Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam pembahasan ini akan diuraikan mengenai penawaran agregat ( agregat supply)
sebagai salah satu model dalam analisis teori makro ekonomi untuk menjelaskan tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam perekonomian serta factor-faktor yang
mempengaruhinya.
Penawaran agregat dapat dibedakan menjadi penawaran jangka pendek ( SRAS ) dan
penawaran jangka panjang ( LRAS ) yang dijelaskan dalam kurva yang menunjukkan
tingkat penawaran terhadap tingkat harga tertentu serta pergeserannya.Selain itu,dalam
makalah ini juga akan dibahas bagaimana perbandingan antara pandangan dari klasik dan
pandangan dari Keynes dalam memahami kurva penawaran agregat.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa pengertian penawaran agregat ?
b. Bagaimana fungsi produksi dalam penawaran agregat?
c. Bagaimana pasar tenaga kerja dalam penawaran agregat ?
d. Bagaimana kurva penawaran agregatif dengan asumsi klasik ?
e. Bagaimana kurva penawaran agregatif dengan asumsi Keynes
f. Bagaimana jangka pendek dan jangka panjang penawaran agregat ?
g. Bagaimana perubahan penawaran agregat ?
h. Bagaimana tentang pertumbuhan ekonomi ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penawaran Agregat

1
Penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barangbarang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat
harga tertentu. Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa
akhir perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output
(pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang
dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam
jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat
jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat
jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan
penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi.
Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari
tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi
yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lain untuk mewujudkan produksi nasional.
Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :
1. besarnya angkatan kerja,
2. besarnya stok kapital,
3. keadaan atau tingkat tekhnologi,
4. tingkat pengangguran alamiah, dan
5. harga faktor-faktor produksi

2.2. Fungsi Produksi


Kemampuan sebuah perekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-
jasa per tahun yang biasa juga disebut kapasitas produksi nasional, ditentukan oleh
komposisi, kualitas dan kuantitas daripada sumber-sumber daya yang tersedia dalam
perekonomian bersangkutan. Oleh karena sumber daya yang ada dalam suatu
perekonomian terdiri daripada sumber daya manusia (labor force), sumber daya alam
(A) dan sumber daya modal (K), maka secara matematis ditulis :

Qm = f(LF,A,K) ..(1)
Qm = kuantitas maksimum barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh sebuah
perekonomian per satuan waktu atau per tahun, yang dapat kita sebut juga
dengan istilah produk nasional atau output nasional potensial.

2
Variabel Q m merupakan konsep aliran, sedangkan variabel LF,A, dan K
merupakan konsep stok. Ini berarti, dari segi dimensi waktu nilai variabel Q m
menunjukkan nilai kejadian yang berlangsung untuk suatu jangka waktu tertentu,
sedangkan nilai-nilai variabel LF,A dan K masing-masing menunnjukkan keadaan
pada suatu saat.

Mengingat bahwa sumber daya alam yang siap diolah ditentukan oleh sumber
daya modal yang tersedia, maka fungsi produksi seperti tersebut di atas dapat
disingkat dengan :

Qm = f(LF,K) .(2)

Untuk jangka waktu pendek nilai K tidak mengalami perubahan. Ini berarti
bahwa pada dua persamaan di atas menunjukkan jumlah output maksimum yang
dapat dicapai oleh sebuah perekonomian dalam keadaan full-employment, maka
output nasional dapat di tulis :

Q = f(N.K) .(3)

N = jumlah sumber daya manusia yang terpakai, yang sering disebut tingkat
employment atau tingkat kesempatan kerja.

Q = produk nasional yang terjadi per tahun.

Fungsi produksi agregatif yang diungkapkan oleh persamaan (3), apabila disertai
dengan asumsi berlakunya biaya yang semakin meningkat dalam perekonomian.

Berikut grafiknya :

Q=Y/ th

Q1

Y1

Y Q

3
0 N N/th

Pada gambar dia atas sumbu horizontal kita pergunakan untuk mengukur tingkat
kesempatan kerja N, yang kita perlakukan sebagai variabel bebas, yang selanjutnya
nilainya turut menentukan besarnya produk nasional. Sumbu vertikal di lain pihak
dipergunakan untuk mengukur produk nasional, yang oleh karenanya dapat ditandai
dengan huruf Q. akan tetapi mengingat bahwa nilai pendapatan nasional apabila
dinyatakan dengan menggunakan harga pasar adalah sama dengan nilai produk
nasional, maka tanda Q tersebut kita ganti dengan Y, asalkan nilai Y, yaitu nilai
pendapatan nasional, dinyatakan dengan menggunakan harga konstan.

Kurva fungsi produksi OQ akan bergeser ke atas, misalnya ke OQ 1, sebagai akibat


adanya investasi netto dalam perekonomian. Pembangunan dalam bidang ekonomi
pada azasnya berupa usaha untuk menggeserkan kurva OQ ke atas. Sebagai akibat
dari berhasilnya usaha pembangunan dalam perekonomian seperti tercermin oleh
bergesernya kurva produk agregratif ke OQ 1 , maka dengan tingkat kesempatan kerja
yang sama sebesar ON, dihasilkan produk nasional sebesar OY 1 . Apabila
dibandingkan dengan produk nasional yang sebelumnya, maka terdapat kenaikan
produk nasional sebesar YY1.

2.3. Pasar Tenaga Kerja


Tinggi rendahnya harga barang dan jasa ditentukan oleh permintaan pasar dan
penawaran pasar akan barang dan jasa yang bersangkutan , harga tenaga kerja yang
biasa disebut juga sebagai upah atau wage, tinggi-rendahnya juga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran pasar akan tenaga kerja yang bersangkutan. Mengenai
kurva permintaan itu sendiri dalam hal ini diartikan sebagai kurva yang menunjukkan
jumlah tenaga kerja per satuan waktu yang diminta oleh masyarakat pada berbagai
kemungkinan tingkat upah nyata. Tingkat upah nyata biasa disebut tingkat upah riil.
Hubungan antara tingkat upah nyata dengan tingkat upah nominal secara matematis :

w
W= H atau w = WH ..(1)

4
W = tingkat upah nyata, yaitu tingkat upah dinyatakan dengan tingkat harga konstan.

w = tingkat upah nominal, yaitu tingkat upah dinyatakan dengan harga-harga yang
berlaku

H = tingkat harga.

Kurva penawaran tenaga kerja dalam hal ini merupakan kurva yang menunjukkan
jumlah tenaga kerja per satuan waktu dimana masyarakat menjual pada berbagai
tingkat upah nyata. Jadi seperti halnya permintaan akan tenaga kerja, kurva
penawaran tenaga kerja diasumsikan sebagai jumlah kesediaan masyarakat untuk
menjual tenaga kerja ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat upah nyata, dan
bukannya oleh tingkat upah nominal. Model ini dikenal dengan analisa ilusi uang
yaitu, rumah tangga perusahaan sebagai pembeli sumber daya manusia dan rumah
tangga keluarga sebagai penjual sumber daya manusia dalam pengambilan keputusan
terkelabuhi oleh angka nominal uang.

Dalam kurva penawaran akan tenaga kerja mempunyai bentuk backward-


bending, yaitu melengkung berbalik ke belakang. Pada tingkat upah nyata yang
rendah, dengan meningkatnya tingkat upah, para karyawan tertatik bekerja per
minggunya. Mempunyai lereng positif.

2.4. Kurva Penawaran Agregatif dengan Asumsi Klasik


Para pemikir Ekonomi klasik mengasumsikan bahwa yang berkaitan dengan
kurva penawaran agregatif ialah kelenturan atau fleksibilitas tingkat harga dan upah.
Jumlah tenaga kerja yang terpakai dalam perekonomian dalam keadaan ekuilibrium
senantiasa akan sebesar yang ditunjukkan oleh titik potong kurva permintaan akan
tenaga kerja agregatif dengan kurva penawaran tenaga kerja agregatif.
Dengan menggunakan definisi full-employment atau tingkat pemanfaatan
penuh perekonomian sebagai keadaan perekonomian dimana pada tingkat upah yang
berlaku semua yang ingin bekerja, mendapatkan pekerjaan, maka kaum pemikir
ekonomi klasik berkesimpulan bahwa tanpa campur tangan pemerintah,
pengangguran dalam perekonomian bertendensi untuk hilang dengan sendirinya. Oleh
karena banyak sedikitnya jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan yang diminta
bukan ditentukan oleh upah nominal melainkan upah nyata.
Perhatikan gambar :

5
Pada gambar diatas, pasar tenaga kerja menempati kuadran barat daya dengan
sumbu horizontal dipakai untuk mengukur tingkat upah nyata dan sumbu vertikal
untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan yang diminta. Dengan
kurva permintaan akan tenaga kerja DN dan kurva penawaran tenaga kerja SN, maka
titik ekuilibrium pasar tenaga kerja nya adalah EN. Ini menghasilkan jumlah tenaga
kerja yang terpakai dalam perekonomian sebanyak ON*. Dengan tenaga kerja yang
dikerahkan untuk menghasilkan produk nasional sebanyak ON* dan dengan fungsi
produk total agregatif OQ,maka jumlah produk nasional ekuilibrium adalah OY*.
Oleh karena asumsi klasik baik rumah tangga keluarga sebagai penjual tenaga kerja
dan rumah tangga perusahaan sebagai pembeli tenaga kerja semuanya tidak
terkelabuhi oleh money illusion maka upah nominal tidak berpengaruh baik terhadap
jumlah tenaga kerja yang ditawarkan maupun jumlah tenaga kerja yang diminta di
pasar. Konsekuensinya, perubahan tingkat harga sepenuhnya tercermin oleh
meningkatnya tingkat upah nominal dan kurva penawaran agregatif sejajar dengan
sumbu harga dimulai dari titik Y* pada sumbu horizontal kuadran timur laut. Kurva
yang dimaksud adalah kurva Y*AgS.
Pada pasar TK, keseimbangan terjadi pada titik E dengan penggunaan TK sebesar
N*, sehingga menghasilkan jumlah produk nasional ekuilibrium Y*. Upah nominal
tidak berpengaruh terhadap jumlah TK yang diminta oleh perusahaan dan ditawarkan
oleh rumah tangga. Dengan tingkat upah riil yang tidak berubah, maka penurunan
harga menyebabkan kurva kesamaan upah nominal bergeser dari Rp 30 ke Rp 22 dan
ke Rp 15.

2.5. Kurva Penawaran Agregatif dengan Asumsi Keynes

6
Peningkatan Harga nominal menyebabkan naiknya upah nominal, tapi penurunan
harga nominal tidak selalu menyebabkan menurunkan upah nominal. Menurut keynes,
Upah bersifat tetap atau tegar. Hal ini disebabkan oleh adanya institusi seperti serikat
pekerja dan adanya aturan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah bersama
serikat pekerja. (downroad rigidity upah minimum).
Perhatikan Gambar :

Keterangan :

Pada awalnya perekonomian ekuilibrium pada tingkat employment ON* dengan


OY* dan Upah riil Rp 5.
Jika terjadi penurunan harga,menjadi Rp 1 maka dengan ketegaran upah nominal
Rp 7, maka menyebabkan kenaikan upah riil dari 5 menjadi 7.
Kurva kesamaan upah nominal bergeser dari A ke B.
Kesediaan produsen menggunakan TK bergeser dari N ke Nb
Produk nasional turun dari Y* ke Yb

2.6. Jangka panjang dan jangka pendek penawaran agregat


Penawaran agregat adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa
memiliki harga yang fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga yang kaku dalam
jangka pendek, hubungan penawaran agregat bergantung pada horison waktu.
Jangka panjang kurva penawaran agregat vertical

Menurut teori klasik, output tidak tergantung pada tingkat harga.untuk


menunjuknan bahwa output sama untuk semua tingkat harga.. pada jangka panjang
perpotongan antara kurva permintaan agregat dengan kurva penawaran agregat
vertikal menentukan tingkat harga.

7
Untuk periode jangka panjang (beberapa tahun atau satu dekade atau lebih) dapat
dilihat pada daftar penawaran agregat jangka panjang. Hubungan ini diperlihatkan
sebagai daftar AS vertical, yaitu dimana kenaikan tingkat harga tidak di asosiasikan
dengan kenaikan pada penawaran output total

Dalam jangka panjang, tingkat output ditentukanoleh jumlah modal dan tenaga
kerja serta ketersediaan teknologi. Tingkat output tidak tergantung pada tingkat
harga.sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang adalah vertikal.

Jika kurva penawaran agregat adalah vertikal, maka perubahan dalam penawaran
agregat mempengaruhi harga tetapi tidak output. Misal, kija jumlah uang beredar
turun, maka akan bergeser ke bawah.

Jangka pendek kurva penawaran agregat horizontal


Dalam jangka pendek, sebagian harga bersifat kaku, karena itu tidak
menyesuaikan dengan permintaan, karena kekakuan harga ini, kurva
penawaran agregat jangka pendek tidak vertikal.

Dalam menganalisa penawaran agregat, penting untuk membedakan kurva AS


sesuai periodenya. Periode jangka pendek (hingga beberapa tahun) melibatkan daftar
daftar penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply schedule).
Penawaran agregat pada jangka pendek terlihat sebagai kurva AS yang miring ke atas,
berada pada tempat dimana harga yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kenaikan
produksi barang dan jasa.

8
Y

Dalam contoh ekterm, seluruh harga adalah tetap dalam jangka pendek. Karena itu,
kurva penawaran angtergat jangka pendek adalah korizontal.

2.7. Perubahan Penawaran Agregat

Output potensial perekonomian didasarkan pada kemauan dan kemampuan rumah


tangga memberikan sumber daya kepada perusahaan, tingkat teknologi, dan struktur
kelembangaan dari system ekonomi. Kenaikan kualitas dan kuantitas angkatan kerja
akan meningkatkan GDP potensial perekonomian atau penawaran agregat jangka
panjang

Kuantitas dan kualitas sumber daya lain juga berubah sepanjang waktu. Stok
capital (jumlah mesin, bangunan, dan kendaraan) akan naik bila investasi bruto
melibihi depresi capital. Exhibit 6 menunjukkan pergeseran bertahap dalam output
potensial perekonomian dasri $8,5 triliun. Kurva penawaran agregat jangka panjang
bergeser keluar dari LRAS ke LRAS.

EXHIBIT 6

LRAS LRAS

Tingkat

Harga

0 8,0 8,5

9
GDP rill (triliun dollar)

Pengaruh perubahan bertahap dalam penawaran sumber daya

Kenaikan bertahap dalam penawaran sumber daya akan menaikkan tingkat GDP
rill potensial, dalam hal ini dari $ 8,0 triliun menjadi 8,5 triliun kurva penawaran
agregat jangka panjang bergerak kekanan

Goncangan penawaran adalah peristiwa tak terduga byang mengubah penawaran


aggregate yang kadangkala terjadi hanya sementara. Gonjangan penawaran positif
menaikkan penawaran agregat.

Exhibit 7 menunjukkan pengaruh goncangan penawaran positif akibat adanya


terobosan teknologi. Goncangan penawaran positif yang ditunjukkan disini
menggeser kurva penawaran aggegat jangka pendek dan jangka panjang. Sepanjang
kurva permintaan agregat, AD, kombinasi harga dan output ekuilibrium jangka
pendek dan jangka panjang sehingga tidak ada kecenderungan untuk bergeser dari
titik tersebut sepanjang apa yang menyebabkan pengaruh positif tersebut dapat terus
berlangsung

EXHIBIT 7

A R LRAS LRAS SRAS 130

130 SRAS 125

125

0 8,0 8,3

Pengaruh goncangan penwaran positif pada penawaran agregat

10
Pada kurva permintaan agregat tertentu goncangan penawaran yang beralngsung
lama akan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang.
Goncangan penawaran fluktuatif sementara hanya akan menggeser kuva penawaran
aggregat jangka pendek.

EXHIBIT 8

R LRAS LRAS

SRAS 135

SRAS 130

135

130

0 8,0 8,3

Pengaruh goncangan penawaran negative dan penawaran agregat

Pada kurva permintaan aggregate tertentu, goncangan penawaran negative yang


berlangsung lama akan menggeser kurva penawaran aggregate ke kiri, sehingga
tingkat harga naik dan output turun

Penurunan penawaran agregat

Goncangan penawaran negative adalah peristiwa tak terduga yang tiba-tiba dan
menurunkan penawaran agregat. Gunjangan ini kadangkala hanya terjadi sementara.

Goncangan penawaran negative yang berlangsung lama dicerimkan dengan


pergeseran kurva agregat jangka pendek dan jangka panjang ke kiri

11
2.8. Pertumbuhan Ekonomi

Sumber pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu


perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional atau
peningkatan GDP rill dalam suatu wilayah.

Beberapa komponen penting yang harus di analisa pada pertumbuhan ekonomi,


yaitu :

A. Akumulasi modal

Akumulasi modal dapat terjadi jika sebagian dari pendapatan masyarakat di


investasikan dengan tujuan untuk memperbesar output produksi.

B. Perubahan Teknologi

Perubahan tekhnologi dari waktu ke waktu menandakan kemajuan tekhnologi


berarti ditemukan cara baru atau perbaikan dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang semula dilakukan secara tradisional menjadi lebih modern, efisien,
efektif, output yang dihasilkan semakin berkualitas dan tepat waktu.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran


barangbarang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat
harga tertentu. Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa
akhir perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat
harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output (pendapatan

12
nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu
perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga
fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan
penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run
aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu
keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga
kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan
memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan
produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan
diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi

3.2. Saran

Dalam pembuatan makalah mengenai Agregate Supply mungkin masih banyak


kekurangan, baik di segi penulisan ataupun dari penyusunan kalimat dan kata-katanya,
oleh sebab itu kami selaku penulis minta maaf sebesar-besarnya kepada dosen dan
mahasiswa semua, sebagai penyempurna kami mengharap kritik dan saran yang positif
dari teman-teman semua

DAFTAR PUSTAKA

R.Soediyono.2007.Ekonomi Makro.Penerbit Liberty : Yogyakarta

13

Anda mungkin juga menyukai