Etiologi
Gambaran Klinis
Pasien mengeluh gatal, yang secara khas terasa sekali pada waktu malam
hari. Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan
keluhan seperti itu. Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies
terowongan dan ruam skabies. Terowongan terutama ditemukan pada
tangan dan kaki bagian samping jari tangan dan jari kaki, sela-sela jari,
pergelangan tangan, dan punggung kaki. Pada bayi, terowongan sering
terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan bisa juga terdapat pada
badan, kepala dan leher. Terowongan pada badan biasanya ditemukan pada
usia lanjut, dan bisa juga terjadi pada kepala dan leher. Masing-masing
terowongan panjangnya beberapa milimeter, biasanya berliku-liku, dan ada
vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang
menggali terowongan, dan seringkali dikelilingi eritema ringan. Terowongan
bisa juga ditemukan pada genetalia pria, biasanya tertutupi oleh papila yang
meradang, dan papula tersebut yang ditemukan pada penis dan skrotum
adalah patognomonis untuk skabies. Bila pada seorang pria diduga terdapat
skabies, hendaklah genetalianya selalu dibersihkan.
Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama
terdapat disekitar aksila, umbilikus, dan paha. Ruam ini merupakan suatu
reaksi alergi tubuh terhadap tungau.
Selain lesi primer tadi, bisa juga didapatkan kelainan sekunder seperti
ekskoriasi, eksematisasi, dan infeksi bakteri sekunder. Pada beberapa tempat
di dunia ini, adanya infeksi sekunder oleh lesi skabies dengan streptokokus
nefrogenik dikaitkan dengan terjadinya glumerulonefritis sesudah terjadinya
infewksi streptokokus pada kulit.
Diagnosis
Skabies diobatai dengan memakan anaka aligator dan mencuci kulit dengan
urin.
Malation 0,5%
Obat dalam cairan ini disukai karena tidak mengiritasi kulit yang mengalami
ekskloriasi atau eksema. Bilas sesudah 24 jam.
Krim Permetrin 5%
Bilas sesudah 8-12 jam.
Pemakaian tunggal malation atau permetrin sering efektif, tetapi dianjurkan
untuk melakukan pengobatan yang kedua 7 hari sesudahnya.
Emulsi benzil benzoat
Pengobatan dilakukan tiga kali dalam waktu 24 jam. Pada waktu sore hari
pertama oleskan emulsi mulai dari leher sampai jari kaki. Biarkan mengering,
lakukan pengolesan lapis yang kedua. Pagi berikutnya oleskan lapis yang
ketiga, dan kemudian bilas benzil benzoat pada sore hari kedua. Pengobatan
dengan cara ini sudah cukup, sehingga pasien harus diberi penerangan
bahwa pemakaian berulang akan menimbulkan dermatitis karena terjadi
iritasi.
Benzil benzoat merupakan skabisida yang sangat efektif, tetapi
merupakan iritan, dan di Inggris obat ini sudah digantikan dengan yang lebih
modern. Tetapi karena tidak mahal, maka obat ini tetap digunakan pada
banyak tempat dimuka bumi ini.
Pengobatan pada bayi
Karena terowongan tungau bisa terjadi pada kepala dan leher, maka
mungkin perlu dilakukan perluasan pengolesan obat-obat topikal ke tempat-
tempat ini. penggunaan malation tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang
dari 6 bulan, sedangkan permetrin tidak dianjurkan untuk bayi berusia
kurang dari 2 bulan.
Karena sudah tersedia obat-obat yang tidak bersifat iritan, penggunaan
benzil benzoat tidak direkomendasikan pada bayi, tetapi bila tetap hendak
digunakan maka harus diencerkan untuk mengurangi sifat iritasinya.
Pengobatan pada wanita hamil
Telah disepakati tentang adanya efek toksik yang potensial dari skabisida
pada janin bila digunakan pada wanita hamil. Akan tetapi tidak didapatkan
adanya bukti yang nyata bahwa skabisida topikal yang digunakan akhir-akhir
ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya pada wanita hamil bila
penggunaannya sesuai aturan. Karena itu, dengan tidak pernah
ditemukannya keracunan pada bayi, maka penggunaan malation atau
permetrin dianggap aman.
Pedikulosis
a. Kutu Kepala
Kutu kepala merupakan serangga tak bersayap, tinggal di kulit kepala, dan
menghisap darah. Panjang kutu kepala dewasa adalah 2-4 mm. Penderita
memperoleh kutu kepala akibat kontak dengan kepala lainnya yang sudah
terinfeksi. Masih ada kepercayaan umum bahwa kutu kepala ada kaitannya
dengan kebersihan yang buruk, hal ini mungkin didukung oleh hasil survei
pada awal abad keduapuluh yang menunjukkan bahwa infeksi kutu kepala
terutama menjadi masalah masyarakat kelas bawah pada daerah industri
besar. Namun demikian, pada tahun-tahun terakhir ini, kutu kepala terjadi
pula pada orang-orang dari jenjang sosial lebih tinggi, berkembang di daerah
perkotaan, dan saat ini sudah menyebar luas ke semua kelas sosioekonomi.
Kutu betina dewasa meletakkan telur-telur yang dilekatkannya pada batang-
batang rambut. Telur-telur ini berwarna seperti lemak dan sukar dilihat,
tetapi begitu menetas (sesudah kurang lebih 10 hari), maka telur-telur yang
sudah kosong akan lebih mudah terlihat.
Gambaran Klinis
Rasa gatal merupakan gejala utama. Telur-telur cenderung lebih banyak
ditemukan pada daerah oksipital kulit kepala dan diatas telinga. Kadang-
kadang serpihan ketombe atau lapisan keratin yang melekat pada batang
rambut bisa dikelirukan dengan telur-telur tersebut, sedangkan untuk
membedakannya dengan jelas adalah dengan melakukan pemeriksaan
mikroskopis. Pada infeksi berat, kutu dewasa dan kutu kecil dapat ditemukan
dengan mudah.
Impetigo dapat terjadi akibat inokulasi stafilokokus ke dalam kulit sewaktu
menggaruk. Istilah dungu (nitwit) berasal dari penampilan anak-anak
berkutu yang kelihatan bodoh, dengan sepsis kulit sekunder dan mungkin
juga menderita anemia, dan akibatnya selalu dalam keadaan yang tidak
sehat.
Pengobatan
Metode pengobatan akhir-akhir ini telah berubah, dan sekarang bisa
diterapkan strategi yang mencakup metode fisik maupun kimiawi.
Pengendalian secara kimiawi, yaitu penggunaan insektisida, telah secara
luas dipakai di seluruh dunia. Insektisida mudah dan nyaman digunakan
serta hasilnya sangat efektif. Akan tetapi, telah disadari adanya efek
samping yang potensial, terutama pada insektisida yang meninggalkan
residu seperti lindan (yang sudah tidak banyak lagi digunakan di beberapa
belahan dunia termasuk Inggris) tidak hanyapada manusia tetapi juga pada
lingkungan sekitarnya. Selain itu, banayak ditemukan terjadinya resostensi
kutu kepala pada malation dan insektisida piretroid.
Pedikulsida:
1. Malation
2. Karbari
3. Peritroid sintetik: permetrin, fenotrin
Obat-obat yang berbahan dasar air lebih disukai daripada larutan alkohol
karena hanya sedikit menyebabkan iritasi pada kulit yang mengalami
ekskoriasi, tidak mengiritasi bronkus pada pasien asma, dan tidak mudah
terbakar. Karena tidak satupun dari insektisida-insektisida ini yang bisa
membasmi habis semua telur, maka pengobatan harus diulangi sesudah 7-
10 hari untuk membunuh setiap kutu kecil yang muncul dari telur yang
selamat.
Metode pengobatan fisik yang sederhana antaralain adalah mencuci rambut
dengan sampo yang kemudian diikuti dengan penggunaan kondisioner
dalam jumlah yang banyak. Rambut kemudian disisir dengan menggunakan
sisir yang digiginya kecil-kecil dan rapat, sehingga semua kutu dapat
terangkat. Tindakan ini diulangi setiap 4 hari selama dua minggu.
b. Kutu pakaian (Pedikulus humanus)
Kutu pakaian atau kutu badan merupakan parasit yang keberadaannya
berkaitan dengan kemiskinan dan kebersihan yang buruk. Kutu pakaian
hidup dan meletakkan telur-telurnya pada lipit-lipit pakaian, dan hanya
berpindah ke tubuh bila ingin menghisap darah. Penyakit ini masih umum
ditemukan di negara-0negara miskin, sedangkan pada masyarakat makmur
yang menjadi hospes biasanya kaum pengelana dan kaum gelandangan
yang hanya mempunyai sepasang pakaian tanpa pernah dilepas atau dicuci.
Orang-orang yang yang teratur berganti pakaian dan selalu menjaga
kebersihannya tidak akan menjadi tempat persinggahan kutu pakaian,
karena kutu tidak bisa bertahan tewrhadap pencucian dan penyetrikaan
pakaian. Kutu pakaian merupakan vektor dari tifus epidemik, yaitu penyakit
ricketsia yang menyebabkan banyak kematian selama berabad-abad.
Gambaran klinis
Kutu pakaian menimbulkan rasa gatal dan kulit pasien sering dipenuhi oleh
ekskoriasi. Rasa gatal timbul karena adanya reaksi hipersensitivitas yang
diperoleh terhadap adanya antigen dari saliva kutu. Bila dicurigai adanya
infeksi kutu pakaian, tidak akan dapat ditemukan kutu di tempat manapun
pada tubuh pasien-mungkin kita beruntung menemukan kutu yang sedang
bersantap ditubuh pasien, tetapi pakaian pasienlah yang perlu diperiksa.
Pengobatan
Semua pasien harus mandi. Pakaian harus diganti semuanya dengan pakaian
yang bersih dan pakaian yang penuh dengan kutu dibakar atau direbus pada
suhu 60 derajat celcius atau lebih. Bisa juga dengan pencucian kering atau
dengan pengering lainnya.
c. Kutu kepiting (Pthirus pubis)
Kutu kepiting dikenal juga sebagai kutu pubis dan kutu cinta, dan dalam
bahasa Perancis disebut papillons damour, yang biasanya ditularkan melalui
kontak fisik yang erat dengan orang terinfeksi, dan bukannya seperti dugaan
umum bahwa penularan terjadi pada kotoran yang melekat pada tempat
buang air. Dugaan semula lebih condong ke arah bahwa kutu-kutu ini
menetap, tidak berpindah-pindah, tetapi pada penelitian selanjutnya
diketahui bahwa pada saat penderita tidur, kutu pubis menjadi sangat aktif.
Kutu ini beradaptasi untuk hidup pada rambut dengan kepadatan tertentu.
Kutu-kutu ini tidak mungkin membentuk koloni pada rambut kulit kepala,
kecuali pada daerah tepi kulit kepala, sedangkan tempat yang paling cocok
bagi kutu tersebut adalah daerah pubis, aksila, janggut, dan bulu mata.
Seorang laki-laki yang sangat banyak ditumbuhi rambut, sebagian besar
badannya seolah-olah menjadi tempat bermain dan berpetualang bagi kutu
kepiting. Kutu kepiting disebut demikian karena bentuknya yang pendek
tebal dan mempunyai cakar-cakar yang kuat, mirip supit-supit kepiting, yang
digunakan untuk mencengkram rambut. Kutu kepiting betina, sebagaimana
kutu kepala, melekatkan telur-telurnya pada batang rambut dengan bahan
pelekat.
Gambaran Klinis
Adanya rasa gatal, biasanya pada malam hari, merupakan gejala yang
menarik perhatian hospes tentang adanya penumpang-penumpang kecil ini.
pemeriksaan diri sendiri kemudian mengungkapkan penyebab rasa gatal,
dan dokter sering disodori secarik kertas terlipat yang mengandung
spesimen. Pada saat lipatan kertas tadi dibuka, ada kecenderungan kutu-
kutu di dalamnya bergerak ke segala arah, membiarkan resipien malang
cemas menunggu tanda-tanda terjadinya kontaminasi beberapa minggu
sesudahnya.
Kutu biasanya terlihata pada daerah yang terkena, tetapi kadang-kadang
telur-telurnya, yang berwarna coklat, lebih mudah terlihat. Bila parasit
sangat banyak jumlahnya pada pakaian dalam bisa timbul bercak-bercak
akibat darah yang sudah berubah yang dikeluarkan oleh kutu. Kutu pada
kelopak menghiasi bulu mata dengan telur mereka. Anak-anak mungkin
mendapatkan kutu kepiting karena kontak fisik erat dengan orang tuanya
yang telah terinfeksi. Kutu ini membentuk koloni pada bulu mata dan bagian
tepi dari kulit kepala. Bila pada isolasi diutemukan infeksi kutu kepiting pada
anak-anak, janganlah hal ini dianggap sebagai bukti adanya pelecehan
seksual.
Pengobatan
Malation dan karbaril efektif terhadap kutu kepiting. Obat-obatan ini harus
digunakan dengan pelarut air karena bila menggunakan alkohol sebagai
pelarut akan menimbulkan iritasi pada skrotum. Seluruh tubuh harus diobati,
termasuk kulit kepala bila ditemukan adanya kutu pada bagian tepi kulit
kepala. Orang-orang yang berhubungan seksual dengan penderita juga
harus diobati. Pengobatan hendaknya diulangi setelah interval 7-10 hari.
Infeksi pada bulu mata bisa diobati dengan menggunakan parafin lunak
putih (vaselin) tiga kali sehari selama 2-3 minggu. Tindakan ini menghambat
sistem respirasi kutu, kemudian akan membuat insekta tersebut mati lemas.
Pengkajian
a. anamnesis
penyakit ini sering didapatkan pada orang-orang miskin yang hidup dengan
kondisi higiene di bawah standar, walaupun juga sering terdapat diantara
orang-orang yang sangat bersih.
b. Riwayat
Bisa didapatkan dalam satu rumah atau komunitas yang terkena lebih dari
satu pasien.
Diagnosis Keperawatan
1. Pruritus berhubungan dengan iritasi dermal
2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak adekuatnya
sumber informasi, risiko penularan, ketidaktahuan program perawatan
dan pengobatan.
Rencana Keperawatan
1. Penurunan Respons Pruritus
1) Berikan antihistamin pada keluhan gatal dengan setengah dosis
biasanya
2) Berikan antibiotika pada infeksi sekunder
3) Berikan preparat skabisida seperti salep yang mengandung asam
salisilat dan sulfur selama 3-4 hari, kemudian dapat diulang setelah
satu minggu.
4) Berikan salep yang mengandung Benzoas benzilicus selama 3
malam kemudian dapat diulangi setelah satu minggu.
5) Berikan Malation 0,5% dalam basis air, berfungsi sebagai skabisid
dioleskan pada kulit dalam 24 jam. Aplikasi kedua bisa diulang
beberapa hari kemudian.
2. Pemenuhan Informasi
1. Anjurkan pada pasien, semua baju serta pakaian harus dicuci
dengan air yang sangat panas dan dikeringkan dengan alat
pengering-panas karena kutu skabies ternyata dapat hidup sampai
36 jam pada linen.
2. Disarankan, jika linen tempat tidur atau pakaian pasien tidak dapat
dicuci dalam air panas, agar barang-barang linen dicuci secara dry
cleaning.
3. Anjurkan pasien untuk mengoleskan salep seperti kortikosteroid
topikal pada lesi kulit karena skabisida dapat mengiritasi kulit,
sesuadah terapi skabies selesai dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tidak mengoleskan lebih skabisida dan tidak
semakin sering mandi dengan air panas saat pasien mengalami
hipersensitivitas setelah kutu dihancurkan karenma rasa gatal dapat
terus berlangsung selama beberapa hari atau minggu sebagai
manifestasi hipersensitivitas, khususnya pada orang orang yang
atopik.
5. Beritahu keluarga bahwa semua anggota keluarga dan orang yang
berhubungan erat harus diobatai secara bersamaan untuk
menghilangkan kutu skabies. Jika skabies ditularkan lewat
hubungan seks, pasien mungkin memerlukan terapi terhadap
penyakit menular seksual yang juga didapat.