Anda di halaman 1dari 10

Dasar keyakinan ini adalah firman Allah: Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman.

Katakanlah (kepada mereka): Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: Kami telah tunduk, karena iman itu
BAB I belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi
sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Hujurat:14)
PENDAHULUAN

Iqrar (mengucapkan) dengan lisan maksudnya adalah mengucapkan dua kalimah syahadat. Dasar kewajiban
mengikrarkan adalah hadis
A Latar Belakang
Semakin majunya tekhnologi membuat kita harus berhati-hati dalam bertindak. Apalagi sebagai
...
seorang mahasiswa baru, kita dihadapkan pada kemajuan teknologi dan keinginan untuk mencoba sesuatu
yang baru.
Pilihan terbaik yang akan kita pilih bergantung pada seberapa kuat iman kita. Untuk menjaga ...Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa ilaaha illallah...
iman kita, kita perlu tahu terlebih dahulu definisi iman dan hal-hal lainyang perlu diperhatikan. Untuk itu,
kami menyusun makalah ini, sebagai tugas dan tambahan pengetahuan kami mengenai iman.
Mengamalkan dengan anggota badan maksudnya adalah menjalankan segala perintah dan menjauhi larang-
B Rumusan Masalah larangan di dalam al-Quran dan Hadis. Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa amal bagian dari iman adalah;
1 Apa pengertian dan wujud iman?
2 Bagaimana proses terbentuknya iman?



3 Apa saja tanda-tanda orang beriman?
4 Mengapa kita perlu mengenal Allah?
5 Apa saja sifat Rasul? "Iman itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh
sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada tuhan yang
BAB II berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan...

PEMBAHASAN
Firman Allah SWT:

1 Pengertian dan Wujud Iman


A Pengertian Iman

Iman secara bahasa berarti percaya (at-tashdiq)

Secara istilah, para ulama ahlus sunnah wal jamaah mengartikan iman dengan;

Meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan.
Jadi, Iman itu mencakup tiga hal :

1 Keyakinan dengan hati.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
2 Pengucapan dengan lisan. dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.
3 Pengamalan dengan anggota badan (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
Keyakinan dengan hati maksudnya adalah meyakini kebenaran segala hal yang telah disebutkan oleh Allah
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni'mat) yang mulia.(Q.S.Al-Anfaal :2-4)
di dalam al-Quran, atau dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallm di dalam hadis.
-


Telah memberitahu kami Abul Walid, ia berkata telah meberitahu kami Syu'bah, ia berkata telah
mengabarkan kepada kami Adullah bin Abdullah bin Jabr, ia berkata, aku mendengar dari Anas bahwa
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi Nabi SAW bersabda: "Diantara tanda-tanda iman adalah mencintai kaum Anshar dan di antara tanda-
tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang tanda munafik adalah membencinya."
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni'mat) yang mulia. (Q.S.Al-Anfaal:74)
3 Mencintai saudaranya sesama Islam
"Cinta adalah kecenderungan terhadap sesuatu yang diingini", kata Imam Nawawi, "Sesuatu
yang dicintai tersebut dapat berupa sesuatu yang diindera, seperti bentuk atau dapat juga berupa perbuatan
seperti kesempurnaan, keutamaan, mengambil manfaat atau menolak bahaya."
Maka mencintai dalam kesempurnaan iman berarti mencintai apa yang terjadi pada dirinya,
terjadi pula pada saudaranya. Mencintai jika saudaranya mendapatkan kebahagiaan sebagaimana ia
mencintai kebahagiaan itu. Umar bin Khatab pernah menyatakan bahwa ia mencintai Rasulullah melebihi
siapapun selain dirinya. Setelah dikoreksi Rasulullah, barulah ia mencintai Rasulullah di atas mencintai
dirinya.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan - -

Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Q.S.Al-Hujurat:15) Dari Anas r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"
B Wujud Iman
1 Cinta kepada Rasulullah 4 Memerintahkan yang maruf dan melarang yang mungkar
Sebenarnya dalam diri semua manusia ada kecintaan kepada satu orang yang dalam kondisi umum Dalilnya :
manusia selalu mencintainya melebihi siapapun. Ia maafkan kesalahannya. Ia puji kebaikannya meskipun
hanya sedikit. Ia kagumi ia. Ia tempatkan di tempat yang terhormat. Selalu dijaga dan selalu dibela. Orang
: :
itu adalah dirinya sendiri. Namun dalam kesempurnaan iman, kecintaan kepada Rasulullah juga harus

melebihi kecintaan kepada dirinya sendiri.

Berikut ini matan lengkap hadits Shahih Bukhari ke-15: []


-
Dari Abu Said Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu alaihi wa
Dari Anas r.a. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sempurna keimanan seseorang diantara sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu
kalian hingga ia lebih mencintai aku daripada kedua orangtuanya, anaknya, dan manusia semuanya." maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman. (Riwayat Muslim)
Bukankah diri sendiri juga termasuk dalam kalimat "manusia seluruhnya"? maka hadits ini tidak
mengkecualikannya.

2 Mencintai kaum anshar


Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong
Anshar ( )merupakan bentuk jamak (plural) dari kata atau yang berarti
"penolong." Huruf lam yang ada pada kata itu untuk membatasi istilah dalam hadits ini dan juga dalam sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang maruf, mencegah dari yang mungkar. (QS.
terminologi Islam, bahwa Anshar itu berarti penolong Rasulullah SAW. Mereka adalah suku Aus dan suku At-Taubah: 71)
Khazraj yang sebelumnya dikenal dengan Ibnay Qailah (dua anak Qailah), nenek moyang mereka. Karena
pertolongannya yang begitu besar kepada Rasulullah SAW dan para muhajirin, khususnya sejak hijrah,
maka Rasulullah menamakan mereka "Anshar".
Dengan pertolongan yang diberikan kepada Rasulullah, Anshar menjadi dibenci dan dimusuhi
oleh banyak kabilah. Oleh karena itu Rasulullah mengingatkan agar kaum muslimin mencintai mereka. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang maruf, dan
Bahkan menjadikan kecintaan itu sebagai tanda keimanan. Tentu saja, kecintaan itu juga harus dimiliki mencegah dari yang mungkar. (QS. Ali Imran: 110)
oleh orang-orang yang datang pada generasi berikutnya, termasuk di zaman kita. Berikut ini matan
lengkap hadits Shahih Bukhari ke-17: 2 Proses Terbentuknya Iman
Sejak awal seluruh Roh manusia (jamak arwah) telah mengambil kesaksian bahwa Rabb-nya Allah SWT. Al-Quran menjelaskan tanda-tanda orang beriman ada beberapa kriteria yaitu sebagai berikut.
Ini berarti setiap manusia telah memiliki benih iman (Qs. Al Araf: 172). Ditegaskan lebih lanjut oleh Allah SWT
dalam Qs. Ar Rum: 30 bahwa setiap ciptaan dan dalam hal ini manusia fitrahnya adalah mengesakan Allah. Artinya, 1 Jika disebut nama Allah, hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari saraf memorinya.
fitrahnya berarti beriman kepada Allah dan berarti pula fitrahnya adalah Islam. Jika dibacakan ayat suci Al-Quran, bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (QS Al-Anfal ([8] :
2)
Potensi fitrah atau iman Islam tersebut perlu ditindaklanjuti dan yang paling berkompeten menumbuhkan
potensi iman Islam tersebut adalah kedua orang tua. Sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW
yang artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan Fitrah, orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut
menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Pada kenyataannya bermacam agama atau kepercayaan yang dipeluk dan dianut manusia. Apabila dalam
diri seseorang telah terikat dengan tatanan iman, harus dikembangkan untuk mencapai iman yang kokoh. Dalam Al-
Quran Surat Ali Imron 190-191, dijelaskan bahwa perkembangan iman dapat melalui dua jalan, yaitu fikir dan dzikir
dan sebaliknya. Dilakukan dan berjalan secara seimbang.

Pembentukan iman terdiri dari lima prinsip, yaitu:

a. Prinsip Pembinaan Berkesinambungan

Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang penting, terus menerus, dan tidak berkesudahan.
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin mampu bersikap selektif. Sesungguhnya orang-orang yang beriman [594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati
Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu penting mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mengarahkan proses motivasi agar membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif menghadapi nilai-nilai hidup mereka bertawakkal. (QS Al-Anfal ([8] : 2)
yang patut diterima atau yang seharusnya ditolak.
[594]. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
b. Prinsip Internalisasi dan Individuasi [595]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan
memuliakanNya.
Iman dapat lebih mantap terjelma dalam bentuk tingkah laku tertentu apabila anak didik diberi kesempatan
untuk menghayatinya melalui suatu peristiwa internalisasi (yakni usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap
mentalnya) dan individuasi (yakni menempatkan nilai serasi dengan sifat kepribadiannya). Pendekatan untuk
membentuk tingkah laku yang mewujudkan nilai-nilai iman tidak dapat hanya mengutamakan nilai-nilai itu dalam 2 Senantiasa tawakal, yaitu kerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan
bentuk jadi, tetapi juga harus mementingkan proses dan cara pengenalan nilai hidup tersebut. untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut sunnah Rasul (QS Ali Imran [3] : 120, QS Al-Maidah
[5] : 12, QS Al-Anfal [8] : 2, QS At-Taubah [9] : 52, QS Ibrahim [14] : 11, QS Mujadilah [58] : 10, dan QS
c. Prinsip Sosialisasi At-Taghabun [64] : 13)

Usaha pembentukan tingkah laku mewujudkan nilai iman hendaknya tidak diukur keberhasilannya
terbatas pada tingkat individual (hanya dengan memperhatikan kemampuan seseorang dalam kedudukannya
sebagai individu), tetapi perlu mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan interaksi sosial (proses
sosialisasi) orang tersebut. Pada tingkat akhir harus terjadi proses sosialisasi tingkah laku, sebagai kelengkapan
proses individuasi, karena nilai iman yang diwujudkan ke dalam tingkah laku selalu mempunyai dimensi sosial.

d. Prinsip Konsistensi dan Koherensi

Usaha yang dikembangkan untuk mempercepat tumbuhnya tingkah laku yang mewujudkan nilai iman
hendaknya selalu konsisten (tetap dan konsekuen) dan koheren (tidak saling bertentangan) agar bisa
menciptakan kerangka pola tingkah laku yang diharapkan.

e. Prinsip Integrasi

Nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak sebagai ilmu dan keterampilan tingkah laku yang terpisah- Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka
pisah, tetapi melalui pendekatan yang integratif, dalam kaitan problematik kehidupan yang nyata. bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS Ali Imran [3] :
3 Tanda Tanda Orang Beriman 120)
[595]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.

Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan [646]. Dan Kami
menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu
tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu." (QS At-Taubah [9] : 52)

[646]. Yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid.


Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka
12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan
shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik[406] sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan
Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu
sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

[406]. Maksudnya ialah: menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban dengan hati yang ikhlas. ( QS Al-
Maidah [5] : 12)

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah
memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami
mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya
orang-orang mukmin bertawakkal. (QS Ibrahim [14] : 11)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati mereka,
dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal. (QS Al-Anfal [8] : 2)

[594]. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.


(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah
saja. (QS At-Taghabun [64] : 13)

3 Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (QS Al-Anfal [8] : 3, dan QS Al-
Muminun [23] : 2 dan 7) dan orang-orang yang menunaikan zakat. (QS Al-Muminun [23] :4)

5 Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (QS Al-Muminun [23] : 3 dan 5)

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka. (QS Al-Anfal [8] : 3)

Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. (QS Al-Muminun
[23] : 3)

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya. (QS Al-Muminun [23] : 2)

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. (QS Al-Muminun [23] : 5)

6 Memelihara amanah dan menepati janji (QS Al-Muminun [23] : 6)

Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

[995]. Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya. (QS Al-Muminun [23] : 7)

4 Menafkahkan rezeki yang diterimanya (QS Al-Anfal [8] : 3, dan QS Al-Muminun [23] : 4)

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang
Kami berikan kepada mereka.(QS Al-Anfal [8]:3)
Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki [994]; maka sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada terceIa.

[994]. Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan
budak belian yang didapat di luar peperangan. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu,
wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin yang ikut dalam
peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. (QS Al-Muminun [23] : 6)
4 Mengenal Allah (Marifatullah)
A Makna Marifatullah
Ma'rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma'riaftullah dimaknai dengan pengenalan
terhadap jalan-jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah SWT.
Menurut Ibn Al Qayyim : Ma'rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma'rifah (orang-orang yang mengenali
Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan
konsekuensi pengenalannya.
7 Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (QS Al-Anfal [8] : 74) Rasulullah SAW merupakan figur teladan dalam ma'rifatullah, beliau adalah orang yang paling utama dalam
mengenali Allah SWT. Sabda Nabi,Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan yang paling takut kepada-
Nya. (HR Al Bukahriy dan Muslim).
Hadits tersebut merupakan bentuk sanggahan beliau terhadap pernyataan tiga orang yang ingin mendekatkan
diri kepada Allah dengan keinginan dan perasaannya sendiri.
Figur berikutnya, adalah para ulama yang senantiasa mengamalkan ilmunya. Allah SWT berfirman,

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi
tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-
benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (QS Al-Anfal [8] : 74)
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (QS. Fathir (35) :
8 Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (QS An-Nur [24]:62) 28).

Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang B. Kekuatan Dalil
memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Eksistensi Allah Swt. sebagai Rabb seru sekalian alam ini dikuatkan oleh berbagai dalil-dalil dan bukti-
Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang bukti yang kuat yang telah disiapkan Allah Swt. untuk manusia dalam berbagai bentuk bagi orang-orang yang
beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu mau menggunakan akalnya dan menggunakan petunjuk yang telah diberikan kepadanya. Begitu banyak dalil
keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan dalam Al Quran yagn menyatakan bahwa Allah Swt. adalah Pencipta, Pemelihara, Pengatur, Penguasa seluruh
untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An-Nur alam semesta seperti yang telah banyak disebutkan di atas.
[24] : 62) Dalil Naqli
Dalam firman Nya yang lain, bahkan Allah Swt. Memperkuat persaksiannya seperti terlihat dalam ayat:
Yang memberi manfaat dan bahaya
.

Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya
Katakanlah: selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. (QS. Al-Anam (6) : 17)

Yang menghidupkan dan mematikan


"Siapakah yang lebih kuat
persaksiannya?"
Katakanlah: "Allah. .
Dia menjadi saksi Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu,
antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang
ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhanyang lain di persekutukan. (QS. Ar-Rum (30) : 40)
samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah:"Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang
Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". (Q. S. Al Melalui ayat-ayat kauniyyah
Anaam (6) : 19)
Sesungguhnya banyak sekali fenomena -fenomena yang terdapat di jagat raya ini yang menunjukan
kebesaran Allah SWT.
C. Jalan menuju Marifatullah
Fenomena terjadinya alam
Ada dua jalan utama yang harus ditempuh oleh seorang Mukmin dalam rangka marifatullah (mengenal Allah Diantara sesuatu yang wajib diterima akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada pasti ada yang
SWT). mengadakan. Begitu juga alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya
.
Melalui ayat-ayat Quraniyyah Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)
(QS. Ath-Thuur (52) :35)
Dia sebagai pencipta segala sesuatu
.
Fenomena Kehendak yang tinggi
Yang demikian itu adalah Allah, Rabbmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Ilah (yang berhak
disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan (QS. Al-Mukmin (40) : 62)
Kalau anda memperhatikan alam ini, anda akan menemukan bahwa alam ini sangat tersusun rapi. Hal
ini menunjukan bahwa disana pasti ada kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang
Yang memberi rizki Maha Pintar dan Bijaksana.


.
Fenomena Kehidupan
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu.Adakah pencipta selain Allah yang dapat Bila anda perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi anda akan menemukan berbagai jenis dan
memberikan rezki kepada kamu dari langit dan dari bumi Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain bentuknya, serta berbagai macam cara hidup dan berkembang biak
Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS. Fathir (35): 3) .



Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
Yang memiliki sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami apakan sesuatu apapun di dalam
Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan. (QS. Al-Anam (6) :38)


Semua itu menunjukan bahwa di sana ada zat yang menciptakan membentuk, menentukan rizqinya dan

.
meniupkan ruh kehidupan pada dirinya.
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa .


yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan Katakanlah:"Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia)
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siap yang dikehendaki-Nya dan dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. segala sesuatu. (QS. Al-Ankabut (29) : 20)
(QS. Al-Baqarah (2) : 284)
Bagaimana pun pintarnya manusia tentu ia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup dari sesuatu Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.
yang belum ada. Allah SWT menantang manusia untuk membuat seekor lalat, jika mereka mampu. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak
berterima kasih. (QS. Al-Israa` (17) : 67)

.
Fenomena -fenomena yang menunjukan adanya Allah sangat banyak sekali. Barang siapa yang
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya menginginkan tambahan hendaklah membaca alam yang maha luas ini, dan memperhatikan penciptaan
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun langit dan bumi serta manusia, pasti akan menemukan dalil-dalil dan bukti yang jelas akan adanya
mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah Allah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah
(pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj (22) : 73) 5 Rasul dan Sifat- Sifatnya
A Rasul
Fenomena petunjuk (hidayah) dan ilham : 1 Definisi
Rasul adalah orang yg menerima wahyu Allah SubhanallahuwaSubhannallahu wataala untuk
Ketika kita mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna dari yang disampaikan kepada manusia. (KBBI)
sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya. Bagaimana kita dapat memberikan argumentasi petunjuk ini Menurut bahasa, Rasul berarti utusan, sedangkan menurut istilah, Rasul adalah manusia pilihan yang
? Bagaimana ia dapat terwujud ? Bagaimana ia dapat tegak ? diberi wahyu untuk dirinya sendiri dan wajib menyampaikan kepada yang lain. (Be Smart PAI oleh
Tuti Yustiani)

Bayi ketika dilahirkan ia menangis dan mencari puting susu ibunya. Siapa yang mengajari bayi 2 Tugas-Tugas Rasul
tersebut ?
Seekor ayam betina ketika mengerami telurnya ia membolak-balikkan telurnya, agar zat makanan yang Tugas agung mereka mengajak manusia beribadah kepada Allah dan meninggalkan
terdapat pada telur tersebut rata, dengan demikian telur tersebut dapat menetas. Secara ilmiah akhirnya
sesembahan selain-Nya. Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah
diketahui bahwa anak-anak ayam yang sedang diproses dalam telur itu mengalami pengendapan bahan
makanan pada tubuhnya dibagian bawah. Jika telur tersebut tidak digerak-gerakkan niscaya zat merupakan dasar dan jalan dakwah para rasul seluruhnya. Hal ini dikabarkan Allah
makanan yang ada dalam tersebut tidak merata, dengan demikian ia tidak bisa menetas. Siapa yang Subhannallahu wataala dalam firmanNya:
mengajarkan ayam untuk berbuat demikian ?
Sungguh disitu terdapat jawaban yang diberikan akal, yaitu adanya Zat yang memberi hidayah

(petunjuk).
Akal yang sehat akan berpendapat bahwa disana pasti ada yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al
Quran menerangkan bahwa zat yang memberi hidayah itu adalah Allah yang menciptakan lalu Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
memberi hidayah. Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu (QS. An Nahl:36)
.
Musa berkata:"Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk Menyampaikan syariat Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang diturunkan
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk". (QS. Thaahaa (20) :50) kepada manusia.
Fenomena pengabulan doa Dalil:
Kita sering mendengar seseorang yang ditimpa suatu musibah yang membuat hatinya hancur luluh,
putus harapan, lalu ia berdoa menghadap Allah SWT. Tiba-tiba musibah itu hilang, kebahagiaan pun

kembali dan datanglah kemudahan setelah kesusahan. Siapa yang mengabulkan doa ?
Sudah menjadi suatu yang logis bila seorang menghadapi bahaya pasti menghadap Allah SWT dan
Keterangan-keterangan (mujizat) dan kitab-kitab.Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar
kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka
memikirkan (QS. An Nahl: 44)

Menunjukkan umat kepada kebaikan dan mengabarkan mereka tentang pahala yang
disiapkan bagi pelaku kebaikan dan memperingatkan mereka dari kejelekan dan siksaan
berdoa. yang disiapkan orang-orang yang durhaka, sebagaimana firman Allah:
jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah
membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu
(selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin


bertawakkal. (QS. Al-Imron (4) : 160)


.

(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul Dulu bani Isra`il diurus(dipimpin) oleh banyak nabi. Setiap kali seorang
itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. An Nisa: 165) nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Syariat para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa
Memperbaiki manusia dengan teladan dan contoh yang baik dalam perkataan dan para rasul diutus dengan membawa syariat baru.
perbuatan.
Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan


untuk kalian. (QS. Ali Imran : 50)
Adapun para nabi, mereka datang bukan dengan syariat baru, akan tetapi hanya
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) menjalankan syariat rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak Bani Isra`il, kebanyakan mereka menjalankan syariat Nabi Musa alaihis salam
Rasul pertama adalah Nuh alaihis salam, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam alaihis
menyebut Allah (QS.Al Ahzab:21)
salam.
Adam pernah berkata pada umatnya,
Menegakkan dan menerapkan syariat Allah diantara hamba-hambaNya, firman Allah

Subhannallahu wataala: Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah
rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan


oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya.

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian
diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah orang-orang yang beriman?.
(Al- Baqarah ayat 91)
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang
Juga dalam firman-Nya:
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan Mereka membunuh para nabi tanpa haq. (QS. Al-Baqarah : 61)
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (QS. Al Maidah:49) Allah menyebutkan dalam surah-surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan
rasul.
Menjadi saksi sampainya penjelasan syariat kepada manusia.


B Sifat-Sifat Rasul
1 Siddiq artinya benar, jujur. Mustahil Rasul bersifat Kizib (dusta)
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan 2 Amanah artinya dapat dipercaya. Mustahil Rasul bersifat Khianat (tidak dapat dipercaya)
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) 3 Tabligh artinya menyampaikan. Mustahil Rasul bersifat Kitman(menyembunyikan)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu (QS. Al Baqarah:143) 4 Fatanah artinya cerdik, bijaksana. Mustahil Rasul bersifat Baladah (bo

BAB III

3 Perbedaan Rasul dan Nabi PENUTUP


Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian. Karena tidak mungkin seorang itu
menjadi rasul kecuali setelah menjadi nabi.
Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah
beriman. A Kesimpulan
Dalil: Iman kepada Allah berarti meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota
badan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Salah satu wujudnya adalah dengan menjalankan perintah-Nya dan
Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut- menjauhi larangan-Nya. Iman terbentuk melalui fikir dan zikir. Pengenalan Allah bertujuan untuk
turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Rasul memiliki sifat wajib dan mustahil.
mendustakannya. (QS. Al-Mu`minun : 44) B Saran
Agar kita senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah dan Rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai