Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kesehatan Gigi Dan Mulut


Sasaran : Anak - anak
Hari/tanggal : 25 April 2017
Waktu Pertemuan : 20 Menit
Tempat : Rumah sakit
Pemberi materi : Cep irpan somantri

A. Latar Belakang

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang
dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Pratiwi, 2007).Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan
minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang
mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat
dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak
penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut.
Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih
banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding
orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu
banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya
banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).Masalah utama
dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies gigi
adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel
menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah
factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain. Masyarakat umumnya
cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan
diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi susu
saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi
dengan segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak
telah meningkat secara dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari
anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa
pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan
Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat,
karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan
penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar
29%-59% orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami
karies.Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan
perawat gigi. Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan
dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk
Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan
menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi
dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai
telah menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
juga memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak
di bawah usia 12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata
lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata
penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang
untuk menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat
rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%Penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi.
Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada
abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap
merupakan masalah klinik yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat
perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki
urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut,
diharapkan peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar.
e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

C. Materi Penyuluhan (terlampir )


Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
a. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
b. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
e. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
f. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.
D. Metode
1. Ceramah , Tanya Jawab dan demonstrasi
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan mahasiswa Waktu Kegiatan peserta
1 Pendahuluan 5 menit
a. Penyampaian salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluhan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan
e. Menjelaskan waktu e. Memperhatikan
pelaksanaan

2 Kegiatan Inti 10 1. Memperhatikan


1. Materi menit penjelasan dan
a. Pengertian kesehatan gigi mencermati materi
2. Bertanya/ada respon
dan mulut.
3. Meperhatikan jawaban
b. Fungsi gigi dan manfaat
menggosok gigi.
c. Tanda dan gejala adanya
kerusakan gigi.
d. Penyebab terjadinya
kerusakan gigi.
e. Cara perawatan gigi dan
mulut yang tepat.
f. Langkah-langkah menggosok
gigi yang benar.
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 Penutup 5 menit Memperhatikan
Menyimpulkan materi
penyuluhan bersama keluarga Menjawab

Memberikan evaluasi secara Menjawab salam

lisan
Memberikan salam penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : praktek

TEORI
KESEHATAN GIGI DAN MULUT

A. Pengertian Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah


satu upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar
kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam
kehidupan manusia, baik sehat secara jasmani dan rohani.
Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan
anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal
ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi
dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut
berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut,
kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan
karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta
memiliki kekuatan yang baik
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang
optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala.
Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan
makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan
yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya
jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan
karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh
dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi
hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik
ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan
yang tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari
berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan
karang gigi serta masalah bau mulu
B. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan
ektoderm, yang memiliki 3 fungsi utama yaitu,
1. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan
melumat.
2. Keindahan (estetika)
3. Berbicara (phonetic).
Macam macam gigi beserta fungsinya
1. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas
dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4
6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 6
tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 8 tahun pada rahang atas.
2. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan
gigi yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk
mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1
di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus
permanen pada usia 11 13 tahun.
3. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di
kanan. Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di
belakang caninus. Tumbuh pada usia 10 11 tahun dan menggantikan posisi
dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk
melumatkan makanan.
4. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada
usia 10 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar
permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas
dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah
12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri.
C. Manfaat Gosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan
senyum yang sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik
D. Tanda Dan Gejala Gigi Berlubang
1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak
putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan
berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Spot
kecokelatan yang buram menunjukkan proses demineralisasi yang sedang
aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini
timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok
dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau
timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.
Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif
setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau
terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit
dan bau mulut (Halitosis).
E. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI
Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi
faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1
dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel
tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus,
gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya
sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp,
dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat
memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya
telah melarutkan mineral gigi.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan
karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut.
Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti
pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel
pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi
akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas,
namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-
anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada
anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia,
kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan
pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila
karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini
mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi
F. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar,
yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan
tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan
di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan
pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam
dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan
bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar
gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin.

G. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara
teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45 terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
DAFTAR PUSTAKA

www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-gilut.pdf

http://repository.unpad.ac.id/2158/1/kesehatan_gigi_dan_mulut.pdf

Anda mungkin juga menyukai