Anda di halaman 1dari 11

Skabies

Etiologi

Skabies (Scabies, bahasa latin = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh


tungau kecil berkaki delapan (Sarcoptes scabiei) dan didapatkan melalui
kontak fisik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit ini
seringkali berpegangan tangan dalam waktu yang sangat lama barangkali
merupakan penyebab umum terjadinya penyebaran penyakit ini. semua
kelompok umur bisa terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak
dan dewasa muda, walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada
orang berusia lanjut, biasanya dilingkungan rumah jompo. Kontak sesaat
tidak cukup untuk dapat menimbulkan penularan, sehingga siapapun yang
biasa hadapi kasus skabies dalam tugas pelayanan kesehatan tidak perlu
takut tertular penyakit ini.

Tungau skabies betina membuat liang di dalam epidermis, dan meletakkan


telur-telurnya di dalam liang yang ditinggalkannya. Tungau skabies jantan
hanya memiliki satu tugas dalam kehidupannya, dan sesudah kawin dengan
tungau betina serta pelaksanaan tugasnya selesai, mereka mati. Mulanya
hospes (inang) tidak menyadari adanya aktivitas penggalian terowongan
dalam epidermis, tapi setelah 4-6 minggu terjadi reaksi hipersensitivitas
terhadap tungau atau bahan-bahan yang dikeluarkannya, dan mulailah
timbul rasa gatal . adanya periode asimptomatis bermanfaat sekali pada
parasit ini, karena dengan demikian mereka mempunyai waktu untuk
membangun dirinya sebelum hospes membuat respon imunitas.Setelahnya,
hidup mereka menjadi penuh bahaya karena terowongannya akan digaruk
dan tungau tungau serta telur mereka akan hancur. Dengan cara ini hospes
mengendalikan popul;asi tungau dan pada kebanyakan penderita skabies,
rata-rata jumlah tungau betina dewasa pada kulitnya tidak lebih dari selusin.

Gambaran Klinis

Pasien mengeluh gatal, yang secara khas terasa sekali pada waktu malam
hari. Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan
keluhan seperti itu. Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies
terowongan dan ruam skabies. Terowongan terutama ditemukan pada
tangan dan kaki bagian samping jari tangan dan jari kaki, sela-sela jari,
pergelangan tangan, dan punggung kaki. Pada bayi, terowongan sering
terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan bisa juga terdapat pada
badan, kepala dan leher. Terowongan pada badan biasanya ditemukan pada
usia lanjut, dan bisa juga terjadi pada kepala dan leher. Masing-masing
terowongan panjangnya beberapa milimeter, biasanya berliku-liku, dan ada
vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang
menggali terowongan, dan seringkali dikelilingi eritema ringan. Terowongan
bisa juga ditemukan pada genetalia pria, biasanya tertutupi oleh papila yang
meradang, dan papula tersebut yang ditemukan pada penis dan skrotum
adalah patognomonis untuk skabies. Bila pada seorang pria diduga terdapat
skabies, hendaklah genetalianya selalu dibersihkan.

Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama
terdapat disekitar aksila, umbilikus, dan paha. Ruam ini merupakan suatu
reaksi alergi tubuh terhadap tungau.

Selain lesi primer tadi, bisa juga didapatkan kelainan sekunder seperti
ekskoriasi, eksematisasi, dan infeksi bakteri sekunder. Pada beberapa tempat
di dunia ini, adanya infeksi sekunder oleh lesi skabies dengan streptokokus
nefrogenik dikaitkan dengan terjadinya glumerulonefritis sesudah terjadinya
infewksi streptokokus pada kulit.

Diagnosis

Diagnosis pasti hanya dapat ditentukan dengan ditemukannya tungau atau


telurnya pada pemeriksaan mikroskopis. Untuk melakukan hal tersebut
terowongan harus ditemukan, dan hal ini biasanya perlu sedikit keahlian.
Carilah dengan cermat dengan pencahayaan yang baik, ditangan dan kaki.
Kaca pembesar mungkin dapat sedikit membantu, tetapi rabun jauh adalah
suatu keuntungan. Apabila sebuah terowongan atau diduga terowongan
dapa diidentifikasi lakukan kerokan dengan hati-hati pada kulit dengan
menggunakan bagian tepi sklapel- untuk melakukan hal ini dermatolog
kadang-kadang menggunakan skalpel tumpul yang dikenal sebagai skalpel
pisang. Hasil kerokan tersebut diletakkan di atas kaca mikroskop, diberi
beberapa tetes kalium hidroksida 10%, tutupi dengan kaca penutup,
kemudian liat di bawah mikroskop. Ditemukannya tungau, telur atau bahkan
hanya cangkang telur, sudah dapat memastikan diagnosis. Jangan berusaha
untuk melakukan kerokan pada lesi yang terdapat pada penis-dapat
dipahami kalau mendekatkan skalpel pada daerah ini akan menimbulkan
ketakutan, disamping pada kebanyakan kasus jarang yang bis aberhasil
menemukan tungau. Teknik lainnya yang dapat digunakan adalah dengan
apa yang dikenal sebagai winkle-picker. Bila vesikel pada ujung terowongan
dibuka dengan jarum, ujung jarum dengan hati-hati digerakkan berputar
dalam vesikel tersebut, sehingga tungau bisa terangkat pada ujung jarum
dengan gerakan teatrikal.
Pengobatan

Skabies diobatai dengan memakan anaka aligator dan mencuci kulit dengan
urin.

Merupakan suatu hal yang penting untuk menerangkan kepada pasien


dengan sejelas-jelasnya tentang bagaimana cara memamkai obat-obatan
yang digunakan dan lebih baik lagi disertai penjelasan tertulis. Semua
anggota keluarga dan orang-orang yang secara fisik berhubungan erat
dengan pasien, hendaknya secara simultan diobati juga. Obat-obtan topikal
harus dioleskan mulai daerah leher sampai jari kaki dan pasien diingatkan
untuk tidak membasuh tangannya sesuadah melakukan pengobatan. Pada
bayi, orang-orang lanjut usia dengan imunokompromasi, terowongan tungau
dapat terjadi pada kepala dan leher, sehingga pemakaian obat perlu
diperluas pada daerah itu. Sesudah pengobatan, rasa gatal tidak dapat
langsung hilang, tetapi pelan-pelan akan terjadi perbaikan dalam waktu 2-3
minggu, saat epidermis superfisial yang mengandung tungau alergenik
terkelupas. Eurax-Hydrocortisone (krotamion 10% dan hidrokortison 0,25%)
dapat digunakan pada tempat-tempat yang masih terasa gatal. Tidak
diharuskan untuk melakukan disinfeksi pada pakaian, karpet, dan seprai-
tetapi pakaian dalam dan baju tidur perlu dicuci.

Obat-obatan yang dipakai

Malation 0,5%
Obat dalam cairan ini disukai karena tidak mengiritasi kulit yang mengalami
ekskloriasi atau eksema. Bilas sesudah 24 jam.

Krim Permetrin 5%
Bilas sesudah 8-12 jam.
Pemakaian tunggal malation atau permetrin sering efektif, tetapi dianjurkan
untuk melakukan pengobatan yang kedua 7 hari sesudahnya.
Emulsi benzil benzoat
Pengobatan dilakukan tiga kali dalam waktu 24 jam. Pada waktu sore hari
pertama oleskan emulsi mulai dari leher sampai jari kaki. Biarkan mengering,
lakukan pengolesan lapis yang kedua. Pagi berikutnya oleskan lapis yang
ketiga, dan kemudian bilas benzil benzoat pada sore hari kedua. Pengobatan
dengan cara ini sudah cukup, sehingga pasien harus diberi penerangan
bahwa pemakaian berulang akan menimbulkan dermatitis karena terjadi
iritasi.
Benzil benzoat merupakan skabisida yang sangat efektif, tetapi
merupakan iritan, dan di Inggris obat ini sudah digantikan dengan yang lebih
modern. Tetapi karena tidak mahal, maka obat ini tetap digunakan pada
banyak tempat dimuka bumi ini.
Pengobatan pada bayi
Karena terowongan tungau bisa terjadi pada kepala dan leher, maka
mungkin perlu dilakukan perluasan pengolesan obat-obat topikal ke tempat-
tempat ini. penggunaan malation tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang
dari 6 bulan, sedangkan permetrin tidak dianjurkan untuk bayi berusia
kurang dari 2 bulan.
Karena sudah tersedia obat-obat yang tidak bersifat iritan, penggunaan
benzil benzoat tidak direkomendasikan pada bayi, tetapi bila tetap hendak
digunakan maka harus diencerkan untuk mengurangi sifat iritasinya.
Pengobatan pada wanita hamil
Telah disepakati tentang adanya efek toksik yang potensial dari skabisida
pada janin bila digunakan pada wanita hamil. Akan tetapi tidak didapatkan
adanya bukti yang nyata bahwa skabisida topikal yang digunakan akhir-akhir
ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya pada wanita hamil bila
penggunaannya sesuai aturan. Karena itu, dengan tidak pernah
ditemukannya keracunan pada bayi, maka penggunaan malation atau
permetrin dianggap aman.

Pedikulosis
a. Kutu Kepala
Kutu kepala merupakan serangga tak bersayap, tinggal di kulit kepala, dan
menghisap darah. Panjang kutu kepala dewasa adalah 2-4 mm. Penderita
memperoleh kutu kepala akibat kontak dengan kepala lainnya yang sudah
terinfeksi. Masih ada kepercayaan umum bahwa kutu kepala ada kaitannya
dengan kebersihan yang buruk, hal ini mungkin didukung oleh hasil survei
pada awal abad keduapuluh yang menunjukkan bahwa infeksi kutu kepala
terutama menjadi masalah masyarakat kelas bawah pada daerah industri
besar. Namun demikian, pada tahun-tahun terakhir ini, kutu kepala terjadi
pula pada orang-orang dari jenjang sosial lebih tinggi, berkembang di daerah
perkotaan, dan saat ini sudah menyebar luas ke semua kelas sosioekonomi.
Kutu betina dewasa meletakkan telur-telur yang dilekatkannya pada batang-
batang rambut. Telur-telur ini berwarna seperti lemak dan sukar dilihat,
tetapi begitu menetas (sesudah kurang lebih 10 hari), maka telur-telur yang
sudah kosong akan lebih mudah terlihat.
Gambaran Klinis
Rasa gatal merupakan gejala utama. Telur-telur cenderung lebih banyak
ditemukan pada daerah oksipital kulit kepala dan diatas telinga. Kadang-
kadang serpihan ketombe atau lapisan keratin yang melekat pada batang
rambut bisa dikelirukan dengan telur-telur tersebut, sedangkan untuk
membedakannya dengan jelas adalah dengan melakukan pemeriksaan
mikroskopis. Pada infeksi berat, kutu dewasa dan kutu kecil dapat ditemukan
dengan mudah.
Impetigo dapat terjadi akibat inokulasi stafilokokus ke dalam kulit sewaktu
menggaruk. Istilah dungu (nitwit) berasal dari penampilan anak-anak
berkutu yang kelihatan bodoh, dengan sepsis kulit sekunder dan mungkin
juga menderita anemia, dan akibatnya selalu dalam keadaan yang tidak
sehat.
Pengobatan
Metode pengobatan akhir-akhir ini telah berubah, dan sekarang bisa
diterapkan strategi yang mencakup metode fisik maupun kimiawi.
Pengendalian secara kimiawi, yaitu penggunaan insektisida, telah secara
luas dipakai di seluruh dunia. Insektisida mudah dan nyaman digunakan
serta hasilnya sangat efektif. Akan tetapi, telah disadari adanya efek
samping yang potensial, terutama pada insektisida yang meninggalkan
residu seperti lindan (yang sudah tidak banyak lagi digunakan di beberapa
belahan dunia termasuk Inggris) tidak hanyapada manusia tetapi juga pada
lingkungan sekitarnya. Selain itu, banayak ditemukan terjadinya resostensi
kutu kepala pada malation dan insektisida piretroid.
Pedikulsida:
1. Malation
2. Karbari
3. Peritroid sintetik: permetrin, fenotrin
Obat-obat yang berbahan dasar air lebih disukai daripada larutan alkohol
karena hanya sedikit menyebabkan iritasi pada kulit yang mengalami
ekskoriasi, tidak mengiritasi bronkus pada pasien asma, dan tidak mudah
terbakar. Karena tidak satupun dari insektisida-insektisida ini yang bisa
membasmi habis semua telur, maka pengobatan harus diulangi sesudah 7-
10 hari untuk membunuh setiap kutu kecil yang muncul dari telur yang
selamat.
Metode pengobatan fisik yang sederhana antaralain adalah mencuci rambut
dengan sampo yang kemudian diikuti dengan penggunaan kondisioner
dalam jumlah yang banyak. Rambut kemudian disisir dengan menggunakan
sisir yang digiginya kecil-kecil dan rapat, sehingga semua kutu dapat
terangkat. Tindakan ini diulangi setiap 4 hari selama dua minggu.
b. Kutu pakaian (Pedikulus humanus)
Kutu pakaian atau kutu badan merupakan parasit yang keberadaannya
berkaitan dengan kemiskinan dan kebersihan yang buruk. Kutu pakaian
hidup dan meletakkan telur-telurnya pada lipit-lipit pakaian, dan hanya
berpindah ke tubuh bila ingin menghisap darah. Penyakit ini masih umum
ditemukan di negara-0negara miskin, sedangkan pada masyarakat makmur
yang menjadi hospes biasanya kaum pengelana dan kaum gelandangan
yang hanya mempunyai sepasang pakaian tanpa pernah dilepas atau dicuci.
Orang-orang yang yang teratur berganti pakaian dan selalu menjaga
kebersihannya tidak akan menjadi tempat persinggahan kutu pakaian,
karena kutu tidak bisa bertahan tewrhadap pencucian dan penyetrikaan
pakaian. Kutu pakaian merupakan vektor dari tifus epidemik, yaitu penyakit
ricketsia yang menyebabkan banyak kematian selama berabad-abad.
Gambaran klinis
Kutu pakaian menimbulkan rasa gatal dan kulit pasien sering dipenuhi oleh
ekskoriasi. Rasa gatal timbul karena adanya reaksi hipersensitivitas yang
diperoleh terhadap adanya antigen dari saliva kutu. Bila dicurigai adanya
infeksi kutu pakaian, tidak akan dapat ditemukan kutu di tempat manapun
pada tubuh pasien-mungkin kita beruntung menemukan kutu yang sedang
bersantap ditubuh pasien, tetapi pakaian pasienlah yang perlu diperiksa.
Pengobatan
Semua pasien harus mandi. Pakaian harus diganti semuanya dengan pakaian
yang bersih dan pakaian yang penuh dengan kutu dibakar atau direbus pada
suhu 60 derajat celcius atau lebih. Bisa juga dengan pencucian kering atau
dengan pengering lainnya.
c. Kutu kepiting (Pthirus pubis)
Kutu kepiting dikenal juga sebagai kutu pubis dan kutu cinta, dan dalam
bahasa Perancis disebut papillons damour, yang biasanya ditularkan melalui
kontak fisik yang erat dengan orang terinfeksi, dan bukannya seperti dugaan
umum bahwa penularan terjadi pada kotoran yang melekat pada tempat
buang air. Dugaan semula lebih condong ke arah bahwa kutu-kutu ini
menetap, tidak berpindah-pindah, tetapi pada penelitian selanjutnya
diketahui bahwa pada saat penderita tidur, kutu pubis menjadi sangat aktif.
Kutu ini beradaptasi untuk hidup pada rambut dengan kepadatan tertentu.
Kutu-kutu ini tidak mungkin membentuk koloni pada rambut kulit kepala,
kecuali pada daerah tepi kulit kepala, sedangkan tempat yang paling cocok
bagi kutu tersebut adalah daerah pubis, aksila, janggut, dan bulu mata.
Seorang laki-laki yang sangat banyak ditumbuhi rambut, sebagian besar
badannya seolah-olah menjadi tempat bermain dan berpetualang bagi kutu
kepiting. Kutu kepiting disebut demikian karena bentuknya yang pendek
tebal dan mempunyai cakar-cakar yang kuat, mirip supit-supit kepiting, yang
digunakan untuk mencengkram rambut. Kutu kepiting betina, sebagaimana
kutu kepala, melekatkan telur-telurnya pada batang rambut dengan bahan
pelekat.
Gambaran Klinis
Adanya rasa gatal, biasanya pada malam hari, merupakan gejala yang
menarik perhatian hospes tentang adanya penumpang-penumpang kecil ini.
pemeriksaan diri sendiri kemudian mengungkapkan penyebab rasa gatal,
dan dokter sering disodori secarik kertas terlipat yang mengandung
spesimen. Pada saat lipatan kertas tadi dibuka, ada kecenderungan kutu-
kutu di dalamnya bergerak ke segala arah, membiarkan resipien malang
cemas menunggu tanda-tanda terjadinya kontaminasi beberapa minggu
sesudahnya.
Kutu biasanya terlihata pada daerah yang terkena, tetapi kadang-kadang
telur-telurnya, yang berwarna coklat, lebih mudah terlihat. Bila parasit
sangat banyak jumlahnya pada pakaian dalam bisa timbul bercak-bercak
akibat darah yang sudah berubah yang dikeluarkan oleh kutu. Kutu pada
kelopak menghiasi bulu mata dengan telur mereka. Anak-anak mungkin
mendapatkan kutu kepiting karena kontak fisik erat dengan orang tuanya
yang telah terinfeksi. Kutu ini membentuk koloni pada bulu mata dan bagian
tepi dari kulit kepala. Bila pada isolasi diutemukan infeksi kutu kepiting pada
anak-anak, janganlah hal ini dianggap sebagai bukti adanya pelecehan
seksual.
Pengobatan
Malation dan karbaril efektif terhadap kutu kepiting. Obat-obatan ini harus
digunakan dengan pelarut air karena bila menggunakan alkohol sebagai
pelarut akan menimbulkan iritasi pada skrotum. Seluruh tubuh harus diobati,
termasuk kulit kepala bila ditemukan adanya kutu pada bagian tepi kulit
kepala. Orang-orang yang berhubungan seksual dengan penderita juga
harus diobati. Pengobatan hendaknya diulangi setelah interval 7-10 hari.
Infeksi pada bulu mata bisa diobati dengan menggunakan parafin lunak
putih (vaselin) tiga kali sehari selama 2-3 minggu. Tindakan ini menghambat
sistem respirasi kutu, kemudian akan membuat insekta tersebut mati lemas.

Sumber: Brown, R.G. & Burns T. 2005. Lecture Notes: Dermatologi.


Jakarta: Erlangga

ASUHAN KEPERAWATAN SKABIES


Penyakit infeksi kulit menular dengan manifestasi keluhan gatal pada
lesi terutama pada waktu malam hari yang disebabkan oleh Sarcoptes
scabiei var hominis.
Patofisiologi
Kutu skabies dapat menyebabkan gejala transien pada manusia, tetapi
mereka bukan penyebab investasi persisten. Cara penularan yang paling
efisien adalah melalui kontak langsung dan lama dengan seorang individu
yang terinfeksi. Kutu skabies dapat bertahan hingga tiga hari pada kulit
manusia sehingga media seperti tempat tidur atau pakaian merupakan
sumber alternatif untuk terjadinya suatu penularan.
Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan dihabiskan dalam epidermis
manusia. Setelah melakukan kopulasi, kutu jantan akan mati dan kutu betina
akan membuat liang ke dalam lapisan kulit dan meletakkan total 60-90 telur.
Telur yang menetas membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dan kutu
dewasa. Kurang dari 10% telur yang dapat menhasilkan kutu dewasa.
Kutu skabies kemudian bergerak melalui lapisan atau kulit dengan
mengeluarkan protease yang mendegradasi stratum korneum. Scybala
(kotoran) yang tertinggal saat mereka melakukan perjalanan melalui
epidermis, menciptakan kondisi klinis lesi yang diakui sebagai liang.
Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit skabies, termasuk
pasien dengan gangguan immunodefisiensi primer dan penurunan respon
imun sekunder terhadap terapi obat dan gizi buruk. Kondisi lainnya adalah
gangguan motorik akibat kerusakan saraf yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk menggaruk dalam menanggapi pruritus sehingga
menonaktifkan utilitas menggaruk untuk menghilangkan kutu pada
epidermis dan menghancurkan liang yang dibuat oleh kutu betina.

Pengkajian
a. anamnesis
penyakit ini sering didapatkan pada orang-orang miskin yang hidup dengan
kondisi higiene di bawah standar, walaupun juga sering terdapat diantara
orang-orang yang sangat bersih.
b. Riwayat
Bisa didapatkan dalam satu rumah atau komunitas yang terkena lebih dari
satu pasien.

Skabies sering ditemukan pada orang-orang seksual aktif. Namun demikian,


infestasi parasit ini tidak bergantung pada aktivitas seksual karena kutu
tersebut sering menjangkiti jari-jari tangan, dan sentuhan tangan dapat
menimbulkan infeksi. Pada anak-anak, tinggal semalaman dengan teman
yang tewrinfeksi atau saling berganti pakaian dengannya dapat menjadi
sumber infeksi. Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama
dengan pasien skabies juga dapat terinfeksi.
Kutu betina yang dewasa akan membuat terowongan pada lapisa superfisial
kulit dan berada disana selama sisa hidupnya. Dengan rahang dan pinggir
yang tajam dari persendian kaki depannya, kutu tersebut akan memperluas
terowongan dan mengeluarkan telurnya dua hingga tingga butir telur sehari
sampai selama 2 bulan. Kemudian kutu betina itu mati. Larva (telur) menetas
dalam waktu 3 hingga 4 hari dan berlanjut memasuki stadium larva,
kemudian nimfa menjadi bentuk kutu dewasa dalam tempo sekitar 10 hari.
Diperlukan waktu kurang lebih 4 minggu sejak terjadi kontak hingga
timbulnya gejala pada pasien. Pasien akan mengeluhkan gatal-gatal yang
hebat akibat reaksi imunologi tipe lambat terhadap kutu atau butiran
fesesnya.
Pemeriksaan , pasien ditanyakan dimana gatal-gatal tersebut terasa paling
hebat. Terowongan yang dibuat oleh kutu skabies dapat berupa lesi yang
multipel, lurus atau bergelombang, berwarna cokelat atau hitam dan
menyerupai benang, yang terlihat terutama di antara jari-jari tangan, serta
pada pergelangan tangannya.
Lokasi lainnya adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujung-
ujung sendi siku, daerah sekitar puting susu, lipatan aksila, di bawah
payudara, dan pada atau dekat lipat paha atau lipat gluteus, serta penis atau
skrotum.

Diagnosis Keperawatan
1. Pruritus berhubungan dengan iritasi dermal
2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak adekuatnya
sumber informasi, risiko penularan, ketidaktahuan program perawatan
dan pengobatan.

Rencana Keperawatan
1. Penurunan Respons Pruritus
1) Berikan antihistamin pada keluhan gatal dengan setengah dosis
biasanya
2) Berikan antibiotika pada infeksi sekunder
3) Berikan preparat skabisida seperti salep yang mengandung asam
salisilat dan sulfur selama 3-4 hari, kemudian dapat diulang setelah
satu minggu.
4) Berikan salep yang mengandung Benzoas benzilicus selama 3
malam kemudian dapat diulangi setelah satu minggu.
5) Berikan Malation 0,5% dalam basis air, berfungsi sebagai skabisid
dioleskan pada kulit dalam 24 jam. Aplikasi kedua bisa diulang
beberapa hari kemudian.
2. Pemenuhan Informasi
1. Anjurkan pada pasien, semua baju serta pakaian harus dicuci
dengan air yang sangat panas dan dikeringkan dengan alat
pengering-panas karena kutu skabies ternyata dapat hidup sampai
36 jam pada linen.
2. Disarankan, jika linen tempat tidur atau pakaian pasien tidak dapat
dicuci dalam air panas, agar barang-barang linen dicuci secara dry
cleaning.
3. Anjurkan pasien untuk mengoleskan salep seperti kortikosteroid
topikal pada lesi kulit karena skabisida dapat mengiritasi kulit,
sesuadah terapi skabies selesai dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tidak mengoleskan lebih skabisida dan tidak
semakin sering mandi dengan air panas saat pasien mengalami
hipersensitivitas setelah kutu dihancurkan karenma rasa gatal dapat
terus berlangsung selama beberapa hari atau minggu sebagai
manifestasi hipersensitivitas, khususnya pada orang orang yang
atopik.
5. Beritahu keluarga bahwa semua anggota keluarga dan orang yang
berhubungan erat harus diobatai secara bersamaan untuk
menghilangkan kutu skabies. Jika skabies ditularkan lewat
hubungan seks, pasien mungkin memerlukan terapi terhadap
penyakit menular seksual yang juga didapat.

Sumber: Muttaqin, A. & Sari K. 2012. Asuhan Keperawatan


Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai