Anda di halaman 1dari 3

1. Adaptasi dengan peningkatan perbaikan.

Ada beberapa mekanisme perbaikan yang dapat


diinduksi setelah paparan racun yang dapat membantu dalam memperbaiki molekul yang
rusak, protein dan DNA, dan regenerasi jaringan yang terluka. Sedangkan penyeimbang
kegagalan fungsi disebabkan oleh racun atau overdosis obat dimanifestasikan pada tingkat
organisme (misalnya, hipoksia), sistem organ (misalnya, hipo- dan hipertensi), atau organ
(misalnya, disfungsi tubulus ginjal) dapat meningkatkan mekanisme adaptasi.

2. Kanker terbentuk melalui sebuah rangkaian proses karsinogenesis, yaitu suatu


proses dimana sel mengalami beberapa perubahan yang menyebabkannya menjadi
abnormal, dan memulai fase dimana pertumbuhan menjadi tidak terkendali yang
menyebabkan sel-sel tersebut menyebar. Proses karsinogenesis selalu diawali dengan proses
metagenesis, yaitu perubahan di dalam rangkaian nukleotida suatu gen pada suatu
organisme. Perubahan ini akan menimbulkan ciri genetis baru atau genotip yang berubah
(mutasi). Setelah terjadi mutasi, gen awal menjadi tidak dikenali lagi oleh sistem enzim di
dalam sel. Akibatnya, pertumbuhan sel tersebut menjadi tidak terkendali dan sel mengalami
progesi (bertambah besar ukurannya).

Karsinogenesis memiliki beberapa tahapan utama, yaitu : 1) Inisiasi ; merupakan


tahapan dimana sel normal mengalami kerusakan dan sintesis DNA yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menghasilkan mutasi sel (sel terinisiasi). Produksi sel terinisiasi dapat
terjadi melalui interaksi dengan karsinogen fisik seperti cahaya UV, radiasi, dan senyawa
kimia karsinogen yang memiliki kemampuan merusak DNA atau mutagenik. Kesalahan dalam
proses perbaikan DNA yang rusak juga dapat menyebabkan inisiasi sel secara spontan. 2)
Promosi ; mencakup modulasi ekspresi gen yang menghasilkan peningkatan jumlah sel
melalui pembelahan sel dan atau penurunan dalam kematian sel apoptosis. Senyawa kimia
dan senyawa endogenus dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang terinisiasi melalui
proses promosi tumor. Tahap promosi ini bersifat reversibel. 3) Progesi ; mencakup
tambahan kerusakan pada genom dan bersifat irreversibel. Tambahan mutasi dapat terjadi
pada sel preneoplasma dan mengakibatkan produksi neoplasma (sel baru)

3.

Bahan karsinogen kimia pada umumnya memerlukan paparan berulang kali


sebelum ia mengakibatkan transformasi sel dan kanker. Periode di antara kontak
pertama dengan karsinogen dan timbulnya kanker disebut periode laten, yang
lamanya bergantung pada dosis karsinogen (dose dependent). Potensi karsinogenik
suatu bahan kimia dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya jenis spesies, organ,
usia dan lain-lain. Periode antara kontak dengan karsinogen dan timbulnya kanker
dibagai dalam beberapa fase. Fase pertama dimulai pada saat kontak pertama dengan
karsinogen dan disebut fase inisiasi. Inisiasi merupakan proses yang ireversibel,
biasanya berlangsung cepat dan karsinogen mengakibatkan lesi DNA permanen.
Namun perlu diingat bahwa beberapa bentuk lesi DNA dapat diperbaiki melalui
berbagai jenis enzim seluler dengan bantuan DNA repair gene. Pada fase ke-2 yang
disebut fase promosi terjadi proses di mana sel-sel yang mengalami inisiasi berubah
menjadi sel-sel preneoplastik. Berbeda dengan inisiasi, pada fase promosi yang
biasanya berlangsung lama (periode laten) terjadi berbagai perubahan pada sel atau
jaringan misalnya perubahan sintesis fosfolipid, perubahan sintesis DNA dan RNA,
penglepasan prostaglandin, perubahan morfologi dan lain-lain. Fase ini umumnya
reversibel, sebelum terbentuk sel pertama yang tumbuh secara autonom menjadi sel
preneoplastik. Fase ke-3 adalah fase progresi di mana terjadi evolusi sel pre-
neoplastik menjadi sel neoplastik.
Gambar 6 memperlihatkan skema umum mekanisme karsinogenesis oleh
bahan kimia. Bahan kimia dapat dimetabolisme oleh enzim-enzim tertentu menjadi
bahan hidrofilik yang mudah diekskresi, tetapi aktivitas enzim ini juga dapat
menghasilkan produk oksidan reaktif yang dapat menyebabkan lesi atau mutasi DNA
yang berakibat aktivasi onkogen dan atau inaktivasi gen supresor dan berakhir dengan
transformasi sel.
Namun demikian, interaksi karsinogen dengan DNA saja tidak selalu
menghasilkan sel yang terinisiasi dengan lesi DNA permanen, karena lesi DNA
dapat diperbaiki dengan bantuan gen DNA repair. Kerusakan DNA yang diwariskan
kepada sel-sel turunannya terjadi bila replikasi DNA berlangsung sebelum proses
perbaikan DNA. Karena itu untuk terjadinya inisiasi, sel yang berinteraksi dengan
karsinogen harus mengalami siklus sel sebelum proses perbaikan sehingga lesi DNA
menjadi permanen. Perkembangan klonal dari sel terinisiasi ini untuk menghasilkan
sel-sel preneoplastik memerlukan promosi oleh promoting agents, termasuk
kemungkinan promosi oleh karsinogen itu sendiri.; dalam hal ini karsinogen berfungsi
sebagai inisiator sekaligus promoter dan disebut karsinogen komplit. Sebagain dari
lesi itu mengalami regresi, tetapi sebagian lagi berlanjut dan menghasilkan sel kanker.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anand, P., A.B. Kunnumara, C. Sundaram et al. (2008). Cancer is preventable disease that
requires major lifestyle changes. Pharmaceutical Research, Vol.25, No.9.
2. Casarett, L.J., dan Doull, J. (2008). Toxicology the Basic Science of Poisons. Editor: Curtis
D. Klaassen. Edisi Ketujuh. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
3. Weinstein IB, Carothers AM, Santella RM, Perera FP. Molecular mechanisms of
mutagenesis and multistage carcinogenesis. Dalam: Mendelsohn J, Howley PM, Israel
MA, Liotta LA (eds). The molecular basis of cancer . Philadelphia, WB Saunders Co; 1995;
59-85.

Anda mungkin juga menyukai