LANDASAN TEORI
bahan berbahaya dan beracun (B3) yang merupakan sisa dari suatu usaha atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau
konsentrasi dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
hidup lain.
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur,
1995).
beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
14
langsung maupun secara tidak langsung dapat merusak dan/atau mencemarkan
tercantum dalam UU No.32 Tahun 2009 Pasal 1 angka 21 yang menyatakan bahwa :
Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
limbah B3, dikatakan bahwa pengertian limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
lainnya.
15
III.2. Jenis - Jenis Limbah
bagian yaitu :
1) Berdasarkan wujudnya
2) Berdasarkan karakteristik
3) Berdasarkan sumbernya
4) Berdasarkan sifat
5) Berdasarkan polimer
Wujudnya yaitu:
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam
air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas
dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
16
penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan
cair
pada Gas
t
Gambar 2.1
Wujud Limbah
1. Limbah Cair
Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air
dalam air .
sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
2. Limbah cair industry (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry
17
pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry
tekstil.
3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan.
yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian
cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat
perkebunan.
4. Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan
di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di atas permukaan tanah dapat
2. Limbah Padat
18
Biasanya limbah padat disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat
1. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah,
makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, dan kulit
buah-buahan.
2. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat
dan logam.
3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak
mudah membusuk.
4. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan
19
6. Sampah industry (industrial waste), semua limbah padat buangan industry.
disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada
6 kelompok, yaitu :
1. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah,
makanan, misalnya sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, dan kulit
buah-buahan.
2. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat
dan logam.
3. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angina karena ringan dan tidak
mudah membusuk.
4. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
20
5. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan
3. Limbah Gas
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil
aktivitas manusia. Pada umumnya pencemaran yang diakibatkan oleh sumber alami
banyaknya polutan udara dan aktivitas ini. Polutan udara sebagai hasil aktivitas
manusia, umumnya lebih mudah diperkirakan banyaknya, terlebih lagi jika diketahui
spesifikasi satuan operasi yang digunakan dalam proses maupun pasca prosesnya. Di
udara pada umumnya terkandung unsur-unsur kimia seperti : O2, N2, NO2, CO2, H2
dan lain-lain. Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami
akan menurunkan kualitas udara. Tingkat kualitas udara tergantung pada jenis limbah
gas, volume yang lepas, dan lamanya limbah berada di udara. Jangkauan pesebaran
limbah gas melalui udara dapat meluas karena faktor cuaca dan iklim turut
mempengaruhi. Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam
21
senyawa kimia. Beberapa macam limbah gas tersebut dapat dilihat pada Table III.2
berikut ini :
No Jenis Keterangan
22
Limbah gas yang dibuang ke udara biasanya mengandung partikel-partikel bahan
padatan (misalnya abu) atau cairan (misalnya tetesan asam sulfat) yang berukuran
sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Partikel
Limbah B3 didefinisikan sebagai suatu limbah yang mempunyai satu atau lebih
menimbulkan reaksi hebat dan dapat melukai manusia serta dapat merusak
reaksi gas dengan cepat, suhu dan tekanan yang tinggi yang mampu merusak
lingkungan sekitarnya.
Contoh :
b. Limbah kimia khusus dari laboratorium seperti asam perikat (picrice acid)
23
2. Limbah mudah menyala/terbakar (flammable)
Limbah ini berbahya jika terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas
dari kendaraan,rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran
penanaman limbah (lenfill). Limbah mudah menyala atau terbakar ini didefinisikan
nyala lain akn mudah menyala atau terbakar dan apabila telah menyala akan terus
Pelarut seperti benzena toluena atau aseton limbah-limbah ini bersal dari
pabrik cat pabrik tinta dan kegiatan lain yang menggunakan pabrik tersebut antara
lain pembersihan metal dari lemak atau minyak serta laboratorium kimia.
Limbah jenis ini berbahaya karena dapat melukai,membakar kulit dan mata
terutama pekerja dilokasi pengolahan atau dapat terlepas dari limbah B3 lain
kelingkungan melalui drum berkarat yang berisi limbah jenis ini. Limbah yang
menimbulkan korosi /karat didefenisikan sebagai : Limbah yang dalam kondisi asam
atau basa (ph,2atau ph>12,5) dapat menyebabkan nekrosis atau terbakar pada kulit
Contoh :
24
a. Sisa-sisa asam /cuka,asam sulfat yang bisa digunakan dalam pembuatan baja
terutama untuk membersihkan kerak dan karat. sisa-sisa asam ini memerlukan
pembuangan.
b. Limbah pembersih yang bersifat basa (alkaline),limbah ini dihasilkan dari kegiatan
oksigen.
b. Limbah peroksida (organik) yang tidak stabil dalam keadaan suhu tinggi.
Contoh : Zat-zat kimia tertentu yang digunakan dilaboratorium seperti
manusia ,cairan dari tubuh orang yang terkena infeksi dan limbah dari
25
a. Bagian tubuh manusia seperti anggota badan yang diamputasi dan organ
Limbah ini berbahaya karena mengandung zat pencemar kimia yang beracun
bagi manusia dan lingkungan.pencemar beracun ini dapat tercuci dan masuk kedalam
air tanah sehingga dapat mencemari sumur penduduk disekitarnya dan berbahaya
bagi penduduk yang menggunakan air tersebut. selain itu, debu dari limbah dapat
terhirup oleh para petugas dan masyarakat disekitar lokasi limbah. Limbah beracun
juga dapat terserap kedalam tubuh pekerja melalui kulit. Limbah ini dikatakan
beracun apabila limbah tersebut dapat langsung meracuni manusia atau makhluk
hidup lain. Salah satu contohnya adalah pestisida, atau limbah yang mengandung
logam berat atau mengandung gas beracun. Limbah beracun ini biasanya
didefinisikan sebagai : senyawa kimia yang beracun bagi manusia atau lingkungan
spesifikasi atau tidak terpakai dapat bersifat beracun seperti obat anti kanker
atau narkotika.
26
c. Pelarut halogen ,pelarut seperti perchloroethylence dan methylence chloride
Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Nusa Idaman Said, 2011
dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada
1. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik.
27
2. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industri
pabrik.
material yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi,
dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat
28
Industry Pertanian
Rumah tangga
Konstruksi
Radioaktif
Gambar 2.3
Wujud limbah
jenis, yaitu:
29
1. Limbah mudah meledak, limbah mudah meledak adalah limbah yang
melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi
2. Limbah mudah terbakar, bahan limbah yang mudah terbakar adalah limbah
yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau percikan api jika
3. Limbah reaktif, limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah
bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil
bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang
terkena infeksi.
6. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
30
untuk limbah bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang ,terbentuk dari
pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monumer .biasanya merupakan
organik (memiliki rantai karbon),dan ada juga banyak polimer inorganik. Contoh
Nusa Idaman Said, 2011, limbah dibagi menjadi dua golongan besar:
mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
31
III.3. Berdasarkan Tingkat Toksititasnya (Kadar Racun)
macam yaitu :
lingkungan serta bahaya pada manusia. Limbah B3 yang tidak ditangani dengan baik
hidup berupa kerusakan kulit, kesulitan bernapas, dan juga dapat menimbulkan
kematian dan kepunahan pada beberapa jenis organisme. Bahan yang termasuk ke
dalam limbah B3 diantaranya adalah benzena, asam sulfat, sulfur dioksida, karbon
dan beracun. Contoh dari limbah non B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang
gugur.
32
1. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
Beracun;
Hidup Nomor 128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
berbahaya (B3) harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna
menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. setelah uji
analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna
33
III.6. Pengolahan Limbah Bahan Beracun dan Berbahya (B3)
Pengelolaan limbah B3 adalah hal yang penting dan harus dilakukan oleh
pengelolaan dilakukan secara khusus yaitu from cradle to grave. Pengertian from
cradle to grave sendiri adalah pencegahan pencemaran yang dilakukan dari sejak
ditimbun atau dikubur). Pada setiap fase pengelolaan limbah tersebut ditetapkan
upaya pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dan yang menjadi penting adalah
karakteristik limbah B3 nya, hal ini karena setiap usaha pengelolaannya harus
Tujuan dari penanganan dan pengolahan limbah B3 ini secara umum dapat
dikatakan adalah untuk memisahkan sifat berbahaya yang terdapat dalam limbah
tersebut. Hal ini harus dilakukan agar limbah B3 ini tidak mencemari ataupun
merusak lingkungan hidup tempat dimana mahluk hidup berada. Dengan adanya
Pemanfaatan limbah ini sendiri dapat berupa penggunaan kembali atau Reuse,
daur ulang atau Recycle, dan perolehan kembali atau Recovery. pemanfaatan ini
34
harus berpedoman pada prinsip agar aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan,
memiliki proses produksi yang handal serta memiliki standard produk mutu yang
baik. Untuk limbah B3 yang sudah tidak dapat dimanfaatkan atau diolah kembali
maka harus ditimbun di landfill. penimbunan limbah ini harus dilakukan oleh sebuah
badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari KLH serta dengan melaporkan
menghilangkan atau mengurangi sifat bahan dan beracun limbah agar tidak
bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat resiko yang ditimbulkan dari limbah B3, maka perlu diupayakan agar
setiap kegiatan industri dapat meminimalkan limbah yang dihasilkan dengan cara
pada sumber, pengolahan bahan, substitusi bahan, pengaturan operasi kegiatan, dan
digunakan teknologi bersih. Jika masih dihasilkan limbah B3, maka diupayakan
pemanfaatan limbah B3. Pemanfaatan limbah B3, yang mencakup daur ulang
35
(recycling), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse)
merupakan suatu mata rantai penting dalam pengelolaan limbah B3. Selajutnya,
mengurangi jumlah limbah B3 serta biaya pengolahan limbah dapat di tekan dan di
1. Polluter must be pay principle, yaitu pencemar harus membayar semua biaya
yang diakibatkannya;
dengan sumbernya.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata
36
18/2009), ditetapkan: Jenis kegiatan pengelolaan limbah B3 yang wajib dilengkapi
a. pengangkutan;
b. penyimpanan sementara;
c. pengumpulan;
d. pemanfaatan;
e. pengolahan; dan penimbunan.
mengenal ada 2 jenis sampah, yaitu sampah organik dan anorganik (non-organik).
Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup
- sisa makanan,
- dedaunan kering,
37
Gambar 7.1
Wujud Sampah
2. Sampah Anorganik (Sampah Kering/Non-organik)
Sampah jenis ini berasal dari bahan baku non biologis dan sulit terurai,
sampah kering sulit diuraikan secara alamiah, sehingga diperlukan penanganan lebih
- kaleng,
- kertas,
- kaca,
- styrofoam,
- dan lain-lain.
38
Gambar 7.2
Wujud Sampah
Yaitu limbah dari bahan yang beracun dan berbahaya seperti limbah rumah
Gambar 7.3
Wujud Sampah
Ketiga jenis sampah tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
jenisnya. Menggunakan tiga tempat sampah berbeda, yaitu organik, anorganik, dan
39
sampah anorganik dapat dibuat kompos, sampah anorganik dapat didaur ulang atau
dijadikan bahan kerajinan tangan, sedangkan sampah B3 harus diolah secara khusus
menggunakan metode kimia, fisik, dan biologi dengan tujuan menghilangkan atau
Replace) untuk mengurangi sampah. Selain itu, kepedulian kita terhadap lingkungan
40