Anda di halaman 1dari 10

PAPER KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan yang
Dibimbing oleh Ibu Destriana Saraswati, M. Phil

Disusun oleh kelompok 9 :


Kelas T01
Bagus Triawan M. A 165080300111003
Khalifi Syakirina 165080300111015
Winna Belinda M 165080301111017
Rahadian Dwi S 165080301111025

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
WAWASAN NUSANTARA

1.1 Pengertian Geopolitik

Geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam


wujud kebijakan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(pertimbangan geografi, wilayah territorial) suatu Negara, yang jika dilaksanakan
akan berdampak langsung atau tidak langsung pada sistem politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara tersebut secara langsung maupun tidak langsung juga akan
berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan.

Geopolitik berasal dari kata Ge/ Geo berarti bumi dan politik berarti pengaturan
hidup bersama. Dapat dikatakan bahwa geopolitik adalah pengaturan dan pengelolaan
(politik) yang berkenaan dan berlangsung di atas letak tanah wilayah geografis di
bumi itu sendiri.

1.2 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia

Secara umum, geopolitik Indonesia didasarkan pada nilai-nilai yang tercantum


dalam sila-sila Pancasila khususnya terkait nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang
luhur. Hal itu dengan jelas dan tegas tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Dalam konteks Indonesia, geopolitik disebut dengan istilah wawasan nusantara.


Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 1993 dan 1998
tentang GBHN, wawasan nusantara adalah :

Merupakan wawasan nasional merupakan wawasan yang bersumber pada


Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang 1945 adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermayarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Sementara itu, menurut kelompok kerja wawasan nusantara yang diusulkan


menjadi ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dibuat Lemhanas tahun1999
adalah sebagai berikut. Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannua yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangasa, dan bernegara mencapai tujuan nasional.

Dari konsep ini jelas sekali bahwa konsep geopolitik Indonesia berbeda dengan
konsep geopolitik yang memandang Negara adalah organisme untuk
mempertahankan hidupnya secara alami yang harus berekspansi terhadap wilayah
lainnya. Hai ini disebabkan oleh pandangan bangsa Indonesia mengenai ekspansi
wilayah atau penjajahan secara umum bertolak belakang dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan ketuhanan.

Pandangan geopoltik seperti dipaparkan di atas adalah dasar dari pendirian bangsa
Indonesia dalam mendirikan Negara ini, serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan
yang ingin diraih dengan konsep persatuan yang melandasinya. Oleh karena itu,
secara singkat pandangan geopolitik bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara.
Wawasan nusantara adalah sebuah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografisnya yang berwujud Negara
kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan nusantara dijiwai dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah. Namun begitu, wawasan nusantara
tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapau tujuan nasional.

1.3 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara (nasional) dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan


bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan oleh pandangan
Geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan
Bangsa Indonesia. Berikut ini dasar pemikirannya:
1. Falsafah Pancasila

Nilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara, antara


lain gotong royong yang merupakan suatu nilai khas dari bangsa Indonesia.
Gotong royong merupakan kerja kolektif dari berbagai elemen masyarakat yang
bertujuan untuk kebaikan bersama.

Filsafat Pancasila mengedepankan kepentingan masyarakat yang lebih luas


harus lebih diutamakan tanpa mematikan kepentingan golongan. Semua nilai
filsafat hidup dari Pancasila menjadi dasar pijakan untuk setiap warga Negara
dalam melihat diri dan lingkungan.

2. Aspek Kewilayahan Nusantara

Kondisi objektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau, memiliki
karakteristik yang berbeda dengan Negara lain. Pengaruh geografi merupakan
suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam
kekayaan alam (baik di dalam maupun di permukaan bumi) dan jumlah penduduk
yang besar.

3. Aspek Sosial Budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, tata kehidupan
nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan masyarakat
mengandung potensi konflik yang besar, terlebih lagi kesadaran nasional
masyarakat masih relative rendah dan jumlah masyarakat yang terdidik relative
terbatas (Srijanti, dkk., 2011:142-143).

4. Aspek Kesejarahan Bangsa Indonesia

Perjuangan bangsa Indonesia memerdekaan diri menjadi sebuah Negara


berdaulat dari belenggu penjajahan tentu dibentuk dan terbentuk factor-faktor
historis yang memicunya. Selain itum perumusan cita-cita, tujuan, dasar Negara,
dan falsafah hidup bangsa tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya

1.4 Unsur-unsur Wawasan Nusantara


1. Wadah

Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen yaitu wujud


wilayah, tata inti organisasi, dan tata kelengkapan organisasi. Berikut ini
penjelasan mengenai komponen wadah wawasan nusantara.

Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang
didalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh
dalamnya perairan. Wilayah nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta
dihubungkan oleh perairan dalamnya
Tata inti organisasi
Tata inti organisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut
bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintah, sistem pemerintahan,
dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan
menurut undang-undang. Sistem pemerintahannya adalah presidensial.
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945
Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik,
golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers, serta seluruh aparatur
Negara (Srijanti, dkk., 2011:150-151).
2. Isi Wawasan Nusantara

Isi wawasan nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia


Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asa manunggal
yang terpadu. Berikut adalah penjabarannya:

a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang


meliputi :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas
3) Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh


menyeluruh yang meliputi berikut:
1) Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan, perairan, dan
dirgantara secara terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideology dan identitas nasional.
3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
4) Satu kesatuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
5) Satu Kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

c. Tata laku wawasan nusantara mencakup dua segi, batiniah dan lahiriah
1) Tata laku batiniah berdasarkan falsafah bangsa yang membentuk sikap mental
bangsa yang memiliki kekuatan batin.
2) Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan
kata dan karya, keterpaduan pembicaraan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengadilan (Srijanti, dkk., 2011:152-153).

1.5 Implementasi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara dalam kehidupan nasional Indonesia mencakup di dalamnya


kehidupan politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan. Berikut adalah
implementasi wawasan nusantara beserta penjabarannya.

1. Sebagai Pancaran Falsafah Pancasila


Wawasan nusantara sebagai sebuah cara pandang diri dan lingkungan yang
menjungjung persatuan dan kesatuan untuk mencapai tujuan bangsa tentu
sangat dijiwai manifestasi pancaran dari pancasila.

2. Sebagai Landasan Pembangunan


Dalam konteks pembangunan nasional, dapat digunakan sebagai pemersatu
wilayah kepualaun nusantara

3. Kesatuan Politik
Kesatuan politik antara lain :
a. Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik bersama
bangsa Indonesia
b. Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah serta agama yang dianutya
tetap dalam kerangkan kesatuan nasional.
c. Pancasila sebagai dasara dan falsafat bangsa serta pemersatu bangsa yang
merupakan panduan yang akan membimbing bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan dan cita-cita bersama.
d. Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara diatur berdasar sistem hukum
nasional
e. Semua kepulauan Nusantara merupakan satu-kesatuan sistem hukum nasional.
f. Bangsa Indonesia bersama-sama bangsa lain ikut menciptakan ketertiban
dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif.

4. Kesatuan Ekonomi
Kesatuan ekonomi antara lain :
a. Kekayaan di seluruh wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif,
merupakan modal dan hak milik bangsa bersama untuk memenuhi kebutuhan
di seluruh wilayah Indonesia secara adil dan merata.
b. Tingkat perkembangan maupun pemerataan ekonomi harus seimbang dan
serasi di seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang dimiliki (proporsi)
daerah masing-masing.
c. Kehidupan ekonomi di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan
berdasarkan sistem usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan dalam
sistem ekonomi rakyat untuk kemakmuran rakyat bersama.

5. Kesatuan social-budaya
Kesatuan social-budaya antara lain :
a. Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus memiliki kehidupan
serasi dengan tingkat kemajuan merata dan seimbang sesuai dengan kemajuan
bangsa-bangsa.
b. Budaya Indonesia terbentuk akulturasi keberagaman budaya-budaya daerah
yang ada di Indonesia.
c. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbuka dengan kebudayaan-
kebudayaan bangsa lain, sejakk dari dulu.

6. Kesatuan Keamanan
Kesatuan keamanan antara lain:
a. Wilayah Indonesia adalah wilayah dengan bentang luas laut yang ditaburi
pulau-pulau di atasnya adalah satu-kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan,
juga dalam hal keamanan.
b. Ancaman terhadap salah satu wilayah Indonesia adalah merupakan ancaman
bagi bangsa Indonesia seluruhnya.
c. Tiap-tiap warga Negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam hal mempertahankan keamanan seluruh wilayah Negara dalam rangka
bela Negara (Kaelan, 2007:139-140).

1.6 MANFAAT IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Menurut Kaelan (2007:140-141), manfaat yang dirasakan dari adanya wawasan


nasional diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dalam konteks pengakuan wilayah, konsep wilayah atau tanah air nusantara
secara keseluruhan telah diakui dan diterima dalam kesepakatan di forum-
forum internasional.
2. Pengakuan Landas Kontinen dan ZEE oleh masyarakat dunia menghasilkan
pertambahan luas wilayah dan dengan sendiri menambah modal dan hak milik
bangsa Indonesia untuk kesejahteraan bersama.
3. Dalam pertambahan wilayah nusantara secara umum, juga diakuinya gugus
wilayah Indonesia sebagai kesatuan tentu sangat menguntungkan bagi bangsa
Indonesia, terutama secara ekonomi.
4. Dengan diakuinya wilayah kesatuan Indonesia oleh forum-forum
internasional, maka Indonesia juga menjalin kerja sama dan memberi
kelonggaran bagi hubungan saling menguntungkan di wilayah perairan.
5. Penerapan wawasan nusantara sangat tampak dalam pembangunan sarana
komunikasi dan transportasi, seperti misalnya pembangunan satelit palapa,
microwave system, lapangan terbang perintis, lapangan pelayaran perintis.
6. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, bangsa Indonesia merasa punya
paying kebersamaan, dan tetap merasa satu bangsa, tanah air, senasib
sepenanggungan dengan dasar pancasila.
7. Penerapan wawasan di bidang pertahanan keamanan yakni dapat dilihat pada
kesiagapan seluruh rakyat dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.

1.7 OTONOMI DAERAH UNTUK MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI


a) Pemahaman Pelaksanaan Otonomi Daerah
Banyak salah tafsir yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat, mulai
dari akademisi, pengamat sampai politisi tentang konsep desentralisasi
otonomi daerah. Kesalahan ini muncul karena terbatasnya pemahaman tentang
pemerintahan daerah, ataupun karena argumentasi yang diajukan lebih
merupakan argumentasi politik ketimbang argumentasi keilmuan.

b) Kewenangan Daerah
UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang merepakan salah
satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua
bentuk otonomi kepada dua daerah yaitu otonomi terbatas bagi daerah
provinsi dan otonomi luas bagi daerah kabupaten/kota. Perbedaan antara UU
yang lama dengan yang baru adalah 1) UU yang lama, titik pandang
kewenangannya dimulai dari pusat (central government looking). 2) UU yang
baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah (local gobernment
looking). UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah sesuai dengan
tuntutan reformasi yang mengharapkan adanya pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya untuk semua daerah yang pada gilirannya diarapkan dapat
mewujudkannya masyarakat madani (civil society).
c) Implementasi Wawasan Nusantara dalam Konsep Otonomi Daerah
Wawasan nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan
wilayah nasional. Pandangan untuk tetap perlunya persatuan bangsa dan
keutuhan wilayah ini merupakan modal berharga dalam melaksanakan
pembangunan. Wawasan nusantara juga mengajarkan perlunya kesatuan
politik, sistem ekonomi, sistem social, sistem budaya, dan sistem pertahanan-
keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia.

REFERENSI

Tim Dosen MPK UB, Kewarganegaraan: Identitas, Kebangsaan dan Nilai


Keindonesiaan, Malang: Intrans.

Anda mungkin juga menyukai