Anda di halaman 1dari 2

Andi Mallarangeng Terjerat dalam Kasus Proyek Hambalang

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman


revitalisasi monumen Tugu Kota Yogyakarta, infrastruktur jalan, saluran
4 tahun penjara, dan denda Rp 200 juta serta subsidar 2 bulan
kurungan kepada mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi pembuangan limbah, dan penataan Malioboro.

Mallarangeng dalam kasus tindak pidana korupsi proyek Pusat


Revitalisasi Tugu pernah digarap pemerintah kota, tapi kemudian diambil
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di
Hambalang, Bogor. alih pemerintah DIY lewat Dinas Kebudayaan DIY yang dipimpin oleh
Dalam putusan tersebut, hakim ketua menilai Andi dengan sengaja telah adik Gubernur DIY, GBPH Yudhaningrat, selaku kepala dinas.
menyalahgunakan kewenangannya sebagai Menpora dalam pengurusan
Pengambilalihan proyek oleh pemerintah DIY ini juga menimbulkan
proyek Hambalang.
Andi melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 tentang masalah pengelolaan anggaran Pemerintah Kota Yogyakarta. Ini
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU
berpotensi silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) besar di Kota Yogya,
No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 65 ayat (1)
KUHPidana. kata dia. Pada tahun lalu, DPRD Kota Yogya mencela Wali Kota Haryadi
Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyebutkan Suyuti karena sisa anggaran membengkak hingga Rp 240 miliar.
membengkaknya anggaran proyek pembangunan Hambalang,
disebabkan oleh keinginan Andi Mallarangeng untuk mengubah konsep
bangunan. Akan tetapi, Kepala Dinas Pemukiman Sarana dan Prasarana Wilayah

Kota Yogyakarta Toto Suroto membantah selama ini terjadi rebutan


Akibatnya, anggaran proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar
kewenangan pengerjaan proyek oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan
terus bertambah. Hingga tahun 2010, anggaran tersebut meningkat
mencapai Rp 275 miliar. Namun, pada akhirnya anggaran tersebut pemerintah DIY.
membengkak drastis menjadi total Rp 2,5 triliun, sehingga negara
mendapat kerugian keuangan negara senilai Rp 464,391 miliar.
Toh, dia mengakui sejumlah proyek di kota kemudian diambil alih

Larang Parpol Baru Usung Capres, UU Pemilu Bakal provinsi agar lebih fokus penangannya dan tak terlalu mebebani APBD
Menuai Gugatan Kota Yogyakarta.

Adapun pemerintah DIY membantah mengambil alih proyek yang

mestinya wewenang Pemerintah Kota Yogyakarta. Ada kesan

pemerintah DIY mengambil alih., padahal tidak. Tetap ada koordinasi.

Ada kewajiban pemerintah DIY terlibat di dalamnya, kata Kepala Bidang


Undang-undang (UU) tentang Penyelenggaraan Pemilu diyakini menuai
gugatan jika melarang partai politik (Parpol) baru mengusung calon Sarana Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, Ni
presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) di Pemilu
Made Dwipanti Indrayanti.
Serentak 2019 nanti.

Diketahui, pemerintah mengusulkan revisi UU tentang Penyelenggaraan


Pemilu. Pasal 190 menyebutkan, pasangan calon diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi Jaksa Dakwa Damayanti Terima Suap Rp 8,1 Miliar
persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR
atau memperoleh 25% dari suara sah nasional pada pemilu sebelumnya.

Sementara, dalam Pasal 192 dibuat juga aturan baru bahwa bagi parpol
yang belum mengikuti pemilu legislatif (Pileg) periode sebelumnya,
wajib bergabung dengan parpol lama jika ingin mengusung pasangan
calon presiden dan wakil presiden.

"Kalau misalnya disetujui menjadi undang-undang, maka undang-


undang itu akan banyak menuai kecaman dan gugatan," ujar Pakar
Hukum Tata Negara Irmanputra Sidin kepada Sindonews belum lama
ini.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa mantan anggota Komisi V DPR
Pasalnya, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 14/PUU-XI/2013 itu RI Damayanti Wisnu Putranti menerima suap Rp 8,1 miliar. Uang pelicin
sudah jelas. "Secara konstitusional, sudah digariskan bahwa yang bisa
memunculkan pasangan calon presiden adalah partai politik peserta itu diterima Damayanti dari Direktur PT Windhu Tunggal Utama Abdul
Pemilu pada saat Pemilu Presiden berlangsung," pungkasnya. Khoir. Uang sebanyak itu diberikan kepada politikus PDIP tersebut secara
terpisah dengan rincian 328 ribu dolar Singapura, Rp 1 miliar dalam

Pemerintah DIY Dinilai Serobot Proyek Kota Yogya bentuk dolar Amerika Serikat, dan 404 ribu dolar Singapura. Tujuan uang
itu agar Damayanti mengusahakan proyek pembangunan jalan di
Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

Patut diduga, lanjut Jaksa, Damayanti mengetahui uang 'haram' dari


Khoir itu guna mengusulkan kegiatan pelebaran Jalan Tehoru-Laimu dan
Ketika otonomi daerah menyerahkan kekuasaan pada pemerintah kota untuk menggerakkan kolega Damayanti di Komisi V DPR, Budi

dan kabupaten, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta malah terus Supriyanto guna mengusulkan kegiatan pekerjaan rekonstruksi Jalan

menggarap proyek yang bukan wewenangnya. Masalah ini pun disoroti Warinama-Laimu di wilayah Balai Pelaksana Jalan Nasional IX (BPJN)
Maluku dan Maluku Utara.
kalangan DPRD Kota Yogyakarta. Anggota Komisi C DPRD Kota

Yogyakarta, Ervian Pramunandi, mencatat sejumlah proyek itu adalah


Kedua proyek itu dimaksudkan sebagai usulan program aspirasi Anggota 12 huruf a atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Komisi V DPR supaya masuk dalam RAPBN Kementerian Pekerjaan sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).Jaksa melanjutkan, Damayanti Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1
mengusulkan agar dana proyek pembangunan jalan tersebut senilai Rp ke-1 jo Pasal 65 ayat 1 KUHP.
41 miliar. Sementara proyek yang diusulkan Budi berbiaya Rp 50 miliar
Atas perbuatannya, Jaksa mendakwa Damayanti telah melanggar Pasal

Anda mungkin juga menyukai