Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Gangguan penglihatan merupakan suatu gejala dari beberapa penyakit saraf, seperti
stroke, multipel sklerosis, miastenia gravis, dan tumor otak. Meskipun demikian, pada
beberapa penyakit seperti miastenia gravis, gejala visual terkadang tidak tampak atau dapat
menjadi lebih berat dengan pengobatan yang benar; sedangkan pada kebanyakan penyakit
lainnya, derajat gangguan penglihatan cenderung terjadi secara permanen. Hal ini dapat
menjadi konsekuensi serius terhadap pasien, yang berhubungan dengan penurunan kualitas
hidp mereka secara drastis. Oleh karena itu, sangat penting bagi para klinisi untuk fokus
terhadap prosedur rehabilitasi neurovisual yang mungkin memiliki efek yang
menguntungkan.
Kejadian stroke di Norwegia, terhitung sekitar 15 sampai 16000 pasien. Lebih dari
30% pasien stroke tersebut memiliki gangguan penglihatan, dimana kebanyakan dari mereka
1
menderita hemianopia homonim. Angka kejadian akan gangguan visual adalah tinggi pada
pasien dengan stroke pada daerah oksipital, dimana frekuensinya terhitung lebih dari 70%.
Hemianopia merupakan gejala yang paling menonjol pada pasien stroke, tetapi gangguan
visual lainnya seperti diplopia, ptosis, anisokoria, dan nistagmus juga dapat terjadi pada
pasien stroke. Meskipun hemianopia merupakan gejala serius, tetapi gejala tersebut hanya
memberikan poin dua skor pada National Instittute of Health Stroke Scale (NIHSS), dan
dengan demikian sangat sering pengobatan akut trombolisis menjadi tertunda.
Dengan meningkatnya populasi usia tua di Eropa, angka kejadian stroke juga
diperkirakan akan meningkat dan begitu juga dengan jumlah pasien dengan gangguan
penglihatan yang berhubungan dengan stroke. Hal ini sering tidak terrefleksikan pada proses
rehabilitasi, dimana hal yang menjadi fokus utama dalam rehabilitasi tersebut adalah
pengembalian fungsi motorik dan bahasa. Bagaimanapun, akhir-akhir ini pentingnya
menangani masalah visual juga telah mendapatkan perhatian khusus, dan rehabilitasi visual
juga telah banyak ditawarkan.
Pada review artikel ini, akan didiskusikan perbedaan antara gangguan visual dan
okular yang terjadi pasca stroke, yang mempengaruhi kegiatan sehari-hari dan juga
mempengaruhi kualitas hidup (QOL) dan juga memeriksa bukti-bukti yang ada untuk
perbaikan spontan dan pilihan rehabilitasi yang berbeda.
4
Pasien juga dapat menderita gangguan penglihatan lebih halus: Dalam sebuah survei
gangguan visual dan okulumotor yang lebih sering terjadi pasca stroke, pasien menunjukkan
masalah dengan persepsi visual-spasial, pengenalan objek dan ruang, sensitifitas kontras,
stereopsis, dan fusi konvergen dan adaptasi gelap dan terang. Gangguan-gangguan ini lebih
sulit untuk didiagnosis, tetapi dapat lebih sering melumpuhkan kegiatan sehari-hari.
5
lapang pandang penglihatan, pasien dengan gangguan lapang pandang sisi kanan tampaknya
memiliki lebih banyak masalah dengan membaca dari kiri ke kanan dibandingkan dengan sisi
kiri gangguan lapang pandang penglihatan. Gangguan lapang pandang penglihatan homonim
kiri menyebabkan kesulitan dengan gerakan mata yang dibutuhkan untuk menentukan awal
dari baris baru, sehingga kehilangan kata pertama atau suku kata dari baris. Pada gangguan
lapang pandang penglihatan sisi sebelah kanan homonim, proses scanning antisipatif
paravofeal terganggu, menyebabkan peningkatan jumlah sakadik dan penurunan yang
signifikan dari kecepatan membaca. Hal ini telah dibuktikan dengan Positron Emission
Tomography, dimana hilangnya integrasi proses persepsi dan motorik jelas
didokumentasikan.
6
Penurunan Kualitas Hidup
Pasien dengan gangguan lapang pandang penglihatan homonim pasca stroke
dilaporkan memiliki skor rendah dalam kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup
(QOL) dibandingkan dengan kontrol kesehatan. Mereka juga telah dilaporkan memiliki skor
yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang menderita penyakit mata lainnya.
Penurunan kualitas hidupa pada pasien stroke dengan gangguan penglihatan tampaknya
terkait dengan gangguan lapang pandang penglihatan dan sisi lokalisasi dari kerusakan
(kanan/kiri). Faktor penting lainnya adalah penurunan waktu reaksi visuo-spasial dan
ketajaman penglihatan. Secara keseluruhan, stroke- terkait dengan gangguan penglihatan
tampaknya menjadi faktor resiko untuk penurunan kualitas hidup dalam dirinya sendiri,
terkait dengan kecacatan itu sendiri maupun isolasi sosial.
Kesimpulan
Gangguan penglihatan merupakan gangguan yang sering terjadi pada pasien-pasien
stroke, dan merupakan suatu faktor utama dalam hal fungsional sehari-hari yang juga
menentukan kualitas hidup. Seperti ditunjukkan dalam artikel ini, ada potensi untuk
penyembuhan dan rehabilitasi , meningkatkan hasil pada pasien-pasien stroke dengan
masalah penglihatan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang
masalah penglihatan yang berada dalam kondisi akut, untuk mendiagnosa tingkat gangguan
penglihatan dan untuk membangun suatu hubungan untuk pemeriksaan lebih lanjut sebagai
dasar untuk dimasukkan dalam program rehabilitasi penglihatan yang spesifik. Msekipun
efek sistematos dari terapi penyembuhan penglihatan masih belum begitu adekuat, tidak ada
keraguan akan keuntungan pasien untuk mempelajari strategi penyembuhan ini.
Daftar Pustaka
1. ALLEN CMC, HARRISON MJG, WADE DT. The management of acute stroke.
Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press, 1989. viii, 215 pp.
2. PAMBAKIAN AL, KENNARD C. Can visual function be restored in patients with
homonymous hemianopia? Br J Ophthalmol 1997;81:3248.
3. SUCHOFF IB, KAPOOR N, CIUFFREDA KJ, RUTNER D, HAN E, CRAIG S. The
frequency of occurrence, types, and characteristics of visual field defects in acquired brain
injury: a retrospective analysis. Optometry 2008;79:25965.
4. PAPAGEORGIOU E, HARDIESS G, SCHAEFFEL F et al. Assessment of vision-related
quality of life in patients with homonymous visual field defects. Graefes Arch Clin Exp
Ophthalmol 2007;245:174958.
5. TRAUZETTEL-KLOSINSKI S. Current methods of visual rehabilitation. Dtsch Arztebl
Int 2011;108:8718.
6. STRBIAN D, SOINNE L, SAIRANEN T et al. Intravenous thrombolysis in ischemic
stroke patients with isolated homonymous hemianopia. Acta Neurol Scand 2012;126:179.
8
7. SIMON JE, MORGAN SC, PEXMAN JH, HILL MD, BUCHAN AM. CT assessment of
conjugate eye deviation in acute stroke. Neurology 2003;60:1357.
8. FOWLER MS, WADE DT, RICHARDSON AJ, STEIN JF. Squints and diplopia seen after
brain damage. J Neurol 1996;243:8690.
9. ROWE F. The profile of strabismus in stroke survivors. Eye (Lond) 2010;24:6825.
10. KERKHOFF G. Neurovisual rehabilitation: recent developments and future directions. J
Neurol Neurosurg Psychiatry 2000;68:691706.
11. CORRIVEAU H, HEBERT R, RAICHE M, PRINCE F. Evaluation of postural stability in
the elderly with stroke. Arch Phys Med Rehabil 2004;85:1095101.
12. MARX MS, WERNER P, COHEN-MANSFIELD J, FELDMAN R. The relationship
between low vision and performance of activities of daily living in nursing home residents. J
Am Geriatr Soc 1992;40:101820.
13. GABER TA. Rehabilitation of cortical blindness secondary to stroke. Neurorehabilitation
2010;27:3215.
14. POLLOCK A, HAZELTON C, HENDERSON CA et al. Interventions for age-related
visual problems in patients with stroke. Cochrane Database Syst Rev 2012;3:CD008390.
15. LOTERY AJ, WIGGAM MI, JACKSON AJ et al. Correctable visual impairment in stroke
rehabilitation patients. Age Ageing 2000;29:2212.
16. POLLOCK A, HAZELTON C, HENDERSON CA et al. Interventions for visual field
defects in patients with stroke. Cochrane Database Syst Rev 2011;10:CD008388.
17. TOWNEND BS, STURM JW, PETSOGLOU C, OLEARY B, WHYTE S, CRIMMINS
D. Perimetric homonymous visual field loss post-stroke. J Clin Neurosci 2007;14:7546.
18. SAND KM, THOMASSEN L, NSS H, RDAHL E, HOFF JM. Management of visual
field defects in stroke patients a retrospective audit. Cerebrovasc Dis Extra 2012;1:1723.
19. MESSING B, GANSHIRT H. Follow-up of Visual-Field Defects with Vascular Damage
of the Geniculostriate Visual Pathway. Neuro-Ophthalmology 1987;7:23142.
20. TIEL K, KOLMEL HW. Patterns of Recovery from Homonymous Hemianopia
Subsequent to Infarction in the Distribution of the Posterior Cerebral-Artery. Neuro-
Ophthalmology 1991;11:339.
21. CELEBISOY M, CELEBISOY N, BAYAM E, KOSE T. Recovery of visual-field defects
after occipital lobe infarction: a perimetric study. J Neurol Neurosurg Psychiatry
2011;82:695702.
22. MIDELFART A, MIDELFART E, BRODTKORB E. Visual field defects in patients
taking vigabatrin. Acta Ophthalmol Scand 2000;78:5804.
23. GILHOTRA JS, MITCHELL P, HEALEY PR, CUMMING RG, CURRIE J.
Homonymous visual field defects and stroke in an older population. Stroke 2002;33:241720.
24. JONES SA, SHINTON RA. Improving outcome in stroke patients with visual problems.
Age Ageing 2006;35:5605.
25. SUNDERLAND A, WADE DT, LANGTON HEWER R. The natural history of visual
neglect after stroke. Indications from two methods of assessment. Int Disabil Stud 1987;9:55
9.
26. JOHANSEN A, WHITE S, WARAISCH P. Screening for visual impairment in older
people: validation of the Cardiff Acuity Test. Arch Gerontol Geriatr 2003;36:28993.
27. ZHANG X, KEDAR S, LYNN MJ, NEWMAN NJ, BIOUSSE V. Natural history of
homonymous hemianopia. Neurology 2006;66:9015.
28. TRAUZETTEL-KLOSINSKI S, REINHARD J. The vertical field border in hemianopia
and its significance for fixation and reading. Invest Ophthalmol Vis Sci 1998;39:217786.
9
29. TRAUZETTEL-KLOSINSKI S, BRENDLER K. Eye movements in reading with
hemianopic field defects: the significance of clinical parameters. Graefes Arch Clin Exp
Ophthalmol 1998;236:91102.
30. LEFF AP, SCOTT SK, CREWES H et al. Impaired reading in patients with right
hemianopia. Ann Neurol 2000;47:1718.
31. WHITE JH, MILLER B, MAGIN P, ATTIA J, STURM J, POLLACK M. Access and
participation in the community: a prospective qualitative study of driving post-stroke. Disabil
Rehabil 2012;34:8318.
32. BRON AM, VISWANATHAN AC, THELEN U et al. International vision requirements
for driver licensing and disability pensions: using a milestone approach in characterization of
progressive eye disease. Clin Ophthalmol 2010;4:13619.
33. FISK GD, OWSLEY C, MENNEMEIER M. Vision, attention, and self-reported driving
behaviors in community-dwelling stroke survivors. Arch Phys Med Rehabil 2002;83:46977.
34. MCGWIN G Jr, CHAPMAN V, OWSLEY C. Visual risk factors for driving difficulty
among older drivers. Accid Anal Prev 2000;32:73544.
35. WAGENBRETH C, FRANKE GH, SABEL BA, GALL C. [Impairments of vision- and
health-related quality of life in stroke patients with homonymous visual field defects depend
on severity of visual function loss]. Klin Monatsbl Augenheilkd. 2010;227:13848.
Beeintrachtigung der seh- und gesundheitsbezogenen Lebensqualitat bei
Schlaganfallpatientenmit homonymen Gesichtsfelddefekten in Abhangigkeit von der Schwere
des visuellen Funktionsverlustes.
36. GALL C, MUELLER I, GUDLIN J et al. Vision- and healthrelated quality of life before
and after vision restoration training in cerebrally damaged patients. Restor Neurol Neuros
2008;26:34153.
37. SABEL BA, KASTEN E. Restoration of vision by training ofresidual functions. Curr
Opin Ophthalmol 2000;11:4306.
38. SABEL BA. Residual vision and plasticity after visual systemdamage. Restor Neurol
Neuros 1999;15:739.
39. POLLOCK A, HAZELTON C, HENDERSON CA et al. Interventions for disorders of eye
movement in patients with stroke. Cochrane Database Syst Rev 2011;10:CD008389.
10