Anda di halaman 1dari 12

Proses Gametogenesis : Spermatogenesis dan Oogenesis

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di
ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu
pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom, contoh
apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru
melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin
atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis
menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat
diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel
baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan,
pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis
dan oogenesis.
1. Spermatogenesis
Adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ
kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma.
2. Oogenesis
Adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel
telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk
dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan
oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis,
tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan
miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran
normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum
SPERMATOGENESIS dan OOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Spermatogenesis berlangsung di testis.
Pada testis terdapat jaringan bernama tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdapat
banyak sel germinal yang akan berubah menjadi sperma melalui meiosis (Johnson 2002 : 1202).
Sel germinal yang sudah siap bermeiosis dinamakan spermatosit primer yang diploid. Proses
meiotik pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder dengan 23 kromosom. Kemudian setiap
spermatosit sekunder bermeiosis yang disebut meiosis kedua yang menghasilkan 2 spermatid.
Spermatid spermatid inilah yang akan berubah menjadi spermatozoa dewasa dengan bantuan
sel sertoli (Johnson 2002 : 1202). Proses pematangan sel germinal menjadi sel gamet pada
wanita disebut oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium. Sel germinal pada pria akan berbuah
menjadi spermatosit primer, namun pada wanita sel germinal akan membentuk oosit primer.
Oosit primer akan mengalami meiosis menjadi sebuah oosit sekunder dan sebuah badan polar
yang masing masing hanya memiliki 23 kromosom (Johnson 2002 : 1208). Badan polar adalah
sebuah sel kecil yang berisi sedikit sitoplasma, diproduksi bersama oosit dan nantinya akan
terdegradasi. Oosit sekudner dan badan polar masing masing akan melakukan meiosis kedua
yang akan menghasilkan satu badan polar dan ovum pada oosit sekunder, dua badan polar oleh
badan polar yang dihasilkan pada meiosis pertama (Johnson 2002 : 1208).

SPERMATOGENESIS
Pembentukan dan pengembangan sperma pada seminiferus tubulus dari testis disebut
Spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses dimana laki laki spermatogonoia berkembang
menjadi spermatozoa matang. spermatozoa adalah gamet pria dewasa. Jadi spermatogenesis
adalah versi laki laki gamatogenesis. Pada mamalia itu occures dalam selera laki laki di
epididimis secara bertahap dan untuk manusia membutuhkan 65 75 hari. Hal ini penting untuk
reproduksi seksual. Ini dimulai saat pubertas dan biasanya terus terganggu sampai kematian.
Spermatogenesis menghasilkan gamet pria dewasa biasa disebut sperma, namun secara
khusus dikenal sebagai spermatozoa yang mampu menyuburkan mitra perempuan gamet, oosit
selama konsepsi untuk menghasilkan individu tunggal yang disebut dikenal sebagai zigot.
OOGENESIS
Pembentukan dan pengembangan gamet perempuan dalam ovarium dikenal sebagai
Oogenesis. Ini adalah proses gametogenesis perempuan. Ini melibatkan berbagai tahap ovum
belum matang. Penciptaan Oogonium tradisional bukan milik oogenesis, tetapi untuk jalan
umum dari gametogenesis bersama dengan spermatogenesis.
Oosit mencapai maksimum mereka pada 20 minggu usia kehamilan, saat ada sekitar tujuh
juta dari mereka. Oogenesis adalah proses meiosis pada organisme wanita dari Oogonium ke
oosit primer, ke oosit sekunder dan kemudian ke sebuah sel telur. Sel sperma yang bersifat
haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan
spermatogenesis. Dibentuk di dalam tubulus seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon
yaitu :
1. Hormon GnRH
Berfungsi untuk merangsang lobus anterior pituitary untuk produksi hormon gonadotropin
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
2. Testosterone
Hormon ini dihasilkan oleh sel sel leydig yang terdapat diantara tubulus seminiferus testis.
Hormon ini bertanggung jawab terhadap pembelahan sel sel epitel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembentukan spermatosit sekunder.
3. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel
sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium
untuk melakukan spermatogenesis.
4. Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang sel leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu
hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).
Secara sederhana proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus
lewat langkah langkah sebagai berikut ini :
1. Ketika seorang anak laki laki mencapai pubertas pada usia 11 14 tahun, sel kelamin jantan
primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh
sekresi hormon testosteron.
2. Masing masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak
yang masing masing berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing masing disebut spermatogonium yang kembali
melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak dan satunya lagi disebut
spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing masing
memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y
atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan 4 sel lagi yang
disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan
bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu
sekitar 64 hari.

SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan meiosis
dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat
menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens.
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis
terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase
fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat
sperma matang.
Tahap Tahap Spermatogenesis :
1. Spermatogonium

Merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis.


Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

2. Spermatosit Primer

Merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan.
Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.

3. Spermatosit Sekunder

Merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
4. Spermatid

Merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
5. Sperma

Merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi.
Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang telah
matang dan siap dikeluarkan.
Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma sedangkan oogenesis adalah proses
pembentukan ovum. Spermatogenesis terjadi di lumen tubulus seminiferus testis sedangkan
oogenesis terjadi di ovarium dan berlanjut saat terjadi fertilisasi. Proses spermatogenesis baru
aktif saat pubertas. Pada pria sebelum puber, di dalam testis belum terjadi pembentukan sperma
walaupun terdapat sel spermatogonium sebagai bakal sperma. Saat puber terjadi peningkatan
kadar hormon FSH dan testosteron memicu dimulainya proses spermatogenesis menghasilkan
sperma. Pada wanita, oogenesis sudah dimulai dari periode dalam kandungan (fetal) yaitu
perkembangan oogonium menjadi oosit primer di dalam folikel primer ovarium (proses meiosis
I). Setelah lahir proses meiosis I berhenti pada tahap profase I. Pada saat puber terjadi proses
rekruitmen folikel primer dan akan terpilih satu folikel berisi oosit primer yang melanjutkan
meiosis I menjadi 1 oosit sekunder setiap bulannya. Oosit sekunder masuk pada meiosis II
namun berhenti pada tahap metafase II dan akan berlanjut jika terjadi pembuahan (fertilisasi).
Bila terjadi fertilisasi meiosis II akan komplet sehingga dihasilkan ovum.

Spermatogenesis
Spermatogenesis adlaah proses pembentuk sel kelamin jantan atau sel sperma melalui
pembelahan meiosis. Proses ini terjadi dalam testis. Testis tersusun atas jaringan epitel dan
jaringan pengikat. Jaringan epitel terdapat sel spermatogonium (sel induk sperma) dan sel sertoli
(untuk memberi makan sperma). Jaringan pengikatnya berupa sel-sel leyding (untuk membentu
hormon testosteron).

Gambar proses pembentukan sel sperma terjadi pada pria

Spermatogenesis berlangsung mulai usia pubertas sampai akhir hayat selama keadaan sehat.
Proses ini terjadi tiap hari. Dalam sekali proses satu sel spermatogonium akan menghasikan
empat sperma fungsional, dan akan dikeluarkan melalui uretra atau disebut sebagai ejakulasi
(sekali ejakulasi normal 5 mL atau 50 juta sel sperma) yang didahului dengan membesarnya
pen is (ereksi)

Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) melalui pembelahan meiosis. Proses
ini terjadi di ovarium (indung telur)

proses pembentukan sel ovum terjadi pada wanita


Oogenesis berlangsung secara bertahap.

Pada waktu masih embrio mulai terbentuk oogonium

Pada waktu bayi dilahirkan mulai terjadi oosit primer

Pada waktu mulai masa pubertas sampai menopause ( 13 tahun sampai 45 tahun 50
tahun) berlangsung pembentukan oosit sekunder sampai menjadi ovum fungsional.

Pembentukan oosit sekunder menjadi ovum berlangsung tiap bulan dan hanya menghasilkan satu
ovum fungsional dan matang dalam sekali proses yang normal.

Proses pelepasan ovum matang dari ovarium ini yang disebut dengan ovulasi. Jika ovum dibuahi
sperma, maka akan terjadi kehamilan, tetapi jika tidak terjadi pembuahan, maka ovum akan mati
bersama dinding endometrium yang disebut menstruasi.

Tabel perbedaan spermatogenesis dan oogenesis

Beda Spermatogenesis Oogenesis


Pengertian Pross pembentukan sperma Proses pembentukan ovum
Tempat Testis Ovarium
Tiap hari mulai masa akhir puber Tiap bulan sekali mulai masa puber
Waktu
sampai akhir hayat sampai menopause
1 ovum fungsional dan3 badan
Hasil 4 sperma fungsional
polosit

Hal lain yang menarik terjadi dengan gametogensis pada wanita. Hasil pembelahan meiosis
dalam gamet tunggal dan tiga yang disebut sel kutub. Ini adalah hasil dari konservasi energi.
Memproduksi sel telur subur membutuhkan energi yang cukup dengan hal itu tidak akan
mungkin untuk membuat empat pada satu waktu. Akibatnya, ketika sel benih membelah untuk
pertama kalinya, itu menghasilkan oosit yang belum matang dan sel kutub. Kedua sel ini pada
gilirannya meniru, dengan sel kutub membuat dua sel kutub dan oosit yang belum matang
membuat sel kutub dan oosit yang belum dewasa lain yang akan matang jika dibuahi. Sel-sel
kutub, sementara itu, diserap oleh tubuh.

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis


terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus
seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya
mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli,
dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:

LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon


testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.

FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

1. Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.

Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid

Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang
haploid juga.

Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.

Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein

Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk

memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.

Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh

kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan

dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,

seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 400 juta sel spermatozoa.

HORMON YANG BERPENGARUH DALAM PROSES SPERMATOGENESIS


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya
a. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/ FSH)
dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/ LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/ testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Semua proses spermatogenesis dikontrol oleh sistem endokrin, yaitu oleh hormon
gonadothropin seperti hormon FSH, ICGSH dan androgen. Rangkaian kejadian pengendalian
hormon terhadap spermatogenesis pada sapi jantan adalah
a. Sapi jantan pada waktu pubertas dicapai hormon FSH mempengaruhi sel Leydig untuk
menghasilkan hormon androgen (hormon jantan).
b. Androgen membuat epitel germinalis dari tubulus seminifrus bereaksi terhadap FSH.
c. FSH menyebabkan dimulainya spermatogenesis dengan adanya pembelahan sel di
spermatogonia.
d. Spermatogenesis diatur oleh FSH, LH dan androgen serta estrogen.
e. Androgen terhadap seluruh organ kelamin jantan membantu mempertahankan kondisi yang
optimum terhadap spermatogenesis, transportasi spermatozoa dan penempatannya di daerah
yang terjadi pembuahan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif
membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur
oleh hormone gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding
tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium
terdapat sel sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi member nutrisi pada spermatozoa.
Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan hormone
testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi
di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus
tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam
ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang
disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga
lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk
memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel
Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.

PROSES SPERMATOGENESIS
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel
epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan
epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu
testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli,
dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.

FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang
haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.

Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 400 juta sel spermatozoa.

B. TAHAP TAHAP SPERMATOGENESIS


Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Berikut adalah skema tahapan
spermatogenesis :
Penjelasan skema tahap spermatogenesis :
Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang
berjumlah ribuan.
Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya
membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid
yang bersifat haploid. (n)
Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua
fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis -
urethra dan berakhir dengan ejakulasi.

Anda mungkin juga menyukai