Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN TANA

TORAJA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KONDORAN
Jl.Pasar Lama Kelurahan Buntu Masakke Kec.Sangalla

KERANGKA ACUAN
PROGRAM GIZI
TAHUN 2016

I .PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting , yang secara langsung


berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya manuasia
yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam
pembangunan kesehatan.
Program perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan
yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi
harus dilakukan secara sitematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui
suatu rangkaian upaya terus menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan
tujuan yang jelas, penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang
tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan di berbagai
tingkat administrasi.
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini
ditandai dengan masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 28 %
(Susenas, 2005). Dibanyak negara 15-20% dari jumlah bayi secara keseluruhan
merupakan BBLR, sedangkan di Indonesia diperkirakan sekitar 14-17% (Depkes,
2007).Bayi dengan BBLR akan berpotensi mengalami gizi buruk. Setiap anak
dengan status gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ point 10-13 point. Potensi
kehilangan IQ sebesar 50 point per orang juga terdapat pada penduduk yang tinggal
di daerah rawan gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Berdasarkan Survey
Nasional tahun 2003 angka TGR (Total Goiter Rate) pada anak sekolah dasar sebesar
11,1 %, dan persentase konsumsi garam dengan kandungan yodium cukup ditingkat
rumah tangga hanya sebesar 72.81%. Masalah kurang Vitamin A juga perlu
diwaspadai, 50 % balita masih menunjukan kadar vitamin dalam serum <20 mcg/dl.
Masalah kurang vitamin A selain berdampak pada resiko kebutaan juga berdampak
pada resiko kematian karena infeksi ( Gizi Dalam Angka,2006).
Beberapa dekade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi melalui
intervensi yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu, pemantauan pertumbuhan,
pemberian suplemen gizi (melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dan tablet
besi), fortifikasi garam beryodium, pemberian makanan tambahan termasuk MP-
ASI, pemantauan dan penanganan gizi buruk. Intervensi terhadap masalah gizi dapat
dilakukan dengan tepat oleh para pengelola/pelaksana program, bila tersedia
data/informasi yang akurat dan berkesinambungan. Data tersebut dipantau secara
terus menerus melalui Instrumen Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi).
Berdasarkan dari informasi data hasil PWS-Gizi, para pengelola program dan
penentu kebijakan di setiap tingkat administrasi pemerintahan khususnya di
Kabupaten/Kota dapat mengetahui besaran masalah gizi dan menentukan tindakan
yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut di wilayahnya. Disamping itu data
hasil PWS-Gizi merupakan salah satu sumber data rutin untuk kajian epidemiologi
SKD-KLB Gizi Buruk. Indikator kegiatan gizi yang dilakukan meliputi : prevalensi
ibu hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR), cakupan Asi Ekslusif, cakupan desa dengan garam beryodium baik,
pemantauan pertumbuhan, cakupan tablet tambah darah ibu hamil, cakupan kapsul
vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu nifas.

B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Meningkatnya kualitas pelayanan gizi melalui Standarisasi Operasional
Prosedur sehingga dapat mencegah dan menanggulangi masalah gizi.

2 Tujuan Khusus
a. Menurunkan prevalensi bumil KEK
b. Menurunkan prevalensi BBLR
c. Meningkatkan cakupan Asi Ekslusif
d. Meningkatkan cakupan desa dengan garam beryodium baik
e. Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu
f. Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A sehingga tidak terjadi resiko
kekurangan vitamin A
g. Meningkatkan cakupan pemberian Fe pada ibu hamil.
h. Menurunkan cakupan anak BGM

C. Kegiatan
1.Kegiatan Pokok.
Kegiatan pokok gizi yang dilakukan ada 3 :
1) Pendidikan gizi, antara lain pelatihan petugas gizi
2) Pemberdayaan Masyarakat, antara lain penyuluhan di masyarakat
3) Peningkatan gizi masyarakat, antara lain pemberian MP ASI dan PMT
pemulihan
2.Rincian Kegiatan
Kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh gizi diantaranya :
1) Penyuluhan gizi
2) Pemeriksaan garam yodium di sekolah dan dimasyarakat
3) Pendataan dan pemantauan balita BGM ( Gizi kurang dan Gizi buruk 0
4) Surveilen dan pelacakan gizi buruk
5) Sweeping pemberian kapsul vitamin A
6) Pendistribusian PMT pemulihan posyandu
7) Pembinaan keluarga dengan balita BGM
8) Penjaringan Bumil KEK
9) Pembinaan bumil KEK
10) Sweeping D/S
11) Pemantauan pertumbuhan balita berkala
12) Pemberian tablet tambah darah
13) Pemberian makanan tambahan untuk balita dan bumil
14) Pemantauan surveilen dan kasus gizi buruk
15) Pemberian upah kader
16) Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri tingkat SLTP/SLTA
sederajat
17) Melakukan posyandu
18) Pemantauan pemberian ASI Ekslusif.

D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan Gizi dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kondoran.


Pelaksanaannya dilakukan di wilayah posyandu, sekolah SD,SLTP dan SMA
sederajat.Metode yang dilaksanakan dengan ceramah, tanya jawab. Melaksanakan
penimbangan BB dan pengukuran TB. Pendistribusian PMT Pemulihan

E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan kegiatan gizi ada yang dilakukan setiap bulan dan ada yang setahun
sekali, juga setahun dua kali.

F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilaksanakan setelah dilaksanakan
kegiatan.

G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Pencatatan ,pengolahan data dan pelaporan data kegiatan serta evaluasi kegiatan di

lakukan setiap bulan,triwulan, semester dan tahunan.

Anda mungkin juga menyukai