PENDAHULUAN
2.1 Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik dari sumber radiasi seperti matahari.
Radiasi panas tidak memerlukan zat perantara. Radiasi dapat terjadi dalam gas maupun
ruang hampa udara. Bila radiasi datang pada suatu benda, maka benda akan
meneruskan, memantulkan, atau menyerap panas yang mengenainya. Permukaan
benda hitam dan kusam adalah permukaan penyerap yang paling baik, tetapi pemantul
yang paling buruk. Sebaliknya permukaan berwarna putih dan mengkilat adalah
penyerap radiasi yang buruk, akan tetapi merupakan pemantul yang baik.
Koefisien emisivitas permukaan benda hitam ideal bernilai e = 1, artinya secara
teoritik benda permukaan itu menyerap seluruh energi radiasi. Untuk benda bukan
hitam emisivitasnya 1e0, sementara untuk permukaan cermin nilainya mendekati
nol. Bertiupnya angin laut dan angin darat, berhubungan dengan nilai emisivitas
permukaan laut dan daratan yang berbeda. Emisivitas daratan lebih besar dari lautan
sehingga daratan cepat panas atau cepat naik suhunya disiang hari dan cepat dingin
dimalam hari, sebaliknya lautan lambat panas dan lambat dingin.
Daratan pada siang hari akan terasa sangat panas karena terus disinari oleh
matahari, dan seluruh udara panas yang dimilikinya naik pada siang hari dan
membawa udara dingin ke lautan. Pada malam hari daratan akan terasa dingin karena
suhu udara pada malam hari akan turun. Lain halnya dengan lautan, lautan pada siang
hari akan terasa dingin karena udara dingin turun di lautan pada siang hari, yang
membuat angin berhembus dari laut ke daratan yang sering kita sebut dengan Angin
laut. Dan pada malam hari lautan akan terasa panas, karena udara panas yang
tersimpan di dalam laut akan naik dan membawa udara dingin ke daratan, yang
membuat angin berhembus dari darat ke laut yang sering disebut dengan Angin
darat. Alat yang digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi
disebut termoskop.
Contoh peristiwa radiasi adalah panas matahari yang sampai ke permukaan
bumi Matahari sampai ke permukaan bumi harus melalui jarak ribuan kilometer.
Meskipun di atmosfer terdapat ruang hampa udara, ternyata panas matahari tetap
sampai ke permukaan bumi. Jadi, radiasi matahari dapat melewati ruang hampa.
Radiasi matahari dapat melewati ruang hampa karena energi panas matahari
dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
2.2 Konveksi
Konveksi atau aliran adalah perpindahan panas yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan oleh perbedaan massa
jenis. Bertiupnya angin laut dan angin darat, berhubungan dengan pengaruh nilai
emisivitas permukaan laut dan permukaan daratan yang berbeda. Emisivitas daratan
lebih besar dari emisivitas laut sehingga daratan cepat panas atau naik suhunya disiang
hari dan cepat dingin dimalam hari, sementara lautan adalah sebaliknya, lambat panas
siang hari dan lambat dingin di malam hari. Prinsip ini dimanfaatkan pada alat
pemanas air yang dipasang pada atap rumah. Banyak contoh peristiwa konveksi ini,
misalnya asap api yang naik ke atas, sirkulasi air ketika dimasak. Konveksi dapat
terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada zat cair
Syarat terjadinya konveksi pada zat cair adalah adanya pemanasan. Hal ini
disebabkan karena partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada gas
Konveksi terjadi pada gas, misalnya udara. Seperti pada air, rambatan (aliran)
kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi
akibat adanya konveksi udara adalah sebagai berikut.
1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan
lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan
digantikan oleh udara dari lautan.
2) Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari,
daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara
di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan.
Gambar 2.1 Peristiwa angin darat dan angin laut
BAB III
HASIL PERCOBAAN
Gambar 3.1 Papan statif dan dua botol yang disinari oleh lampu pijar
2. Nyalakanlah lampu pijar di tengah kedua botol, selanjutnya amatilah apa yang akan
terjadi dengan permukaan air pada pipa, jelaskan mengapa demikian!
Gambar 3.2 Kotak papan kayu yang telah diberi dua buah lubang dan diletakkan
gelas transparan atau pipa plastik
2. Tempatkan lilin atau pembakar Bunsen yang menyala di bawah salah satu lubang
dan berikan asap bakaran gulungan kertas di atas lubang yang lain.
3. Amatilah apa yang terjadi dengan gerak asap bakaran tersebut, ke mana arah
gerakannya dan jelaskan mengapa gerak asap tersebut demikian!
4. Amati juga asap yang terhisap kedalam kotak akan keluar lewat lubang yang lain,
jelaskan mengapa demikian
5. Jelaskan apakah gerak asap bakaran obat nyamuk tersebut berhubungan dengan
peristiwa pemuaian udara
3.2.3 Peristiwa Konveksi Pada Zat Cair
Pertanyaan
1. Jelaskan apakah peristiwa ini berhubungan dengan pemuaian udara dalam botol
aqua?
Jawaban :
Ya, peristiwa ini berhubungan dengan pemuaian udara dalam botol aqua. Karena
setelah diletakkan lampu pijar di antara kedua aqua tersebut, aqua hitam (penyerap
panas yang baik) mengalami pemuaian udara karena pada botol aqua hitam lebih
cepat menyerap panas akibat panas yang diserap membuat udara didalam botol
lebih cepat memuai sedangkan pada botol aqua putih, lebih lama menyerap panas
maka pemuaian akan berlangsung lebih lama.
2. Jelaskan mengapa permukaan air pada pipa yang terhubung pada tabung aqua
warna hitam lebih rendah?
Jawaban :
Benda yang berwarna hitam akan lebih cepat menerima panas dan melepaskan
panas, sedangkan warna putih lebih lama menerima panas dan melepaskan panas.
Dengan demikian ,aqua yang berwarna hitam tekanan suhunya semakin tinggi dan
menekan permukaan air pada pipa semakin kebawah.
3. Matikan api lilin dan tempelkan kedua telapak tangan masing-masing pada botol
aqua hitam dan botol aqua bening, kemudian amati apa yang terjadi!.
Jawaban :
Jika kita matikan api lilin dan menempelkan kedua telapak tangan masing-masing
pada botol aqua hitam dan botol aqua, ternyata botol yang berwarna hitam lebih
cepat menyerap panas dari pada botol warna putih. Semua itu terjadi karena tekanan
airnya berbeda. Hal ini dikarenakan tangan kita juga memiliki panas.
4. Jelaskan apakah peristiwa yang terjadi pada poin 3 sama seperti yang terjadi
menurut poin 2 di atas, jelaskan mengapa demikian!
Jawaban :
Ya, peristiwa yang terjadi pada poin 3 sama seperti yang terjadi menurut poin 2 di
atas sama (saling berhubungan), karena sama-sama menerima panas. Perbedaannya
yaitu pada poin 2 menggunakan media listrik, jadi panas dan kalor yang diberikan
lebih besar, sedangkan pada poin 3 hanya menggunakan perantara kedua tangan,
jadi kalor yang diberikan lebih sedikit.
5. Berdasarkan peristiwa ini, coba saudara jelaskan sebab-sebab terjadinya angin laut
pada siang hari dan angin darat pada malam!.
Jawaban :
Sebab-sebab terjadinya angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam yakni
seperti yang kita ketahui bahwa angin laut adalah angin yang bertiup dari
arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari di daerah pesisir
pantai. Karena lautan mempunyai panas yang lebih besar daripada daratan, sinar
matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu permukaan
daratan meningkat pada siang hari, udara di atas permukaan darat meningkat pula.
Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih rendah karena panas atau suhu tinggi,
sedangkan tekanan udara di lautan cenderung lebih tinggi karena lebih dingin atau
suhu rendah. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara
dingin dari lautan. Dengan demikian terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Dan
dan hal inilah yang disebut dengan angin laut.
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari di daerah pesisir pantai. Pada malam hari daratan
menjadi dingin (suhu daratan menjadi rendah) lebih cepat daripada lautan, karena
kapasitas panas tanah lebih rendah daripada air. Suhu yang rendah menyebabakan
tekanan udara di daratan menjadi lebih tinggi daripada lautan. Akibatnya udara
panas dari lautan akan naik dan digantikan udara dingindari daratan sehingga
terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Dan inilah yang disebut angin darat.
6. Buat kesimpulan tentang efek besarnya serapan kalor berdasarkan warna benda
dan hubungannya dengan perubahan suhu benda!
Jawaban :
Dari percobaan di atas dapat di tarik kesimpulan, bahwasanya permukaan benda
hitam, kusam, dan kasar merupakan penyerap kalor yang baik, tetapi pemantul yang
paling buruk, sedangkan permukaan benda putih, mengkilap dan halus merupakan
penyerap kalor yang buruk, tetapi pemantul yang baik.
Hubungannya dengan perubahan suhu yakni jika kita berikan suhu yang tinngi,
benda yang hitam akan lebih cepat panas dan benda yang putih akan lambat panas.
Sebaliknya jika suhu diturunkan benda yang hitam akan cepat dingin dan benda
yang putih akan lambat panas.
2. Amati juga asap yang terhisap ke dalam kotak akan keluar lewat lubang yang lain,
jelaskan mengapa demikian!
Jawaban :
Asap yang terhisap ke dalam kotak akan keluar lewat lubang yang lain, hal ini
dikarenakan karena asap menuju ke tekanan yang rendah. Tekanan yang rendah ini
bisa disebabkan oleh suhu yang ditimbulkan oleh lilin atau pembakar Bunsen (suhu
yang tinggi). Suhu yang tinggi menyebabkan massa jenis asap menjadi ringan
makanya asap keluar lewat lubang yang lain ataupun asap naik ke atas.
3. Jelaskan apakah gerak asap bakaran gulungan tersebut di atas berhubungan dengan
peristiwa pemuaian udara?
Jawaban :
Ya, gerak asap bakaran gulungan tersebut di atas berhubungan dengan peristiwa
pemuaian udara berhubungan disebabkan karena gerak asap mengikuti tekanan
udara. Asap bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Tekanan yang tinggi
tadi disebabakan oleh suhu yang rendah dan tekanan yang rendah disebabakan oleh
suhu yang tinggi. Pada suhu yang tinggi terjadilah pemuaian udara. Dan dari tempat
yang terjadi pemuaian udara itulah asap keluar.
4. Jelaskan apakah peristiwa konveksi pada udara ini berhubungan dengan perubahan
massa jenis udara, jelaskan!
Jawaban :
Ya, peristiwa konveksi pada udara ini berhubungan dengan perubahan massa
jenis udara, karena peristiwa konveksi gerak asap yang naik ke atas terjadi pada tempat
dimana terjadinya pemuaian udara. Pemuaian terjadi karena suhu yang tinggi. Suhu
yang tinggi bisa menyebabkan massa jenis berkurang. Pengurangan massa jenis
menyebabakan asap bergerak ke tempat ini dan keluar dari sini (naik ke atas).
Gambar 3.4 Proses sirkulasi udara pada siang hari dan pada malam hari
Jawaban :
Ya, percobaan di atas dapat menjelaskan sebab terjadinya gerakan udara yang
dinamakan dengan angin laut dan angin darat, karena udara bergerak dari tekanan
udara yang tinggi ke tekanan udara yang rendah. Seperti yang sudah dibahas bahwa
angin laut terjadi karena perpindahan udara dari lautan (tekanan tinggi) ke daratan
(tekanan rendah). Dan sebaliknya angin darat terjadi karena perpindahan udara dari
daratan (tekanan tinggi) ke lautan (tekanan rendah). Hal itu juga sama terjadi pada
peristiwa konveksi udara. Jadi percobaan di atas dapat menjelaskan sebab terjadinya
gerakan udara yang dinamakan angin laut dan angin darat.
Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa air dapat bersirkulasi sepanjang pipa . Jelasakan apa hubungan
peristiwa ini dengan perpindahan panas konveksi pada zat cair?
Jawaban :
Air dapat bersirkulasi sepanjang pipa karena arus air bergerak dari tekanan tinggi
(suhu rendah) ke tekanan rendah (suhu tinggi). Peristiwa ini berhubungan dengan
perpindahan panas konveksi pada zat cair di mana pada suhu yang tinggi
menyebabkan massa jenis berkurang dan tekanan menjadi tinggi dan terjadi
pemuaian udara di dalam air. Tekanan yang tinggi mendesak serbuk halus di dalam
air naik ke atas dan terus beredar sepanjang pipa.
2. Jelaskan mengapa, jika pemanas Bunsen dipindahkan dari bawah pipa, kecepatan
gerak sirkulasi air tampak menjadi lambat?
Jawaban :
Jika pemanas Bunsen dipindahkan dari bawah pipa, kecepatan gerak sirkulasi air
tampak menjadi lambat itu dikarena pada saat pemanas Bunsen dipindahkan suhu
akan berkurang dan tekanan yang semula tinggi akan berkurang sedikit demi
sedikit. Tekanan yang berkurang menyebabkan gerak sirkulasi air menjadi lambat.
3. Jelaskan apakah ada kaitan peristiwa ini dengan peristiwa upwelling pada air
laut?
Jawaban :
Ya, ada kaitan peristiwa ini dengan peristiwa upwelling pada air laut karena
peristiwa upwelling sama kejadiannya seperti peristiwa yang dibahas di atas.
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan
permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin,
salinitas tinggi, dan unsur hara yang kaya ke permukaan. Proses upwelling ini dapat
terjadi dalam tiga bentuk yakni :
1. Pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan seperti mid-
ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di mana arus tersebut
dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke permukaan.
2. Ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di
utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan ekuator bergerak
ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan
menimbulkan ruang kosong pada lapisan di bawahnya. Kedalaman di mana
massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air permukaan yang bergerak ke
sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya. Hal ini terjadi karena
adanya divergensi pada perairan laut tersebut.
3. Upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan
angin darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa
air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah
pantai yang kemudian diisi dengan massa air di bawahnya.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah kemampuan kalor menyerap benda yang
berwarna hitam akan lebih cepat menerima panas dan melepaskan panas, sedangkan
warna putih lebih lambat menerima panas dan lama melepaskan panas dan jika
dihubungkan dengan perubahan suhu yang terjadi pada benda yaitu jika botol yang
berwarna hitam tidak diberikan panas atau kalor suhunya akan lebih cepat turun,
sedangkan pada botol putih suhunya akan lama melepaskan panas.
Peristiwa konveksi udara pada asap yang diserap oleh tempat keluarnya asap itu
bisa dikarenakan suhu udara pada tempat masuknya asap itu rendah. Rendahnya suhu
udara menyebabkan kerapatan udara menjadi besar dan tekanan menjadi tinggi. Asap
keluar lewat pipa yang di bawahnya terdapat lilin yang memberi panas. Pada saat suhu
tinggi, kerapatan udara menjadi kecil dan tekanan udara menjadi rendah. Sesuai
dengan sifat dari udara yakni, Udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang
rendah.
Peristiwa konveksi yang terjadi pada zat cair, saat diletakkan lilin dibawah pipa
U, beberapa saat kemudian setelah airnya mulai memanas dan mengeluarkan buih-
buih kecil sehingga menyebabkan tekanan pada air semakin tinggi, itulah yang bisa
membuat serbuk halus naik ke atas dan serbuk itu akan terus beredar sepanjang pipa.
Dari percobaan ini, kita telah mengetahui bahwa air dapat beredar sepanjang
pipa karena arus air bergerak dari tekanan tinggi (suhu rendah) ke tekanan rendah
(suhu tinggi). Tekanan yang tinggi tersebut yang mendesak serbuk halus di dalam air
naik ke atas dan terus beredar sepanjang pipa.
4.2 Saran
1. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya kita sebagai mahasiswa telah memahami
teori, langkah-langkah, serta konsep dasar tentang percobaan yang akan dilakukan.
2. Pada saat melakukan percobaan kita sebaiknya lebih teliti agar kesalahan yang
terjadi dapat diminimalisir.
3.
DAFTAR PUSTAKA
http://memetmulyadi.blogspot.com/2013/03/perpindahan-kalor-konduksi-konveksi-
radiasi.html#ixzz3O3IZB4IT, diakses pada 16 November 2016.