Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TERAPI INHALASI UAP

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7 :
1. Nur Setyaningsih (13088)
2. Purnaning Sintya Krisna Utami (13089)
3. Rika Yuliani (13090)
4. Rio Kurniawan (13091)
5. Nur Ritasari (13037)

TINGKAT IIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan
ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari
udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen
merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan
sekitar. Bila dalam proses ini terjadi suatu bronkokontriksi atau penyempitan bronkus adalah
suatu penyempitan jalan nafas khususnya bronkioli. Penyempitan ini disebabkan oleh kontriksi
otot ataupun akibat reaksi radang,sentuhan (misal: intubasi bronkoskopi),bahan kimia (misal:
alergen/ asap).
Bronkospasme mengakibatkan gangguan dalam pertukaran gas dan bila terjadi pada klien,
gejalanya yaitu klien sukar bernafas. Pengobatan yang tepat,cepat, dan dapat bekerja efektif
sangat dianjurkan, salah satu obatnya yaitu bronkodilator. Pemberian bronkodilator ini melalui
jalur inhalasi, pengobatan ini bertujuan untuk memperlebar jalan nafas, dengan melemaskan otot
bronkioli atau mengurangi rasa radang. Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan
penting dalam proses pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik.
Penumpukan mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika
serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik penggunaan inhaler yang
sesuai.
Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsinya terjadi secara cepat karena permukaan
absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan pada penyakit paru-paru
misalnya asma bronkial, obat dapat diberikan langsung pada bronkus. Tidak seperti penggunaan
obat secara oral (tablet dan sirup) yang terpaksa melalui sistem penghadangan oleh
berbagai sistem tubuh, seperti eleminasi di hati. Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat
langsung ke paru-paru untuk segera bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi
dan jumlah obat yang perlu diberikan lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Tapi cara
pemberian obat ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar
mengatur dosis, dan obatnya sering mengiritasi epitel paru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari inhalasi uap?
2. Apa Indikasi dan kontraindikasi Terapi Inhalasi Uap?
3. Bagaimana Prosedur Cara Penggunaan Terapi InhalasiUap?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari inhalasi uap.
2. Untuk mengetahui Indikasi dan kontraindikasi Terapi Inhalasi Uap.
3. Untuk mengetahui Prosedur Cara Penggunaan Terapi Inhalasi Uap.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar
dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Pemberian per inhalasi
adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan.
Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan
alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan
alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk
pengobatan saluran pernafasan bagian lebih bawah
Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat mengubah obat
yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang berasal dari udar
yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik.aerosol yang berbentuk dihirup penderita melalui
mouth piece atausungkup Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer . memberikan efek
bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Hasil
pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Ada
nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga
aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak banyak
terbuang.
Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan pemompaan
udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam nebulizer chamber. Cara
ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara
ini adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI.
Kerugiannya adalah hanya 50 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya
terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri. Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held
nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya
digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya
digunakan larutan NaCl.
Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain:
a) Simple nebulizer
b) Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 8 mikron. Biasanya tipe
ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit.
c) Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan
mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6
cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan
mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan
dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan
sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental.
d) Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 30 mikron.
Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea.
Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat
digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan gas kompresor.

2.2 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI INHALASI UAP


1. Indikasi Inhalasi Uap
Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk :
- pasien sesak nafas dan batuk
- broncho pnemonia
- ppom (bronchitis, emfisema)
- asma bronchial
- rhinitis dan sinusitis
- paska tracheostomi
- pilek dengan hidung sesak dan berlendir
- selaput lendir mengering
- iritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas
2. Kontraindikasi Inhalasi Uap
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif
pada pasien dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.

2.3 PROSEDUR KERJA


Persiapan alat
- nebulizer
- tissue
- selang/kanul udara
- sarung tangan
- stetoskop
- obat inhalasi
- kapas alkohol
- masker, nasal canule, mouthpiece
- neirbeken
- kasa lembab
- nacl 0,9 %

Persiapan Pasien
1. Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan kemudian
menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk meningkatkan tekanan
intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps, dengan demikian meningkatkan
kapasitas residual fungsional.
2. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja.
3. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di rumah.

Persiapan Lingkungan
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
1. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
2. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

Tahap pre interaksi


- siapkan alat
- baca status pasien
- cuci tangan

Tahap orientasi
- berikan salam, panggil klien dengan namanya
- jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga

Tahap kerja

1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan


2. Mendengarkan suara napas dengan stetoskop
3. Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin nebulizer.
4. Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON
5. Atur posisi fowler
6. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang ke
neirbeken
7. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak keluar
8. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur
9. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien istirahat
10. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah mengeluarkan secret.
11. Melepaskan masker, menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan dahaknya.
12. Mengulangi Prosedur 2
13. Perhatikan keadaan umum
14. Membersihkan area mulut dengan tissue
15. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas
16. Cuci tangan

Tahap terminasi
- evaluasi perasaan klien
- simpulkan hasil kegiatan
- lakukan kontak utk kegiatan selanjutnya
- akhiri kegiatan

Dokumentasi
- catat tindakan yang telah dilakukan

2.4 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single use).
2. Lindungi mata dari uap.
3. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
4. Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
5. Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui hidung dan
tiup melalui mulut.
6. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan, gemetar
(tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
7. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.
8. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas
melalui hirupan. Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi efek samping
yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil
dibandingkan jenis lainnya.Untuk mendapatkan manfaat obat yang optimal , obat yang diberikan
per inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas. Obat yang digunakan
biasanya dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.
3.2 Saran
Setelah mengetahui pemberikan obat secara inhalasidiiharapkan kepada pembaca maupun
masyarakat dapat mengetahui dengan baik bagaimana penggunaan terapi inhalasi dengan baik
dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan rusepno.,dr. Alatas.,dkk.(1985).Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FKUI.


Jakarta:Infomedika.Suriadi.,Rita Yuliani.(2006).Buku Pegangan Klinik Asuhan Keperawatan
pada Anak.Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.
Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Elsina S. Prosedur Tindakan Bidang
Paru dan PernapasanDiagnostik dan Terapi. Bagian Pulmonologi FKUI. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2001; 59-64.

Sowden betz.,(2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri.Jakarta:


EGC.http://hermaninton.blogspot.com/2011/01/askep-asma-pada-anak.html
Diakses: 23 september 2012, jam 12.35
Setiawati A, Zunilda SB, Suyatna FD. Pengantar Farmakologi. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy
R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi, Ed. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian
Farmakologi FKUI. Jakarta. 1995; 6.

Diposkan oleh Sintya Krisna Utami di 08.51

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)


About Me

Sintya Krisna Utami


Lihat profil lengkapku
Blog Archive
2015 (5)

o Oktober (2)

MAKALAH TERAPI INHALASI UAP

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

o September (1)

o Agustus (2)

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Anda mungkin juga menyukai