperimen 1 sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Shoimin (2014:182) karena
model pembelajaran SAVI merupakan model
pembelajaran yang bersifat kooperatif atau proses
pembelajaran secara berkelompok hampir sama
dengan model pembelajaran AIR akan tetapi cara
penyajiannya yang berbeda, perbedaannya terletak
Gambar 2 Respon Siswa Terhadap Model pada sintaks/langkah-langkah pada saat proses
Pembelajaran SAVI pembelajaran, selain itu kelebihan dari model
pembelajaran SAVI yang peneliti temukan adalah
Selanjutnya Hasil analisis respon siswa (1) memunculkan suasana belajar yang lebih baik,
terhadap penggunaan model pembelajaran efektif dan kondusif, (2) memaksimalkan
Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) pada konsentrasi siswa, (3) memupuk kerja sama antar
kelas eksperimen 2 memiliki rata-rata 78,98 dan siswa, (4) melatih siswa untuk terbiasa berpikir
berkategori positif dengan rincian 43% siswa dan mengemukakan pendapat, (5) siswa tidak
merespon sangat positif, 50% merespon positif mudah lupa karena siswa membangun sendiri
dan 8% siswa merespon cukup positif dan 0% pengetahuannya dan (6) siswa mampu
siswa merespon kurang positif dan sangat kurang membangkitkan kreativitas serta meningkatkan
positif. Grafik respon siswa terhadap model kemampuan psikomotor siswa [4].
pembelajaran AIR dapat dilihat pada gambar 3. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dilakukan terhadap data hasil penyebaran angket
respon siswa di kelas eksperimen 1 dengan model
pembelajaran SAVI dan model pembelajaran AIR
pada mata pelajaran TIK dengan butir pernyataan
sebanyak 20 butir pernyataan, diperoleh data rata
rata hasil penyebaran angket respon siswa
terhadap penggunaan model pembelajaran SAVI
adalah 80,25 dapat dikategorikan sangat positif,
dan respon siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran AIR adalah 78,98 dapat
dikategorikan positif. Hal ini berarti siswa
merespon dengan sangat baik penggunaan model
pembelajaran SAVI dan model pembelajaran AIR
pada mata pelajaran TIK. Melalui hasil
perhitungan data hasil penyebaran angket respon
Gambar 3 Respon Siswa Terhadap Model siswa terhadap penggunaa model pembelajaran
Pembelajaran AIR SAVI dan model pembelajaran AIR, dapat
diimplikasi bahwa terdapat respon yang sangat
B. Pembahasan positif dari siswa setelah penggunaan model
Model pembelajaran SAVI memiliki rata-rata pembelajaran SAVI dan respon yang positif positif
hasil belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dari siswa setelah penggunaan model
dengan model pembelajaran AIR dan pembelajaran AIR pada mata pelajaran TIK kelas
pembelajaran konvensional hal ini disebabkan X di SMA Negeri 2 Mengwi.
masing-masing model pembelajaran memiliki Pada saat proses pembelajaran berlangsung
kelebihan dan kekurangan masing-masing. terdapat beberapa kendala yang dialami peneliti
Berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti yaitu : (1) rentang waktu belajar mata pelajaran
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 5 ,Nomor 2

TIK di sekolah yang singkat yaitu 2x45 menit dan singkat jika digunakan untuk mengetahui hasil
terkadang kurang dari waktu yang ditetapkan, (2) belajar siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan
siswa sebagian besar belum terbiasa dalam peneliti hanya pada pokok bahasan Microsoft
melaksanakan kegiatan praktikum secara mandiri, Word. Ada kemungkinan pokok bahasan lain akan
(3) siswa belum terbiasa dalam melaksanakan memberikan hasil yang berbeda dengan pokok
kegiatan presentasi di kelas, (4) pada saat bahasan yang dijadikan materi perlakuan.
pengumpulan tugas rumah/PR, terdapat beberapa Disarankan penelitian lain agar melaksanakan
siswa yang masih malas untuk mengumpulkan penelitian sejenis dengan pemilihan materi yang
tugas dan mengulangnya untuk mencapai nilai berbeda dan waktu yang lebih lama untuk
diatas KKM. Pada pelaksanaan proses mendapatkan gambaran yang lebih meyakinkan
pembelajaran, peneliti dapat menghadapi semua mengenai hasil belajar TIK siswa. (3) Bagi guru
kendala dengan cara memberikan solusi untuk atau peneliti lainnya yang ingin melakukan
mengatasi permasalahan pada saat proses penelitian dengan studi komparatif model
pembelajaran. pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually (SAVI) dan model pembelajaran
IV. KESIMPULAN Auditory, Intellectually, Repetition (AIR)
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan disarankan agar memperhatikan kendala-kendala
penelitian, pengajuan hipotesis dan analisis data yang peneliti hadapi sebagai bahan pertimbangan
penelitian, maka dapat ditarik beberapa untuk dilakukan perbaikan maupun
kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat penyempurnaan dalam penelitian selanjutnya.
perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa
yang menggunakan model pembelajaran SAVI, REFERENCES
menggunakan model pembelajaran AIR, dan [1] Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian
menggunakan pembelajaran konvensional. Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK.
Penerapan model pembelajaran SAVI memberikan Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang [2] Suparya, Ketut. 2010. Pengaruh Model
menggunakan model pembelajaran AIR dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
pembelajaran konvensional. Sehingga model Write (TTW) terhadap Hasil Belajar dan
pembelajaran SAVI lebih baik dibanding model Kemampuan Berpikir Kritis pada
pembelajaran AIR dan pembelajaran konvensional. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Tesis
2) Terdapat respon yang sangat positif terhadap (tidak diterbitkan). Program Pascasarjana,
penggunaan model pembelajaran SAVI dengan Undiksha Singaraja.
nilai rata-rata respon sebesar 80,25 yang tergolong [3] Suprihatiningrum, Jamil. 2013 Strategi
pada kategori sangat positif dan terdapat respon Pembelajaran. Yogyakarta : AR-RUZZ
yang positif terhadap penggunaan model MEDIA.
pembelajaran AIR dengan nilai rata-rata respon [4] Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
siswa sebesar 78,98 yang tergolong pada kategori Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
positif. 2013. Bandung : AR-RUZZMEDIA.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka [5] Thobroni Muhamad & Arif Mustofa. 2011.
peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :
guna meningkatkan kualitas pembelajaran TIK : AR-RUZZ MEDIA.
(1) bahwa siswa yang belajar dengan model [6] Suyatno. 2011. Menjelajah Pembelajaran
pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Inovatif. Surabaya : Masmedia Buana
Intellectually (SAVI) secara signifikan Pustaka.
memperoleh hasil belajar TIK yang lebih tinggi [7] Suherman, Erman. 2011. Common Text Book
daripada siswa yang menggunakan model Strategi Pembelajaran Matematika
pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition Contemporer. Bandung : JICA Universitas
(AIR) dan pembelajaran konvensional. Oleh Pendidikan Indonesia.
karena itu, penulis menyarankan kepada guru agar
model pembelajaran Somatic, Auditory,
Visualization, Intellectually (SAVI) dapat menjadi
salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat digunakan. (2) Peneliti menyadari bahwa
perlakuan yang diberikan kepada siswa sangat

Anda mungkin juga menyukai