PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
Penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barangbarang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat
harga tertentu. Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa
akhir perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output
(pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang
dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam
jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat
jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat
jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan
penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi.
Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari
tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi
yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lain untuk mewujudkan produksi nasional.
Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :
1. besarnya angkatan kerja,
2. besarnya stok kapital,
3. keadaan atau tingkat tekhnologi,
4. tingkat pengangguran alamiah, dan
5. harga faktor-faktor produksi
Qm = f(LF,A,K) ..(1)
Qm = kuantitas maksimum barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh sebuah
perekonomian per satuan waktu atau per tahun, yang dapat kita sebut juga
dengan istilah produk nasional atau output nasional potensial.
2
Variabel Q m merupakan konsep aliran, sedangkan variabel LF,A, dan K
merupakan konsep stok. Ini berarti, dari segi dimensi waktu nilai variabel Q m
menunjukkan nilai kejadian yang berlangsung untuk suatu jangka waktu tertentu,
sedangkan nilai-nilai variabel LF,A dan K masing-masing menunnjukkan keadaan
pada suatu saat.
Mengingat bahwa sumber daya alam yang siap diolah ditentukan oleh sumber
daya modal yang tersedia, maka fungsi produksi seperti tersebut di atas dapat
disingkat dengan :
Qm = f(LF,K) .(2)
Untuk jangka waktu pendek nilai K tidak mengalami perubahan. Ini berarti
bahwa pada dua persamaan di atas menunjukkan jumlah output maksimum yang
dapat dicapai oleh sebuah perekonomian dalam keadaan full-employment, maka
output nasional dapat di tulis :
Q = f(N.K) .(3)
N = jumlah sumber daya manusia yang terpakai, yang sering disebut tingkat
employment atau tingkat kesempatan kerja.
Fungsi produksi agregatif yang diungkapkan oleh persamaan (3), apabila disertai
dengan asumsi berlakunya biaya yang semakin meningkat dalam perekonomian.
Berikut grafiknya :
Q=Y/ th
Q1
Y1
Y Q
3
0 N N/th
Pada gambar dia atas sumbu horizontal kita pergunakan untuk mengukur tingkat
kesempatan kerja N, yang kita perlakukan sebagai variabel bebas, yang selanjutnya
nilainya turut menentukan besarnya produk nasional. Sumbu vertikal di lain pihak
dipergunakan untuk mengukur produk nasional, yang oleh karenanya dapat ditandai
dengan huruf Q. akan tetapi mengingat bahwa nilai pendapatan nasional apabila
dinyatakan dengan menggunakan harga pasar adalah sama dengan nilai produk
nasional, maka tanda Q tersebut kita ganti dengan Y, asalkan nilai Y, yaitu nilai
pendapatan nasional, dinyatakan dengan menggunakan harga konstan.
w
W= H atau w = WH ..(1)
4
W = tingkat upah nyata, yaitu tingkat upah dinyatakan dengan tingkat harga konstan.
w = tingkat upah nominal, yaitu tingkat upah dinyatakan dengan harga-harga yang
berlaku
H = tingkat harga.
Kurva penawaran tenaga kerja dalam hal ini merupakan kurva yang menunjukkan
jumlah tenaga kerja per satuan waktu dimana masyarakat menjual pada berbagai
tingkat upah nyata. Jadi seperti halnya permintaan akan tenaga kerja, kurva
penawaran tenaga kerja diasumsikan sebagai jumlah kesediaan masyarakat untuk
menjual tenaga kerja ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat upah nyata, dan
bukannya oleh tingkat upah nominal. Model ini dikenal dengan analisa ilusi uang
yaitu, rumah tangga perusahaan sebagai pembeli sumber daya manusia dan rumah
tangga keluarga sebagai penjual sumber daya manusia dalam pengambilan keputusan
terkelabuhi oleh angka nominal uang.
5
Pada gambar diatas, pasar tenaga kerja menempati kuadran barat daya dengan
sumbu horizontal dipakai untuk mengukur tingkat upah nyata dan sumbu vertikal
untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan yang diminta. Dengan
kurva permintaan akan tenaga kerja DN dan kurva penawaran tenaga kerja SN, maka
titik ekuilibrium pasar tenaga kerja nya adalah EN. Ini menghasilkan jumlah tenaga
kerja yang terpakai dalam perekonomian sebanyak ON*. Dengan tenaga kerja yang
dikerahkan untuk menghasilkan produk nasional sebanyak ON* dan dengan fungsi
produk total agregatif OQ,maka jumlah produk nasional ekuilibrium adalah OY*.
Oleh karena asumsi klasik baik rumah tangga keluarga sebagai penjual tenaga kerja
dan rumah tangga perusahaan sebagai pembeli tenaga kerja semuanya tidak
terkelabuhi oleh money illusion maka upah nominal tidak berpengaruh baik terhadap
jumlah tenaga kerja yang ditawarkan maupun jumlah tenaga kerja yang diminta di
pasar. Konsekuensinya, perubahan tingkat harga sepenuhnya tercermin oleh
meningkatnya tingkat upah nominal dan kurva penawaran agregatif sejajar dengan
sumbu harga dimulai dari titik Y* pada sumbu horizontal kuadran timur laut. Kurva
yang dimaksud adalah kurva Y*AgS.
Pada pasar TK, keseimbangan terjadi pada titik E dengan penggunaan TK sebesar
N*, sehingga menghasilkan jumlah produk nasional ekuilibrium Y*. Upah nominal
tidak berpengaruh terhadap jumlah TK yang diminta oleh perusahaan dan ditawarkan
oleh rumah tangga. Dengan tingkat upah riil yang tidak berubah, maka penurunan
harga menyebabkan kurva kesamaan upah nominal bergeser dari Rp 30 ke Rp 22 dan
ke Rp 15.
6
Peningkatan Harga nominal menyebabkan naiknya upah nominal, tapi penurunan
harga nominal tidak selalu menyebabkan menurunkan upah nominal. Menurut keynes,
Upah bersifat tetap atau tegar. Hal ini disebabkan oleh adanya institusi seperti serikat
pekerja dan adanya aturan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah bersama
serikat pekerja. (downroad rigidity upah minimum).
Perhatikan Gambar :
Keterangan :
7
Untuk periode jangka panjang (beberapa tahun atau satu dekade atau lebih) dapat
dilihat pada daftar penawaran agregat jangka panjang. Hubungan ini diperlihatkan
sebagai daftar AS vertical, yaitu dimana kenaikan tingkat harga tidak di asosiasikan
dengan kenaikan pada penawaran output total
Dalam jangka panjang, tingkat output ditentukanoleh jumlah modal dan tenaga
kerja serta ketersediaan teknologi. Tingkat output tidak tergantung pada tingkat
harga.sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang adalah vertikal.
Jika kurva penawaran agregat adalah vertikal, maka perubahan dalam penawaran
agregat mempengaruhi harga tetapi tidak output. Misal, kija jumlah uang beredar
turun, maka akan bergeser ke bawah.
8
Y
Dalam contoh ekterm, seluruh harga adalah tetap dalam jangka pendek. Karena itu,
kurva penawaran angtergat jangka pendek adalah korizontal.
Kuantitas dan kualitas sumber daya lain juga berubah sepanjang waktu. Stok
capital (jumlah mesin, bangunan, dan kendaraan) akan naik bila investasi bruto
melibihi depresi capital. Exhibit 6 menunjukkan pergeseran bertahap dalam output
potensial perekonomian dasri $8,5 triliun. Kurva penawaran agregat jangka panjang
bergeser keluar dari LRAS ke LRAS.
EXHIBIT 6
LRAS LRAS
Tingkat
Harga
0 8,0 8,5
9
GDP rill (triliun dollar)
Kenaikan bertahap dalam penawaran sumber daya akan menaikkan tingkat GDP
rill potensial, dalam hal ini dari $ 8,0 triliun menjadi 8,5 triliun kurva penawaran
agregat jangka panjang bergerak kekanan
EXHIBIT 7
125
0 8,0 8,3
10
Pada kurva permintaan agregat tertentu goncangan penawaran yang beralngsung
lama akan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang.
Goncangan penawaran fluktuatif sementara hanya akan menggeser kuva penawaran
aggregat jangka pendek.
EXHIBIT 8
R LRAS LRAS
SRAS 135
SRAS 130
135
130
0 8,0 8,3
Goncangan penawaran negative adalah peristiwa tak terduga yang tiba-tiba dan
menurunkan penawaran agregat. Gunjangan ini kadangkala hanya terjadi sementara.
11
2.8. Pertumbuhan Ekonomi
A. Akumulasi modal
B. Perubahan Teknologi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12
nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu
perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga
fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan
penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run
aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu
keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga
kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan
memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan
produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan
diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
13