ABSTRACT
The fouling resistance at cross flow velocity 2,97, 3,47 and 3,97 m s-1was 0,1312; 0,1741 and 0,1758 kPa
m h l- 1 respectively. It is not influenced by cross flow velocity and has 2-3 times greater than internal
2
membrane resistance. Concentration polarization resistance at range cross flow velocity 2,97 to 3,97 m s-1 was
0,4030 to 0,9314 kPa m2 h l-1. Concentration polarization resistance is influenced by cross flow velocity, where
at high cross flow velocity the concentration polarization can be reduced. At low transmembrane pressure, total
resistance is dominated by fouling resistance but at high transmembrane pressure it is dominated by
concentration polarization resistance. Behavior of flux during carrageenan purification can be described finely
by resistance in series model.
proses pemurnian dan pengkonsentrasian karaginan ditambah dengan NaOH 1% sehingga pH larutan
dengan proses mikrofiltrasi. menjadi 10,511,0. Fluks membran diuji kembali
hingga mencapai fluks semula.
Variabel operasi yang dipilih meliputi tekan-
BAHAN DAN METODE an transmembran (P) dan laju alir umpan (v).
Indikator kinerja membran dilihat dengan mengukur
Bahan baku yang digunakan pada penelitian fluks permeat pada keadaan kondisi fluks steady
ini adalah Kappaphycuss alvarezii. Bahan-bahan state.
kimia yang diperlukan pada tahap perendaman dan
ekstraksi adalah : NaOH 0,1%, HCl 1%, sodium Penentuan Komponen Tahanan Membran
hipoklorit, dan aquades. Peralatan utama yang di- dengan Model Tahanan Seri
gunakan pada penelitian ini adalah satu unit
membran cross-flow filtrasi (Gambar 1). Membran Penentuan komponen tahanan membran di-
yang digunakan adalah mikrofiltrasi 0,1 mikron dekati dengan model tahanan seri (Cheryan, 1998).
dengan bahan polisulfon. Jenis modul membran Nilai dan komponen tahanan membran yang diukur
adalah tubular, yang terdiri dari 6 buah pipa dengan atau dihitung meliputi tahanan membran internal
diameter 1,5 mm dan total luas permukaan efektif 26 (Rm), tahanan fouling (Rf), dan tahanan polarisasi
cm2. konsentrasi (Rp). Model ini menggunakan prinsip
Pada proses pemurnian, sejumlah filtrat hasil terbentuknya lapisan baru pada bagian permukaan
ekstrak rumput laut (250350 cm3) dimasukkan dan dalam membran yang akan menimbulkan tahan-
kedalam tangki umpan, kemudian dipanaskan an tertentu dan berkontribusi terhadap tahanan total
hingga mencapai suhu 551oC. Untuk memanaskan membran. Pendekatan model tahanan seri dalam
dan mempertahankan umpan pada suhu tersebut, memprediksi fluks adalah lapisan partikel pada per-
tangki umpan dilengkapi dengan pemanas listrik. mukaan membran merupakan penghalang laju aliran
Produk hasil proses pemurnian dengan membran ini permeat. Hal ini dapat dinyatakan dengan Persamaan
(permeat dan retentat) diresirkulasikan kedalam (1) berikut (Cheryan, 1998) :
tangki umpan. Pada waktu tertentu dilakukan
sampling terhadap permeat untuk pengukuran fluks. P
J= (1)
Rt
Dimana : J merupakan fluks permeat (m s-1), P
merupakan tekanan transmembran (Pa) dan Rt me-
rupakan nilai tahanan total (Pa s m-1) terhadap laju
alir permeat. Adanya peristiwa fouling dan polarisasi
konsentrasi menyebabkan tahanan membran bertam-
bah, sehingga tahanan total membran (Rt) merupa-
kan penggabungan dari tahanan membran internal
(Rm), tahanan membran akibat fouling (Rf) dan
tahanan membran akibat polarisasi konsentrasi (Rp),
seperti yang dinyatakan dalam Persamaan (2)
(Cheryan, 1998).
Keterangan : Rt = Rm + Rf + Rp (2)
1. Tangki umpan 6. Flow meter
2. Pemanas 7. Pressure gauge Keterangan :
3. Pengaduk 8. Membran mikrofiltrasi Rt = Tahanan total (kP a s m-1)
4. Termometer 9. Wadah permeat Rm = Tahanan membran internal (kPa s m-1)
5. Pompa 10. Valve Rf = Tahanan membran akibat fouling (kPa s m-1)
RP = Tahanan membran akibat polarisasi konsen-
Gambar 1. Skema proses pemurnian dan pemekatan
trasi (kPa s m-1)
karaginan dengan membran mikrofiltrasi
Tahanan membran internal (Rm) dapat di-
Proses Pemurnian dan Pemekatan Karaginan tentukan dengan menggunakan air murni sebagai
umpan, sedangkan nilai Rf muncul akibat interaksi
Setelah proses selesai dilakukan, membran di- dari sifat membran dan partikel terlarut. Rf tidak
cuci dengan cara meresirkulasikan larutan pembersih dipengaruhi oleh parameter operasi dan biasanya Rf
yang mengandung sodium hipoklorit. Sodium disatukan dengan nilai Rm menjadi Rm seperti pada
hipoklorit yang dibuat dari 200 ppm larutan klorin Persamaan (3) (Cheryan, 1998).
Penentuan Tahanan Fouling dan Tahanan Nilai tahanan fouling (Rf) pada laju alir 2,97,
Polarisasi Konsentrasi 3,47 dan 3,97 m s-1 masing-masing sebesar 0,1312,
0,1741 dan 0,1758 kPa m2 h l-1 (Tabel 1). Nilai Rf
Tahanan akibat fouling dan polarisasi kon- cenderung tidak dipengaruhi oleh laju alir umpan.
sentrasi didekati dengan mengukur fluks pada Pengaruh laju alir umpan terhadap tahanan fouling
tekanan transmembran 69,0-138 kPa dan pada laju sebelumnya juga telah diteliti oleh Chiang dan
alir umpan 2,97, 3,47 dan 3,97 m s-1. Pada tahap ini Cheryan (1986) serta Masciola et al. (2001) masing-
umpan yang digunakan adalah ekstrak rumput laut. masing menggunakan umpan susu skim dan campur-
Jumlah Rm dan Rf ditentukan dengan cara meng- an limbah minyak dengan air. Hasil kedua penelitian
hitung gradien dari plot grafik antara (1/J) sebagai tersebut menunjukkan bahwa laju alir umpan dan
sumbu Y dan (1/P) sebagai sumbu X, sedangkan konsentrasi umpan tidak berpengaruh signifikan ter-
titik potong dari grafik tersebut ditetapkan sebagai hadap tahanan fouling. Cheryan (1998) menyatakan
indeks tahanan polarisasi konsentrasi (). Rp bahwa besarnya tahanan fouling ditentukan oleh
ditentukan dengan cara mengalikan indeks tahanan interaksi antara karakteristik bahan membran dan
polarisasi konsentrasi dengan tekanan transmembran umpan dan tidak dipengaruhi oleh parameter ope-
(Rp = P). rasi. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian
Viadero et al. (1999) dan Masciola et al. (2001).
Kedua penelitian tersebut menggunakan umpan yang nilai maksimum 0,5087 sm-1 pada laju alir 1,11 ms-1.
sama yaitu limbah campuran minyak dengan air Adanya perbedaan hasil tersebut diduga karena
tetapi menggunakan bahan membran yang berlainan. viskositas filtrat karaginan yang relatif lebih tinggi
Viadero et al. (1999) menggunakan membran kera- dibandingkan susu skim, kondisi tersebut dapat me-
mik sedangkan Masciola et al. (2001) menggunakan nyebabkan semakin tebalnya pembentukan lapisan
membran dengan bahan polyvinylidene fluoride polarisasi konsentrasi pada permukaan membran.
(PVDF). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan Besarnya nilai indeks tahanan polarisasi yang
bahwa nilai Rf membran PVDF 7 kali lebih besar dapat diturunkan pada penelitian ini adalah 0,0009
dari membran keramik. untuk setiap meter per detik kenaikan laju alir
umpan. Hal tersebut menunjukkan bahwa laju alir
Tabel 1. Tahanan membran pada proses filtrasi umpan yang tinggi dapat mengurangi besarnya
ekstrak rumput laut pada laju alir yang jumlah, kepadatan dan ketebalan lapisan polarisasi
berbeda konsentrasi (Viadero et al., 1999; Choi et al.,
2005). Usaha untuk menurunkan indeks tahanan
Komponen polarisasi juga telah dilakukan oleh Viadero et al.
Laju Alir Umpan (m s-1)
Tahanan (1999) dengan cara menggunakan membran yang
Membran 2,97 3,47 3,97 dapat berotasi. Hasil penelitian tersebut melaporkan
Rm bahwa indeks tahanan polarisasi dapat diturunkan
0,0551 0,0551 0,0551
(kPa m2 h l-1) sebesar 0,11 untuk setiap kenaikan putaran per menit
Rm =Rm + Rf dari rotasi membran. Chiang dan Cheryan (1986)
0,1863 0,2292 0,2309 menyatakan bahwa nilai tidak dipengaruhi secara
(kPa m2 h l-1)
Rf siginifikan oleh parameter suhu operasi. Nilai
0,1312 0,1741 0,1758
(kPa m2 h l-1) sangat dipengaruhi oleh laju alir dan konsentrasi
umpan (Chiang dan Cheryan, 1986; Viader et al.,
0,0067 0,0061 0,0058 1999; Kumar et al., 2004). Lin et al. (2005) mela-
(s m-1)
porkan bahwa nilai dipengaruhi oleh molecular
Jika dibandingkan dengan tahanan membran weight cut off (MWCO) membran, semakin kecil
internal (Rm), Rf memiliki nilai 2-3 kali lebih besar nilai MWCO membran maka nilai akan semakin
dibanding (Rm). Tahanan fouling yang tinggi me- besar.
nunjukkan interaksi antara material membran
dengan komponen-komponen umpan cukup kuat. 0.0068
membran (Gambar 4). Hal tersebut menunjukkan kPa. Tahanan membran internal (Rm) nilainya
bahwa tekanan transmembran yang tinggi dapat me- sangat kecil dibandingkan dengan tahanan lainnya.
ningkatkan aliran difusi balik menuju permukaan Tahanan ini memiliki kontribusi 4,93-8,69% dari
membran dan akhirnya deposisi partikel dan polari- nilai total tahanan membran.
sasi konsentrasi menjadi semakin meningkat Zhao et
al. (2003). Penggunaan tekanan transmembran yang 1.20
Tahanan Membran
0.80
(kPa m h l )
-1
konsentrasi.
2
0.60
1.000
0.40
0.900
0.800
0.20
Rp (kPa m h l )
-1
0.700 Rf
Rm
2
0.600
0.00
0.500
60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
0.400
Tekanan Transmembran (kPa)
0.300
0.200
diksi besarnya fluks pada daerah yang dikendalikan transmembran rendah (kurang dari 40 kPa) tahanan
oleh tekanan (pressure dependent region) maupun didominasi oleh Rm dan Rf, sedangkan di atas nilai
pada daerah yang tidak dikendalikan oleh tekanan tersebut tahanan membran didominasi oleh Rp.
(pressure independent region). Kesuksesan model Model tahanan seri dapat menjelaskan perilaku fluks
tahanan seri dalam memprediksi fluks telah dilapor- baik pada daerah yang dikendalikan oleh tekanan
kan oleh Chiang dan Cheryan (1986) pada skim maupun pada daerah yang dikendalikan oleh transfer
susu, Masciola et al. (2001) dan Viadero et al. massa.
(1999) dengan umpan emulsi minyakair, Todisco et
al. (2002) dengan umpan teh hitam, serta Kumar et
al. (2004) dengan umpan konsentrat kedelai. DAFTAR PUSTAKA
Pengelompokkan pressure dependent region dan
pressure independent region dilihat berdasarkan Bixler, H,J., 1996. Recent development in the
nilai perbandingan antara jumlah Rm + Rf dengan manufacturing and marketing carrageenan.
Rp (Viadero et al., 1999). Daerah pressure Hydrobiologia 326/327: 35-57.
dependent terjadi jika perbandingan tersebut lebih Cheryan, M., 1998. Ultrafiltration and Micro-
dari satu, yang artinya peran Rm+Rf lebih dominan filtration Handbook. Technomic. Publishing.
dibanding dengan tahanan konsentrasi polarisasi New Holland Avenue.
(Rp). Daerah pressure independent terjadi jika nilai Chiang, B.H., Cheryan, M., 1986. Ultrafiltration of
perbandingan tersebut kurang dari satu, hal ini skim milk in hollowfibers. J. Food Sci. 51
menunjukkan dominasi tahanan polarisasi konsen- (2):340-344.
trasi lebih dominan dibanding dengan jumlah Choi, H., Zhang, K., Dionysiou, D.D., Oerther, D.B.,
tahanan internal membran (Rm) dan nilai tahanan Sorial, G.A., 2005. Influence of cross-flow
fouling (Rf). Selain dipengaruhi laju alir umpan nilai velocity on membrane performance during fil-
titik kritis daerah peralihan dependent-independent tration of biological suspension. J. Membrane
juga dipengaruhi oleh konsentrasi umpan. Semakin Sci. 248:189199.
tinggi konsentrasi umpan maka nilai titik kritisnya cP Kelco Aps. Carrageenan. Denmark.
akan berkurang (Viadero et al., 1999). http://www.cPKelco.com [25 April 2004].
DeFrees., 2003. Carbohydrate purification using
ultrafiltration, reverse osmosis and nanofil-
150
tration. United State Pantent. No 6.454.946.
125 Glicksman, M., 1983. Food Hydrocolloid. Vol II.
CRS Press Inc. Boca Ratton Florida.
Fluks (l m h )
100
-1
Data: V=2.97m/s
Model: V=2.97m/s
Gould, C.K., Harrold, S.J., Weitnauer, W.K., 2004.
-2
Lin, C.F., Wu, C.H., Kuo, S.W., 2005. Temporal Viadero Jr.,R.C., Vaughan Jr, R.L., Reed, B.E.,
evolution of resistances in ultrafiltration of 1999. Study of series resistances in high-shear
humic substances. Desalination 172:99-106. rotary ultrafiltration. J. Membrane Sci.
Masciola, D.A., Viadero Jr, R.C., Reed, B.E., 2001. 162:199-211.
Tubular ultrafiltration flux prediction for oil- Yeh, H.M., Dong, J.H., 2003. Further analysis of
in-water emulsions: analysis of series resistan- permeate flux for membrane ultrafiltration
ces. J. Membrane Sci. 184:197-208. along solid-rod tubular. J. Food Sci. and
McHough, D.J., 2003. A Guide the Seaweed Eng. 6:1-7.
Industry. FAO. Rome. Yeh, H.M., Tsai, J.W., 1997. Membrane ultrafiltra-
Noor, E., Kusumawardhani, G.D., 2002. Pemekat- tion in multipass hollow fiber modules. J.
an sirup glukosa dengan proses mikrofiltrasi Membrane Sci 142:61-73.
crossflow. J. Tek. Ind. Pert. 12 (1):23-26. Zhao, Y., Xing, W., Xu, N., Shi, J., 2003.
Todisco, S., Tallarico, P., Gupta, B.B., 2002. Mass Hydraulic resistance in microfiltration of
transfer and polyphenols retention in the clari- titanium white waste and acid through ceramic
fication of black tea with ceramic membranes. membranes. Separation and Purification
Innovative Food Science and Emerging Technology 32:99-104.
Technologies 3:255-262.