Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN

PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

NIKSON SITORUS, LUCI FRANSISCA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN

ABSTRAK
Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena
tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung .Tangan yang bersentuhan langsung dengan
kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak
dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditulari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap cuci
tangan pakai sabun di SDN 157 Kota Palembang. Desain penelitian ini bersifat pra-eksperimen dengan one-group
pre-test post-test desaign dengan besar sampel 71 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa
SDN 157 tentang cuci tangan pakai sabun (p:0.012< 0.05) dan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap
cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 (p:0.001<0.05). Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan
bagi puskesmas setempat untuk meningkatkan pendekatan kerjasama dengan pihak sekolah dalam hal pemanfaatan
UKS dan penyuluhan kesehatan khususnya tentang cuci tangan pakai sabun.

PENDAHULUAN yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS).


A. Latar Belakang Penyebab utama diare adalah kurangnya perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah hidup sehat di masyarakat, salah satunya
salah satu tindakan sanitasi dengan kurangnya pemahaman mengenai cara cuci
membersihkan tangan dan jari-jemari tangan dengan sabun secara baik dan benar
menggunakan air dan sabun untuk menjadi menggunakan air bersih yang mengalir.
bersih. Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Perilaku CTPS terbukti merupakan cara yang
Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan Pakai Sabun. efektif untuk upaya kesehatan preventif. Dalam
Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya jangka pendek, upaya preventif melalui CTPS
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci dipandang paling strategis untuk mengurangi
tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya kerugian dampak sanitasi buruk, untuk itu perilaku
berbagai penyakit serta meningkatkan CTPS perlu digalakkan untuk menjadi gaya hidup
kemampuan masyarakat untuk mencuci tangan sehari-hari masyarakat di pedesaan maupun
secara baik dan benar. perkotaan.
Pentingnya membudayakan cuci tangan pakai Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari
sabun secara baik dan benar juga didukung oleh 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah
World Health Organization (WHO). Data WHO agama dari berbagai tingkatan, jumlah anak
menunjukkan setiap tahun rata-rata 100 ribu anak sekolah diperkirakan mencapai 30% dari total
di Indonesia meninggal dunia karena diare. Kajian penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang.
WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun Dengan jumlah ini, maka anak usia sekolah
dapat mengurangi angka diare hingga 47%. Data merupakan aset atau modal utama pembangunan
dari Subdit diare Kemenkes juga menunjukkan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
sekitar 300 orang diantara 1000 penduduk masih dilindungi kesehatannya. Sekolah merupakan
terjangkit diare sepanjang tahun. Penyebab utama tempat yang strategis dalam kehidupan anak,
diare adalah kurangnya perilaku hidup sehat di maka sekolah dapat difungsikan secara tepat
masyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman sebagai salah satu institusi yang dapat membantu
mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh
baik dan benar menggunakan air bersih yang kembang anak usia sekolah dengan upaya
mengalir promotif dan preventif.
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk Perilaku CTPS yang tidak benar masih tinggi
cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah.
sangat rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat
Karena anak pada usia-usia tersebut sangat aktif KERANGKA KONSEP
dan rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkan A. Alur Penelitian
kesadaran dari mereka bahwa pentingnya perilaku
sehat cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. (Panduan CTPS DepKes RI,
2008) Pretest Perlakuan Posttest
Sekolah Dasar (SD) Negeri 157 Kota
Palembang memiliki lebih dari 1000 siswa, ada O1 X O2
kelas pagi dan ada kelas siang. SDN 157 ini juga
tepat berada di pemukiman padat penduduk dan
berada persis dipinggir jalan raya. Secara sosial
Pengetahuan Pendidikan Pengetahuan
ekonomi, siswa-siswi SDN 157 ini lebih banyak
dan Sikap Kesehatan dan sikap
berada pada kelas menegah kebawah.
sebelum sesudah
B. Tujuan Penelitian
pendidikan pendidikan
1. Tujuan Umum kesehatan kesehatan
tentang CTPS tentang CTPS
Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan
Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap B. Hipotesis
siswa SD tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di 1. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
SDN 157 Kota Palembang Tahun 2014 ? terhadap pengetahuan tentang CTPS anak
2. Tujuan Khusus SD di SDN 157 Kota Palembang
1. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan 2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
sikap anak SD tentang cuci tangan pakai terhadap sikap tentang CTPS anak SD di
sabun sebelum dilakukan pendidikan SDN 157 Kota Palembang.
kesehatan di SDN 157 Kota Palembang METODE PENELITIAN
2. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan 1. Desain penelitian
sikap anak SD tentang cuci tangan pakai sabun Penelitian ini termasuk penelitian pra-
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di eksperimen dengan one-group pre-test post-test
desaign
SDN 157 Kota Palembang
2. Populasi dan Sampel
3. Diketahuinya efektivitas pendidikan Populasi dalam penelitian ini adalah
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap seluruh siswa kelas IV dan V di SDN 157 Kota
anak SD tentang cuci tangan pakai sabun di Palembang. Tehnik pengambilan sampel
SDN 157 Kota Palembang menggunakan purposive sampling dengan kriteria
sebagai berikut:
C. Manfaat Penelitian a. Kriteria Inklusi
1.Bagi Peneliti 1) Siswa SD kelas IV dan V
2) Hadir pada saat penelitian
3) Berpartisipasi dalam penelitian
Agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan 4) Bersedia mengikuti pretest dan posttest
dengan mengetahui kondisi sebenarnya di b. Kriteria Eksklusi.
lapangan dan dapat menambah pengetahuan, 1) Mengundurkan diri
wawasan dan pengalaman yang berharga dan Sesuai kriteria diatas maka didapatkan
dapat diaplikasikan dalam bidang pendidikan dan sampel sebesar 71 orang.
pengajaran di Poltekkes Kemenkes Palembang. 3. Tehnik pengumpulan data
2 Bagi Tempat Penelitian
Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil
Menambah informasi tentang gambaran
kuesioner yang diberikan kepada setiap sampel
pengetahuan dan sikap siswa SD tentang cuci yang bersedia menjadi responden.
tangan pakai sabun. Menambah informasi yang 4. Tehnik analisa data
benar tentang arti penting dan tata cara cuci Analisis data yang digunakan adalah
tangan pakai sabun melalui pendidikan kesehatan. analisis univariat berupa frekuensi dan presentase
dan analisis bivariat menggunakan uji peringkat
bertanda wilcoxon
HASIL PENELITIAN (8.55-9.14) dengan standar deviasi 1.2 meningkat
A. Analisa Univariat menjadi 9.34 (9.10-9.58) dengan standar deviasi 1.0
1. Karakteristik Responden.
a. Gambaran karakteristik responden berdasarkan B. Analisa Bivariat
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah
ini. Sebelum dilanjutkan ke analisa bivariat maka
Tabel 1 terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
Distrubusi frekuensi responden berdasarkan jenis menggunaka uji kolmogorov smirnof. Berdasarkan hasil
kelamin di SD N 157 Kota Palembang. uji normalitas bahwa variabel pengetahuan sebelum,
pengetahuan sesudah, sikap sebelum dan sikap sesudah
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) distribusi datanya tidak normal ( p value =0.00 < 0.05).
Karena datanya tidak normal maka analisa bivariat yang
Laki-laki 20 28.2
digunakan adalah statistik non parametrik yaitu uji
Perempuan 51 71.8 peringkat bertanda wilcoxon.
Total 71 100 1. Gambaran pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan cuci tangan yang benar
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 71 pada siswa SDN 157 Kota Palembang dapat dilihat
responden diketahui bahwa lebih dari separuh pada tabel di bawah ini.
responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak Tabel 4
51 (71.8%).
Pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
2. Gambaran Pengetahuan tentang CTPS cuci tangan yang benar pada siswa SD N 157 Kota
Palembang Tahun 2014.
Tabel 2.
Gambaran Perbedaan Pengetahuan tentang
CTPS sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
Pre Test Post Test
kesehatan
Persent Persent
Ukuran Statistik Pengetahuan Pengetahuan
Pengeta Freku ase Freku ase
Sebelum Sesudah
huan ensi (%) ensi (%) P
Mean (95%CI) 7.1 (6.82-7.38) 8,55(8.21-8.89)
Median 7 9
Standar Deviasi 1.19 2.05 Baik 26 36.6 39 54.9
Minimum 4 4
Maksimum 9 10
Kurang 45 63.4 32 45.1
Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa rata-rata
0.0
pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
Total 71 100 71 100 12
7.1 (6.82-7.38) dengan standar deviasi 1.19 meningkat
menjadi 8.55 (8.21-8.89) dengan standar deviasi 2.05
setelah dilakukan pendidikan kesehatan
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 71
responden diperoleh hasil pretest menunjukkan
pengetahuan siswa kurang mengenai cuci tangan yaitu
3. Gambaran Sikap tentang CTPS
45 (63,4%) responden. Setelah dilakukan intervensi
Tabel 3. penyuluhan, sebagian besar responden menunjukkan
Gambaran Perbedaan Sikap tentang CTPS hasil baik pada posttest yaitu 39 (54.9%) responden.
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan Hasil uji statistik uji wilcoxon menunjukkan ada
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
Ukuran Statistik Sikap Sebelum Sikap Sesudah siswa SD tentang cuci pakai sabun pada siswa SD N 157
Mean (95%CI) 8.85(8.55-9.14) 9.34(9.10-9.58) Kota Palembang dengan signifikasi p = 0.012 dengan
Median 9 10 : 0.05
Standar Deviasi 1.2 1.0
Minimum 5 5 2. Gambaran pengaruh pendidikan kesehatan
Maksimum 10 10 terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa
SDN 157 Kota Palembang dapat dilihat pada tabel
Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa rata-rata di bawah ini.
sikap sebelum dilakukan pendidikan kesehatan 8.85
Tabel 5 mempengaruhi tingkat pengetahuan. Semakin cukup
Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap cuci umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 Kota akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Palembang tahun 2014 (Notoatmodjo,2010)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
pengetahuan siswa meningkat. Hal ini disebabkan
karena siswa telah mengalami proses untuk mengetahui
Pre Test Post Test sesuatu (Bakhtiar,2005). Siswa mendapatkan informasi
Frekue Persent Frekue Persent yang diperlukan untuk memahami sesuatu dan
Sikap nsi ase (%) nsi ase (%) P mendapatkan pengalaman yang didapat dari orang lain
(Potter dan Perry,2005).
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman
Baik 25 35.2 41 57.7 langsung ataupun melalui pengalaman orang lain.
Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan,
baik secara individu maupun kelompok untuk
Buruk 46 64.8 30 42.3 meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan
untuk tercapainya perubahan perilaku individu dalam
0.0 upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal.
Total 71 100 71 100 01 Pengetahuan yang diperoleh baik secara
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 71 langsung maupun dari pengalaman orang lain selalu
responden diperoleh hasil pretest menunjukkan sikap memiliki tingkatan-tingkatan seiring dengan bertambah
cuci tangan pakai sabun siswa yang buruk yaitu 46 dan berkembangnya pengetahuan itu. Pada saat
(64.8%) responden. Setelah dilakukan intervensi memperoleh pengetahuan seseorang akan memulai
pendidikan kesehatn, sebagian besar responden pengetahuannya dalam proses sekedar tahu, yang
menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu 41 (57.7%) kemudian meningkat menjadi pemahaman setelah
responden. memperoleh informasi yang cukup untuk
mengembangkan pengetahuan itu. Dan seiring dengan
Hasil uji statistik uji wilcoxon menunjukkan ada proses interaksi yang berlangsung dinamis dan terus-
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap cuci menerus menjadikan pengetahuan yang didapat
tangan pakai sabun pada siswa SD N 157 Kota menjadi sesuatu yang akhirnya menyatu dengan
Palembang dengan signifikasi p = 0.001 dengan : individu tersebut dan sedikit banyak akan
0.05. mempengaruhi pola perilakunya. (Dainur, 2012)
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
PEMBAHASAN
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap t
A. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan pakai sabun
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada
di SDN 157 Kota Palembang. Pendidikan kesehatan
siswa SDN 157 Kota Palembang.
dapat meningkatkan pengetahuan. Hal ini sependapat
Salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan
dengan pendekatan Green dalam Tampubolon (2009)
seseorang menurut Mubarak (2007) adalah
bahwa dengan pendekatan edukasional dapat merubah
pengalaman. Pengalaman adalah sesuatu yang pernah
perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana
dialami seseorang mungkin akan menambah sesuatu.
intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan
Dalam hal ini, umur merupakan wujud dari pengalaman
kesehatan untuk merubah perilaku. Hasil Penelitian ini
yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan
juga sejalan dengan Sumarmi tahun 2013 yang
menjadi lebih banyak.
membuktikan bahwa metode penyuluhan kesehatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 71
dapat meningkatkan pengetahuan siswa SD Inpres
responden diperoleh hasil pretest menunjukkan
Baraya 1 Kota Makassar setelah dilakukan post-test
pengetahuan siswa kurang mengenai cuci tangan pakai
dibandingkan dengan pre-test (p:0.002) Hasil penelitian
sabun yaitu 45 (63,4%) responden. Setelah dilakukan
ini juga sesuai dengan penelitian Dewi Listyowati (2013)
intervensi pendidikan kesehatn, sebagian besar
yang menunujukkan bahwa ada peningkatan
responden menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu
pengetahuan siswa kelas v tentang cuci tangan pakai
39 (58.9%) responden.
sabun di SDN Pengasinan IV kota tahun 2012 (p :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
0.000<0.05). Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan
pengetahuan siswa sebagian besar kurang sebelum
penelitian Ratna Wati yang mengatakan ada pengaruh
dilakukan penyuluhan kesehatan. Hal ini disebabkan
penyuluhan PHBS terhadap peningkatan pengetahuan
karena kurangnya pengetahuan siswa tentang mencuci
siswa SD kelas 5 di SDN Bulukantil Surakarta tahun
tangan. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
2010 (p:0.000 <0.05)
hasil dari pekerjaan tahu. Kurangnya pengetahuan juga
disebabkan karena kurangnya informasi, keterangan
Pendidikan kesehatan telah dilaksanakan
dan pemberitahuan yang menimbulkan kesadaran
dengan mengembangkan kegiatan penyuluhan yang
(Notoatmodjo,2010). Selain itu, usia juga
meliputi 3 komponen berupa : penyebarluasan informasi Adanya stimulus atau rangsangan berupa penyuluhan
kesehatan, pengembangan potensi masyarakat dan kesehatan menjadikan perilaku siswa menjadi
pengembangan petugas kesehatan. Seseorang yang meningkat.
mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui
banyak akal mempunyai pengetahuan lebih luas dan penyuluhan,baik secara individu maupun kelompok
pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang
seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku siswa
Perkembangan mental intelektual responden dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal.
disebut masa intelektual karena keterbukaan dan Setelah seseorang mengetahui objek atau
keinginan responden untuk mendapatkan pengetahuan stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau
dan pengalaman. Pemberian pendidikan kesehatan bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut
tentang mencuci tangan pakai sabun meningkatkan (Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini, pendidikan
pengetahuan mencuci tangan responden secara kesehatan merupakan stimulus atau objek yang
maksimal. Peningkatan tersebut terbukti signifikan diharapkan dapat member pengaruh pada responden
secara statistik. untuk bersikap sesuai dengan pesan atau isi dari
penyuluhan yang diberikan.
B. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap Sikap responden menganalisis bahwa informasi
sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa berperan dalam menunjang perubahan perilaku
SDN 157 Kota Palembang Tahun 2014 seseorang. Diantara bebrapa faktor yang
Hasil penelitian sikap cuci tangan mempengaruhi perubahan sikap adalah pengalaman
menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil pribadi, kebudayaan, media massa, institusi atau
pretest menunjukkan sikap cuci tangan siswa yang lembaga pendidikan atau lembaga agama serta faktor
buruk yaitu 46 (64,8%) responden. Setelah dilakukan emosi dalam diri individu.
intervensi pendidikan kesehatan, sebagian besar Penelitian ini sejalan seperti yang dikemukakan
responden menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu WHO dalam Notoatmodjo (2007), salah satu strategi
41 (57.7%) responden. Perubahan sikap ini disebabkan untuk perubahan perilaku adalah pemberian informasi
siswa tersebut mau memperhatikan pesan-pesan yang guna meningkatkan pengetahuan sehingga timbul
disampaikan melalui pendidikan kesehatan. kesadaran yang pada akhirnya orang akan berperilaku
Penelitian ini menemukan bahwa sikap siswa sesuai dengan pengetahuaannya tersebut. Salah satu
sebagian besar buruk sebelum dilakukan penyuluhan upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah
kesehatan, kebanyakan dari siswa mencuci tangan tidak penyuluhan. Perubahan sikap pada dasarnya
menggosok permukaan tangan dan sela-sela jari-jari dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan
serta tidak menggunakan sabun. Ini disebabkan karena keyakinan/kepercayaan yang didapatkan dari hasil
siswa tidak mengetahui cara mencuci tangan yang penginderaan, yang salah satunya didapatkan melalui
benar. Hal ini disebabkan karena siswa tidak pendidikan atau proses belajar.
mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
kurangnya pengetahuan siswa tentang cara mencuci penelitian Dewi Listyowati (2013) yang menunujukkan
tangan pakai sabun yang benar. Pengetahuan bahwa ada peningkatan sikap siswa kelas v tentang
merupakan domain yang sangat penting untuk cuci tangan pakai sabun di SDN Pengasinan IV kota
terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmodjo,2010). Bekasi tahun 2012 (p : 0.001<0.05). Hasil Penelitian ini
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sikap juga sejalan dengan penelitian Ratna Wati yang
cuci tangan siswa menjadi meningkat. Hal ini mengatakan ada pengaruh penyuluhan PHBS terhadap
disebabkan karena pengetahuan siswa meningkat peningkatan sikap siswa SD kelas 5 di SDN Bulukantil
sehingga sikap siswa meningkat. Sebagian besar Surakarta tahun 2010 (p:0.000 <0.05)
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra Pemberian pendidikan kesehatan tentang
pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). mencuci tangan pakai sabun meningkatkan sikap
Pengetahuan melibatkan perubahan-perubahan dalam mencuci tangan responden secara maksimal.
kemampuan dan pola berpikir, kemahiran dalam Peningkatan tersebut terbukti signifikan secara statistik.
menyikapi suatu masalah secara objektif, cara individu
memperoleh pengetahuan dari lingkungan aktifitasnya
dan menceritakan pengalaman merupakan proses KESIMPULAN DAN SARAN
kognitif dan perkembangan sikap pengetahuan A. Kesimpulan
seseorang. (Notoatmodjo,2010). Kesimpulan dalam penelitian ini meliputi:
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada 1. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap cuci pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan
tangan pakai sabun pada siswa. Perilaku manusia tidak pakai sabun
timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya 2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
rangsangan (stimulus) baik dalam dirinya (internal) sikap cuci tangan yang benar pada siswa SD.
maupun dari luar individu (eksternal). (Sunaryo,2006).
B. Saran Pada siswa Kelas V di SDN Bulu Kantil
2. Bagi sekolah Surakarta, KTI. Digilib UNS.ac.id ( diunduh
tanggal 8 November 2014)
Disarankan pihak sekolah terutama
guru dapat mengajarkan/mengulangi cara Sumarmi. 2013, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
mencuci tangan pakai sabun yang benar Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku
kepada siswa dilakukan dengan pendekatan Cuci Tangan Yang Benar Pada Siswa Sd
sesuai dengan tahap perkembangan psikologis
Inpres Baraya 1 Kota Makassar 2013, STIKES
masing-masing siswa. Disarankan juga pihak
sekolah dapat menjalin kerjasama dengan Tanawali Persada.
pihak puskesmas terdekat untuk menjalankan
program UKS lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Perlu penelitian lanjutan dengan


desain kasus kontrol untuk menggali factor-
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku cuci
tangan pakai sabun,misalnya :kebiasaan
keluarga, lingkungan, informasi, budaya,
pengalaman, sosial ekonomi, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit. Juli


2012. www.digilib unimus.ac.id

Hastono Sutanto P. 2007. Analisis Data Kesehatan,


Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Depok

Kementerian Kesehatan RI. 2010 Buku Panduan Hari


Cuci tangan Pakai sabun Sedunia. 14 Juli
2014. www.depkes.go.id/panduan CTPS

Listyowati D. 2012. Pengaruh Intervensi Promosi


Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikpa dan
Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa
kelas 5 di SDN Pengasinan IV Kota Bekasi
tahun 2012. Skripsi FKM UI. Digilib ui.ac.id
(diunduh tanggal 8 November 2014)

Mubarak, W. I. Chayatin, S. (2009). Ilmu keperawatan


komunitas konsep dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Promosi


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

2010. Pendidikan dan Promosi Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam & Efendi, Ferry. 2003. Pendidikan dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental


Keperawatan. Jakarta: EGC.

Wati R. 2011, Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS


tentang Mencuci Tangan Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai