Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN

ANALISIS KIMIA ASAM BENZOAT DAN SAKARIN PADA SAMPEL


MINUMAN

Kelas : 1A
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
AISAH AULIANI : 151110001
FEBIOLA ALVANESA : 151110004
HANIF ICHSANDI : 151110009
INDRIANI ZARA : 151110011
ISMAUL KHAIRO : 151110012
LISA WELNI : 151110015
M. AGIEL ALHAFID : 151110016
MUTIA RAHMAH : 151110025
REFLI PRAPTIKASARI : 151110029
SRI RANTI EKA PUTRI : 151110034

DOSEN PEMBIMBING:
SUKSMERRI, S.Pd, M.Pd, M.Si
INSTRUKTUR:
TIKA SARI, A.MKL

PRODI D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG
TAHUN 2016
i
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan pratikum Analisis Kimia Asam Benzoat Dan Sakarin Pada Sampel Minuman
yang telah di laksanakan di Laboratorim Fisika Poltekkes Kemenkes Padang pada hari Senin
tanggal 21 Maret 2016 pukul 8.30 WIB sampai 11.30 WIB yang telah di periksa dan di setujui
oleh:

Dosen Pembimbing Instruktur

SUKSMERRI, S.Pd, M.Pd, M.Si Tika Sari, A.MKL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
kurnianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dan kami berharap
Semoga laporan ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Pratikum ini adalah mata kuliah yang wajib di ikuti oleh Mahasiswa jurusan
Kesehatan Lingkungan prodi Diploma III di Poltekkes Kemenkes Padang. Laporan praktik
ini di susun sebagai pelengkap kerja praktik yang telah di laksanakan pada tanggal 21 Maret
2016 di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Padang.
Terima Kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing dan instruktur yang telah
memberikan pengarahan untuk penulisan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang memberikan motivasi sehingga laporan ini bisa diselesaikan.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Padang, Maret 2016

Kelompok 3

ii

[Type text]
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1 Pengertian Makanan ..................................................................................... 4
2.2 Pengertian Minuman .................................................................................... 5
2.3 Penggolongan Minuman ............................................................................... 5
2.4 Pemeriksaan Higiene Sanitasi ....................................................................... 6
2.5 Pengertian Asam Benzoat ............................................................................. 6
2.6 Dampak Benzoat Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan ............... 7
2.7 Pengertian Sakarin ........................................................................................ 7
2.8 Dampak Sakarin Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan ................ 8
2.9 Permenkes No. 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan ........ 8
BAB III HASIL .............................................................................................. .. 9
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum ..................................................................... 9
3.2 Alat Dan Bahan ............................................................................................. 9
3.2.1 Alat ............................................................................................................. 9
3.2.2 Bahan ......................................................................................................... 9
3.3 Cara Kerja ..................................................................................................... 10
3.3.1 Pemeriksaan Asam Benzoat Pada Sampel minuman ................................. 10
3.3.2 Pemeriksaan Sakarin Pada Sampel Minuman............................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 13
4.1 Hasil .............................................................................................................. 13
4.2 Pembahasan................................................................................................... 13
iii

[Type text]
BAB V PENUTUP............................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14
5.2 Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... . 15

Iv

[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang
menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan
proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan
makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang
tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian
sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang
tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal
akan berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan diatasnya. Angka
kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan makan yang telah dicuci dapat diketahui
dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji alat
makan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut.
Organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) pada tahun 1984 menerbitkan suatu seri
pedoman pengawasan mutu makanan (Manual 14/5, Food inspection) yang digunakan
sebagai pedoman pemeriksaan makanan. Pedoman tersebut memuat uraian tentang
pengambilan sampel makanan dan teknik pemeriksaan pabrik yang sangat bermanfaat
sebagai bahan pelajaran teknik pengambilan dan pemeriksaan contoh.
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan
yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam
bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan
makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam
pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan
makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga
kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan
bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat
makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan
(piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan
sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan

[Type text]
peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring,
gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan
yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
Asam benzoat/ asam benzene karboksilat/ asam phenil karboksilat (C7H6O2 atau
C6H5COOH) merupakan suatu senyawa kimia yang umum digunakan sebagai bahan
pengawet yang dianggap GRAS oleh FDA, dan secara kimia dapat dihasilkan melalui
oksidasi fase cair dari toluena (Srour, 1989; WHO, 2000). Asam benzoat memiliki bentuk
serbuk kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau, sedikit terlarut didalam air, tetapi larut
dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzena dan aseton. Asam benzoat, dalam bahan
pangan umum digunakan sebagai bahan pengawet. Namun diluar itu, juga dapat
dimanfaatkan sebagai penghambat korosi (WHO, 2000). Menurut PerMenKes RI
No.722/MenKes/Per/IX/88 batas maksimum penggunaan asam banzoat dalam minuman
ringan adalah 600 mg/kg.
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena
tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin
jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat
sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat
meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat
dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk
siklamat. Menurut PerMenKes RI No.722/MenKes/Per/IX/88 batas maksimum penggunaan
sakarin dalam minuman ringan adalah 300 mg/kg.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum:
Untuk mengetahui apa saja alat, fungsi, bahan dan cara analisis kimia Asam
Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
1.2.2 Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui alat yang di gunakan analisis kimia Asam Benzoat dan
Sakarin pada sampel minuman.
Untuk mengetahui fungsi alat yang di gunakan dalam analisis kimia Asam
Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis kimia Asam Benzoat
dan Sakarin pada sampel minuman.

[Type text]
Untuk mengetahui langkah analisis kimia Asam Benzoat dan Sakarin pada
sampel minuman.

[Type text]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Makanan


Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat-obatan
dan substansi- substansi yang diperlukan untuk pengobatan (Anwar dalam Pohan 2009: 18).
Makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi mengandung zat hidrat
arang, protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan
persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan
yang betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan. Makanan sehat selain
ditentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh macam makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral (Mukono, 2006 ). Agar makanan sehat maka
makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi akan
menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food borne disease.
Semua alat makan mempunyai peluang bersentuhan dengan makanan harus selalu dijaga
dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada bagian-bagian alat
makan tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan memberi kesempatan kuman yang tidak
dikehendaki untuk berkembang biak dan membusukkan makanan (Winarno,1993).
Menurut ketentuan Direktur Jendral PPM dan PLP, inspeksi atau uji sanitasi alat makan
atau alat masak perlu dilakukan pada tempat-tempat pengolahan makanan dan sampel
sebaiknya diambil dari lima jenis alat makan yang ada, yaitu:
a. Sendok
b. Gelas
c. Piring
d. Mangkok
Dalam pelaksanaan uji sanitasi alat makan atau alat masak hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Untuk cangkir atau gelas uji usap dilakukan pada permukaan luar dan dalam bagian
bibir yang terkena atau biasanya bersinggungan langsung dengan konsumen.
b. Pada permukaan bagian luar dan dalam cekungan sendok atau garpu.

[Type text]
c. Untuk piring, uji usap dilakukan pada permukaan dalam tempat makan. Biasanya luas
piring dibagi menjadi empat bagian dan pengusapan dilakukan dengan mengusap dua
juring yang saling berhadapan.
d. Setiap satu alat makan menggunakan satu swab. Alat makan yang kurang bersih dapat
menyebabkan terjadinya penyakit. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar alat makan
yang akan dipakai harus memenuhi syarat kesehatan.

2.2 Pengertian Minuman


Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang
berguna bagi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kualitas minuman harus terjamin agar
konsumen sebagai pemakaian produk minuman dapat terhindar dari penyakit akibat minum
terlebih minuman yang mengandung bahan tambahan makanan seperti bahan pengawet
makanan. Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat
menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang
berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Minuman kesehatan adalah segala sesuatu yang
dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunya efek
menguntungkan terhadap kesehatan. (Winarti, 2006)

2.3 Penggolongan Minuman


Jenis minuman yang tersedia setiap hari bervariasi. Minuman dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Air putih, ini merupakan minuman netral dengan syarat tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
b. Kopi dan teh, ini minuman yang dapat dikonsumsi selagi panas ataupun dingin
c. Wedang jahe, wedang ronde yang dikonsumsi umumnya selagi panas
d. Es sirup yang lazim dikonsumsi dingin. Es sirup ini dibuat dari gula pasir yang
dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu, lalu direbus sampai mendidih.
e. Jus buah juga sering diminum sebagai minuman dingin, yaitu minuman yang dibuat
dari buah-buahan yang dihaluskan menggunakan satu macam buah atau campuran
beberapa buah ditambah dengan sirup atau gula pasir dan es batu.
f. Es buah, yaitu es sirup yang diisi dengan beberapa macam buah yang
dipotongpotong kecil dan ditambah es.
g. Es krim yang terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-
buahan.

[Type text]
h. Es puter, adalah mirip dengan es krim. Bedanya kalau es krim menggunakan susu.
i. Es teller yaitu es yang diisi dengan berbagai macam bahan, seperti nangka masak,
kelapa muda, tape dan alpukat.
j. Minuman ringan (Soft drinks), yaitu minuman yang tidak mengandung alkohol,
hanya mengandung gula, atau soda. Misalnya merek Cola-cola, Sprite, Fanta dan
juga minuman berenergi yang salah satunya adalah Minuman Isotonik.

2.4 Pemeriksaan Higiene Sanitasi


Menurut Permenkes RI No. 1096 : Pemeriksaan higiene sanitasi dilakukan untuk menilai
kelayakan persyaratan teknis fisik yaitu bangunan, peralatan dan ketenagaan serta persyaratan
makanan dari cemaran kimia dan bakteriologis. Nilai pemeriksaan ini dituangkan di dalam
berita acara kelaikan fisik dan berita acara pemeriksaan sampel/specimen.
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
a. Cemaran kimia pada makanan negative
b. Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan
c. Angka kuman pada peralatan makan 0 (usap alat)
Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah makanan yang
diperiksa (usap dubur/rectal swab).

2.5 Pengertian Asam Benzoat


Asam benzoat/ asam benzene karboksilat/ asam phenil karboksilat (C7H6O2atau
C6H5COOH) merupakan suatu senyawa kimia yang umum digunakan sebagai bahan
pengawet yang dianggap GRAS oleh FDA, dan secara kimia dapat dihasilkan melalui
oksidasi fase cair dari toluena (Srour, 1989; WHO, 2000). Asam benzoatmemiliki bentuk
serbuk kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau, sedikit terlarut didalam air, tetapi larut
dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzena dan aseton (WHO, 2000). Asam
benzoat, dalam bahan pangan selain digunakan sebagai bahan tambahan umumnya juga dapat
ditemukan secara alami pada beberapa jenis tanaman baik dalam bentuk bebas maupun dalam
bentuk terikat. Asam benzoat dalam tanaman umum ditemukan seperti pada beberapa
tanaman berry (500 mg/kg) seperti cranberry (V.vitis idaea) dan bilberry (V.macrocarpon)
dengan kandungan sebesar 300 1300 mg/kg buah dalam bentuk bebas. (Hegnauer, 1996).
Selain tanaman berry, asam benzoate juga dapat ditemukan pada beberapa jenis hewan
omnivore seperti gajah banteng asia (Rasmussen et al, 1990).

[Type text]
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat.
Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori.
Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400
kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat
meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat
dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk
siklamat.

2.6 Dampak Benzoat Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan


Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan
penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE). Efek samping lain yang bisa timbul
adalah edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bias juga
karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat
pengikatan air oleh natrium. Dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan
sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana vitamin C
(ascorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium
benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat
menyebabkan kanker. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi
alergi dan penyakit saraf.

2.7 Pengertian Sakarin


Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat.
Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori.
Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400
kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat
meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat
dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk
siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak
sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak
tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di
mana sakarin berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh.
Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu,
sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik utama

[Type text]
dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan bahan makanan,
sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami kerusakan. Sifat yang penting
untuk industri minuman kaleng atau kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering
digunakan bersama dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman
kemasan.

2.8 Dampak Sakarin Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan


Pemanis sintetis dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah
produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena
dapat membuat kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah
sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sinteti. Pemanis sintetis adalah bahan
kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang
yang menderita parkinson. Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk
jangka waktu lama atas produk yang mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena
dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.

2.9 Permenkes No. 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan
Parameter Satuan Kadar maksimum yang Keterangan
diperbolehkan
Asam Benzoat mg/kg 500

Sakarin mg/kg 300

[Type text]
BAB III
HASIL

3.1 Waktu Dan Tempat Pratikum


Hari/Tanggal : Senin/21 Maret 2016
Pukul : 8.30 WIB 11.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Poltekkes Kemenkes Padang

3.2 Pemeriksaan Benzoat


3.2.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Corong pemisah 1 Buah
Corong 1 Buah
Erlenmeyer 100 ml 2 Buah
Water bath 1 Buah
Buret 1 Buah
Cawan penguap 1 Buah
3.2.2 Bahan
Bahan Jumlah
Larutan Eter Secukupnya
NaOH 0,05 N Secukupnya
Indikator Fenol Red 1-2 Tetes
Aceton 50% 5 ml

3.2.3 Cara Kerja


Pemeriksaan Asam Benzoat Pada Sampel minuman
Pemeriksaan sampel:
Masukan 100 ml sampel dan 25 ml buffer Ph 4 ke dalam corong
pemisah.
Lalu tambahkan 25 ml larutan eter.
Lalu ekstraksi sebanyak 3 kali dan dikeluarkan gasnya.

[Type text]
Lalu keluarkan air yang telah terpisah dengan eter ke dalam
erlenmeyer 100 ml.
Lalu keluarkan lagi larutan eter, masukan larutan eter tersebut ke
dalam erlenmeyer 100 ml.
Lalu masukan kembali 25 ml air yang berada di erlenmeyer ke dalam
corong pemisah.
Lalu tambahkan kembali 25 ml larutan eter, Lakukan hal tersebut
sebanyak 3 kali.
Setelah di lakukan sebanyak 3 kali, pisahkan air ke dalam erlemeyer
100 ml untuk di lakukan analisis sakarin.
Pisahkan kembali larutan eter ke dalam erlenmeyer 100 ml dengan
cara di saring.
Lalu masukan larutan eter ke dalam cawan penguap.
Lalu uapkan larutan eter didalam water bath sampai residunya 5 ml.
Lalu pindahkan sampel ke dalam erlenmeyer.
Lalu tambahkan 5 ml larutan aseton 50% dan 1-2 tetes fenol red.
Lalu titrasi menggunakan larutan NaOH 0,05 N sampai sampel
berubah menjadi warna merah.
Lalu catat pemakaiannya.
Sampel 1,1 ml
Perhitungan kadar benzoat
Rumus
Kadar Benzoat = pemakaian larutan NaOH 0,05 N x 0,0061 gr
Perhitungan :
Kadar benzoat = 1,1 x 0,0061
Kadar benzoat = 0,00671 mg/kg

[Type text]
3.3 Pemeriksaan Sakarin
3.3.1 Alat
Nama Alat Jumlah
Corong pemisah 1 Buah
Corong 1 Buah
Erlenmeyer 100 ml 2 Buah
Water bath 1 Buah
Buret 1 Buah
Cawan penguap 1 Buah
3.3.2 Bahan
Bahan Jumlah
Aceton 50% 5 ml
HCL pekat 10 ml
Aquadest Secukupnya
Indikator BTB 1-2 Tetes

3.3.3 Cara Kerja


Pemeriksaan Sakarin Pada Sampel Minuman
Pemeriksaan sampel:
Tambahkan 10 ml HCL pekat ke dalam sisa air dari pemeriksaan
benzoat.
Lalu masukan ke dalam corong pemisah.
Lalu ekstraksi sebanyak 3 kali.
Lalu keluarkan air yang telah terpisah dengan eter ke dalam
erlenmeyer 100 ml.
Lalu keluarkan lagi larutan eter dan masukan larutan eter tersebut ke
dalam erlenmeyer 100 ml.
Lalu masukan kembali air yang berada di erlenmeyer ke dalam
corong pemisah.
Lalu tambahkan kembali 25 ml larutan eter.
Lakukan hal tersebut sebanyak 3 kali.
Setelah di lakukan sebanyak 3 kali, pisahkan kembali air dan eter ke
dalam masing-masing erlemeyer 100 ml.

[Type text]
Lalu masukan kembali air yang berada di erlenmeyer ke dalam
corong pemisah.
Lalu bilas air yang berada di corong pemisah dengan 10 ml larutan
eter.
Lalu ekstraksi sampel air sebanyak 3 kali.
Lalu masukan hasil bilasan air ke dalam erlenmeyer.
Lalu campurkan larutan eter ke dalam erlenmeyer 100 ml yang telah
berisi larutan eter sebelumnya.
Lalu masukan larutan eter yang berada di erlenmeyer ke dalam
corong pemisah.
Lalu bilas larutan eter menggunakan 10 ml aquadest.
Lalu ekstraksi larutan eter sebanyak 3 kali.
Lalu masukan sisa bilasan aquadest ke dalam erlenmeyer yang telah
berisi air sebelumnya.
Kemudian masukkan larutan eter (sari eter) ke dalam erlenmeyer
dengan cara di saring.
Lalu masukan kembali larutan eter yang telah di saring ke dalam
cawan penguap.
Kemudian uapkan sari eter didalam water bath sampai residunya
melekat.
Lalu larutkan residu sampel ditambahkan 3 ml aseton.
Lalu uapkan lagi sampel sampai menguap.
Lalu pindahkan sampel ke dalam erlenmeyer.
Kemudian tambahkan 2 ml aquadest ke dalam cawan penguap untuk
menghilangkan sisa aseton.
Lalu masukan bilasan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi sampel.
Lalu homogenkan sampel dengan cara di goyangkan.
Lalu panaskan dan dinginkan sampel dengan suhu kamar.
Lalu tambahkan 1-2 tetes BTB ( bron timol blue).
Lalu titrasi dengan NaOH 0,05 N sampai berwarna biru.
Lalu catat hasil pemakaiannya.
Sampel 12,1 ml
Perhitungan kadar benzoat
[Type text]
Rumus
Kadar Sakarin = pemakaian larutan NaOH 0,05 N x 0,00916 gr
Perhitungan :
Kadar Sakarin = 12,1 x 0,00916
Kadar Sakarin = 0,11083 mg/kg

[Type text]
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
NO ANALISIS HASIL STANDAR PERMENKES No.
722 TAHUN 1988
1. Benzoat 0,00671mg/kg 500 mg/kg
2. Sakarin 0,11083 mg/kg 300 mg/kg

4.2 Pembahasan
Dari pratikum pemeriksaan parameter Benzoat sampel minuman didapatkan
hasilnya yaitu 0,00671 mg/kg. Dan standar Benzoat menurut permenkes No. 722
tahun 1988 = maks 500 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh permenkes.
Akibat banyak mengkonsumsi benzoat yaitu, Kesulitan Bernafas, Iritasi Kulit,
Infeksi Sistem Pernafasan, Diare, Rasa Terbakar di Tenggorokan, Mual dan Muntah
dan Sakit Kepala.
Dari pratikum pemeriksaan parameter Sakarin sampel minuman didapatkan
hasilnya yaitu 0,11083 mg/kg. Dan standar Sakarin menurut permenkes No. 722 tahun
1988 = maks 300 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi
standar sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.
Akibat banyak mengkonsumsi sakarin yaitu, migrain dan sakit kepala,
kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut,
alergi, impotensi dang gangguan seksual, kebotakan, kanker otak dan kanker kantung
kemih.

[Type text]
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan membuktikan bahwa sample minuman yang
diuji mengandung asam benzoat dan sakarin . Alat yang di gunakan dalam pemeriksaan yaitu,
buret,erlenmeyer, water bath dan cawan penguap.
Dari pratikum pemeriksaan parameter Benzoat sampel minuman didapatkan hasilnya
yaitu 0,00671 mg/kg. Dan standar Benzoat menurut permenkes No. 722 tahun 1988 = maks
500 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi standar baku mutu
yang telah ditetapkan oleh permenkes.
Dari pratikum pemeriksaan parameter Sakarin sampel minuman didapatkan hasilnya
yaitu 0,11083 mg/kg. Dan standar Sakarin menurut permenkes No. 722 tahun 1988 = maks
300 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi standar sesuai
dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.

5.2 Saran
Masyarakat dapat mengatahui rasa minuman yang mengandung pengawet benzoat
dan pemanis sakarin. Jika minuman tersebut di minum maka di tenggorokan akan terasa
sedikit nyeri ataupun terasa pahit. Akibat yang di sebabkan dari berlebihnya pemakaian
pengawet dan pemanis buatan pada minuman salah satunya yaitu penyakit lupus, Kesulitan
Bernafas, Iritasi Kulit, Infeksi Sistem Pernafasan, Diare, Rasa Terbakar di Tenggorokan,
Mual dan Muntah dan Sakit Kepala.

[Type text]
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Wisnu.2008. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambah Pangan. Bandung: Bumi
Aksara
Buckle.K.A., Edwards.R.A., Fleet.G.H., Wootton.M.1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Hayun, Y. Harahap & C. N. Aziza. (2004). Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam
Sorbat, Kofeina, Dan Aspartam Di Dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 1. No. 3.
Pp 148-159.
Hussain, I ; A. Zeb ; I. Shakir & A. S. Shah. (2008). Combine Effect Of Potassium Sorbate
And Sodium Benzoate on Individual And Blended Juices Of Apricot And Apple
Fruits Grown In Azad Jammu and Kashmir. Journal Pakistan of Nutrition. 7(1).
Pp.181-185.
Ibekwe ; S. Eberechukwu ; Uwakwe ; A. Amadikwa & Monanu, M. Okechukwu. (2007).
Effect Of Oral Intake Of Sodium Benzoate On Some Haematological Parameters Of
Wistar Albino Rats. Journal Scientific Research And Essay. Vol. 2.(1). Pp. 006-009.

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai