Anda di halaman 1dari 31

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL

PROYEK PEMBANGUNAN
APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA

Abstrak

Apartemen Ciputra World diharapkan menarik minat masyarakat Surabaya


khususnya daerah Surabaya Barat untuk tinggal di apartemen , karena Ciputra Group
berusaha menghadirkan konsep yang memadukan apartemen dan Mall. Investasi pada
pembangunan proyek ini memerlukan biaya yang besar, sehingga perlu analisa
kelayakan dalam hal finansial. Rencana pembangunan apartemen ini juga harus
dianalisa apakah bisa diterima dengan tingkat pengembalian tertentu.
Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan proyek
pembangunan Apartment Ciputra World terhadap segi teknis dan finansial. Untuk
mengetahui kelayakan dari segi teknis akan digunakan perbandingan terhadap standar
pedoman persyaratan teknis bangunan gedung khususnya planologi (KDB, KLB,
KDH) serta kebutuhan sarana parkir. Sedangkan untuk kelayakan dari segi finansial
digunakan perhitungan analisa aliran kas dengan parameter kelayakan investasi yaitu
NPV dan IRR.
Dari segi teknis, perencanaan pembangunan proyek ini harus memenuhi
syarat zoning yang ditetapkan yaitu KDB 60 %, KLB 1500 %, serta pemenuhan luasan
parkir yaitu 603 Satuan Ruas Parkir (SRP). Sedangkan dari segi finansial, harapan
pengembalian investasi dengan umur 25 tahun dapat dipenuhi. Dan dilakukan analisa
sensitivitas untuk menjelaskan perubahan kelayakan investasi yang dapat terjadi akibat
perubahan tingkat okupansi dan pembahasan harapan terhadap pengembalian
(MARR). Hasil analisa yang telah dilakukan menyatakan bahwa proyek tersebut dapat
diterima secara teknis dan finansial pada tingkat okupansi 90%.

Kata kunci : Analisa Teknis dan Finansial, Apartemen.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang investor dapat mengakomodasi


Apartemen Ciputra World kebutuhan-kebutuhan tersebut.
diharapkan menarik minat masyarakat Rencana pembangunan
Surabaya khususnya daerah Surabaya apartemen ini harus dianalisa apakah
Barat untuk tinggal di apartemen, karena bisa diterima dengan tingkat
Ciputra Group berusaha menghadirkan pengembalian tertentu. Dengan melihat
konsep superblok yang memadukan tingkat okupansi sebuah apartemen yang
apartemen dan Mall, 2 Hotel berbintang berkisar antara 6090%, serta dilihat dari
mewah (5 star dan 5 star Diamond), serta biaya investasi sebuah apartemen yang
Office Tower yang eksklusif. Apartment nilainya lebih berat daripada investasi
Ciputra World terletak di Jl. Mayjend perumahan, maka sangat penting untuk
Sungkono. Lokasi ini mudah dalam hal dilakukan sebuah analisa kelayakan
akses ke segala arah seperti pusat investasi untuk menghindari
hiburan dan rekreasi, perkantoran, hotel, keterlanjuran penanaman modal investor
pusat perbelanjaan, serta sekolah dan yang cukup besar.
universitas. Dengan dibangunnya
Apartment Ciputra World ini (408 unit, 1.2 Rumusan Masalah
26 lantai tipikal, 3 lantai penthouse),
1. Bagaimana pemenuhan persyaratan -KLB = Koefisien Luas
proyek pembangunan Apartment Bangunan
Ciputra World dari segi teknis ?. - KDH = Koefisien Daerah Hijau
2. Bagaimana kelayakan proyek b. Pemenuhan fasilitas parkir
pembangunan Apartment Ciputra 2. Analisa finansial :
World dari segi financial ?. a. Pembahasan berdasarkan aspek
3. Berapa besar batas kelayakan finansial yaitu menganalisa
finansial terhadap perubahan tingkat tingkat pengembalian investasi
okupansi dan harapan tingkat Apartment Ciputra World
pengembalian ?. dengan metode Net Present
Value dan Internal Rate of
1.3 Tujuan Return (IRR)
1. Mengetahui pemenuhan persyaratan b. Perhitungan analisa sensitivitas
proyek pembangunan Apartment Apartment Ciputra World
Ciputra World dari segi teknis. dengan melakukan perubahan
2. Mengetahui kelayakan proyek tingkat okupansi.
pembangunan Apartment Ciputra c. Perhitungan Depresiasi
World dari segi finansial. menggunakan metode garis
3. Mengetahui batas kelayakan lurus.
financial terhadap perubahan tingkat d. Masa investasi Apartment and
okupansi dan harapan tingkat Mall Ciputra World selama 25
pengembalian. tahun.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan 1.5 Manfaat Penelitian


1. Analisa terhadap persyaratan teknis Manfaat yang diperoleh dari
bangunan gedung. Aspek teknis yang penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah
ditinjau terbatas pada : mengetahui kelayakan proyek dalam hal
a. Pemenuhan persyaratan tata pengembalian investasi, serta
bangunan terhadap ketentuan mengetahui nilai pengembalian akibat
planologi meliputi : sensitivitas terhadap tingkat hunian.
- KDB = Koefisien Dasar
1.6 Sistematika Penulisan
Bangunan
Sistematika penulisan laporan
Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proyek a. Memiliki tujuan khusus, produk


Menurut Soeharto (1999), akhir atau hasil kerja akhir.
proyek dapat diartikan sebagai suatu b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta
kegiatan sementara yang berlangsung kriteria mutu dalam proses mencapai
dalam jangka waktu terbatas, dengan tujuan.
alokasi sumber daya terbatas dan c. Bersifat sementara, dalam arti
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas umurnya dibatasi oleh
yang sasarannya telah digariskan dengan selesainya tugas. Titik awal dan
jelas. akhir ditentukan dengan jelas.
Lebih lanjut Soeharto (1999), d. Non rutin, tidak berulang-ulang.
menjelaskan bahwa proyek memiliki ciri- Jenis dan intensitas kegiatan
ciri sebagai berikut : berubah sepanjang proyek
berlangsung.
2.2 Bangunan dan Properti tanah bersama dan benda bersama
Bangunan gedung adalah (UURS No.16 Tahun 1985).
wujud fisik pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, Berbeda dengan residen
sebagian atau seluruhnya berada di atas lainnya, berdasarkan konsep penjualan
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, properti, apartemen terbagi atas :
yang berfungsi sebagai tempat manusia 1. Apartemen Strata-title (unit dijual
melakukan kegiatannya, baik untuk lepas menjadi hak milik)
hunian atau tempat tinggal, kegiatan 2. Apartemen Sewa/Service (unit dijual
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sebatas menjadi hak guna)
sosial dan budaya, maupun kegiatan Di dalam investasi sebuah apartemen,
khusus (Peraturan Menteri Pekerjaan terdapat beberapa pembiayaan yang
Umum nomor 29/PRT/M/2006). dikeluarkan, antara lain :
Terdapat 4 (empat) jenis properti : a. Harga tanah ketika dibeli
1. Real Property b. Ongkos pematangan lahan
Tanah, bangunan, sarana pelengkap. c. Biaya konstruksi
2. Personal Property d. Biaya perawatan hunian dan fasilitas
Mesin dan peralatan, perhiasan, e. Manajemen
kendaraan, surat berharga. Terdapat beberapa faktor dalam
3. Business mengembangkan sebuah apartemen,
Kegiatan di bidang komersial industri, antara lain (Kyle and Baird,1995) :
jasa, investasi-saham. 1. Lokasi
4. Financial Interest 2. Harga
Instrument investasi yang dijamin aset- 3. Fasilitas
aset real estate-BOT, sewa. 4. Fleksibilitas
5. Segmen Pasar
Menurut Kyle and Baird 6. Occupancy Rate
(1995) real property diklasifikasikan 7. Interior/Eksterior
dalam bentuk antara lain :
1. Residensial Property meliputi single 2.3 Pengertian Studi Kelayakan
family home dan multi family Menurut Husnan dan
residence. Suwarsono (2000), yang dimaksud
2. Commersial Real Estate meliputi dengan studi kelayakan proyek adalah
Office Property dan Retail Property. penelitian tentang dapat tidaknya suatu
3. Industrial Property meliputi Heavy proyek dilakukan dengan berhasil.
Manufacturing, Warehouse.
4. Special Purpose Property meliputi Hal-hal yang perlu diketahui
Hotel, Gedung Teater, Kantor dalam studi kelayakan, antara lain :
Pemerintahan, dll. a. Ruang lingkup kegiatan proyek
b. Cara kegiatan proyek dilakukan
2.2.1 Apartemen c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang
Apartemen tergolong dalam menentukan berhasilnya proyek
jenis multi family residence yang dapat tersebut.
diartikan sebagai bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu Menurut Sutojo (2003), pada
lingkungan, terbagi atas bagian-bagian tahap studi kelayakan, proyek dievaluasi
yang distrukturkan secara fungsional mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
dalam arah vertikal dan horizontal dan 1. Pasar dan Pemasaran
merupakan satuan-satuan yang dapat 2. Teknis dan Teknologis
dimiliki dan digunakan secara terpisah, 3. Manajemen Operasi Proyek
yang dilengkapi dengan bagian bersama, 4. Ekonomi dan Keuangan
2.3.1 Pengkajian Aspek Teknis keseimbangan, keserasian dan
Pengkajian aspek teknis keselarasan dengan lingkungan yang
dalam studi kelayakan dimaksudkan berisi standar mengenai:
untuk memberikan batasan garis besar a. Persyaratan Ruang Terbuka
parameter-parameter teknis yang Hijau Pekarangan (RTHP)
berkaitan dengan perwujudan fisik b. Persyaratan Ruang Sempadan
proyek. Pengkajian aspek teknis amat Bangunan Gedung
erat hubungannya dengan aspek lain c. Persyaratan Tapak Bawah Tanah
terutama aspek ekonomi, finansial, dan (Basement) Terhadap
pasar (Soeharto, 2003). Lingkungan Hijau Pada
Pengkajian aspek teknis mencakup hal- Bangunan
hal berikut : d. Sirkulasi dan Fasilitas Parkir
1. Menentukan letak geografis lokasi e. Pertandaan (Signage)
2. Mencari dan memilih teknologi f. Pencahayaan Ruang Luar
proses produksi Bangunan Gedung
3. Menentukan kapasitas produksi
4. Denah dan tata letak instalasi 2.3.1.2 KDB, KLB, KDH
5. Bangunan instalasi Perhitungan KDB, KLB dan
KDH ditentukan dengan pertimbangan
Parameter dalam mengkaji sebagai berikut :
aspek tenis dalam penulisan laporan a. Perhitungan luas lantai bangunan
Tugas Akhir ini digunakan perbandingan adalah jumlah luas lantai yang
dengan standar : diperhitungkan sampai batas dinding
a. Pedoman persyaratan teknis terluar.
bangunan : KDB, KLB, KDH, dan b. Luas lantai ruangan beratap yang
ketinggian bangunan. sisi-sisinya dibatasi oleh dinding
b. Pedoman teknis fasilitas parkir yang tingginya lebih dari 1,20 m di
Departemen Perhubungan. atas lantai ruangan tersebut dihitung
penuh 100%.
2.3.1.1 StandarBangunan c. Luas lantai ruangan beratap yang
Gedung bersifat terbuka atau yang sisinya
Sebagaimana tertera dalam dibatasi oleh dinding tidak lebih dari
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 1,20 m di atas lantai ruangan
Nomor: 29/PRT/M/2006, terdapat dihitung 50% selama tidak melebihi
beberapa hal yang harus sesuai standar 10% dari luas denah yang
pedoman persyaratan teknis bangunan : diperhitungkan sesuai dengan KDB
1. Intensitas Bangunan Gedung, yang yang ditetapkan.
berisi standar mengenai : d. Overstek atap yang melebihi lebar
a. Kepadatan dan Ketinggian 1,50 m maka luas mendatar
Bangunan Gedung kelebihannya tersebut dianggap
b. Penetapan Koefisien Dasar sebagai luas lantai denah.
Bangunan (KDB) dan Koefisien e. Teras tidak beratap yang mempunyai
Luas Bangunan (KLB) / Jumlah tinggi dinding tidak lebih dari 1,20
Lantai m di atas lantai teras tidak
c. Perhitungan KDB dan KLB diperhitungkan sebagai luas lantai.
d. Garis Sempadan (muka) f. Luas lantai bangunan yang
Bangunan Gedung diperhitungkan untuk parkir tidak
e. Garis Sempadan (samping dan diperhitungkan dalam perhitungan
belakang) Bangunan Gedung KLB, asal tidak melebihi 50% dari
f. Jarak Bebas Bangunan Gedung KLB yang ditetapkan, selebihnya
2. Pemisah di Sepanjang Halaman diperhitungkan 50% terhadap KLB.
Depan / Samping / Belakang Gedung
g. Ram dan tangga terbuka dihitung c. Unit dengan luas <70 m2 : 1 SRP
50% selama tidak melebihi 10% dari untuk 5 unit
luas lantai dasar yang Dimana SRP adalah Satuan Ruang
diperkenankan. Parkir.
h. Dalam perhitungan KDB dan KLB,
luas tapak yang diperhitungkan 2.3.2 Pengkajian Aspek Finansial
adalah yang di belakang garis Prinsip aliran kas ini berarti
sempadan jalan (GSJ) biaya dan manfaat hendaknya dinyatakan
i. Batasan perhitungan luas ruang dengan aliran kas. Manfaat adalah aliran
bawah tanah (basement) ditetapkan kas masuk, sedangkan biaya adalah
oleh Kepala Daerah dengan aliran kas keluar (Soeharto, 2003).
pertimbangan keamanan, Adapun metode yang digunakan dalam
keselamatan, dan pendapat teknis penyusunan aliran kas :
para ahli terkait. 1. Metode Average Rate of Return
j. Untuk pembangunan yang berskala (ARR)
kawasan (superblok), perhitungan 2. Metode Payback Period (PP)
KDB dan KLB adalah dihitung 3. Metode Net Present Value (NPV)
terhadap total seluruh lantai dasar 4. Metode Internal Rate of Return
bangunan dalam kawasan tersebut (IRR)
terhadap total keseluruhan luas 5. Metode Profitability Index (PI)
kawasan. Dari beberapa metode di atas,
k. Dalam perhitungan ketinggian dalam Tugas Akhir ini digunakan metode
bangunan, apabila jarak vertikal dari NPV dan IRR untuk menghitung aliran
lantai penuh ke lantai penuh kas pada investasi pembangunan
berikutnya lebih dari 5 m, maka Apartemen Ciputra World.
ketinggian bangunan tersebut
dianggap sebagai dua lantai. 2.3.2.1 Pengertian Investasi
l. Mezanin yang luasnya melebihi 50% Menurut Sutojo (2003),
dari luas lantai dasar dianggap investasi merupakan usaha menanamkan
sebagai lantai penuh. faktor-faktor produksi langka dalam
m. Koefisien Dasar Hijau (KDH) proyek tertentu. Proyek itu sendiri dapat
ditetapkan sesuai dengan peruntukan bersifat baru maupun pengembangan dari
dalam rencana tata ruang wilayah proyek yang sudah ada.
yang telah ditetapkan. KDH minimal
10% pada daerah sangat padat. KDH Investasi itu sendiri menurut
ditetapkan meningkat setara dengan Pudjosumarto (1998), dapat dilihat
naiknya ketinggian bangunan dan sebagai :
berkurangnya kepadatan wilayah. a. Autonomous Investment, yaitu
macam investasi yang tidak
2.3.1.3 Sirkulasi dan Fasilitas dipengaruhi oleh tingkat
Parkir pendapatan.
Berdasarkan Keputusan b. Induce Investment, yaitu macam
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat investasi yang mempunyai kaitan
Nomor: 272/HK.105/DRJD/96 tentang dengan tingkat pendapatan.
Pedoman Teknis Penyelenggaraan c. Investasi yang sifatnya dipengaruhi
Fasilitas Parkir, untuk perhitungan luasan oleh adanya tingkat bunga uang atau
efektif area parkir adalah sebagai modal yang berlaku di masyarakat.
berikut: 1) Apartemen
a. Unit dengan luas >90 m2 : 1 SRP 2.3.2.2 Prinsip Arus Kas
untuk 1 unit Sebuah dana pemasukan dan
b. Unit dengan luas 70 - 90 m 2 : 1 SRP dana pengeluaran disajikan dalam
untuk 2 unit sebuah arus kas dengan tujuan agar
mudah dimengerti, dikontrol serta
dievaluasi.
2.3.2.3 Perubahan Nilai Uang pinjaman harus diberikan imbalan berupa
Terhadap Waktu keuntungan bagi modal sendiri, dan
Pengertian bahwa satu rupiah bunga bagi modal pinjaman. Hanya
saat ini akan bernilai lebih tinggi dari bedanya, bunga bagi modal pinjaman
waktu yang akan datang, merupakan diperhitungkan sebagai biaya yang akan
konsep dasar dalam membuat keputusan mengurangi pajak, sedangkan penyisihan
investasi. Pada umumnya masalah dana untuk memberi keuntungan bagi
finansial atau arus kas suatu investasi modal sendiri tidak mengurangi pajak.
mencakup periode waktu yang cukup
lama sehingga perlu diperhitungkan 2.3.2.5 Perhitungan Bunga
pengaruh waktu terhadap nilai uang. Ini Ada dua macam bunga, yaitu
dirumuskan sebagai bunga (interest) atau bunga biasa (simple interest) dan bunga
tingkat arus pengembalian (rate of yang menjadi berlipat (compound
return). interest), sedangkan untuk laju / tingkat
bunga juga ada dua macam, yaitu laju /
Dengan demikian, maka tingkat nominal dan laju / tingkat bunga
untuk mendapatkan ekivalensi nilai uang efektif.
perlu mengetahui 3 hal antara lain
(Pudjosumarto, 1995) : Beberapa rumus penting
1. Jumlah uang yang diinvestasikan merupakan dasar analisis ekonomi
2. Periode / waktu investasi proyek yang berdasarkan penggunaan
3. Tingkat bunga yang dikenakan bunga berganda (interest compound) dan
metode penggandaan yang berperiode
2.3.2.4 Keuntungan dan Bunga (discrete compounding) p
Dalam analisa investasi baik
untuk modal milik sendiri maupun modal
Keterangan simbol :
1. F = P n
Future Value P = nilai ekivalen saat ini yang
terjadi satu periode sebelum A
(harga yang akan datang) yang pertama
F = nilai ekivalen yang akan datang
2. P = F Present Value
A = nilai ekivalen tahunan (annual)
(harga sekarang) I = tingkat suku bunga per periode
N = jumlah periode pembungaan
3. A = F Sinking Fund (misal dalam tahun)

(penanaman sejumlah uang) 2.3.2.6 VariabelAnalisa


Investasi
4. A = P Capital Pada analisa investasi terdapat beberapa
Recovery variabel yang mendukung perhitungan
analisa investasi itu sendiri.
5. F=A F dari Annual
2.3.2.6.1 Biaya Investasi Total
Komponen-komponen biaya investasi
6. P=A P dari Annual
total adalah :
7. A = G Uniform a. Biaya tanah
b. Biaya bangunan
dari Gradient Series c. Biaya tidak langsung

2.3.2.6.2 Modal Sendiri (Equity)


Modal sendiri adalah jumlah
modal yang ditanam untuk membiayai
pekerjaan-pekerjaan pra-konstruksi pada 2.3.2.6.7 Faktor Kekosongan
proyek, seperti pengadaan tanah, Gedung
perencanaan, penasehat, biaya-biaya Dalam analisa finansial suatu
hukum, serta modal sendiri. proyek selalu diperhitungkan faktor
kekosongan gedung sedikitnya 5%, yaitu
2.3.2.6.3 Modal Pinjaman kekosongan yang disebabkan
Modal pinjaman adalah perpindahan penghuni.
pembiayaan proyek yang berasal dari :
a. Kredit langsung dari bank/institusi 2.3.2.6.8 Pendapatan Bangunan
keuangan lain. Yang dimaksud dengan
b. Dana dari pasar uang dan modal. pendapatan bangunan adalah penjualan
(dengan atau tanpa angsuran) dalam
2.3.2.6.4 Loan Equity Ratio proyek apartemen.
Perbandingan ini tidak
mutlak, tergantung jenis proyek yang 2.3.2.6.9 Pengeluaran Bangunan
mempengaruhi resiko proyek. Lazimnya Yang dimaksud dengan
untuk proyek komersil perbandingannya pengeluaran bangunan adalah :
adalah 3:1. a. Biaya operasi dan pemeliharaan.
2.3.2.6.5 Masa Konstruksi b. Biaya personil dan asuransi.
Menurut Poerbo (1995), c. Pajak-pajak real estate.
proyek-proyek komersil yang dibiayai
dengan modal pinjaman yang dikenakan 2.3.2.6.10 Biaya Operasi dan
bunga, maka masa konstruksi harus Pemeliharaan Gedung
diusahakan sesingkat-singkatnya agar Kelompok biaya ini terdiri dari :
beban bunga pada masa tersebut (grace a. Biaya pemeliharaan gedung
periode) menjadi sekecil-kecilnya. b. Biaya listrik, telepon, dan AC
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
2.3.2.6.6 Suku Bunga d. Asuransi gedung dan peralatan
Bunga atas suatu pinjaman e. Biaya personil dari badan pengelola
adalah sejumlah uang sebagai imbalan gedung
atas jasa pemberian modal pinjaman
yang dapat dinikmati oleh pemberi 2.3.2.6.11 Pajak Penghasilan
pinjaman. Tarif pajak untuk wajib pajak
badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap menurut UU No.17 Tahun 2000
tentang Pajak Penghasilan adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Tarif Pajak untukWajib Pajak Badan Dalam Negeri & Bentuk Usaha

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,- 10 % (sepuluh persen)


(lima puluh juta rupiah)
Di atas Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) 15 % (lima belas persen)
s.d. Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
Di atas Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) 30 % (tiga puluh persen)
Sumber : UU No 17 Tahun 2000
2.3.2.6.12 Depresiasi penurunan nilai yang terjadi pada suatu
Adalah nilai ganti per tahun aset pada berbagai kelompok harta
yang harus dikeluarkan atas beban berwujud yang diatur menurut UU No 17
pendapatan sebelum pajak yang besarnya tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan
tergantung dari umur ekonomis suatu dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :
gedung dan jenis gedung. Depresiasi atau

Tabel 2.2
Penyusutan Aset
Kelompok
Harta Susut Masa Manfaat
Berwujud
I 2,5 4
II 12,5 8
III 6,25 16
IV 5 20
Tanah 0 -
Bangunan 5 Permanen 20
Bangunan 10 Semi Permanen 10
Sumber : UU No 17 Tahun 2000

2.3.2.7 Net Present Value tingkat bunga pinjaman jangka panjang


(NPV) yang berlaku di pasar modal atau dengan
NPV merupakan selisih antara mempergunakan tingkat bunga pinjaman
benefit (penerimaan) dengan cost yang harus dibayar oleh pemilik proyek.
(pengeluaran) yang telah dipresent- Apabila NPV>0 maka proyek dikatakan
valuekan (Pudjosumarto, 1998). Adapun layak, sedangkan sebaliknya bila NPV<0
tingkat bunga yang dipergunakan untuk maka proyek dapat dikatakan tidak layak.
mendiskon selisih aliran kas yang masuk
dan keluar diperoleh dengan melihat

Dimana :
NPV = Nilai sekarang netto
(C)t = Aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = Aliran kas keluar tahun ke-t
n = Umur unit usaha hasil investasi
i = Arus pengembalian (rate of return)
t = Waktu
(Soeharto, 2003)

2.3.2.8 Internal Rate of Return dipresent-valuekan dan cost


(IRR) (pengeluaran) yang telah dipresent-
IRR merupakan tingkat bunga valuekan sama dengan nol
yang menggambarkan bahwa antara (Pudjosumarto, 1998). Kriteria investasi
benefit (penerimaan) yang telah IRR ini memberikan pedoman bahwa
proyek dikatakan layak jika IRR > social maka proyek dikatakan tidak layak
discount rate. Begitu pula sebaliknya, dijalankan.
jika diperoleh IRR < social discount rate

Dimana :
(C)t = Aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = Aliran kas keluar tahun ke-t
i = Arus pengembalian (diskonto)
n = tahun
(Soeharto, 2003)
yang biasanya berubah dan
2.3.2.9 Analisa Sensitivitas perubahannya bisa mempengaruhi
Analisa sensitivitas dilakukan keputusan dalam studi ekonomi teknik
dengan mengubah nilai dari suatu adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai
parameter pada suatu saat untuk sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, tingkat
selanjutnya dilihat bagaimana hunian, dan lain-lain.
pengaruhnya terhadap akseptabilitas (Pujawan, 2003)
suatu investasi. Parameter-parameter

BAB III
METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian a) Gambar-Gambar Proyek


Jenis penelitian termasuk b) Data Properti Pembanding
deskriptif yang sifatnya perbandingan Untuk data pendekatan yang digunakan
antara peraturan dengan kondisi yang dalam menentukan asumsi meliputi :
ada, dan analitis melalui proses - Kebutuhan area parkir sebuah
pengumpulan, penyusunan data, dan gedung apartemen.
perhitungan. - Biaya operasional manajemen
gedung apartemen.
3.2 Data Penelitian c) Anggaran Biaya
Langkah pertama yang 1. Biaya Pembangunan Apartemen
dilakukan sebelum memulai perhitungan Ciputra World
adalah mengumpulkan data yang 2. Data Tarif Dasar Listrik
dibutuhkan yang diperoleh dari PT. Win- 3. Data Tarif Dasar Air
Win Reality Center selaku pihak owner 4. Data Tarif Telepon
Apartemen Ciputra World, serta instansi 5. Data Pengelolaan Proyek
dan pihak lain yang terkait. 6. Data Gaji Karyawan
7. Data Biaya Service Charge
3.2.1 Klasifikasi Data
Data-data tersebut antara lain : 3.2.2 Prosedur Pengumpulan
1. Data Primer Data
Wawancara langsung dengan 1. Observasi Proyek
pihak pengelola untuk mengetahui Survey dilakukan pada kunjungan
konsep pengelolaan Apartemen awal ke proyek untuk memperoleh
Ciputra World, misalnya gambaran umum dan di kunjungan
penjelasan tentang fasilitas yang berikutnya untuk melakukan
diperoleh konsumen sesuai harga wawancara lebih mendalam
yang ditetapkan. mengenai konsep pengelolaan.
2. Data Sekunder Observasi juga dilakukan dengan
pihak luar proyek untuk menunjang 2. Aliran kas keluar untuk perhitungan
ketersediaan data. aspek finansialnya didapat dari :
2. Dokumentasi a. Biaya total investasi (biaya
A. Data Proyek tanah, biaya konstruksi, biaya
Data dan sumber data yang dibutuhkan perencanaan, biaya perizinan)
antara lain : b. Biaya operasional (biaya listrik,
- Data gambar proyek dan data air, telepon, dll)
keuangan dari objek yang diteliti.. c. Biaya maintenance (perbaikan,
- Data suku bunga yang dikeluarkan perawatan gedung)
oleh Bank Indonesia. d. Biaya replacement (mengganti
- Data pajak dari Dinas Perpajakan. mesin secara berkala)
- Data tarif dasar listrik, air, dan e. Biaya pajak
telepon. Analisa aspek finansial dilakukan dengan
- Data koefisien bangunan dari cara menghitung dua parameter
Pemerintah Daerah. kelayakan investasi yaitu :
B. Data Penunjang 1. Net Present Value (NPV) Menganalisa
Dalam kegiatan ini dilakukan selisih antara penerimaan dengan
pengumpulan data di luar dari pihak pengeluaran yang telah dipresent-
proyek antara lain publikasi data dari valuekan. Bila NPV > 0 maka proyek
berbagai instansi terkait seperti, PLN, dikatakan layak, sedangkan sebaliknya
PDAM, Telkom, BI, serta dari lembaga- bila NPV < 0 maka proyek dikatakan
lembaga yang bekerja sebagai lembaga tidak layak.
penelitian dan manajemen proyek seperti 2. Internal Rate of Return (IRR)
PT. Procon Indah dan lainnya. Menghitung tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi
3.3 Analisa Data dengan nilai sekarang penerimaan kas
3.3.1 Aspek Teknis bersih di masa mendatang.
Adapun tahapan serta gambaran
perhitungannya adalah sebagai berikut : 3.3.3 Analisa Sensitivitas
- KDB = Luas seluruh lantai dasar Analisa sensitivitas yang
dibagi dengan luas tapak/tanah dilakukan dengan mengubah nilai dari
perencanaan (satuan dalam %) suatu parameter pada suatu saat untuk
- KLB = Jumlah luas lantai seluruh selanjutnya dilihat bagaimana
bangunan dibagi dengan luas pengaruhnya terhadap tingkat
tapak/tanah perencanaan (satuan %) penerimaan suatu investasi. Parameter-
- KDH = Luas seluruh daerah parameter yang akan dianalisa dalam
hijau/terbuka di luar bangunan Tugas Akhir ini adalah perubahan tingkat
dibagi dengan luas tapak/tanah okupansi dan tingkat harapan terhadap
perencanaan (satuan dalam %) pengembalian.
Perhitungan kebutuhan ruas parkir untuk
tiap unit apartemen sesuai luasannya. 3.4 LangkahLangkah
Penelitian
3.3.2 Aspek Finansial Langkah penelitian dalam menyusun
Analisa aspek finansial Tugas Akhir ini, yaitu :
dilakukan setelah melakukan analisa 1. Perumusan Masalah
aliran kas yang akan terjadi : Sebelum muncul sebuah permasalahan
1. Aliran kas masuk untuk dilakukan pemilihan objek penelitian,
perhitungan aspek finansial, yaitu yakni diperoleh proyek pembangunan
pendapatan dari unit apartemen Apartemen Ciputra World. Dari kondisi
yang terjual, service charge, dan lapangan yang ada diharapkan sebuah
sinking fund. hasil yang ideal dalam segi teknis dan
segi finansial.
2. Studi Literatur b) Segi Finansial
Selain berupa buku tulisan para ahli di Pengolahan data keuangan dalam bentuk
bidang manajemen konstruksi, literatur aliran kas masuk, serta perkiraan aliran
juga berupa peraturan-peraturan kas keluar yang akan terjadi selama masa
pemerintah, hasil laporan pengerjaan investasi, kemudian dilakukan analisa
Tugas Akhir, maupun berupa informasi kelayakan investasi dengan metode Net
dari internet. Present Value (NPV) dan Internal Rate
3. Pengumpulan Data of Return (IRR). Setelah mengetahui
Dalam kegiatan ini dilakukan NPV, dilanjutkan Analisa Sensitivitas
pengumpulan data-data finansial yaitu memaparkan perubahan investasi
pembangunan proyek yang dibuat pihak yang dapat terjadi akibat perubahan
owner, kemudian direkapitulasi sesuai variabel analisa investasi.
kebutuhan penelitian. 5. Kesimpulan
4. Analisa Data Hasil dari pengerjaan Tugas Akhir ini
a) Segi Teknis yaitu bagaimana kelayakan investasi
Pada tahap ini dilakukan perhitungan pada pembangunan Apartemen Ciputra
menyangkut luasan bangunan dan World.
penunjangnya yang hasilnya digunakan Langkah pengerjaan Tugas Akhir ini
untuk perbandingan dengan standar yang dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1.
disyaratkan.

Perumusan Masalah :
1. Pemenuhan persyaratan dari segi teknis dan finansial
2. Batas kelayakan finansial terhadap perubahan tingkat
okupansi

Studi Literatur

Pengumpulan data primer dan sekunder :


1. Biaya segala kegiatan yang terjadi (Outflow dan Inflow)
2. Data gambar konstruksi

Analisa Teknis bangunan :


1. Perbandingan kondisi eksisting bangunan terhadap
standar zoning
2. Mengetahui kebutuhan luasan parkir

Analisa Finansial :
1. Perkiraan Kas Masuk
2. Perkiraan Kas Keluar :
(Biaya total investasi, biaya operasional, biaya maintenance, biaya pajak)
3. Penilaian Investasi

Analisa Sensitivitas :
- Terhadap tingkat okupansi
- Terhadap Discount Factor

Kesimpula
n
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Proyek Berikut peraturan mengenai


Proyek Apartemen Ciputra Rencana Tata Ruang Kota yang
World dibangun di atas lahan seluas diperuntukkan kawasan Jl. Mayjend
2
5,087.6 m yang terletak di Jl. Mayjend Sungkono Unit Pengembangan VIII
Sungkono Surabaya. Dengan luas dasar Satelit (Kecamatan Dukuh Pakis) :
bangunan seluas 1,710.7 m2, maka 1. KDB maksimum adalah 60%
pembangunan proyek ini telah 2. KLB maksimum adalah 1500%
menyisakan 66,37 % lahannya untuk 3. Ruang terbuka 40% dihitung dari
ruang terbuka yang di dalamnya luas lahan di bagian dalam persil.
termasuk daerah hijau, parkir outdoor,
sirkulasi, dan sarana penunjang (bak
4.2.1 Analisa Luasan Bangunan
sampah, pos jaga, box listrik).
Dalam analisa ini akan menggunakan 4.2.1.1 Koefisien Dasar Bangunan
asumsi berdasarkan properti pembanding Berdasarkan RTRK Unit
yakni Somerset Surabaya mewakili Pengembangan VIII Satelit Kota
Surabaya, kawasan di Jl. Mayjend
apartemen.
Sungkono Surabaya mempunyai KDB
Fasilitas apartemen seperti
maksimum sebesar 60%. Ciputra World
parkir, kolam renang, gymnasium akan memanfaatkan luas tanahnya untuk
merupakan fasilitas yang disediakan
dibangun apartemen seluas 1,710.7 m2
untuk pemilik apartemen sehingga tidak
atau sebesar 33.6% dari luas total. Dalam
dibebani biaya penggunaan. Biaya
pemenuhan terhadap peraturan setempat,
listrik,air,telepon, service charge proyek pembangunan Apartemen Ciputra
dibebankan tiap bulan. World telah memenuhi syarat.
4.2 Analisa Teknis Berikut adalah perhitungan
Koefisien Dasar Bangunan apartemen.

Luas Area Proyek = 5,087.6 m2


Luas Dasar Bangunan
-
Fasilitas Gedung = 2,952.74 m2
- Fasilitas Pelengkap = 424.16 m2 _
2
Total = 1,710.7 m
KDB = = 0,336 33,6% < 60%

4.2.1.2 Koefisien Lantai Bangunanhanya diperbolehkan membangun dengan


Kawasan Jl. Mayjend total luasan lantai maksimum sebesar Sungkono
Surabaya mempunyai KLB 76,314 m2.
maksimum sebesar 1500%. Berdasarkan
syarat batas tersebut, Ciputra World
Di bawah ini adalah perhitungan Koefisien Lantai Bangunan, Luas Lantai
Bangunan :
- Hunian
Apartemen = 42,615.69 m2
Penthouse = 2,382.71 m2
-
Fasilitas Gedung = 19,096.54 m2
- Fasilitas Pelengkap = 3,630.06 m2 +
Total = 67,725.00 m2
KLB = = 13,31 1331% < 1500%

4.2.1.3 Ruang Terbuka telah memenuhi luas minimal


KDB Apartemen Ciputra penyediaan Ruang Terbuka.
World sebesar 33.6% artinya bahwa
Ciputra World telah menyisakan lahan 4.2.2 Analisa Luasan Area Parkir
terbuka seluas 66.4%. Dapat disimpulkan Berikut ketentuan kebutuhan
bahwa proyek Apartemen Ciputra World ruang parkir berdasarkan jenis fungsi
ruang apartemen :

Unit dengan luas > 90 m 2 = 1 parkir R4 untuk 1 unit


Unit dengan luas70 -90 m 2 = 1 parkir R4 untuk 2
unit Unit dengan luas < 70 m 2 = 1 parkir R4 untuk 5
unit Keterangan :
SRP = Satuan Ruang Parkir

Untuk memenuhi persyaratan Untuk pengelolaan proyek


izin zoning, maka dilakukan Apartemen Ciputra World ini, owner
perbandingan antara syarat zoning membentuk sebuah management building
dengan ruang parkir yang disediakan. sebagai pengelola apartemen.
Berdasarkan perhitungan kebutuhan
tempat parkir tersebut di atas, total 4.3 Analisa Finansial
kebutuhan parkir yang harus disediakan Dalam pembangunan proyek
adalah sebesar 461 SRP kendaraan roda Apartemen Ciputra World diperlukan
empat, sedangkan menurut izin zoning biaya investasi sebesar
diperlukan 608 SRP karena tiap 70 m2 Rp.709,940,749,000.00, yang
harus menyediakan 1 SRP. Total tempat dikeluarkan pada awal dan hanya terjadi
parkir yang disediakan oleh Ciputra sekali selama masa konstruksi. Modal
World sebesar 608 SRP mobil / R4 (lihat investasi pembangunan apartemen ini
tabel 2 lampiran 1). Dengan demikian diperoleh dari modal sendiri dan modal
berdasarkan tempat yang disediakan, pinjaman dari bank. Untuk modal
untuk ruas parkir gedung Ciputra sudah pinjaman sebesar 2/3 dari biaya investasi
memenuhi syarat. atau sebesar Rp.473,293,832,700.00.
Pengembalian pinjaman ini akan
4.2.3 Manajemen Pengelolaan diangsur selama 10 tahun dengan i = 9
%, sehingga besar angsuran sebesar
Rp.73,739,179,150.00 per tahun.
Tabel 4.1
Biaya Investasi Apartment Ciputra World
No Uraian Pekerjaan Jumlah
1 Pembebasan Lahan 98,657,138,000
2 Biaya Perizinan 12,784,707,000
3 Biaya Perencanaan 51,138,828,000
4 Biaya Konstruksi 511,388,280,000
5 Pengembangan Fasilitas 35,971,796,000
Total 709,940,749,000
4.3.1 Apartemen antenna tv, AC, water heater), PDAM,
Apartemen Ciputra World Akta pemisahan, Pemecahan Sertifikat
(The Via & The Vue) memiliki 408 unit Hak Milik atas Satuan Rumah Susun atas
yang tersebar di dua tower masing- nama PT. Win-Win Reality Center.
masing 29 lantai dengan empat tipe
berdasar luas lantai, terdiri dari 26 lantai Penjualan unit apartemen
tipikal dan 3 lantai penthouse. ditetapkan dilakukan dengan cara
angsuran selama tiga tahun dengan bunga
4.3.1.1 Pendapatan 8%, dengan target tahun ketiga atau
A. Penjualan Unit Apartment tahun 2011 unit sudah laku semua.
Pendapatan ini diperoleh dari Dengan sistem pembayaran tersebut,
penjualan unit apartemen dan service maka angsuran terjadi hingga tahun
charge. Apartemen tersebut memiliki harga 2013. Dari data yang diperoleh dari pihak
yang berbeda tiap unitnya, harga tersebut Ciputra, tahun ke-1 unit apartemen telah
ditentukan oleh lokasi lantai, pilihan zona terjual 55% maka diasumsikan pada
A atau B, tipe kamar (1,2,3, atau 4 kamar), tahun ke-2 occupancy rate mencapai
luas kamar (dari 75 m 2 s/d 175 m2 ), dapat 82.7% dan pada tahun ke-3 occupancy
dilihat pada lampiran gambar. Harga rate telah mencapai 100% atau unit
apartemen sudah termasuk izin mendirikan terjual semua. Dari hasil perhitungan
bangunan (IMB), listrik dan instalasi diperoleh nilai pendapatan dari penjualan
(telepon, tahun ke-1 senilai apartemen pada :
Rp.112,849,800,000.00, tahun ke-2 sebesar
Rp.175,492,400,000.00, tahun ke-3 senilai
Rp.253,480,400,000.00, tahun ke-4 sebesar
Rp.140,630,600,000.00, tahun ke-5 sebesar dan;
Rp.77,988,000,000.00.

Rincian pendapatan penjualan keamanan yang dihitung per meter


unit apartemen selengkapnya dapat persegi apartemen penghuni. Biasanya
dilihat pada tabel 1 lampiran 2. besarnya Rp.12,000.00 sampai
Penentuan asumsi terhadap tingkat Rp.20,000.00/m2. Pada Apartemen
hunian berdasarkan minat pembeli Ciputra World dikenakan service charge
apartemen yang lebih banyak memilih sebesar Rp.18,000.00/m2. Contohnya
tipe 1 bedroom, lalu 2 bedroom, lalu 3 unit apartemen tipe 1 bedroom dengan
bedroom, kemudian disusul 4 bedroom. luas 75 m2 maka biaya service charge
Dalam perhitungan pemasukan dari yang harus dikeluarkan per bulan adalah
penjualan apartemen ini akan selalu 75 x Rp.18,000.00 = Rp.1,350,000.00.
dikalikan dengan tingkat huniannya. Unit Dana ini dikelola oleh manajemen
Penthouse di tiga lantai paling atas, apartemen. Pendapatan dari service
dalam tugas akhir ini tidak ikut dihitung charge ini diperoleh saat apartemen
dan dianggap sebagai pemasukan mulai dioperasikan. Dengan asumsi
tambahan nantinya. bahwa tingkat hunian apartemen
mencapai 100% di tahun 2011, maka
nilai service charge akan dikalikan
100%. Maka besar dari pendapatan
B. Service Charge
service charge adalah 44,998.39 m2 x
Ada biaya rutin yang harus
Rp.18,000.00 = Rp.809,971,020.00.
dikeluarkan oleh pemilik apartemen di Service charge akan mengalami
luar listrik, air dan telepon yaitu Service kenaikan sebesar 10% tiap lima
Charge. Service Charge adalah biaya tahunnya, asumsi ini diperoleh dari hasil
yang harus dikeluarkan pemilik wawancara dengan pihak manajemen
apartemen untuk perawatan gedung, Ciputra World. Selengkapnya mengenai
fasilitas umum, taman, kebersihan dan pendapatan
service charge dapat dilihat pada tabel 2 per tahunnya diperoleh nilai pendapatan
lampiran 2. tahunan dari penjualan apartemen.
Selengkapnya mengenai rekapitulasi
C. Rekapitulasi Pendapatan pendapatan dari Apartemen Ciputra
Dari pendapatan penjualan World dapat dilihat pada tabel 4.2.
unit ditambah pendapatan service charge

Tabel 4.2
Rekapitulasi Pendapatan Apartemen

Tahun ke- Penjualan Unit (Rp) Service Charge (Rp) Pendapatan Total (Rp)
1 112,849,800,000.00 112,849,800,000.00
2 175,492,400,000.00 175,492,400,000.00
3 253,480,400,000.00 9,719,652,240.00 263,200,052,240.00
4 140,630,600,000.00 9,719,652,240.00 150,350,252,240.00
5 77,988,000,000.00 9,719,652,240.00 87,707,652,240.00
6 9,719,652,240.00 9,719,652,240.00
7 9,719,652,240.00 9,719,652,240.00
8 10,691,617,464.00 10,691,617,464.00
9 10,691,617,464.00 10,691,617,464.00
10 10,691,617,464.00 10,691,617,464.00
11 10,691,617,464.00 10,691,617,464.00
12 10,691,617,464.00 10,691,617,464.00
13 11,760,779,210.40 11,760,779,210.40
14 11,760,779,210.40 11,760,779,210.40
15 11,760,779,210.40 11,760,779,210.40
16 11,760,779,210.40 11,760,779,210.40
17 11,760,779,210.40 11,760,779,210.40
18 12,942,256,938.24 12,942,256,938.24
19 12,942,256,938.24 12,942,256,938.24
20 12,942,256,938.24 12,942,256,938.24
21 12,942,256,938.24 12,942,256,938.24
22 12,942,256,938.24 12,942,256,938.24
23 14,230,110,860.04 14,230,110,860.04
24 14,230,110,860.04 14,230,110,860.04
25 14,230,110,860.04 14,230,110,860.04

4.3.1.2 . Pengeluaran Perhitungan daya dikonversi dari satuan


Pengeluaran untuk Apartemen Ciputra watt ke kWh, serta untuk perhitungan
World terdiri atas : daya listrik yang digunakan setiap
1. Biaya Operasional bulannya maka dikalikan 30 hari (1
2. Biaya Pemeliharaan bulan).
3. Biaya Replacement a. Pencahayaan Ruang Koridor
Waktu pemakaian lampu
A. Biaya Operasional Apartemen diasumsikan selama 24 jam.
Ciputra World Perhitungan daya pencahayaan
a. Perhitungan Biaya Listrik koridor selengkapnya dapat dilihat
Apartemen Ciputra World pada tabel 4.3.
1. Kebutuhan Daya Untuk
Pencahayaan
Tabel 4.3
Total Daya Listrik Untuk Pencahayaan Koridor

No Nama Lantai Daya (kwh) t (jam) n2 (hari) Ptot (kwh/bln)


1 Lantai 7 2.5 24 30 1800
2 Lantai 8 1.25 24 30 900
3 Lantai 9 1.25 24 30 900
4 Lantai 10 1.25 24 30 900
5 Lantai 11 1.25 24 30 900
6 Lantai 12 1.25 24 30 900
7 Lantai 15 1.25 24 30 900
8 Lantai 16 1.25 24 30 900
9 Lantai 17 1.25 24 30 900
10 Lantai 18 1.25 24 30 900
11 Lantai 19 1.25 24 30 900
12 Lantai 20 1.25 24 30 900
13 Lantai 21 1.25 24 30 900
14 Lantai 22 1.25 24 30 900
15 Lantai 23 1.25 24 30 900
16 Lantai 25 1.25 24 30 900
17 Lantai 26 1.25 24 30 900
18 Lantai 27 2.5 24 30 1800
19 Lantai 28 2.5 24 30 1800
20 Lantai 29 2.5 24 30 1800
21 Lantai 30 2.5 24 30 1800
22 Lantai 31 2.5 24 30 1800
23 Lantai 32 2.5 24 30 1800
24 Lantai 33 2.66 24 30 1915.2
25 Lantai 35 2.66 24 30 1915.2
26 Lantai 36 2.66 24 30 1915.2
Total 32745.6
Keterangan: t = waktu pemakaian
n2 = jumlah hari dalam 1 bulan
Ptotal = daya x t x n2

b. Pencahayaan Ruang Kantor memerlukan daya 0.03 kWh.


Manajemen Selengkapnya dapat dilihat pada
Kantor manajemen apartemen tabel 4.4.
berada di ruangan seluas 140 m2
dimana tiap m2 perseginya
Tabel 4.4
Kebutuhan Listrik Pencahayaan Kantor Manajemen

Lua
s Daya/m2 Total
kebutuhan/bl
Keterangan (m2) (kWh) t (jam) n (hari) n
Kantor
manajemen 140 0.03 10 30 1260
2. Kebutuhan Daya Untuk Air Bersih tangki air, Kemudian dialirkan
Pada proyek Apartemen Ciputra dengan menggunakan pompa untuk
World, sistem distribusi air bersih langsung ke titik-titik kran yang
menggunakan sistem vertikal. Cara diperlukan. Sedangkan asumsi
pendistribusiannya dengan penggunaan pompa yaitu selama
menampung terlebih dahulu pada 10 jam.

Tabel 4.5
Total Daya Listrik Untuk Pompa Air Bersih
Tipe Keterangan Daya (kWh) t (jam) n2 (hari) P total
Tipikal SWP tipe 1 5.32 5 30 798
SWP tipe 2 5.32 5 30 798
SWP tipe 3 5.32 5 30 798
Tipikal SWP tipe 4 4.2 5 30 630
SWP tipe 5 4.2 5 30 630
SWP tipe 6 4.2 5 30 630
4284
Keterangan : t = waktu pemakaian
n2 = jumlah hari dalam 1 bulan
Ptotal = daya x t x n2

3. Kebutuhan Daya Untuk Elevator per jamnya dan beroperasi selama 24


Apartemen Ciputra World mempunyai jam, maka kebutuhan daya untuk
alat transportasi vertikal berupa lift. elevator diperoleh 28,080 kWh tiap
Untuk apartemen menggunakan elevator bulannya. Selengkapnya dapat dilihat
sebanyak 6 buah dengan daya 6.6 kWh pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Total Daya Listrik Untuk Elevator

Keterangan Daya/m2 (kWh) t (jam) n (hari) Total kebutuhan/bln


Elevator (6 buah) 6.5 24 30 28,080.00

Keterangan : t = waktu pemakaian


n2 = jumlah hari dalam 1 bulan
Ptotal = daya x t x n2

4. Kebutuhan Daya Untuk Air kantor manajemen, dan dihitung asumsi


Conditioner (AC) penggunaanya selama 10 jam. Kebutuhan
Untuk Apartemen Ciputra World, daya untuk AC diperoleh 2100 kWh
perhitungan AC tidak untuk kebutuhan untuk tiap bulannya (tabel 4.7).
unit apartemen melainkan hanya untuk

Tabel 4.7
Total Daya Listrik Untuk Air
Conditioner (AC)
Luas Daya/m2 Total
Keterangan (m2) (kWh) t (jam) n (hari) kebutuhan/bln
Air Conditioner(AC) 140 0.05 10 30 2100

Keterangan : t = waktu pemakaian


n2 = jumlah hari dalam 1 bulan
Ptotal = daya x t x n2

Dari perhitungan daya di atas, sebesar 133 L/hari/toilet, dan untuk


diperoleh kebutuhan daya total untuk kebutuhan kolam renang yaitu 38 L/hari,
operasional apartemen sebesar 68,469.60 sedangkan untuk taman kebutuhan
kWh (lihat tabel 10 lampiran 3). Dengan airnya sebesar 19 L/hari. Maka
dikalikan tarif dasar listrik perhitungan kebutuhan airnya
Rp.1,518.00/kwh, maka biaya listrik per berdasarkan jumlah toilet, kolam renang,
bulan untuk operasional apartemen dan taman, apartemen ini membutuhkan
sebesar Rp.103,936,852.80. air sebanyak 35.34 m3 setiap bulannya
(tabel 4.8).
b. Perhitungan Biaya Air
Apartemen Ciputra World Dari masing-masing
Pada Apartemen Ciputra kebutuhan tersebut akan dihitung
World selain toilet yang tersebar di setiap kebutuhan airnya untuk mendapatkan
lantai apartemen, terdapat juga kolam biaya kebutuhan air.
renang dan taman. Kebutuhan airnya
Tabel 4.8
Kebutuhan Air
Kebutuhan air Kebutuhan air Kebutuhan air
Jumlah Fasilitas (L/hari) (m3) (m3/bulan)
1 Toilet 70 0.07 2.1
1 Kolam renang 3.42 102.6
104.7

Berdasarkan perkalian antara kebutuhan air per bulan sebesar Rp.15,513,500.00


air dengan tarif air diperoleh biaya untuk (tabel 4.9).
Tabel 4.9
Biaya Tetap Kebutuhan Air
No Keterangan Pemakaian (m3) Tarif air (Rp) Total (Rp)
1 Pemeliharaan Meteran 3,000.00
2 PPN 10% 300.00
3 Toilet 1633 9,500.00 15,513,500.00
4 Kolam renang 3.42 6,000.00 20,520.00
5 Taman 1.71 6,000.00 10,260.00
Total/bulan 15,544,280.00
Total/tahun 186,531,360.00
c. Perhitungan Gaji Karyawandikeluarkan tiap tahunnya oleh pihak
Pengelola Apartemen manajemen pengelola.
Berikut adalah data besarnya
gaji karyawan pengelola yang akan
Tabel 4.10
Gaji Karyawan Pengelola Apartemen
Harga Satuan Total Gaji/bulan
No Keterangan Jumlah (Rp) (Rp)
1 General Manager 1 10,000,000.00 10,000,000.00
2 Manager 3 5,000,000.00 15,000,000.00
3 Staf 10 2,000,000.00 20,000,000.00
4 Security 30 1,000,000.00 30,000,000.00
5 Cleaning Service 30 1,000,000.00 30,000,000.00
6 Pelaksana/Engineer 10 1,000,000.00 10,000,000.00
7 Operasional Kantor 5 1,000,000.00 5,000,000.00
120,000,000.00

d. Rekapitulasi Biaya Operasional Untuk perhitungan aliran kas,


Apartemen agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel
4.12 tentang biaya operasional per tahun.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Biaya Operasional Apartemen Per Tahun
Tahun Biaya/bulan (Rp) Biaya/tahun (Rp)
2011 288.888.077,94 3.466.656.935,28
2012 288.888.077,94 3.466.656.935,28
2013 288.888.077,94 3.466.656.935,28
2014 288.888.077,94 3.466.656.935,28
2015 288.888.077,94 3.466.656.935,28
2016 317.776.885,73 3.813.322.628,81
2017 317.776.885,73 3.813.322.628,81
2018 317.776.885,73 3.813.322.628,81
2019 317.776.885,73 3.813.322.628,81
2020 317.776.885,73 3.813.322.628,81
2021 349.554.574,31 4.194.654.891,69
2022 349.554.574,31 4.194.654.891,69
2023 349.554.574,31 4.194.654.891,69
2024 349.554.574,31 4.194.654.891,69
2025 349.554.574,31 4.194.654.891,69
2026 384.510.031,74 4.614.120.380,86
2027 384.510.031,74 4.614.120.380,86
2028 384.510.031,74 4.614.120.380,86
2029 384.510.031,74 4.614.120.380,86
2030 384.510.031,74 4.614.120.380,86
2031 422.961.034,91 5.075.532.418,94
2032 422.961.034,91 5.075.532.418,94

B. Biaya Pemeliharaan Besarnya biaya pemeliharaan per tahun


Biaya pemeliharaan untuk dialokasikan sebesar 30% dari service
gedung Apartemen Ciputra World charge apartemen atau sebesar
digunakan untuk aktivitas perbaikan Rp.242,991,306.00. Rincian biaya
peralatan, pemeliharaan elevator, pemeliharaan Apartemen Ciputra World
pengecatan ulang, dan lain sebagainya dapat dilihat dalam tabel 4.13.
yang dilakukan setiap setahun sekali.

Tabel 4.13
Biaya Pemeliharaan Apartemen

Keterangan Biaya (Rp)


Gedung 121,495,653.00
Fasilitas Umum 121,495,653.00
242,991,306.00

C. Biaya Replacement ApartemenPenyusutan bangunan Apartemen Ciputra


Biaya replacement / World menggunakan metode garis lurus
penggantian dalam Apartemen Ciputra (Straight Line) dengan asumsi umur
World meliputi penggantian mesin, bangunan 20 tahun (UU No.17 Tahun
seperti pompa air, AC, generator atau 2000) dan nilai penyusutan tiap tahun
genset, lift, dll yang dialokasikan sebesar adalah 5% dari Rp.709,940,749,000.00
30% (Poerbo, 1995) dari service charge (biaya proyek Apartemen Ciputra World)
yaitu sebesar Rp.242,991,306.00. atau sebesar Rp.35,497,037,450.00.

4.3.2 Biaya Penyusutan 4.3.3 Biaya Pajak


Biaya penyusutan adalah nilai Menurut UU No.17 Tahun
suatu aset yang berkurang dikarenakan 2000 di Indonesia mengenai Pajak
waktu/pemakaian maupun keusangan, Penghasilan, perhitungan pajak untuk
dalam hal ini yang mengalami badan usaha dalam negeri adalah sebagai
penyusutan adalah nilai bangunannya. berikut :

Tabel 4.14
Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Badan Usaha Dalam Negeri

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Sampai dengan Rp.50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) 10%
Di atas Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
15%
s.d. Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)
Di atas Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) 30%

Sumber : Undang-Undang No.17 Tahun 2000


Dalam analisa ini, pajak dihitung 4.3.4 Analisa Aliran Kas
dalam dua lapisan pendapatan kena pajak. Penilaian investasi diketahui
Untuk pendapatan Rp.50,000,000.00dengan menghitung aliran kas masuk dan
dikenakan 10%, sedangkan selebihnya aliran kas keluar yang telah dihitung
dikenakan 15%. kemudian digunakan untuk membuat
cash flow proyek.

Perhitungan MARREquity : MARRInvestasi = MARREquity +


Safe Rate + 6,5% Loan
Resiko Investasi + 6,5% + = ( x 13%) + ( x
9%)
MARREquity 13 %
= 15%
Perhitungan cash flow
tersebut menggunakan besaran
Minimum
Attractive Rate of Return (MARR)
sebesar 10%, adapun besaran
MARR tersebut merupakan
pendekatan berdasarkan analisa
proyek lain yang sejenis, serta
penilaian investasi selama 25 tahun.
Kriteria yang digunakan untuk
menilai kelayakan investasi proyek
Apartemen Ciputra World dengan
menggunakan metode NPV, IRR,
dan dilanjutkan dengan analisa
sensitivitas.
investasi 25 tahun. Dengan
mengurangkan biaya pengeluaran
(investasi, operasional, pajak, depresiasi)
terhadap pemasukan (penjualan unit
Dalam pembangunan Apartemenapartemen), investasi ini dapat
Ciputra World menghabiskan dana investasimenghasilkan NPV sebesar -
sebesar Rp.709,940,749,000.00, dengan masaRp.13,755,648,147.19 atau IRR 9%.

Tabel 4.15
Penilaian Kelayakan Investasi

Penilaian Investasi
NPV -13,755,648,147.19
IRR 9%
MARR 15%

4.4 Analisa Sensitivitas Rp.44,311,376,102.58 (tabel 19


Analisa Sensitivitas dilakukan lampiran3). Saat dilakukan penambahan
dengan mengubah tingkat hunian okupansi sebesar 10% lagi menjadi
(Occupancy Rate) apartemen dengan 100%, NPV yang dihasilkan sebesar
presentase yang sama, selanjutnya dilihat Rp.102,378,400,352.35. Tampak di sini
bagaimana pengaruhnya terhadap bahwa ketika tingkat okupansi 80%,
indikator NPV dan IRR-nya. Dalam proyek Apartemen Ciputra World tidak
perhitungan sensitivitas, karena asumsi layak dalam hal finansial. Maka agar
awal tingkat okupansi 80% menunjukkan proyek ini layak dan tidak mengalami
hasil NPV negatif, maka dilakukan kerugian, tingkat okupansi harus
asumsi penambahan tingkat okupansi mencapai 90%.
10% menjadi 90% sehingga Karena dilihat dari aspek
menghasilkan NPV sebesar finansial proyek ini mengalami kerugian,
maka sebaiknya pihak owner menaikkan harapan pengembalian investasi dengan harga
jual unit apartemen atau biaya umur 25 tahun dapat terpenuhi.
service charge kepada penghuni, dengan

Tabel 4.16
Analisa Sensitivitas Terhadap NPV

Okupansi Apartemen NPV


80% -Rp.13,755,648,147.19
90% Rp. 44,311,376,102.58
100% Rp.102,378,400,352.35

Tabel 4.17
Analisa Sensitivitas Terhadap Discount Rate (i)

MARR (i) NPV


15% -Rp.13,755,648,147.19
10% Rp.20,348,529,724.54
5% Rp.83,607,912,398.42
Sumber : Hasil Perhitungan

Sensitivitas
120
100
80
60
40
20
0
Sensitivitas

NPV

Gambar 4.1
Grafik Sensitivitas Okupansi Terhadap NPV
Sensitivitas
16
14
12
10
8
6
4
2
0 Sensitivit
as

Gambar 4.2
Grafik Sensitivitas MARR Terhadap NPV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa aspek teknis dan aspek finansial yang telah
diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari segi teknis, perencanaan pembangunan Apartemen Ciputra World telah sesuai
dengan standar zoning yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
2. Dari segi finansial, dengan nilai investasi sebesar Rp.709,940,749,000.00
dihasilkan NPV sebesar -Rp.13,755,648,147.19 dengan tingkat okupansi 80%.
Karena NPV yang dihasilkan negatif, berarti proyek ini tidak layak bila ditinjau
dari segi finansial yang berarti kerugian.
3. Dari hasil perhitungan analisa sensitivitas, dapat dilihat bahwa investasi proyek
Apartemen Ciputra World akan menjadi layak jika tingkat okupansi mencapai
90%.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini berkaitan dengan
pembahasan analisa investasi pada proyek Apartemen Ciputra World adalah :
1. Dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh, besarnya biaya
replacement/penggantian hanya menghitung penggantian utilitas lift, perlu
penelitian lanjutan yang menghitung kebutuhan biaya penggantian pada utilitas
dengan lebih lengkap.
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisa sensitivitas pada beberapa
variabel lain yang mempengaruhi arus kas investasi, termasuk sumber-sumber
pembiayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Husnan, S. dan Suwarsono, M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke-4. Yogyakarta
: Unit Penerbit dan Percetakan.
Kyle, R.C. dan Baird, F.M. 1995. Property Management. Edisi ke-5. Amerika
Serikat : Real Estate Education Company.
Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/96
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
Poerbo, H. 1995. Utilitas Bangunan. Jakarta : Djambatan.
Procon Indah, 2008 Tentang Nilai Jual Apartemen.
Pudjosumarto, M. 1998. Evaluasi Proyek. Yogyakarta : Liberty.
Pujawan. 2003. Ekonomi Teknik Edisi Pertama. Cetakan ke-3. Surabaya : Guna
Widya.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga.
Soeharto, I. 2003. Manajemen Proyek Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.
Sutojo, S. 2003. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta : PT.Sapdodadi. UURS
Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Pengertian Apartemen. Undang Undang
Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai