2016
Accounting Theory
Construction
Halaman 1 dari 18
Resume
ACCOUNTING THEORY CONSTRUCTION
Oleh: Kelompok 2 (Adi Cahyo Utomo, Muhamad Agnansah Herliananda, Nur Fitriadi
Pralambang
Kelas 9B, DIV Akuntansi Alih Program
C
ara yang paling bermanfaat untuk mempelajari dan menilai
teori-teori akuntansi adalah dengan mengelompokkan teori-
teori tersebut kedalam asumsi-asumsi apa teori tersebut
bersandar, dan pendekatan yang dipakai oleh teori tersebut.
Beberapa klasifikasi yang telah teruji paling bermanfaat adalah
pendekatan pragmatik, sintaktik, semantik, normatif, positif, dan
naturalistik.
Halaman 2 dari 18
tanda bahasa penandaan sintaktik
(kosa kata, tata
bahasa)
Semantika Aspek isi tanda Penafsiran, Informasi
bahasa pelambangan semantik
Pragmatika Keefektivan Fungsional, Informasi
tanda bahasa pemengaruhan pragmatik
(efek
komunikatif)
Sumber: Suwardjono, 2014
Halaman 3 dari 18
likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Pesan tersebut merupakan
masukan dalam pengambilan keputusan investor dan kreditor. Pesan
tersebut disampaikan melalui medium statemen keuangan.
Definisi
Halaman 4 dari 18
Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah
penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke
dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen laporan keuangan)
(Suwardjono, 2014).
Tujuan
Contoh
Halaman 5 dari 18
Teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang
bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan
secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan
dalam bentuk statemen keuangan.
Halaman 6 dari 18
konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial.
Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi
akuntansi tertentu merupakan bahan kajian teori ini. Teori
pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang
hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan
atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang
diukur perilakunya dapat berupa akuntan, pelaku pasar modal,
manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator perubahan
perilaku antara lain perubahan harga saham, volume saham,
kinerja manajer, kinerja karyawan, kinerja perusahaan, dan
perbedaan pemilihan metoda akuntansi. Pengujian semacam itu
melibatkan pengamatan terhadap apa yang nyatanya terjadi (data
empirirs) dan memerlukan metoda pengujian tertentu (biasanya
metoda ilmiah).
a. Pragmatis Deskriptif
Halaman 7 dari 18
2. Descriptive pragmatic approach tidak menyediakan teknik-
teknik akuntansi untuk diuji, sehingga tidak memungkinkan
adanya perubahan.
b. Pragmatis Psikologis
Halaman 8 dari 18
B. TEORI NORMATIF
a. True Income
Halaman 9 dari 18
Berfokus pada bagaimana menghasilkan pengukuran yang tunggal
dan unik atas aset dan profit.
b. Decision Usefulness
Tujuan yang telah disepakati ini jelas penuh dengan muatan nilai
(values), karena penentuan kesesuaian dengan tujuan merupakan
proses subyektif yang melibatkan kemampuan menimbang (art) antara
manfaat dan risiko, atau keuntungan dan kerugian. Hasil akhir dari
teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang
menganjurkan tindakan tertentu (prescriptive). Sebagai contoh, teori
akuntansi akan menghasilkan pernyataan bahwa aktiva tetap harus
dinilai dan dicantumkan dalam neraca atas dasar biaya historis. Jika
teori akuntansi normatif ini digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan standar akuntansi, maka standar akuntansi tersebut juga
akan bersifat normatif, penuh dengan keharusan atau kewajiban.
Standar akuntansi normatif menjadi tidak peduli tentang apa yang
senyatanya terjadi jika standar akuntansi tersebut diterapkan.
C. TEORI POSITIF
Halaman 10 dari 18
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan
terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya
dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi
dalam pendekatan normative terlalu sederhana dan tidak memberikan
dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya
pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt &
Zimmerman,1986 ):
Prediksi yang dibuat oleh PAT diorganisasikan secara luas pada tiga
hipotesis yang diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1986). Kita
Halaman 11 dari 18
akan memberi ketiga hipotesis ini bentuk oportunistik mereka, karena
menurut Watts dan Zimmerman (1990), ini adalah cara yang paling
sering digunakan ketika mereka diinterpretasikan:
Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para
manajer perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk
memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang
dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin
dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi
yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya
adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih
prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari
periode masa depan ke periode masa kini.
Halaman 12 dari 18
Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan
menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian
hutang berisi kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu
selama masa perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan yang
mendapat pinjaman boleh sepakat memelihara level tertentu dari
hutang terhadap harta, laporan bunga, modal kerja, dan harta
pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu dikhianati, perjanjian
hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan penalti, seperti
pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin
besar biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan,
manajer cenderung lebih memilih prosedur akuntansi yang
menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju
masa depan
Halaman 13 dari 18
mungkin mengarah pada menurunnya profitabilitas kecuali
perusahaan yang terkena dampaknya ini bisa mempengaruhi
proses politik untuk bisa melindungi impor secara keseluruhan.
Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengadopsi
kebijakan akuntansi income-decreasing (pendapatan menurun)
dalam rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang turun.
Halaman 14 dari 18
Kritik terhadap penelitian ilmiah yaitu penelitian skala besar statistik
cenderung menyatukan segala hal bersama-sama. Selain itu, hipotesis
yang seringkali menggunakan survey harga pasar saham
menyebabkan penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi, sehingga
banyak pihak menganjurkan pendekatan naturalistik digunakan Perlu
bagi peneliti akuntansi untuk menentukan asumsi apa yang digunakan
dalam penelitian serta alternatif pendekatan apa yang lebih sesuai,
pendekatan ilmiah atau pendekatan naturalistik.
Halaman 15 dari 18
3. Realitas sebagai sebuah bidang informasi yang kontekstual
4. Realitas sebagai wacana simbolik
5. Realitas sebagai konstruksi sosial
6. Realitas sebagai proyeksi dari imajinasi manusia
Halaman 16 dari 18
n secara sedikit demi sedikit sesuatu yang utuh,
Reduksionisme (realita terdiri
Epistemol bukan merupakan
ogi dari jumlah minimum dari kesatuan dari bagian-
beberapa jenis entitas atau bagian yang terpisah
substansi) Kompleksitas dunia
Pengujian hipotesis individu tidak bisa dipecahkan
Hukum yang dapat
melalui reduksionisme
tergeneralisasi Hukum tidak dapat
direduksi
Metodolog Terstruktur Tidak terstruktur
i Menggunakan dasar teoritis Tidak ada dasar teoritis
sebelumnya sebelumnya
Validasi empiris atau ekstensi
Metode Model formulasi sintaksis Studi kasus
Eksplorasi yang
(prinsip pembuatan kalimat)
Hipotesis dibuat berdasarkan fleksibel
Mengalami peristiwa
induksi empiris
Penggunaan metode statistik
yang sesuai
Halaman 17 dari 18
Kesalahpahaman lain yang umum terjadi tentang penerapan sudut
pandang ilmiah dalam akuntansi adalah keinginan untuk mengetahui
kebenaran mutlak (desire of absolute truth), yang tidak bisa tercapai,
karena Argumen tersebut didasarkan kepada kesalahan konsep bahwa
ilmu pengetahuan dapat menggali dan menemukan kebenaran mutlak.
***
Halaman 18 dari 18