PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas nikmat kesehatan
dan Kesempatan yang telah diberikan sehingga makalah yang berjudul Macam-
macam model belajar dan pembelajaran matematika dapat selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini saya susun berdasarkan buku-buku yang pernah saya baca, makalah ini
dapat dijadikan acuan bagi teman-teman khususnya saya sendiri dan umummnya bagi
kita semua Dalam penyusunan makalah ini sayai menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang tentunya bersifat membangun demi kelengkapan makalah yang
telah kami susun.
Akhir kata kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang
menyempatkan diri membuka dan membaca makalah ini semoga dapat bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1 Latar Belakang............................................................................................... 1
2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
3 Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
3 Strategi pembelajaran.................................................................................... 6
5 Cooperative learning......................................................................................12
3
1 Kesimpulan................................................................................................... 28
2 Saran ............................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 30
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran siswa?
1.3. Tujuan
BAB II
ISI
2
Seluruh aktivitas pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru
bermuara pada terjadinya proses belajar siswa. Dalam hal ini model model
pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan guru hendaknya dapat mendorong
siswa untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara
optimal. Model model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya
perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki
berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan kebiasaan, modalitas belajar yang
bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga
harus selayaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu, akan tetapi harus
bervariasi.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
3
1. Strategi pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah
dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
a. Pemilihan materi pelajaran ( guru atau siswa )
b. Penyaji materi pelajaran ( perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri
c. Cara menyajikan materi pelajaran ( induktif atau deduktif, analitis atau
sintesis, formal atau non formal )
d. Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen,
atau homogen).
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.
Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan
pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya
jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media
pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan
penjumlahan berulang.
Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri siswa.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian
strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Soedjadi (1999 :101) menyebutkan strategi
4
pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan
mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk
dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan
pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan
dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih
dari satu teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian : teknik
metode pendekatan strategi model
Istilah model pembelajaran berbeda dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu
model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir
dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen
yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan
oleh Bruce dan koleganya.
Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu
yaitu :
1. Rasional Teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
2. Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai,
3. Tingkah Laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil dan
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
5
1. Model Interkasi Sosial
2. Model Pengolahan Informasi
3. Model Personal humanistik dan
4. Model modifikasi tingkah laku
6
pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada
model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan
cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator
pembelajarannya dapat tercapai. Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat
terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam
menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya.
Pada saat ini banyak dikembangkan model model pembelajaran. Menurut
penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara
model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita
sepakati hal-hal sebagai berikut :
1. Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada. Setiap
model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
2. Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai
dengan materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa
model pembelajaran.
3. Model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak
disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.
4. Oleh kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :
a. Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan
terampil dalam menggunakan alat peraga.
b. Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan
sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.
c. Menjaga agar para siswa mencintai kita, menyenangi materi yang kita ajarkan,
dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai guru dapat
mengembangkan model pembelajaran sendiri.
7
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model
pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang
diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat
dapat di capai dengan lebih efektif dan efisien.
8
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting.
Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau
praktek, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung
Keberhasilan metode pembelajaran langsung memerlukan lingkungan yang
baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan penerapan
cukup, termasuk alat atau media yang sesuai. Di samping itu, metode pembelajaran
langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang memadai untuk mengamati
kegiatan yang dilakukan guru dan mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya.
Pada hakikatnya, pembelajaran langsung memerlukan kaidah yang mengatur
bagaimana siswa yang suka berbicara, prosedur untuk menjamin tempo pembelajaran
yang baik, strategi khusus untuk mengatur giliran keterlibatan siswa, dan untuk
menanggulangi tingkah laku siswa yang menyimpang.
9
c. Model Pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara cara
ini. Dengan Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa
yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun
dan menafsirkan informasi, serta untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak
tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-
hasil penelitian terkini.
d. Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat
memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan
observasi. Dengan ini memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil hasil
dari suatu tugas dan bukan teknik teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting
terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam
melakukan tugas tersebut
e. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila
model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
Selain memiliki kelebihan kelebihan tersebut pembelajaran langsung juga memiliki
kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar,
atau ketertarikan siswa
2. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit
bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka
3. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan,
teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat
4. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
10
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan
banyak perilaku komunikasi positif
5. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi
yang disampaikan.
No. Langkah-langkah Peran Guru
1 Menjelaskan tujuan pembela- Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang
jaran dan mempersiapkan pembelajaran, pentingnya pelajaran dan
siswa memotivasi siswa
2
Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan
pengetahuan atau keterampilan benar, atau memberi informasi tahap demi tahap
3
Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan awal
4
Menelaah pemahaman dan
memberikan umpan balik Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
5 melakukan tugas dengan baik dan memberikan
Memberikan kesempatan untuk umpan balik
pelatihan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, khusus penerapan pada situasi
kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
11
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif memiliki unsur unsur.
12
dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi dan ini
13
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok
14
3 Langkah 3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi
(saling bantu membantu untuk memperdalam materi yang
sudah diberikan)
15
Kunci tipe Jigsaw ini adalah kemandirian setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki
tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk
mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
a. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok asal, setiap
kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen). Setiap
anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan mempelajari materi yang
telah disiapkan oleh guru.
- Misal 1 kelas: 40 anak
- Ada 5 topik yang akan dipelajari
- Kelompok asal ( 40:5 = 8 kel.)
Kelompok Asal
16
Materi A
Materi B
Materi C
Materi D
Materi E
d. Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar
pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam
kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal.
e. Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai menyampaikan apa
yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli, guru memberikan soal/kuis pada
seluruh siswa. Soal harus dikerjakan secara individual. Nilai dari pengerjaan kuis
individual digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk masing-
masing kelompok.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran tipe Jigsaw
Kelebihan:
a. Ruang lingkup dipenuhi ide ide yang bermanfaat dan menarik untuk di diskusikan.
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman pembelajaran
materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.
c. Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di
tugaskan.
d. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk pengalaman
belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
e. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.
f. Melatih keberanian dan tanggung jawab siswa untuk mengajarkan materi yang
telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.
Kelemahan:
17
a. Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari kelompok satu
ke kelompok lain.
b. Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaikan materi pada teman jika
tidak punya rasa percaya diri.
c. Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih bergantung pada teman lain,
biasanya terjadi dalam kelompok asal.
d. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi.
e. Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya butuh waktu
yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik.
f. Aplikasi model pembelajaran ini pada kelas yang besar (lebih dari 30 siswa)
sangatlah sulit. Tapi bisa diatasi dengan model team teaching.
18
kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki.
19
Think-Pair Share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Think
Pair Share memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir dan merespon
serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja
menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu
tugas. Selanjutnya guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara serius
mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Tahapan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah sebagai berikut :
a. Berpikir (Think) : Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan
pelajaran dan siswa diberi waktu untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut
secara mandiri.
b. Berpasangan (Pair) : Guru meminta para siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini
dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau
penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
c. Berbagi (Share) : Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan pasangan
tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai
apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru
berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau
setengah dari pasangan pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.
20
kuat, memupuk kemampuan memecahkan masalah. Keterbatasan model ini antara
lain :
1. Persiapan pembelajaran kompleks
2. Sulit mencari problem yang relevan
3. Terjadi miss konsepsi
4. Memerlukan waktu yang lama
Kelebihan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai
berikut.
1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
4. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
5. Dapat mendorong siswa / mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara
mandiri
6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia
lakukan
7. Dengan adanya pembelajaran berdasarkan masalah akan terjadi pembelajaran
bermakna.
8. Dalam situasi pembelajaran berdasarkan masalah, siswa/mahasiswa mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks
yang relevan.
9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa /
mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Langkah langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Fase Indikator Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa kepada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
masalah yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
21
2 Mengorganisasikan Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
siswa untuk belajar tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3 Membimbing Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
penyelidikan individual sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
maupun kelompok penjelasan dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
menyajikan hasil karya karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
pemecahan masalah gunakan
Tabel 2.4. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
22
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Menciptakan masyarakat belajar / belajar berkelompok
5. Menghasilkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian
dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah
23
sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dalam model inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah sistematis, yaitu :
a. Merumuskan masalah.
b. Mengajukan hipotesis.
c. Mengumpulkan data.
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan.
e. Membuat kesimpulan.
Langkah langkah kegiatan inquiri adalah sebagai berikut :
Merumuskan masalah
Mengamati atau melakukan observasi
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan
karya lainnya
Mongkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru
maupun audiens yang lain
3. Bertanya (Quesrioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya
dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin tahuan setiap individu. Sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
b. Mengecek pemahaman siswa
c. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
d. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
e. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang diinginkan.
f. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sendiri.
g. Menggali pemahaman siswa.
h. Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
i. Membangkitkan respon kepada siswa
24
Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan
agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama
itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara
formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat
diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antarteman atau antarkelompok; yang
sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu atau yang pernah memiliki
pengalaman membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah hakekat dari
masyarakat belajar yaitu masyarakat yang saling membagi.
5. Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan modeling adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Proses modeling tidak sebatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan
siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup
penting dalam pembelajaran CTL sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari
pembelajaran yang teoristis abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya
verbalisme. Guru atau ahli lain dapat menjadi model bagi siswa dalam belajar.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di terima.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur
kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang
dimilikinya. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses, sehingga refleksi
diperlukan pada akhir proses. Realisasinya adalah :
Pernyataan langsung tentang apa apa yang diperolehnya hari itu
Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
25
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan oleh guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh
siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar
atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap
perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik
dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan
secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu,
tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Karakteristik penilaian autentik :
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
Yang diukur keterampilan dan performansi bukan mengingat fakta
Berkesinambungan
Terintegrasi
Dapat digunakan sebagai feedback
26
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpilan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap
tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar
yang sedikit berbeda.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok kelompok. Tujuan model pembelajaran kooperatif
adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai
keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa tipe diantaranya :
Tipe Jigsaw (Tim Ahli)
Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Tipe STAD (Student Team Achievement Division)
Tipe Think Pair Share (TPS)
27
Pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual ; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau stimulasi dan lain : realistis sesuai kehidupan manusia, konsep
sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inkuiri siswa, retensi konsep menjadi
kuat, memupuk kemampuan memecahkan masalah.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
3.2. Saran
Sebagai calon guru matematika kita harus dapat mengembangkan macam macam
model pembelajaran atau belajar agar dapat di terima dengan baik dan dimengeri oleh
siswa.
28
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C. Asri, DR. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ferdian, Adi. 2013. Modul Belajar dan Pembelajaran. Palangkaraya :
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Grup
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Trianto . 2007. Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Tim Dosen . 2015. Psikologi Pendidikan. Medan : Unimed Press
29