Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Obesitas
Oleh :
Satriya Teguh Imam G99161092
Rully Prasetyo S G99152002
Pembimbing :
dr. Eka Budi Wahyana, SpOG (KFER)
1
PRAKATA
Obesitas
2
Karena hampir sepertiga dari orang-orang dewasa Amerika mengalami
kegemukan, pertarungan yang tanpa hasil melawan obesitas terlalu banyak
dijumpai, tidak hanya pada pasien-pasien kami tetapi juga diri kami sendiri.
Jumlah yang mengejutkan sebesar 62% dari wanita-wanita AS mengalami
kelebihan berat badan atau kegemukan; 33% gemuk. Pada saat anda membaca
artikel ini, jumlah tersebut akan lebih tinggi. Malangnya, selama lebih dari 100
tahun kejadian obesitas meningkat di Amerika Serikat dan Eropa, satu cerminan
dari masyarakat makmur dengan kehidupan yang semakin menetap ditambah
dengan makanan berkalori tinggi. Perubahan gaya hidup ini menghasilkan
kemerataan obesitas yang tinggi yang sama pada orang dewasa dan anak-anak.
Kejadian hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2, asam urat, penyakit
kantung empedu dan sebagian besar kanker, termasuk kanker colorectal, kanker
endometrium, dan kanker payudara postmenopause, meningkat pada orang-orang
gemuk. Kelebihan berat badan pada remaja bahkan menjadi pemrediksi yang lebih
kuat pada efek-efek kesehatan kardiovaskular yang merugikan dibandingkan
kegemukan ketika dewasa.
3
Meningkatnya kelaziman obesitas dan akibat-akibatnya sekarang mengancam
menggantikan merokok sebagai penyebab utama mortalitas preventif. Wanita
berusia 40 tahun yang tidak merokok bisa diduga kehilangan 3.3 tahun
kehidupannya jika ia kelebihan berat badan (tidak gemuk, hanya kelebihan berat
badan). Jika gemuk, kehilangannya adalah 7,1 tahun, dan jika merokok
bertambah, kehilangannya adalah 13,3 tahun.
Ketika masalah-masalah pribadi dan sosial yang dihadapi oleh orang-orang gemuk
ini dipertimbangkan, tidak mengherankan bahwa seorang ahli klinis tanpa
masalah berat tidak bisa mengetahui mengapa orang-orang gemuk tetap kelebihan
berat badan. Frekuensi dimana praktisi menghadapi pasien gemuk yang berat
badannya tidak menurun meskipun diberlakukan diet kalori yang terbatas
membuat orang bertanya apakah ada sesuatu yang berbeda secara fisiologis pada
pasien ini. Apakah masalah tersebut ada dikarenakan kurangnya disiplin dan
mengabaikan diet, atau apakah juga melibatkan faktor patofisiologi? Apakah
fisiologi orang-orang gemuk tidak biasa, atau mereka hanya sekedar rakus? Studi
modern tentang obesitas secara kuat menunjukkan bahwa ini merupakan masalah
multifaktorial, dan bahwa kurangnya kekuatan keinginan dan kemalasan bukan
jawaban-jawaban sederhananya.
Definisi Obesitas
4
Pada bobot yang mendekati bobot ideal, orang bisa jadi kelebihan berat, tetapi
tidak kelebihan lemak. Hal ini khususnya benar pada orang-orang yang
melakukan olahraga teratur. Taksiran lemak tubuh, oleh karena itu, lebih
bermakna dibandingkan pengukuran tinggi dan berat.
Indeks massa tubuh (indeks Quetelet) adalah rasio berat dibagi dengan tinggi yang
dikuadratkan (dalam unit metrik):
BMI = kilogram/meter2
Menggunakan nomogram untuk indeks massa tubuh (BMI), baca skala sentral
dengan menyesuaikan sisi lurus antara tinggi dan berat badan. Indeks massa tubuh
sebesar 25 atau lebih memerlukan treatmen. Kelebihan berat didefinisikan sebagai
BMI sebesar 25 atau lebih (62% wanita Amerika). Obesitas didefinisikan sebagai
BMI 30 atau lebih (33% wanita Amerika). BMI yang bagus untuk sebagian
besar orang berada dalam kisaran 20 sampai 24. Mortalitas adalah minimal
meskipun masing meningkat pada indeks massa tubuh mendekati 22 dan terendah
pada wanita-wanita usia sedang dengan indeks massa tubuh dibawah 19. BMI
dalam kisaran kelebihan berat atau gemuk memprediksi resiko yang meningkat
akan kematian awal, berapapun usia pasien.
5
Obesitas: BMI = 30 atau lebih tinggi
Seseorang adalah gemuk ketika jumlah jaringan adiposa cukup tinggi (20% atau
lebih dibandingkan berat ideal) untuk mengubah secara detrimental fungsi-fungsi
biokimia dan fisiologis dan memperpendek harapan hidup. Obesitas terkait
dengan empat faktor resiko utama untuk aterosklerosis: hipertensi, diabetes,
hiperkolesterolemia, dan hipertrigliseridemia. Orang-orang yang kelebihan berat
memiliki kelaziman yang tinggi akan hipertensi pada usia manapun, dan resiko
mengalami hipertensi terkait dengan jumlah kenaikan berat badan setelah usia 25.
Keduanya bersama-sama (hipertensi dan obesitas) meningkatkan resiko penyakit
jantung, penyakit cerebrovascular, dan kematian. Nurses Health Studies
membuktikan kebenaran korelasi yang terus menerus antara indeks massa tubuh
dengan penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker. Dengan kata lain, bahkan
kenaikan berat paling ringan pun pada berat orang dewasa, bahkan dalam kisaran
yang tidak dianggap kelebihan berat, meningkatkan resiko kardiovaskular dan
penyakit metabolis. Akan tetapi, pada level BMI tertentu, adanya peningkatan
lemak abdominal, faktor-faktor resiko metabolis, atau sejarah keluarga yang kuat
tentang diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung meningkatkan resiko pada
kesehatan yang baik.
6
Sayangnya, tingkat metabolisme basal menurun seiring dengan usia. Setelah usia
18, tingkat metabolis yang tersisa menurun sekitar 2% per dekade. Penurunan
tingkat metabolis basal yang terkait dengan usia I ni tidak tampak pada wanita
yang terus terlibat dalam program olahraga teratur yang bertahan lama. Seorang
yang berusia 30 tahun tidak terelakkan lagi akan bertambah berat badannya jika
tidak ada perubahan pada pemasukan kalori dan level olahraga selama bertahun-
tahun. Penyebaran usia sedang merupakan fenomena biologi dan psikologi. Oleh
karena itu, adalah penting bagi pasien kita maupun kita sendiri untuk memahami
jaringan adiposa dan masalah obesitas.
Tiap-tiap sel jaringan adiposa bisa dianggap sebagai satu paket trigliserid, bentuk
yang paling terkonsentrasi dari energi yang disimpan. Ada 8 kalori per gram
trigliserid dibandingkan dengan 1 kalori per gram glysogen. Total simpanan
jaringan dan karbohidrat cair pada orang dewasa (sekitar 300 kalori) adalah tidak
memadai untuk memenuhi tuntutan diantara makan. Penyimpanan energi dalam
jaringan lemak memungkinkan kita melakukan hal-hal lain selain makan. Oleh
karena itu, keseimbangan energi kita pada dasarnya sama dengan keseimbangan
lemak kita. Dengan demikian, obesitas adalah akibat dari ketidak seimbangan
lemak dalam diet kalori tinggi.
7
lipase gastrik dan pankreatik, penyerapan trigliserid rantai panjang dan asam
lemak bebas terjadi dalam perut kecil. Chylomicron (partikel-partikel lemak
mikroskopik) yang ditransfer melalui saluran-saluran limpa ke dalam sirkulasi
vena sistemik biasanya dibuang oleh sel-sel parenchymal hepatik dimaan
lipoprotein yang baru dibebaskan ke dalam sirkulasi tersebut. Ketika lipoprotein
ini terkena jaringan adiposa, lipolysis terjadi melalui tindakan lipase lipoprotein,
satu enzim yang dihasilkan dari sel-sel lemak itu sendiri. Asam lemak yang
dibebaskan kemudian memasuki sel-sel lemak dimana asam-asam lemak tersebut
direesterify dengan glycerophosphate ke dalam trigliserid. Karena alkohol
mengubah lemak dari oksidasi penyimpanan, berat tubuh berkorelasi langsung
dengan level pengkonsumsian alkohol.
Produk metabolisme utama yang dihasilkan dari lemak adalah asam lemak bebas
yang beredar. Ketersediaan asam lemak tersebut dikontrol oleh sel-sel jaringan
adiposa. Ketika suplai karbohidrat rendah, sekelompok asam lemak bebas akan
8
dilepaskan. Asam lemak bebas dalam sirkulasi periferal hampir seluruhnya berasal
dari trigliserid endogenus yang mengalami hidrolysis cepat untuk menghasilkan
asam lemak bebas dan gliserol. Gliserol dikembalikan ke hati untuk
mensintesiskan kembali glisogen.
Pelepasan asam lemak bebas dari jaringan adiposa distimulasi oleh olahraga fisik,
puasa, pemaparan pada hawa dingin, ketegangan, dan kecemasan. Pelepasan asam
lemak oleh lipolisis berbeda-beda dari satu tempat anatomik ke tempat anatomik
lainnya. Lemak omental, mesenterik, dan subcutaneous adalah lebih labil dan
mudah dimobilisasikan dibandingkan lemak dari sumber-sumber lain. Area-area
dimana energi tidak mudah dimobilisasikan adalah lemak retrobulbar dan
perirenal dimana jaringan memiliki fungsi struktural. Lipase jaringan adiposa
peka terhadap stimuli oleh epinephrine maupun norepinephrine. Hormon-hormon
lain yang mengaktifkan lipase adalah hormon adrenocorticotropik (ACTH),
thyroid-stimulating hormon (TSH), hormon pertumbuhan, thyroxine (T4), 3,5,3-
triiodothyronine, cortisol, glukagon, serta vasopressin dan human placental
lactogen (hPL).
Komposisi lemak dan karbohidrat pada suplai bahan bakar terus menerus berubah,
tergantung pada tekanan dan permintaan. Karena sistem syarat pusat dan beberapa
jaringan lainnya bisa menggunakan glukosa saja untuk energi, mekanisme
homeostatik untuk mengubah karbohidrat adalah penting. Ketika glukosa
berlimpah dan mudah tersedia, glukosa ini digunakan dalam jaringan adiposa
untuk menghasilkan glycerophosphate untuk mengimobilisasikan asam lemak
9
sebagai trigliserid. Level sirkulasi asam lemak bebas dalam otot, oleh karena itu,
adalah rendah, dan glukosa digunakan oleh semua jaringan.
Ketika karbohidrat jarang, jumlah glukosa yang mencapai sel-sel lemak menurun,
dan produksi glycerophosphate menurun. Sel lemak membebaskan asam lemak,
dan level sirkulasi mereka meningkat hingga poin dimana glysolysis terhambat.
Dengan demikian, karbohidrat dihindarkan dalam jaringan-jaringan yang mampu
menggunakan substrat lipid. Jika kenaikan asam lemak cukup besar, hati dibanjiri
dengan acetyl CoA. Acetyl CoA ini diubah ke dalam tubuh-tubuh ketone, dan
muncul ketosis klinis.
Jika hanya makanan-makanan tunggal besar saja yang dikonsumsi, tubuh belajar
mengubah karbohidrat menjadi lemak dengan sangat cepat. Studi-studi
epidemiologi pada anak-anak sekolah menunjukkan korelasi yang positif antara
makanan-makanan yang lebih sedikit dengan kecenderungan yang lebih besar
pada obesitas. Orang yang tidak makan sama sekali sepanjang hari dan kemudian
makan di malam hari barangkali melakukan hal terburuk yang mungkin.
Obesitas klinis
Lokasi pusat nafsu makan hipotalami didirikan pada tahun pada 1940 dengan
penunjukkan bahwa bilateral lesion pada ventromedial nucleos menghasilkan
obesitas eksperimental pada tikus. Menariknya, pola ini sama dengan yang dilihat
pada manusia tekanan untuk makan diperkuat oleh keinginan untuk tidak aktif
secara fisik. Ventromedial nucleus dianggap merepresentasikan pusat
10
pengintegrasi untuk informasi nafsu makan dan kelaparan. Perusakan
ventromedial nucleus diyakini mengakibatkan hilangnya tanda-tanda kenyang,
yang mengarah pada hiperphagia. Akan tetapi, kelebihan makan dan obesitas tidak
terkait dengan kerusakan ventromedial nucleus tetapi lebih karena kerusakan
ikatan ventral noradrenergic di dekatnya. Terminal-terminal hipotalamik
noradrenergik dihasilkan dari serat-serat panjang yang naik dari tubuh-tubuh sel
hindbrain. Lesion ventromedial nucleus yang dihasilkan oleh arus radiofrekuensi
gagal menyebabkan obesitas. Lesion ini mengarah pada kelebihan makan dan
obesitas hanya ketika mereka meluas diluar ventromedial nucleus. Perusakan yang
selektif pada ikatan ventral noradrenergic mengakibatkan hyperphagia. Permulaan
hiperphagia yang tiba-tiba bisa disebabkan oleh hipotalamik lesion. Penyebab-
penyebab yang mungkin mencakup tumor, trauma, proses inflamasi, dan
aneurysm.
Tanda-tanda yang sampai pada pusat-pusat sistem syarat pusat (CNS) berasal dari
jaringan periferal. Opiates, bahan P, dan cholecystokinin memainkan peran dalam
meredakan rasa, penjaga makanan, sementara peptid yang dilepaskan dari perut
dan intestin bertindak sebagai tanda-tanda kenyang. Neuropeptid yang
menghambat nafsu makan mencakup hormon pembebas kortikotropin (CRH),
neurotensin, dan cyclo (HisPro), peptid yang dihasilkan oleh proteolysis hormon
pembebas tirotropin. Meskipun perhatian baru-baru ini difokuskan pada leptin dan
ob gene, ingatlah bahwa kontrol pemasukan makanan dan pengeluaran energi
sangat kompleks, dan tidak ada agen atau fungsi yang berfungsi secara terpisah.
Kata leptin berasal dari bahasa Yunani leptos, yang berarti tipis. Leptin adalah
peptid asam amino 167 yang dikeluarkan dalam jaringan adiposa, yang
bersikulasi dalam ikatan darah ke sekelompok protein, dan bertindak pada
neuron sistem syarat pusat yang mengatur perilaku makan dan keseimbangan
energi. Studi-studi pada tikus di tahun 1950-an menunjukkan adanya hormon
dalam jaringan adiposa yang mengatur berat tubuh melalui interaksi dengan
hipotalamus. Tetapi tidak sampai tahun 1994 ob gene diidentifikasi, gene yang
11
menyebabkan obesitas pada tikus. Pada manusia, gene ini dikenal sebagai Lep
gene.
Ada empat mutasi gen resesif yang diketahui pada tikus, dan satu dominan
(Ay/Ay). Tikus Fat/fat mengalami kegemukan dan tetapi peka insulin; mutasi
tersebut menurunkan karboksipeptidase E, satu enzim yang terlibat dalam
konversi prohormon menjadi hormon, contoh, proinsulin menjadi insulin. Biologi
tub belum diketahui.
Tikus Ob/ob dan db/db dideskripsikan lebih dari 30 tahun yang lalu. Mutasi ob/ob
muncul secara spontan pada koloni tikus Laboratorium Jackson pada tahun 1949.
Tikus ob/ob bersifat homozygous untuk mutasi gen pada kromosom 6, dan tikus
db/db, yang ditemukan pada tahun 1966, bersifat homozigus untuk mutasi gen db
pada kromosom 4. Tikus-tikus ini menjadi subjek lebih dari 1.000 publikasi.
Produk gen ob adalah leptin, dan pada manusia, gen Lep terletak di kromosom
7q31.3. Db merupakan gen diabetes, dan gen ini berada di gen reseptor leptin
tikus. Dengan demikian, tikus ob/ob gemuk karena tikus ini tidak memproduksi
leptin, dan tikus db gemuk karena tidak bisa merespon pada leptin, level leptinnya
sangat tinggi (mutasi mengubah reseptor leptin).
Reseptor Leptin
Reseptor leptin adalah milik keluarga reseptor sitokin. Ada dua bentuk utama,
bentuk pendek dan bentuk panjang, OB-RS dan OB-RL. Domain ekstraseluler
sangat luas dengan 816 asam amino. Domain intraselular bentuk pendek berisi 34
asam amino, dan dalam bentuk panjang, sekitar 303 asam amino. Bentuk pendek
memiliki banyak variasi, sedangkan bentuk panjang cenderung merupakan
reseptor penanda. Satu-satunya tempat dimana bentuk panjang ditunjukkan dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan bentuk pendek adalah dalam hipotalamus,
dalam nuclei arcuate, ventromedial, paraventricular, dan dorsomedial.
12
Level-level yang tinggi pada reseptor leptin bentuk pendek dalam choroid plexus
menunjukkan peran pengangkutan untuk bentuk pendek dari darah ke cairan
cerebrospinal untuk disebarkan ke otak. Akan tetapi, mekanisme pengangkutan
yang terpisah juga ditunjukkan untuk leptin.
13
Pengeluaran energi tersusun dari tingkat metabolis basal dan produksi panas yang
didorong oleh temperatur dan diet, dan energi yang diperlukan untuk aktivitas
fisik. Leptin mencakup hilangnya berat pada tikus terkait dengan menurunnya
nafsu makan dan konsumsi makanan dan peningkatan pada produksi panas dan
aktivitas. Leptin yang ditempatkan pada lateral ventricle otak binatang pengerat
menyebabkan hilangnya berat ini, yang terkait dengan penurunan pada
hipotalamik peptide, penunjukkan dan pengeluaran neuropeptid Y (NPY). NPY
merupakan polipeptid asam amino 36 yang merupakan stimulator makan yang
poten ketika disuntikkan langsung ke dalam otak binatang pengerat. NPY
memiliki tirosin di kedua ujungnya, dengan demikian penggunaan Y untuk
menyingkat tirosin. NPY menstimulasi pemasukan makanan, menurunkan
produksi panas, dan meningkatkan insulin dan pengeluaran kortisol.
Pada binatang pengerat, insulin meningkatkan penunjukkan gen ob, tetapi terdapat
kontroversi pada manusia. Pada manusia, tidak terdapat leptin yang berlimpah
setelah makan, dan pemberian insulin yang akut tidak menstimulasi peningkatan
level leptin. Akan tetapi, peningkatan pada penunjukkan gen ob terjadi pada
manusia dengan stimulasi insulin kronis, satu situasi yang sama dengan kelebihan
makan. Selain itu, setidaknya satu studi menemukan peningkatan akut pada level
leptin menyusul penginduksian hiperinsulinemia (tetapi hanya pada wanita, tidak
pada laki-laki). Cenderung bahwa insulin setidaknya merupakan satu pengatur gen
ob dan pengeluaran leptinnya. Dengan demikian, inilah lompatan feedback
fisiologi untuk mempertahankan berat dan energi.
14
pukulan untuk reseptor melanocortin menjadi gemuk, dan tikus-tikus ini memiliki
penunjukkan NPY yang tinggi. Binatang pengerat Ay/Ay membuat kelebihan
protein Agouti, yang menghambat tindakan melanorcortin. Dengan demikian,
terlalu sedikit melanocortin bisa menjadi jalan lain bagi obesitas. Pentingnya jalan
ini terbukti dalam laporan mutasi dalam gen proopiomelanocortin (POMC) yang
dicirikan oleh kekurangan-kekurangan pada hormon penstimulasi melanocyte
(MSH) maupun ACTH, yang menghasilkan individu-individu dengan obesitas,
ketidak cukupan adrenal, dan pigmentasi rambut merah. Penemuan-penemuan ini
memuncak dalam pengakuan bahwa mutasi-mutasi pada gen reseptor
melanocortin untuk sebagian besar penyebab obesitas manusia familial yang bisa
disebabkan oleh gen tunggal.
15
menurunnya kandungan lemak, yang menunjukkan adanya mekanisme kontrol
yang lain.
Pada tikus normal, leptin menurunkan NPY. Pada sebagian besar model binatang,
kandungan NPY dalam hipotalamus adalah tinggi dengan adanya obesitas, dan
infusi otak NPY menyebabkan obesitas dan meningkatan penunjukkan gen ob.
Tikus-tikus pukulan yang kekurangan NPY mempertahankan bobot normal dan
merespon pada leptin, yang menunjukkan bahwa NPY merupakan bagian dari
sistem berlebihan, bukan syarat absolut.
Pada manusia, gen ob, yang dikenal dengan gen Lepe, tidak tampak diatur secara
akut. Makan meningkatkan level leptin, tetapi perlahan-lahan, berkorelasi dengan
level insulin. Insulin memberi feedback negatif pada otak dengan cara yang sama
seperti leptin, yang mencakup efek pada NPY. Hiperphagia diabetes mellitus
mencerminkan kurangnya tindakan insulin ini. Pada tikus fa/fa (gemuk karena
mutasi pada reseptor leptin) insulin tidak mempengaruhi penunjukkan Y
neuropeptid, yang menunjukkan bahwa penghambatan NPY yang dilakukan oleh
insulin diredakan melalui sistem penanda leptin.
16
Ghrelin
Ghrelin merupakan hormon kompleks, yang dinamai karena kemampuannya
menstimulasi pelepasan hormon pertumbuhan. Ghrelin berpartisipasi dalam
pengaturan pemasukan makanan dan metabolisme energi, tetapi juga
mempengaruhi tidur dan perilaku, dan peran-peran gonadal dan placentalnya
masih ditentukan. Ghrelin mempengaruhi spektrum aktivitas yang luas, termasuk
motilitas lambung dan pengeluaran asam, aktivitas pankreas, dan pengeluaran
hormon pertumbuhan, prolaktin, ACTH, dan gonadotropin.
Ghrelin adalah peptid asam amino 28 yang ditemukan pada tahun 1999 yang
dikeluarkan terutama di bagian atas perut, tetapi juga pada jaringan-jaringan
lainnya, termasuk intestin, kelenjar bawah otak, hipotalamus, ginjal, rahim, testis,
dan plasenta. Ghrelin yang beredar dalam darah terutama berasal dari perut dan
intestine, dan sasarannya adalah pusat-pusat pengatur energi di hipotalamus.
Diberikan pada binatang pengerat, ghrelin secara akut meningkatkan pemasukan
makanan dan menyebabkan obesitas. Tindakan-tindakan ghrelin ini tidak
tergantung pada aktivitasnya dalam menstimulasi pengeluaran hormon
pertumbuhan, satu tindakan yang barangkali diredakan oleh reseptor-reseptor
ghrelin yang berbeda-beda. Neuron-neuron sasaran berada dalam jaringan yang
sama yang dipengaruhi oleh leptin (terutama jalan NPY), dengan ghrelin dan
leptin yang memiliki tindakan-tindakan berlawanan. Hormon perut lainnya, PYY,
bertindak dengan cara yang sama seperti leptin, yang mengurangi pemasukan
makanan dengan memodifikasi sistem NPY; hal ini membuat ghrelin menjadi
satu-satunya hormon yang dikenal menstimulasi pemasukan makanan.
Level sirkulasi ghrelin lebih rendah pada individu-individu yang gemuk, menurun
seiring dengan pemasukan makanan, dan meningkat seiring dengan puasa.
Dengan demikian level-level ghrelin adalah lebih tinggi pada individu-individu
yang mengalami anorexia, bulimia, atau cachexia. Perubahan-perubahan ini
berlawanan dengan perubahan-perubahan leptin. Ghrelin merupakan tanda untuk
menghemat energi dengan meningkatkan nafsu makan; leptin (dan insulin)
17
merupakan tanda untuk mengeluarkan enregi. Pengatur utama dalam respon-
respon ini adalah level glukosa yang beredar, tetapi dalam hal ghrelin, sistem
tersebut dipengaruhi oleh makanan sedangkan leptin dimodulasikan oleh massa l
emak. Hubungan antara reproduksi dan kondisi metabolisme energi tubuh
ditetapkan dengan baik sekarang ini, dan sistem leptin-ghrelin yang kompleks
merupakan alat komunikasi.
Kejadian obesitas pada wanita-wanita kulit hitam lebih besar dibandingkan pada
wanita-wanita kulit putih. Wanita-wanita kulit hitam postmenopause yang gemuk
ini memiliki level leptin 20% lebih rendah dibandingkan wanita-wanita kulit
putih. Level leptin yang lebih rendah ini berkorelasi dengan tingkat metabilisme
yang lebih rendah pada wanita-wanita kulit hitam. Level rendah menunjukkan
kepekaan yang lebih besar pada mekanisme leptin pada wanita-wanita kulit hitam.
18
adanya temuan perbedaan level leptin pada cairan cerebrospinal antara seseorang
yang kegemukan dengan orang yang kurus lebih tinggi. Setidaknya pada tikus,
resistensi ini ditemukan pada perifer saat otak masih bekerja.
Hanya sedikit orang yang berharap untuk memiliki mutasi pada reseptor leptin
dan menjadi sulit untuk mendapatkan terapi agonist leptin. Diet pada orang
kegemukan pada tikus merespon terapi leptin dan diharapkan dapat diterapkan
juga pada manusia. Bagaimanapun, secara genetik pada hewan nrmal terapi leptin
tidak selalu dapat menurunkan berat badan dengan menurunkan asupan makanan.
Pertanyaan yang penting adalah pada perubahan jarak fisiologis leptin
Pada seseorang yang kegemukan, kebanyakan leptin tidak berikatan dan
diperkirakan aktif, sesuai dengan hipotesis resisten. Pada orang kurus, mayoritas
sirkulasi leptin berikatan. Hal penting lain untuk penelitian adalah regulasi ikatan
leptin di sirkulasi.
19
yang ditentukan oleh keseimbangan itu. Dengan mengurangi berat badan dan
mengurangi jumlah lemak, leptin menurun dan ghrelin meningkat, menyebabkan
peningkatan nafsu makan dan menurunkan energi.
ketika anda kehilangan berat karena sakit, tetapi tidak baik untuk orang-orang
kelebihan berat yang mencoba menurunkan berat badan. Kapanpun terjadi
gangguan, level leptin dan ghrelin berubah untuk memulihkan status quo yang
asli, yang mempersulit orang-orang dengan kelebihan berat untuk melakukan
penurunan berat badan.
Level-level leptin yang beredar berkorelasi dengan persen lemak tubuh. Dengan
kata lain, meningkatnya lemak tubuh meningkatkan penunjukkan gen Lepe pada
sel-sel lemak. Dengan demikian, jumlah leptin dalam sirkulasi merupakan
pengukur jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Karena alasan ini, baik level
dasar maupun perubahan awal pada leptin tidak memprediksi apakah penurunan
berat bisa dipertahankan.
Penurunan 10% pada berat tubuh terkait dengan 53% penurunan pada serum
leptin. Hal ini akan menstimulasi usaha untuk mendapatkan kembali berat.
Pertanyaan kuncinya adalah bagaimana jika individu bisa berhasil
mempertahankan bobot rendah. Dalam studi longitudinal pada orang-orang
gemuk, ketika penurunan bobot dipertahankan, level leptin tetap rendah.
Oleh karena itu, kapanpun terjadi gangguan, level leptin dan ghrelin berubah
untuk memulihkan status quo asli. Dengan demikian, respon-respon ini bekerja
melawan usaha-usaha mengurangi bobot. Perubahan pada pemasukan energi
menyebabkan perubahan pada level leptin. Tubuh kemudian mengubah nafsu
makan dan pengeluaran energi untuk menyesuaikan dengan level leptin yang baru.
Peningkatan 10% pada berat tubuh terkait dengan peningkatan 300% pada serum
leptin. Tujuan dasarnya adalah menghemat energi selama periode-periode puasa
dan menghindari obesitas selama periode-periode kelebihan. Keitka pemasukan
20
kalori berkurang, tingkat metabolis basal berkurang dalam adaptasi kompensatori
pengatur yang membuat pemertahanan bobot tubuh sulit.
Gen Le (gen ob pada tikus) yang dirangkaikan dari ratusan individu yang gemuk
dan mutasi jarang terjadi. Mutasi pada reseptor leptin tidak terdeteksi pada orang-
orang gemuk.
Individu yang gemuk dilaporkan dengan mutasi pada convertase prohormon (satu
hormon yang berpartisipasi dalam konversi prohormon menjadi hormon serpti
pada enzim E karbosipeptidas yang kurang pada tikus fat/fat). Akan tetapi, mutasi
gen tunggal yang mengakibatkan obesitas barangkali ditemukan hanya pada
individu-individu seperti individu-individu dengan obesitas yang sangat parah ini.
Meski demikian, hubungan dengan obesitas telah dideskrispikan ke daerah-daerah
21
di dekat gen leptin atau gen reseptor leptin, yang barangkali menunjukkan
perbedaan pada elemen-elemen pengatur gen-gen ini.
Level-level leptin adalah lebih besar pada wanita dibandingkan pada laki-laki, dan
pada wanita-wanita premenopause dibandingkan dengan wanita-wanita
postmenopause. Pada gadis remaja, level leptin lebih tinggi dengan menurun
dengan meningkatnya tahap-tahap Tanner pubertas. Dengan demikian dengan
pubertas, terdapat peningkatan kepekaan pada leptin. Atau dengan cara lain
melihat hubungan ini, menurunnya leptin selama pubertas memungkinkan
pemasukan makanan yang lebih besar untuk pertumbuhan dengan menurunkan
tanda kenyang.
22
Cerita leptin memperbaiki kredibilitas pada hipotesis bobot yang penting yang
pada awalnya diusulkan oleh Rose Frisch pada tahun 1970an. Hipotesis bobot
yang penting menyatakan bahwa permulaan dan regularitas fungsi menstruasi
memerlukan pemertahanan bobot di atas level yang menentukan, dan dengan
demikian, di atas jumlah lemak tubuh yang menentukan. Selalu merupakan satu
misteri mengapa total lemak tubuh bisa berbicara dengan otak. Misteri tersebut
tidak ada lagi! Lemak berbicara dengan otak melalui leptin, dan sistem leptin
mempengaruhi reproduksi.
Hipotesis yang bersatu berfokus pada keseimbangan energi. Ketika energi yang
tersedia dialihkan secara berlebihan, seperti dalam olahraga, atau ketika tidak
23
memadai, seperti pada gangguan makan, reproduksi ditangguhkan untuk
mendukung metabolisme penting untuk kelangsungan hidup. Dengan demikian
reproduksi mungkin tidak secara langsung dipengaruhi oleh level lemak tubuh;
sebaliknya, lemak tubuh merupakan penanda kondisi energi metabolis, dan level
leptin yang sangat rendah pada pasien-pasien anorexia merupakan usaha yang
tepat untuk memulihkan nafsu makan, satu usaha yang gagal mengatasi
peningkatan pada CRH yang didorong oleh tekanan dan akibat-akibatnya. Hal ini
sesuai dengan penemuan bahwa NPY menstimulasi pengeluaran GnRH dan
meningkatkan respon gonadotropin pada GnRH pada binatang pengerat. Dari
sudut pandang teleologis, terdapat rasa pada hubungan ini; respon-respon yang
membantu tubuh menahan tekanan juga menghambat fungsi menstruasi karena
periode yang menekan bukan waktu yang ideal untuk reproduksi.
Rangkuman Leptin
Karena level leptin yang tinggi yang ada pada orang-orang yang kelebihan berat,
tujuan fungsi leptin terbatas pada efek di level rendah. Level leptin yang beredar
rendah berfungsi sebagai tanda bahwa cadangan lemak tidak memadai untuk
pertumbuhan dan reproduksi. Dengan demikian level rendah biasanya akan
mendorong hyperphagia, mengurangi pengeluaran energi, dan menekan sekresi
gonadotropin dan reproduksi. Level leptin yang tinggi dan daya tahan yang
tampak pada tindakan leptin yang terkait dengan berat tubuh yang berlebihan dan
lemak dengan demikian tidak akan mencerminkan daya tahan, teatpi kurangnya
efek fisiologis.
24
untuk individu-individu yang terkena, agonis leptin bisa dijadikan terapi. Gormon
perut lainnya, yang dikenal dengan PYY, beredar dengan level rendah pada
individu-individu gemuk dan ketika diberikan secara intravenus, mengurangi
nafsu makan. Bahkan jika sistem yang kompleks ini menghasilkan treatmen-
treatmen baru, kita cenderung tidak akan mampu mengabaikan makan secara tepat
dan berolahraga secara memadai.
25
yang kosong, dan sel-sel lemak potensial tidak bisa diketahui. Meski demikian,
jenis obesitas hiperplastik (lebih banyak sel lemak) mungkin terkait dengan masa
anak-anak dan memiliki prognosis yang buruk; tipe hipertropik (sel lemak yang
diperluas) yang merespon terhadap diet terjadi pada orang dewasa.
Tentu saja tampaknya ada komponen genetik. Bobot anak-anak yang diadopsi di
Denmark berkorelasi dengan berat tubuh orang tua biologis mereka tetapi tidak
dengan orang tua adopsi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh genetik
bahkan lebih penting pada masa anak-anak dibandingkan faktor-faktor
lingkungan. Penelitian lain menunjukkan bahwa kejadian familial pada obesitas
bisa disebabkan sebagian karena menurunnya tingkat pengeluaran energi yang
terkait secara genetik. Dalam studi-studi pada anak kembar identik dan fraternal
yang dibesarkan secara terpisah, hampir 70% varians dalam indeks massa tubuh
bisa ditimbulkan oleh pengaruh genetik dan 30% sisanya pada efek-efek
lingkungan. Setelah usia 3 tahun, obesitas pada anak-anak memprediksi obesitas
pada masa dewasa, dan obsitas orang tua melipat gandakan resiko obesitas orang
dewasa pada anak-anak yang gemuk maupun yang tidak gemuk.
Genetik dan biokimia menentang banyak orang gemuk. Sangat diakui bahwa
orang gemuk yang mengalami masalah panjang usia pasti memiliki gangguan,
satu gangguan yang tidak begitu dimengerti. Akan tetapi, bagi tiap-tiap individu,
sejauh mana predisposisi genetik ditunjukkan, tergantung pada pengaruh-
pengaruh lingkungan. Kelaziman obesitas berbanding terbalik dengan level
aktivitas fisik dan pendidikan dan berhubungan langsung dengan paritas. Dengan
demikian, faktor-faktor sosioekonomi dan perilaku merupakan determinan-
26
determinan penting berat tubuh, dan pasti tiap-tiap individu akan menunjukkan
dampak genetik dan lingkungan yang berbeda-beda.
Perubahan endokrin
Perubahan endokrin paling penting pada obesitas adalah peningaktan level insulin
darah basal. Level insulin yang beredar adalah sebanding dengan volume lemak
tubuh. Peningkatan pada lemak tubuh mengubah sekresi tubuh dan kepekaan
terhadap insulin, yang disebabkan karena insulin bertindak mengurangi
pemasukan makanan dengan menghambat penunjukkan neuropeptid Y serta
mempengaruhi agen-agen lain yang mempengaruh nafsu makan. Efek pada
neuropeptid Y diyakini diredakan melalui sistem penanda leptin.
Individu-individu yang kelebihan berat dicirikan oleh daya tahan insulin. Faktor
utama yang mempengaruhi daya tahan insulin adalah jumlah jaringan lemak
dalam tubuh, pemasukan kalori per hari, jumlah karbohidrat dalam diet, dan
jumlah olahraga sehari-hari. Setidaknya satu mekanisme daya tahan yang
meningkat pada insulin yang diamati dengan meningkatnya berat adalah
pengaturan turun reseptor-reseptor insulin yang dimunculkan oleh peningkatan
pada sekresi insulin. Peningkatan pada daya tahan insulin mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Level-level asam lemak bebas yang
beredar meningkat sebagai akibat dari supresi insulin yang tidak memadai dari sel
lemak. Daya tahan insulin mengakibatkan katabolisme trigliserid yang menurun,
yang menghasilkan penurunan pada HDL-kolesterol dan peningkatan pada LDL-
kolesterol. Tentu saja, hal ini merupakan mekanisme utama pengembangan
aterosklerosis. Hiperinsulinemia juga berhubungan langsung dengan hipertensi.
Hiperinsulinemia yang terkait dengan obesitas dapat dibalik dengan penurunan
berat. Peningkatan yang signifikan dicapai dengan penurunan berat yang sedang,
hanya 5-10% berat tubuh.
27
Sindrom metabolisme merupakan komplikasi serius dari berat tubuh yang
berlebihan; 60% dari laki-laki gemuk dan wanita gemuk mengalami sindrom
metabolis. Individu-individu yang mengalami sindrom metabolis memiliki resiko
diabetes yang sangat tinggi dan penyakit kardiovaskular. Selain daya tahan insulin
dan obesitas; sindrom metabolis mencakup tiga atau lebih karaktersitik-
karakteristik klinis berikut:
28
Adalah tidak mungkin memprediksi siapa yang benar-benar pada akhirnya akan
menderita diabetes karena kecenderungannya bersifat resesif, dan diabetes ini
tidak akan berkembang di setiap generasi dalam suatu keluarga. Tetapi berat
badan merupakan peringatan yang bagus. Seiring dengan meningkatkan berat
badan, frekuensi kejadian diabetes meningkat. Baik diabetes gestasional maupun
diabetes yang tergantung pada insulin lebih banyak dijumpai pada pasien-pasien
hamil yang kelebihan berat.
29
Obesitas anatomi
Obesitas gynoid (bentuk pir) mengacu pada distribusi lemak pada bagian tubuh
bawah (daerah-daerah tulang paha dan gluteal), sedangkan obesitas android (bentk
apel) mengacu pada distribusi tubuh sentral. Lemak gynoid lebih tahan terhadap
catecholamine dan lebih peka terhadap insulin dibandingkan lemak abdominal;
sehingga, ekstraksi dan penyimpanan asam lemak mudah terjadi, dan lemak
diakumulasi lebih cepat pada paha dan pantat. Lemak ini terkait dengan
peruabhan asam lemak minimal, dan dengan demikian, akibat-akibat negatif dari
metablisme asam lemak menjadi lebih kecil. Lemak gynoid terutama merupakan
lemak simpanan. Makna klinis dari semua ini adalah bahwa wanita dengan
obesitas gynoid cenderung tidak mengalami diabetes mellitus dan penyakit
jantung koroner dibandingkan wanita-wanita dengan obesitas android.
Obesitas android mengacu pada lemak yang berada di dinding perut dan lokasi-
lokasi visceral-mesentric. Lemak ini lebih peka terhadap catecholamine dan tidak
begitu peka terhadap insulin, dan dengan demikian, lebih aktif secara metabolis.
Adalah lebih mudah mengirimkan trigliserid ke jaringan-jaringan lain untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan energi. Distribusi lemak ini terkait dengan
hiperinsulinemia, toleransi glukosa yang terganggu, diabetes mellitus,
peningkatan tingkat produksi androgen, level globulin pengikat hormon seks yang
menurun, dan level testosteron dan estradiol bebas yang meningkat. Selain itu,
30
wanita dengan obesitas sentral memiliki level-level cortisol yang menurun, satu
penemuan yang sesuai dengan level-level leptin yang meningkat. Perubahan-
perubahan metabolis ini meningkat seiring dengan peningkatan berat badan.
Penanganan Obesitas
31
Selain tidak merokok, penurunan berat merupakan tindakan kesehatan paling
penting yang ada untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Setelah
mengatur usia dan merokok, Nurses Health Study membuktika kebenaran
peningkatan 3 kali lipat pada resiko penyakit koroner diantara wanita-wanita
dengan indeks massa tubuh 29 atau lebih. Bahkan wanita-wanita yang mengalami
kelebihan berat kelompok ringan dan sedang mengalami peningkatan yang
subtansial pada resiko koroner. Dalam Nurses Health Study, 40% kejadian
koroner bisa disebabkan oleh berat tubuh yang berlebihan, dan pada wanita-
wanita terberat, 70%. Tetapi yang paling penting, penurunan berat badan disusul
dengan penurunan pada mortalitas dari semua penyebab, dan khususnya,
penurunan pada mortalitas kardiovaskular dan kanker.
Bagi sebagian besar pasien, setelah evaluasi rutin untuk menyingkirkan patologi
seperti diabetes mellitus, dokter masih memiliki tugas meresepkan diet yang
sangat sulit. Tetapi tugas ini tidak sekedar hanya meresepkan diet atau meresepkan
obat anorektik. Program penurunan berat yang efektif memerlukan komitmen dari
pasien maupun dokter.
Dokter dan pasien harus menyetujui tujuan program diet. Meskipun dokter ingin
pasien mencapai berat ideal, pasien mungkin akan puas dengan berat badan yang
berkurang. Motivasi meningkat ketika tujuan tersebut memenuhi tujuan-tujuan
personal dan medis. Adalah realistik untuk menurunkan 4-5 pon di bulan pertama,
dan 20-30 pon dalam 4-5 bulan. Untuk mencapai tingkat penurunan berat yang
baik, pemasukan harus 500-1.000 kalori dibawah pengeluaran energi. Tetapi
seiring dengan menurunnya berat, kebutuhan energi menurun; oleh karena itu,
kecuali jika pemasukan energi menurun, tingkat penurunan berat akan lambat.
Dokter dan pasien harus menetapkan tujuan-tujuan yang masuk akal, dan hanya
diperlukan perubahan-perubahan kecil dalam diet dan aktivitas.
Meskipun terdapat berbagai macam cara dan buku diet, diet terbaik adalah
pembatasan kalori antara 900 dan 1200 kalori per hari, jumlah sesungguhnya
32
tergantung pada apa yang akan diterima dan dikejar pasien-pasien individu ketika
pemasukan energi kurang dari jumlah ini, maka sangat sulit untuk mendapatkan
level-level vitamin dan mineral yang dianjurkan. Vitamin dan suplemen mineral
harian sebaiknya digunakan dengan diet kalori yang sangat rendah. Percobaan
acak terkontrol menyimpulkan bahwa diet karbohidrat rendah, protein tinggi,
lemak tinggi menghasilkan penurunan berat yang lebih besar (hanya selisih 4 kg)
dalam 6 bulan pertama, tetapi setelah setahun tidak terdapat perbedaan
dibandingkan dengan diet kalori rendah, lemak rendah yang konvensional. Diet
karbohidrat rendah menghasilkan ketosis, yang menyebabkan halitosis signifikan.
Aspek yang melemahkan adalah bahwa penurunan satu pound lemak, sama
dengan pemasukan 3.500 kalori harus dikeluarkan. Diet harus perlahan-lahan dan
tetap agar efektif. Program-program yang berhasil mencakup perubahan perilaku,
kunjungan yang sering ke dokter, dan keterlibatan anggota keluarga. Perubahan
perilaku dimulai dengan mencatat setiap hari aktivitas dan perilaku yang terkait
dengan pemasukan makanan, disusul dengan menghilangkan petunjuk-petunjuk
yang tidak tepat (selain lapar) yang mengarah pada makan.
33
disuplemen dengan mineral dan vitamin sebagai satu-satunya sumber nutrisi
adalah lebih aman tetapi sebaiknya digunakan untuk obesitas parah dan dalam
pengawasan medis. Diet-diet ini secara potensial masih berbahaya. Kelemahan
lainnya pada diet semi-kelaparan adalah bahwa keberhasilan jangka pendek tidak
menjamin pemertahanan bobot jangka panjang. Dilaporkan bahwa hanya
seperempat hingga sepertiga individu yang kehilangan berat badan dengan
regimen ketogenik semi-kelaparan ditambah terapi modifikasi perilaku memiliki
penurunan berat jangka panjang yang signifikan. Di sisi lain, untuk seperempat
sampai sepertiga tersebut, hal ini merepresentasikan pencapaian besar dan
berguna untuk dilakukan. Sayangnya, diet yang berulang-ulang dan recidivisme
memiliki dampak negatif. Dengan tiap-tiap episode, tubuh belajar menjadi lebih
efisien, sehingga dengan tiap-tiap diet, berat turun secara lebih perlahan-lahan dan
diperoleh kembali secara cepat.
Merupakan hal yang biasa menghadapi pasien yang menyatakan tidak mampu
menurunkan berat badan meskipun mengikuti diet dengan kurang dari 1.200
kalori per hari. Dalam studi pada pasien-pasien semacam itu, ditemukan bahwa
pelaporan yang kurang tentang pemasukan makanan yang sesungguhnya dan
pelaporan yang berlebihan tentang aktivitas fisik keduanya banyak dijumpai.
Meskipun tidak benar untuk semua pasien, tentu saja beberapa individu memang
lebih banyak daripada yang mereka pikirkan dan berolah raga lebih sedikit dari
yang mereka laporkan ke dokter-dokter mereka. hal ini bukan merupakan usaha
yang disengaja untuk menipu dokter. Pasien-pasien ini benar-benar yakin
perlawanan mereka pada penurunan berat bersifat genetik dan tidak disebabkan
karena perilaku pribadi mereka sendiri. Mereka terkejut dan tertekan mengetahui
hasil-hasil pencatatan yang akurat dari pemasukan diet dan olahraga fisik.
Bantuan ahli diet dalam mencatat nilai makan dan olahraga minggu tertentu
adalah berguna. Jenis pengetahuan ini terbukti berpengaruh dalam memberi
motivasi untuk membuat perubahan-perubahan dalam gaya hidup yang
menghasilkan penurunan berat.
34
Meskipun sebagian besar usaha menghasilkan kesuksesan jangka pendek,
pemertahanan penurunan berat tidak banyak dijumpai. Organisasi-organisasi
komersial tidak lebih berhasil dibandingkan program-program yang diarahkan
oleh dokter atau kelompok-kelompok non-laba bantuan diri. Akan tetapi,
percobaan acak menunjukkan bahwa program komersial adalah lebih efektif
(meskipun penurunan bobotnya sedang) dibandingkan rencana bantuan sendiri
yang diarahkan pasien. Hampir 90% sampai 95% orang yang kehilangan berat
badan segera mendapatkannya kembali. Dengan demikian, adalah jelas mengapa
tipu muslihat berlimpah di bidang penanganan pasien ini. Sikap yang lebih masuk
akal adalah menekankan berapa banyak yang bisa diperoleh dengan penurunan
berat yang hanya sedikit. Penurunan berat sebanyak 5-10% dari berat tubuh
menghasilkan efek-efek yang menguntungkan pada resiko-resiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus.
35
mengancam hidup yaitu hipertensi pulmori primer dan penyakit cardiac vaskular,
dan produk-produk ini ditarik dari pasar.
Karena berat badan akan diperoleh kembali setelah penghentian treatmen obat,
terapi jangka panjang adalah lebih baik. Akan tetapi, sangat sedikit informasi yang
tersedia tentang penggunaan jangka panjang obat-obat penekan nafsu makan.
Studi-studi jangka pendek menunjukkan hanya kemanjuran sedang dengan
respon-respon variabel. Kebanyakan penurunan berat terjadi dalam 6 bulan
pertama dan dibatasi pada 5-10 kg (11-22 lbs). Meskipun demikian, treatmen
jangka panjang memungkinkan beberapa individu bisa mempertahankan
penurunan berat badan dan melakukan perubahan yang menguntungkan secara
lebih efektif dalam diet dan gaya hidup. Disarankan agar treatmen dengan obat-
obat penekan nafsu makan dibatasi pada individu-individu yang tidak bisa
menurunkan berat badan dengan metode-metode konvensional dan yang
menunjukkan komorbiditas yang signifikan, seperti obesitas android, penyakit
jantung koroner, daya tahan insulin, dan hipertensi. Pencapaian berat badan
normal cenderung tidak dengan treatmen obat; akan tetapi penurunan berat
badan 5% sampai 10% akan memiliki dampak menguntungkan yang penting
36
terhadap faktor-faktor resiko penyakit. Meski demikian, perubahan gaya hidup
tetap merupakan intervensi paling penting dan efektif untuk treatmen obesitas.
Pola olahraga fisik yang teratur mengurangi resiko myocardial infarction pada
semua orang. Baik penurunan berat maupun aktivitas olahraga yang meningkat
akan menurunkan level low density lipoprotein (LDL), dan peningkatan level high
density lipoprotein (HDL). Keuntungan lebih lanjut dari olahraga yang
diperpanjang adalah penghambatan nafsu makan yang berlangsung selama
berjam-jam dan yang terkait dengan peningkatan pada tingkat metabolis yang
tersisa selama 2-48 jam. Oleh karena itu, program yang optimal mencakup
periode olahraga harian satu jam (dengan intensitas sedang, seperti berjalan
cepat), bahkan 2 atau 3 kali per minggu bisa efektif. Gabungan diet dan olahraga
adalah lebih baik daripada hanya salah satu, dan mereka-mereka yang berolahraga
lebih berhasil dalam mempertahankan penurunan berat badan. Waktu terbaik
untuk olahraga adalah sebelum makan atau sekitar 2 jam setelah makan.
Sayangnya, orang tidak bisa membakar kalori penting dengan cepat; memerlukan
waktu 18 menit lari atau 2 jam berjalan untuk mengimbangi hamburger rata-rata.
37