Makalah Evaluasi
Makalah Evaluasi
PENDAHULUAN
tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut
secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan
yang diharapkan agar dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat
yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat tujuan masalah yang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein yang
dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang
umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik. Semua hal
yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan
B. Pengertian Pendidikan
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :
1. Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan
biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula
dia hidup.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus
(abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
skills. The word education is derived from the Latin educare meaning
"to raise", "to bring up", "to train", "to rear", via "educatio/nis",
datang";
UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha
C. Taksonomi Pendidikan
Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan pada tahun 1956. Sejarahnya bermula ketika pada awal tahun 1950-an,
persentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
thinking behaviors). Artinya, masih ada taraf lain yang lebih tinggi. Bloom,
Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl kemudian pada tahun 1956 merumuskan
Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah:
domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut
secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
apa yang diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dan
sebagainya.
c. Aplikasi ( Application ).
sebagainya.
a. Penerimaan ( Receiving/Attending ).
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
konsisten.
e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya
membantu gerakan.
b. Kesiapan (Set).
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan
gerakan.
c. Merespon (Guided Response).
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang
f. Penyesuaian ( Adaptation ).
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001
dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan
kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing
kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih
posisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan perubahan sebutan dari
(mencipta).
Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis
diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep
struktur.
c. Pengetahuan prosedural (procedural knowledge) yang meliputi:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti
makalah ini.